Aspen dan Amerika sudah berada dalam mobil yang dikendarai oleh Caesar.
Amerika menatap lurus ke depan, memperhatikan Aspen dari belakang yang duduk di sebelah anak buahnya.
Mobil ini berbeda dengan mobil yang kemarin dia naiki saat kembali dari rumah sakit.
Diperhatikan cukup lama oleh Amerika, Aspen merasa ada sesuatu dia bertanya, “Apa yang sedang kau pikirkan, Ameerika?”
Mendengar pertanyaan Aspen membuat Amerika sedikit terkejut karena dia juga tanpa sadar sudah terlalu lama memperhatikan pria itu, semenjak masuk dalam mobil tadi.
“Eh, tidak … hm … “ Amerika menjawab dengan gugup dan pipinya merona karena merasa malu.
Aspen yang melihat e
“Maafkan aku!”Kata Amerika setelah sampai di atas dan turun dari gendongan Aspen. Wajahnya terlihat merah merona, napasnya terengah-engah.Amerika menunduk sengaja menutupi wajahnya agar tidak terlihat oleh Aspen. Pasti bisa dia bayangkan saat ini warna wajahnya seperti udang rebus. Memikirkan hal itu membuat perutnya terasa sakit.Amerika merutuki dirinya sendiri karena malas berolahraga, seandainya dia tidak malas mungkin tidak akan terjadi insiden seperti barusan.Aspen hanya tersenyum kecil melihat tingkah laku Amerika yang menurutnya terlihat manis sekali.“Amerika jangan merasa sungkan, aku tahu kamu belum terbiasa. Jangan merasa malu seperti ini. Anggaplah aku tidak pernah menggendongmu. Ayo kita mas
Alex menggebrak meja saat tiba di rumahnya, dadanya kembang kempis, matanya melotot lebar, dia mendidih karena marah.Perkataan nenek membuatnya kesal, dia harus mengormati naneknya karena bagaimana pun nenek masih ratu di istanah Rosen.Jadi kalau dia mau dianggap sebagai manusia di sini Alex akan melakukan apa pun untuk menyingkirkan Niko.Alex selalu merasa bahwa dirinyalah yang berhak menjadi penerus keluarga dan dinobatkan sebagai putra mahkota. Seandainya saja kedua orang tuanya tidak melakukan kesalahan sudah pasti Alex tidak akan diperlakukan seperti ini.Amina masuk ke dalam saat melihat tangan Alex merah dia langsung panik dan mendekati putranya.“Alex apa yang kau lakukan? Kalau kau kesal bukan berarti kau bi
Caesar berjalan menghampiri Aspen dan Niko yang berdiri di balkon lantai satu keduanya terlihat serius dengan posisi memandang jauh. Keduanya terlihat rapi mengenakan setelan jas Aspen berwarna abu-abu sementara Niko berwarna biru dongker. Kali ini rambut Niko terlihat rapi disisir ke belakang, diolesi gel rambut beraroma vanila, terasa manis. “Kenapa kau tidak membangunkan Amerika untuk membantumu.” Tanya Aspen pada Niko. Posisi keduanya hampir sama, berdiri menatap pemandangan jauh di sana dengan kedua tangan dimasukkan ke dalam saku celana. Seandainya saja Niko tidak berambut gondrong pasti orang yang melihat mereka berdua akan mengatakan kalau mereka adalah saudara kembar. Niko melirik sejenak dengan wajah dinginnya, sejak tadi dia membayangkan situasi di istana saat dia sampai di sana nanti. Sudah hampir set
Nenek yang mendengar perkataan Niko sedikit kesal, tapi nenek menahan emosinya. Dia tidak ingin memperlihatkannya kepada semua anggota keluarga di sini, Terutama kalau sampai Alex melihatnya memarahi Niko. Alex akan semakin percaya diri untuk merebut apa yang sudah dia berikan pada Niko. Nenek mendesah lalu berkata, “Kau haru tenang Niko, aku tidak menyuruhmu segera menikah tapi segeralah menetapkan pilihan. Kalau kau belum siap saat ini, aku kasih waktu beberapa bulan lagi, setidaknya kau harus ingat bahwa calon Putra Mahkota harus sudah punya pendamping. Apa kau paham?” Niko yang mendengar suara lembut neneknya menjadi sedikit tenang. Lisa yang duduk di depan Niko menatap putranya itu, dengan wajahnya dan juga tatapan matanya memberi saran pada putranya untuk tidak berkata lagi.
