Rowan yang menarik tubuh Ghea membuat tubuh ibu satu anak itu menempel sempurna di tubuhnya. Ghea yang melingkarnya tangannya di leher sang suami, membuat ciuman lebih dalam. Keduanya larut dalam pertukaran saliva itu. Menikmati setiap sesapan yang diberikan.Saat napas mulai terengah, Rowan melepaskan tautan bibir itu. Rowan beralih mendaratkan kecupan di leher Ghea. Aroma tubuh Ghea yang memabukkan itu membuat Rowan tak mau melepaskan begitu saja kenikmatan itu. Perlahan Rowan mendorong cardi yang dipakai sang istri. Menyisakan baju tidur bertali spageti di sana.Bahu Ghea yang terekspos membuat Rowan terus mendaratkan kecupan di sana. Ghea yang merasa ciuman itu hanya bisa melenguh saja. Kenikmatan yang dirasakan membuatnya terbang melayang.Sambil terus mendaratkan kecupan, Rowan membuka bajunya. Tangan Ghea ikut membuka baju yang dipakai oleh Rowan. Sambil membelai lembut tubuh suaminya itu. Saat sang suami melepaskan celananya, dia mendaratkan kecupan di dada sang suami. Rowan h
Ghea dan Rowan pulang tepat jam delapan malam. Saat pulang ternyata anak-anak sudah tidur. Tersisa Mommy Shea dan Daddy Bryan saja di rumah.“Mommy dan Daddy menginap saja di sini.” Ghea menatap kedua orang tuanya.“Tidak, kami mau pulang dulu. Karena besok harus ke rumah kakakmu. Mereka juga akan pergi besok.”Ghea langsung melihat ke arah suaminya. Dia merasa jika ternyata yang meminta tolong pada orang tuanya tidak hanya mereka saja. Orang tuanya benar-benar sibuk sekali. Dari rumah satu anak ke rumah anak yang lain.“Baiklah kalau begitu. Titip salam untuk Kak El dan Kak Freya.” Ghea menautkan pipi di pipi sang mommy.“Nanti Mommy sampaikan.”Setelah orang tuanya pulang, Ghea dan Rowan segera masuk ke rumah. Mereka mengecek keadaan anak-anak mereka. Saat masuk ke kamar Gemma, mereka melihat Kiara tidur di kamar Gemma. Kiara tampak memeluk Gemma. Tampak mereka tidur dengan pulas.“Aku rasa jika Kak Kiara terus dekat dengan Gemma, dia akan cepat sembuh.” Ghea menatap sang suami.“Iy
Ghea langsung panik ketika ditanya seperti itu. Dia, Dean, dan Rowan adalah satu angkatan. Jadi jika ada reuni, pastinya mereka akan datang bersama-sama. Namun, kali ini hanya dirinya dan Rowan saja yang datang. Tentu saja itu membuat curiga kakak iparnya.“Dean tidak bisa datang. Karena jadwal kuliahnya padat.” Ghea terpaksa berbohong. Dia berharap jika kakak iparnya tidak akan tanya Dean secara langsung.“Oh … iya, pasti dia sedang sibuk. Lagi pula dia ke sini hanya untuk reuni saja, pasti sayang jika harus meninggalkan kuliahnya.” Freya menyimpulkan hal itu.“Benar.” Ghea mengangguk. Dia bersyukur sang kakak ipar percaya dengan yang diucapkannya. “Apa sudah semua dibawa ke ruang makan?” Ghea segera mengalihkan pembicaraan.“Sudah.” Freya mengangguk. Merasa tidak perlu ada yang dibawa lagi.Ghea, Freya, Shera, dan Kiara akhirnya segera ke depan. Menghampiri anak-anak mereka yang sedang bermain air. Tampak anak-anak begitu senang sekali.“Ayo, makan dulu. Berenangnya lagi.” Freya mem
Seharian keluarga bersama-sama menikmati waktu di vila. Bermain bersama dan tertawa bersama. Mereka menghabiskan waktu bersama. Walaupun tidak semua keluarga bisa ikut, tetapi tidak mengurangi kebahagiaan mereka.Sore hari anak-anak bermain bola. Para daddy menemani bermain bola. Hanya para mommy pun turut menemani anak-anak bermain masak-masak. Mereka ikut ambil peran dalam permainan.Mommy Shea dan Daddy Bryan sibuk dengan cucu barunya. Karena Rivans begitu menggemaskan, mereka sampai tidak mau jauh-jauh dari cucu kecilnya itu.Kiara memilih duduk sendiri. Melihat orang-orang dengan kegiatannya. Terutama dia melihat anaknya yang asyik bermain. Rowan yang melihat kakaknya.“Kenapa tidak bergabung?” Rowan bertanya seraya duduk di samping Kiara.“Lihatlah, sudah ramai sekali.” Kiara tersenyum tipis.Rowan mengalihkan pandangan pada Gemma dan Anka yang sedang bermain. Tampak Ghea, Freya, dan Shera ikut bermain juga. “Seharusnya ikut saja. Kak Kiara bisa menikmati waktu bersama dengan Ge
