Dimitri sudah menjambak rambut Amerika, tangannya menekan leher Amerika dengan kuat. Terpaksa Caesar berhenti saat dia melihat Amerika dalam bahaya.
“Ah, sialan!” teriak Caesar saat melihat Amerika dalam posisi tak berdaya.
“Kau, kau bajingan. Sebaiknya lepaskan aku. Aku tidak ada hubungannya dengan gadis itu.” Teriak Celine yang masih dalam posisi kedua tangan terikat.
James yang melihat istrinya berteriak histeris dan egois terlihat marah, dia tidak pernah berpikir kalau ternyata wanita yang dia nikahi akan menjadi seperti ini.
Dalam hati James merasa bersalah pada Amerika. Selama ini dia selalu meminta Amerika untuk menerima keadaan Celine karena James berpikir istrinya mungkin depresi setelah mengalami kehidupan yang turun drastis, tapi tidak
Bagaimana mungkin Niko bisa sampai di sini, bukankah mereka sedang dalam perjalanan ke luar negeri.Saat Amerika melihat sosok yang ada di depannya adalah Niko, Amerika sangat terkejut tapi juga senang.“Kau, beraninya kau menghajar seorang wanita.” Tatapan mata yang dingin dan suara tajam Niko membuat Amerika merinding mendengarnya.Untuk pertama kalinya sejak dia mengenal Niko, dia belum pernah melihat Niko seperti ini. Sangat menakutkan.BUK!Niko dengan cepat meninju bagian perut Dimitri membuat tubuh Dimitri terhempas berpindah tempat beberapa meter jauhnya.Dimitri terlihat kesakitan, Niko mendekatinya.Kali ini Niko
Niko?Semua yang mendengar langsung terdiam.“Apa, dia milikmu? Heh, enak saja, dia bukan barang tauk!”Semprot Celine dengan kesal.James langsung menarik lengan tangan istrinya lalu berkata, “Celine, tak bisakah kau diam, jangan terlalu banyak bicara.”“Kau, kau … kenapa kau menyuruhku diam.”“Ibu, sudahlah. Hentikan! Ayah, aku minta maaf.” Kata Amerika.“Kalau kalian sudah selesai reuni keluarga sebaiknya, kau, Amerika cepat kembali. Aku tidak peduli dengan yang lainnya.”“Hei, kau ini siapa? Seenaknya sendiri
Setelahnya … Amerika tak sadarkan diri. Dia terjatuh lemas di pangkuan Niko. “Amerika, bangun. Amerika …” Niko berusaha membangunkan Amerika, menggoyangkan tubuhnya yang sudah jatuh terkulai di atas pangkuannya. Tiba-tiba saja wajah Niko berubah merah terasa panas. Ada seorang wanita jatuh ke dalam pangkuannya, ini untuk pertama kalinya. Masih dengan wajah panik dan bingung, Niko terus menggoyang badan tubuh Amerika. Tangan kanan Niko reflek menyentuh kening Amerika. ‘Panas … dia demam.’ Gumam Niko sendiri saat telapak tangannya disentuhkan ke kening Amerika. Aspen yang sedang mengendarai dari kaca spion memperhatikan Niko dan j
“Ganti karyawan?” Kata Aspen, kedua matanya melotot.“Apa ganti karyawan? A-aku tidak pernah berpikir seperti itu.” Jawab Niko dia membuang pandangannya.Aspen yang melihatnya hanya tersenyum. Aspen tahu benar, Niko memang selalu seperti ini dia tidak pernah mau mengatakan dengan jujur kalau dia menyukai seseorang. Sudah bagus Niko bisa menerima orang lain selain dirinya.Sejak kecil Niko susah berteman, dia tipe orang pilih-pilih dan menyebalkan. Jadi banyak orang yang tidak menyukainya.Di bangsal lain seorang suster wanita tengah berbicara dengan seorang dokter lelaki.“Dokter Leo, ada pasien di bangsal sebelah. Kau bisa membantuku untuk memeriksanya.”