Semua mata kini tertuju pada Niko setelah memeriksa ponsel mereka masing-masing. Nenek menatap Niko dengan geram, selama ini dia sangat mempercayai Niko. “Niko, bisa kau jelaskan semua ini pada Nenek?” Niko masih bersikap tenang dan tersenyum lebar. Bukannya takut atau merasa bersalah dia justru membalas dengan senyuman. Membuat nenek dan lainnya menjadi bingung. Kenapa Niko malah tertawa lebar bukannya takut atau … “Nenek, apa kau mudah percaya dengan foto itu. Sekarang jaman canggih, semua foto bisa direkayasa. Aku adalah seorang model di luar sana, super model. Ada banyak penggemar dan wanita yang ingin bersamaku. Kalau nenek tidak percaya, nenek bisa bertanya langsung pada Aspen, dia tidak pernah sekalipun meninggalk
Alan mendesah lalu berdiri menghampiri anaknya, “Kau berhati-hatilah, jaga sikapmu. Jangan membuat orang lain kesal.”Perkataan ayahnya hanya diterima Niko dengan ekspresi wajah dingin. Sejak dulu ayahnya ini tidak pernah bersikap hangat kepadanya.Sebenarnya Niko merasa kalau ayahnya terlalu lemah dan tidak pernah bisa mengambil keputusan atau bertindak sebagai ayah semestinya untuk dirinya.Niko mengepal tinjunya kuat-kuat, menahan emosi. Ketika Lisa melihat perubahan ekspresi Niko, dia pun ikut berdiri menghampiri Niko.Meski tidak ada yang bisa dia lakukan, Lisa hanya menatap Niko dari dekat, sudut bibirnya tertarik, dia tersenyum lalu mengedipkan kedua matanya.Aspen dan ketua pelayan yang melihat ketig
Setelah mendengar bahwa ayahnya dalam bahaya Amerika bergegas keluar dari rumah dengan keadaan linglung. Dia tidak tahu harus berbuat apa.Saat dia sudah berada di luar rumah, sebuah pesan masuk.Amerika segera memeriksa, pesan dari lelaki yang dia kenali, ada alamat di sana.Amerika langsung saja berlari berusaha keluar, lalu seseorang yang diperintahkan oleh Aspen dan Niko untuk menjaga rumah mendekati Amerika saat dia melihat gadis itu berlari dengan wajah panik.“Nona apa yang terjadi, ada yang bisa saya bantu?” kata Caesar.“Apa kau bisa mengantarku ke tempat ini sekarang juga.” Amerika memperlihatkan ponselnya pada Caesar.Saat Caesar melihat alamat i
Dimitri sudah menjambak rambut Amerika, tangannya menekan leher Amerika dengan kuat. Terpaksa Caesar berhenti saat dia melihat Amerika dalam bahaya.“Ah, sialan!” teriak Caesar saat melihat Amerika dalam posisi tak berdaya.“Kau, kau bajingan. Sebaiknya lepaskan aku. Aku tidak ada hubungannya dengan gadis itu.” Teriak Celine yang masih dalam posisi kedua tangan terikat.James yang melihat istrinya berteriak histeris dan egois terlihat marah, dia tidak pernah berpikir kalau ternyata wanita yang dia nikahi akan menjadi seperti ini.Dalam hati James merasa bersalah pada Amerika. Selama ini dia selalu meminta Amerika untuk menerima keadaan Celine karena James berpikir istrinya mungkin depresi setelah mengalami kehidupan yang turun drastis, tapi tidak
Di ruang sidang dewan istana, beberapa anggota dewan terdiri dari sepuluh orang salah satunya Mister Launch, ayah Karina. Semalam Karina sudah ketakutan begitu mendapat kabar dari Amanda bahwa Niko sudah membuat Alex tidak bisa berjalan dan membawa ibunya pergi dari kediaman mereka. Karina tidak bisa tidur semalaman, tadi pagi saat ayahnya hendak pergi ke istana dia juga berpesan agar ayahnya bisa membantu membujuk Niko untuk tidak membuatnya menderita karena dia sudah menyesali atas apa yang sudah dia lakukan pada Amerika. Mister Launch menghela napas dalam saat dia duduk dengan gelisah, semua mata tertuju kepadanya. Karena dari kesepuluh anggota dewan istana keluarga Launch selalu yang membuat keputusan sepihak dan terlihat jelas tidak mendukung Niko dengan alasan karena putrinya tidak dilirik Niko sama sekali.
Tidak berapa lama Niko sudah keluar dari gedung tersebut.Masuk ke dalam mobil dengan raut wajah dingin membuat Aspen tidak banyak bertanya kepadanya.Suara ponsel Niko berbunyi, sebuah nama tertera di layar depannya.Dimitri …“Hallo …”“Bos, semua yang sudah bos perintahkan, sudah aku lakukan.”“Bagus, lalu …”“Kondisi ayahnya Amerika sudah membaik, awalnya perempuan itu menolak bantuaku tapi setelah aku jelaskan dia menjadi senang entah apa yang dia pikirkan.”“Aku tahu.”