Mendengar nama Steven, Kiara langsung menangis. Dia teringat dengan pria yang dicintainya itu. Dia mengingat bagaimana melihat waktu Steven meninggal di rumah sakit.“Mommy kenapa menangis?” Gemma tidak mengerti kenapa sang mommy menangis.Kiara terus menangis. Dia merasa bersalah atas kematian Steven. Walaupun dia bisa mengatakan pada mama Steven, jika yang terjadi pada Steven adalah takdir, tetapi di hati kecilnya, dia masih menyalahkan apa yang terjadi pada Steven. Rasa panik itu membuat Kiara terus menangis.Melihat sang mommy yang tidak kunjung menangis. Gemma langsung berlari keluar. Mencari bantuan. “Mommy, Daddy.” Gemma berteriak seraya berlari mencari Ghea dan Rowan.Ghea dan Rowan yang mendengar suara Gemma segera berlari ke dalam. Mereka tahu jika Gemma tadi tidur dengan Kiara. Jadi mereka panik ketika melihat apa yang terjadi. Tak hanya Ghea dan Rowan saja yang masuk, semua yang berada di dekat perapian tadi itu masuk. Mengecek apa yang terjadi.“Gemma.” Ghea yang melihat
Kiara bangun dan mendapati anaknya tidak ada di sisinya. Sejenak dia mengingat jika semalam dia sempat menangis karena pertanyaan sang anak. Kiara merasa tidak bisa mengendalikan diri semalam. Rasanya berat sekali untuk bertemu dengan anaknya saat ini. Kiara membayangkan jika anaknya pasti takut.Saat sedang memikirkan hal itu, suara ketukan pintu terdengar. Kiara segera mengalihkan pandangan ke arah pintu. Saat pintu terbuka, tampak seorang anak kecil terlihat dari balik pintu.“Mom Ki.” Gemma yang berada di balik pintu memanggil ibunya.Kiara tidak menyangka jika ternyata anaknya datang ke kamarnya. Dia pikir anaknya akan menjauh darinya. “Gemma.” Dia memanggil anaknya itu. Dia segera menegakkan tubuhnya. Bersandar pada headboard tempat tidur.Mendengar suara sang mommy, Gemma segera masuk ke dalam kamar. Tampak sang mommy sedang tersenyum ke arahnya. Itu membuat Gemma ikut tersenyum. Gemma naik ke tempat tidur. Menghampiri sang mommy. Satu pelukan diberikan Gemma pada sang mommy.K
Mommy Shea memberikan isyarat tangan agar Kiara mau bergabung. Mommy Shea memahami perasaan Kiara yang sedang bersedih. Karena itu dia memilih untuk memanggil Kiara.Kiara langsung mengalihkan pandangannya. Ternyata sang ibu mertua Rowan yang memanggil.“Mommy, aku main bersama Kean, Lean, Anka, dan Rigel dulu.” Gemma menengadah menatap sang mommy.“Pergilah.” Kiara memberikan izin.Gemma segera pergi. Bergabung dengan sepupu-sepupunya. Di saat Gemma pergi, Kiara menghampiri keluarga Adion.“Sini berjemur sekalian minum teh.” Mommy Shea meminta Kiara untuk duduk di sampingnya.Kiara menangguk. Kemudian duduk di samping Mommy Shea.Melihat Kiara bergabung, Freya segera menuangkan teh untuk Kiara. “Ini teh early grey. Aromanya khas dan begitu menenangkan. Pas diminum saat pagi hari.” Freya memberikan cangkir berisi teh.“Terima kasih.” Kiara segera meminum teh yang diberikan Freya. Aroma teh begitu menenangkan. Membuatnya jauh lebih tenang.“Jangan merasa tidak enak. Mengungkapkan apa y
“Selamat pagi, Bu guru.” Anak-anak membalas sapaan ibu guru wali kelas mereka.Kean langsung menutup mata Gemma. “Kata mommy anak tidak boleh memuji berlebihan.”“Kamu mengganggu saja.” Gemma mengalihkan tangan Kean.“Halo, anak-anak. Ibu guru mau kenalkan guru olahraga kalian yang baru. Namanya Pak Kafi. Beri salam pada Pak Kafi.” Bu guru memberikan perintah pada guru baru.“Selamat pagi, Pak Kafi.” Semua anak menyapa guru baru tersebut.“Selamat pagi anak-anak. Perkenalkan nama saya Kafi Giffari. Panggil saja Pak Kafi. Saya mengajar pelajaran olahraga. Semoga kalian bisa senang belajar dengan saya.” Kafi tersenyum melihat anak-anak.“Kami pasti akan senang belajar dengan Pak Kafi.” Gemma dengan polosnya menjawab sambil berdiri. Kafi yang melihat Gemma menjawab tersenyum. Merasa lucu sekali dengan gadis kecil itu. Masih kecil, tetapi sudah centil. “Kamu ini.” Kean memukul Gemma yang kecentilan pada guru baru. Dia juga langsung menarik Gemma untuk duduk. “Baiklah, kita akan berolah