Di lain tempat, Celine masih kesal dengan kejadian yang menimpanya. Siapa sangka dia bertemu dengan sosok pemuda sombong seperti Niko. Duduk di kursi penumpang Celine masih terus nyerocos, kali ini yang menjadi sasarannya adalah suaminya. “James, kalau saja tadi kau tidak meleraiku, aku sudah menampar pemuda sombong itu.” Kata Celine giginya bergemeretak saking kesalnya. “Celine, sudahlah! Kenapa kau selalu mencari gara-gara. Sudah bagus dia masih berbaik hati pada putri kita.” Jawab James dengan tenang. Dia melirik pada sopir, kedua matanya bertatapan dengan Caesar. Caesa yang mendengar kalimat perempuan di kursi penumpang hanya bisa menghela napas. Dia berpikir kenapa masih ada orang seperti wanita ini, dia sungguh jauh berbeda dengan Amerika. Sungguh malang
Amerika hampir tersungkur ke lantai saat itu juga Niko dengan cepat berlari meraih tangan Amerika, adegan berikutnya mereka sudah berpelukan. Tangan Niko melingkar pada pinggang Amerika, posisi keduanya seperti orang tengah berdansa. Amerika mengerjapkan kedua matanya saat sadar wajahnya begitu dekat dengan wajah Niko. Meski begitu tatapan Niko pada Amerika masih terlihat dingin. Amerika menahan napas saat dia mencium aroma manis pada tubuh Niko. Semua orang yang berada di sana ikut tercengang, sungguh adegan yang sangat luar biasa. Aspen mulutnya terbuka lebar, dia tidak bisa berbuat apa-apa saat kejadian tersebut, tangannya terlambat meraih Amerika. Gadis berambut pirang melihat kejadian tersebut semakin geram, dia awalnya ingin membuat Amerika terjatuh dan malu ta
Setelah Aspen berhasil memperingati semua orang dia akhirnya keluar. Beberapa perawat yang melihatnya terkagum-kagum dengan sosok Aspen. Mereka saling bergosip satu sama lain, dalam pikiran mereka sungguh beruntung gadis yang tadi bersama kedua pria tampan itu. Semua orang pada akhirnya membubarkan diri, beruntung kejadian itu belum sempat terlihat orang penjaga keamanan dan pihak rumah sakit, kalau saja Toni tidak cepat pergi ceritanya akan lain lagi. Aspen sudah di luar saat dia melihat Amerika tengah berjongkok di tanah dengan wajah menunduk tenggelam pada kedua lututnya. Niko hanya berdiri memperhatikan Amerika tanpa bisa berbuat apa-apa. “Nik, aku akan membawa mobil ke sini. Sebaiknya kita segera pulang. Ada beberapa orang yang mengawasi kita dari tadi.” Bisik A
Mendengar perkataan kakaknya itu Amanda tertawa terbahak-bahak. “Hahaha … Kakakku yang tampan, sungguh kau percaya diri sekali. Biar aku ingat-ingat ya kapan kamu bisa mengalahkan Niko …” Amanda memegang dagunya sendiri, manik matanya bergerak ke kanan ke kiri, dia mondar mandir di depan Alex. Alex yang melihat sikap Amanda merasa kesal, meski dia sendiri menyadari kekurangannya. Benar apa yang dikatakan adik semata wayangnya, tapi tetap saja saat ini Alex sungguh percaya diri. Saat memikirkan betapa menderitanya dia selama ini karena harus selalu menjadi cemoohan semua orang di istanah yang selalu membanding-bandingkan dirinya dengan Niko, meski mereka tidak mengatakannya tapi dari tatapan semua orang kepadanya jelas sekali Alex bisa merasakannya. Bukan salahnya kal
Di ruang sidang dewan istana, beberapa anggota dewan terdiri dari sepuluh orang salah satunya Mister Launch, ayah Karina. Semalam Karina sudah ketakutan begitu mendapat kabar dari Amanda bahwa Niko sudah membuat Alex tidak bisa berjalan dan membawa ibunya pergi dari kediaman mereka. Karina tidak bisa tidur semalaman, tadi pagi saat ayahnya hendak pergi ke istana dia juga berpesan agar ayahnya bisa membantu membujuk Niko untuk tidak membuatnya menderita karena dia sudah menyesali atas apa yang sudah dia lakukan pada Amerika. Mister Launch menghela napas dalam saat dia duduk dengan gelisah, semua mata tertuju kepadanya. Karena dari kesepuluh anggota dewan istana keluarga Launch selalu yang membuat keputusan sepihak dan terlihat jelas tidak mendukung Niko dengan alasan karena putrinya tidak dilirik Niko sama sekali.
Tidak berapa lama Niko sudah keluar dari gedung tersebut.Masuk ke dalam mobil dengan raut wajah dingin membuat Aspen tidak banyak bertanya kepadanya.Suara ponsel Niko berbunyi, sebuah nama tertera di layar depannya.Dimitri …“Hallo …”“Bos, semua yang sudah bos perintahkan, sudah aku lakukan.”“Bagus, lalu …”“Kondisi ayahnya Amerika sudah membaik, awalnya perempuan itu menolak bantuaku tapi setelah aku jelaskan dia menjadi senang entah apa yang dia pikirkan.”“Aku tahu.”