Dalam waktu singkat setelah membawa pulang Amerika kembali ke kastil tempat mereka tinggal selama di Rosen. Niko meminta ibunya dan juga bibinya, ibunya Aspen untuk menjaga Amerika, karena gadis itu masih trauma.“Bibi, maaf merepotkanmu kali ini.” Ucap Niko pada Lucia yang juga sebagai kepala pelayan di kediaman ibunya.“Tidak apa-apa Pangeran, selama kau pergi, biar aku yang akan menjaganya.” Jawab Lucia.“Terima kasih.” Ucap Niko.“Nik, semuanya sudah siap. Apa kita pergi sekarang?” tanya Aspen.Niko menatap Amerika yang masih tertidur dengan tubuh diselimuti, sebelumnya seorang dokter istana sudah memeriksa Amerika dan diberikan obat penenang sehingga dia mengantuk lalu tert
“APA? ADA APA?” Amina bergegas menuju kamar Alex yang sudah dipenuhi para pelayan.Semua orang menyingkir memberikan jalan kepada Amina.“DIA KENAPA?” teriak Amina suaranya memekakan telinga.“Amina tenangkan dirimu.” Ucap Adrian pada istrinya.“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu, hah? Dia anakmu. Apa kau tidak melihatnya dia terluka.”“Dia hanya pingsan dan menurut dokter istana lukanya juga tidak parah.”“Adrian …” bola mata Amina melotot.“Kalian semua bisa keluar.” Perintah Adrian pada semua pelayan.
Dari tempat Amerika, dia bisa mendengar suara letusan senjata yang sangat keras tapi di luar kamar tidak terdengar apa-apa.“Nik, maafkan aku! Huwaaaa … Mama … tolong aku.” Setelah berbicara Alex melihat darah segar keluar dari kakinya tak lama kemudian dia pingsan.Niko mengambil pistol miliknya lalu dia pergi meninggalkan Alex yang masih tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.“Niko …” seru Aspen.“Bereskan semuanya seperti biasa, aku hanya memberinya peringatan. Dia sendiri yang menembak kakinya.” Kata Niko raut wajahnya dingin, dia memberikan pistol yang ada di tangannya pada Aspen.“Baiklah!” kata Aspen, dia langsung masuk ke kamar setelah itu menghub
Alex membuka resleting baju Amerika saat pintu didobrak dari luar dengan keras.BRAK!Seketika Niko masuk bersama dengan Aspen dan dua orang pengawalnya.Alex terkejut bola matanya melebar saat dia melihat Niko yang langsung berjalan berlari menerjangnya.“Dasar bajingan!” teriak Niko dengan keras.Tendangannya mengenai wajah Alex.“AUW … PENGAWAL.” Teriak Alex sambil memegang wajahnya yang terasa sakit akibat tendangan keras Niko.Aspen dan yang lain langsung menghajar para pengawal yang ada di kamar sebelah saat mereka tahu bahwa ada orang lain di dalamnya.
Aspen dengan cepat mengirimkan share lokasi pada Caesar.Saat Caesar sudah keluar dan berada di halaman istana dia mendengar suara ponselnya bergetar dari saku celananya.Dengan cepat Caesar meraih ponsel miliknya lalu dia mendesah dan sedikit berteriak pada beberapa pengawal Niko.“Semuanya ikuti mobilku sekarang juga.” Seru Caesar.“Siap Tuan!” jawab mereka langsung masuk ke dalam mobil yang lainnya.Rombongan mobil itu melaju kencang ke luar istana.Penjaga gerbang istana dengan cepat membuka pintu gerbang otomatis ketika mereka melihat iring-iringan mobil Pangeran Niko bergerak keluar.Dari pesta kebun Amand
“Aspen bawa alatnya kemari.” Perintah Niko, dia berjongkok menatap tajam bola mata Bella. “A-apa yang akan kau lakukan, Niko jangan macam-macam.” Teriak Bella mengancam dan juga ketakutan saat dia sadar Niko sepertinya tahu sesuatu. Niko menyeringai jahat saat sudut bibirnya berkedut, sangat menyeramkan. Semua orang yang melihat ekspresi Niko saat ini pastinya bakalan kencing di celana seperti yang dirasakan Bella. “Aku akan menjemput anakmu, tapi sebelumnya ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu kepadamu. Sepertinya aku sudah memberimu begitu banyak waktu tapi ternyata kau saja yang tidak tahu diri dan jangan salahkan aku kalau aku bertindak seperti ini kepadamu, wahai Bibiku.” “Niko, aku mohon jangan lakukan
“Amerika, aku ada keperluan lain sebentar kau bisa kembali ke kastil bersama Caesar.” Ucap Niko, dia memajukan badannya pada Amerika, berbisik di telinganya. Karina dan juga Amanda yang sedari tadinya tanpa berkedip sekalipun mengawasi mereka dengan intens. “Kamu mau ke mana?” tanya Amerika bola matanya melebar. “Aku ada urusan yang harus aku selesaikan saat ini juga.” Jawab Niko, dia sudah berdiri. Saat itu juga Aspen pun berjalan mendekati Niko. Tapi Niko berbelok sebentar kea rah ayahnya yang sedang berbicara dengan seseorang. “Yang Mulia bisa kita mengobrol sebentar.” Niko berbisik pada ayahnya. Si tamu menundukkan bad