Dalam waktu singkat setelah membawa pulang Amerika kembali ke kastil tempat mereka tinggal selama di Rosen. Niko meminta ibunya dan juga bibinya, ibunya Aspen untuk menjaga Amerika, karena gadis itu masih trauma.“Bibi, maaf merepotkanmu kali ini.” Ucap Niko pada Lucia yang juga sebagai kepala pelayan di kediaman ibunya.“Tidak apa-apa Pangeran, selama kau pergi, biar aku yang akan menjaganya.” Jawab Lucia.“Terima kasih.” Ucap Niko.“Nik, semuanya sudah siap. Apa kita pergi sekarang?” tanya Aspen.Niko menatap Amerika yang masih tertidur dengan tubuh diselimuti, sebelumnya seorang dokter istana sudah memeriksa Amerika dan diberikan obat penenang sehingga dia mengantuk lalu tert
“APA? ADA APA?” Amina bergegas menuju kamar Alex yang sudah dipenuhi para pelayan.Semua orang menyingkir memberikan jalan kepada Amina.“DIA KENAPA?” teriak Amina suaranya memekakan telinga.“Amina tenangkan dirimu.” Ucap Adrian pada istrinya.“Bagaimana bisa kau berkata seperti itu, hah? Dia anakmu. Apa kau tidak melihatnya dia terluka.”“Dia hanya pingsan dan menurut dokter istana lukanya juga tidak parah.”“Adrian …” bola mata Amina melotot.“Kalian semua bisa keluar.” Perintah Adrian pada semua pelayan.
Dari tempat Amerika, dia bisa mendengar suara letusan senjata yang sangat keras tapi di luar kamar tidak terdengar apa-apa.“Nik, maafkan aku! Huwaaaa … Mama … tolong aku.” Setelah berbicara Alex melihat darah segar keluar dari kakinya tak lama kemudian dia pingsan.Niko mengambil pistol miliknya lalu dia pergi meninggalkan Alex yang masih tergeletak di lantai tidak sadarkan diri.“Niko …” seru Aspen.“Bereskan semuanya seperti biasa, aku hanya memberinya peringatan. Dia sendiri yang menembak kakinya.” Kata Niko raut wajahnya dingin, dia memberikan pistol yang ada di tangannya pada Aspen.“Baiklah!” kata Aspen, dia langsung masuk ke kamar setelah itu menghub
Alex membuka resleting baju Amerika saat pintu didobrak dari luar dengan keras.BRAK!Seketika Niko masuk bersama dengan Aspen dan dua orang pengawalnya.Alex terkejut bola matanya melebar saat dia melihat Niko yang langsung berjalan berlari menerjangnya.“Dasar bajingan!” teriak Niko dengan keras.Tendangannya mengenai wajah Alex.“AUW … PENGAWAL.” Teriak Alex sambil memegang wajahnya yang terasa sakit akibat tendangan keras Niko.Aspen dan yang lain langsung menghajar para pengawal yang ada di kamar sebelah saat mereka tahu bahwa ada orang lain di dalamnya.
Aspen dengan cepat mengirimkan share lokasi pada Caesar.Saat Caesar sudah keluar dan berada di halaman istana dia mendengar suara ponselnya bergetar dari saku celananya.Dengan cepat Caesar meraih ponsel miliknya lalu dia mendesah dan sedikit berteriak pada beberapa pengawal Niko.“Semuanya ikuti mobilku sekarang juga.” Seru Caesar.“Siap Tuan!” jawab mereka langsung masuk ke dalam mobil yang lainnya.Rombongan mobil itu melaju kencang ke luar istana.Penjaga gerbang istana dengan cepat membuka pintu gerbang otomatis ketika mereka melihat iring-iringan mobil Pangeran Niko bergerak keluar.Dari pesta kebun Amand
“Aspen bawa alatnya kemari.” Perintah Niko, dia berjongkok menatap tajam bola mata Bella. “A-apa yang akan kau lakukan, Niko jangan macam-macam.” Teriak Bella mengancam dan juga ketakutan saat dia sadar Niko sepertinya tahu sesuatu. Niko menyeringai jahat saat sudut bibirnya berkedut, sangat menyeramkan. Semua orang yang melihat ekspresi Niko saat ini pastinya bakalan kencing di celana seperti yang dirasakan Bella. “Aku akan menjemput anakmu, tapi sebelumnya ada yang harus aku lakukan terlebih dahulu kepadamu. Sepertinya aku sudah memberimu begitu banyak waktu tapi ternyata kau saja yang tidak tahu diri dan jangan salahkan aku kalau aku bertindak seperti ini kepadamu, wahai Bibiku.” “Niko, aku mohon jangan lakukan
“Amerika, aku ada keperluan lain sebentar kau bisa kembali ke kastil bersama Caesar.” Ucap Niko, dia memajukan badannya pada Amerika, berbisik di telinganya. Karina dan juga Amanda yang sedari tadinya tanpa berkedip sekalipun mengawasi mereka dengan intens. “Kamu mau ke mana?” tanya Amerika bola matanya melebar. “Aku ada urusan yang harus aku selesaikan saat ini juga.” Jawab Niko, dia sudah berdiri. Saat itu juga Aspen pun berjalan mendekati Niko. Tapi Niko berbelok sebentar kea rah ayahnya yang sedang berbicara dengan seseorang. “Yang Mulia bisa kita mengobrol sebentar.” Niko berbisik pada ayahnya. Si tamu menundukkan bad