Reisqa Auristela telah menikah selama satu tahun dengan Wildan Sasmita. Keduanya memutuskan menikah karena alasan perjodohan. Tidak hanya itu, ayah Reisqa sangat ingin anaknya menikah dengan seseorang dari keluarga Sasmita. Mengingat, ayah Wildan adalah kawan baik ayah Reisqa.
Saat itu, Reisqa diberi dua pilihan. "Menikah, atau pergi dari rumah?"
Sangat berat, bagi Reisqa yang saat itu berusia 22 tahun. Ia masih ingin bekerja di bidang yang ia sukai. Ia belum siap berumah tangga dengan alasan apapun.
"Apa kau tak ingin sarapan dahulu, Wildan?" tanya Reisqa.
Perempuan itu berusaha meluluhkan Wildan yang selama ini belum terbuka dengannya. Entah karena ia tak menyukai Reisqa atau apa. Perempuan itu sendiri sudah berusaha ikhlas menerima kehidupannya. Ia menerima Wildan dan mengakuinya sebagai suami.
"Aku tak akan sarapan di rumah. Di kantor semua sudah disiapkan. Aku akan bekerja sampai larut malam."
Wildan tidak pernah menjawab pertanyaan Reisqa dengan benar. Ia selalu menjawab pertanyaan Reisqa dengan alasan. Padahal, Reisqa hanya ingin jawaban 'ya' atau 'tidak.'
Perempuan itu kembali ke meja makan. Ia tidak tahu mengapa dirinya hanya mendapatkan perlakuan tidak menyenangkan. Padahal, ia ingin Wildan terbuka dan mengakuinya juga. Pernikahan ini akan selamanya seperti ini. Tidak ada yang bisa mereka jadikan alasan perceraian, saat kedua orang tua mereka masih hidup.
"Mengapa aku terus seperti ini? Kapan diriku mulai bahagia? Reisqa, engkau masih sangat muda."
Perempuan itu hanya bisa mengeluh dengan dirinya sendiri. Ia tak tahu kapan dirinya akan bahagia. Semua kebahagiaannya kini hanya tergantung pada Wildan Sasmita.
Merasa tak punya kesibukan, Reisqa akan melihat kembali apa yang diberi orang-orang saat pernikahannya satu tahun yang lalu. Memang benar bahwa ia tidak memiliki waktu melakukan kegiatan setelah pernikahan.
Kado pertama dari kawan Reisqa sedikit absurd jika Reisqa pikir. Sebuah 'pengaman' untuk pengantin baru. Ia bahkan tidak yakin jika Wildan akan melakukannya. Walau, seingat Reisqa, di suatu malam Wildan melakukan hubungan dengannya. Pria itu mabuk berat, dan membuat Reisqa ketakutan
"Karen, ia sangat aneh. Mengapa memberiku hal semacam ini?" Reisqa membuang jauh benda itu dan ingin melihat beberapa kado yang tersimpan di dalam lemari khusus penyimpanannya.
Ia pikir, pasti semua yang memberinya kado pernikahan berharap hadiah yang mereka berikan diterima oleh Reisqa. Nyatanya, ada beberapa barang yang Reisqa tak akan gunakan.
Beberapa pakaian yang diharapkan membuat lekuk tubuh Reisqa menonjol, akan ia buang. Tidak ada gunanya melakukan hal yang tidak disukai dirinya sendiri. Berpenampilan sensual tidak akan membuat Wildan tertarik kepadanya.
Reisqa akui kadang ia memang ingin memberi Wildan hatinya. Ia juga bisa cemburu walau hubungannya tak berjalan baik dengan suaminya sahnya tersebut.
Siang ini Reisqa berencana untuk pergi ke sebuah Mall. Ia akan membeli beberapa pakaian. Dirinya sudah biasa hidup dibawah pengawasan. Meskipun begitu, ia harap dirinya tidak kedapatan melakukan sesuatu yang buruk. Ini bisa membuat ayahnya marah.
Keluarga Sasmita sebenarnya sangat menginginkan Reisqa dan Wildan segera mempunyai anak. Akan tetapi, itu adalah hal yang tidak mungkin.
Mereka sekarang, sudah tinggal jauh dari rumah keluarga Sasmita. Wildan beralasan ia ingin tinggal bersama Reisqa saja.
Perempuan ini menyadari bahwa apa yang Wildan lakukan semata-mata agar menyembunyikan kisah rumah tangga ini. Ia berharap, tidak ada yang terbongkar sedikitpun ke keluarganya.
Tak sampai lama Reisqa sampai di sebuah mall yang ingin ia kunjungi. Mall Graha adalah surganya berbelanja. Bagi Reisqa menghemat uang adalah hal penting.
Apalagi, ia juga menerima uang nafkah dari Wildan. Cukup aneh jika di dengar. Wildan tidak pernah mengajaknya bermesraan tapi tetap memberi nafkah.
Reisqa akhirnya sampai di sebuah toko baju yang sejatinya adalah merk terkenal. Ia hanya membeli pakaian mahal untuk pergi keluar rumah, kalau ia berada di rumah dengan Wildan ia juga tidak memakai pakaian yang mahal.
Semua orang mengenalnya sebagai istri dari Wildan, yang notabenenya adalah keluarga Sasmita. Mereka adalah orang kaya yang juga memperhatikan betul tentang penampilan.
"Halo Nyonya Reisqa!" sapa salah seorang karyawan di toko tersebut.
Reisqa menoleh dan tersenyum. Ia menyapa kembali karyawan tersebut. Ia mengatakan bahwa dirinya mencari pakaian baru yang cocok dengan style-nya. Ia berharap dapat menemukan pakaian yang cocok.
Karyawan tersebut segera mencari produk baru yang tersedia terbatas untuk Reisqa. Ia tahu betul bahwa Reisqa adalah istri Wildan.
Sebuah dress mini nan cantik diberikan karyawan itu untuk Reisqa. Ia menyuruh Reisqa untuk mencobanya terlebih dahulu. Semoga saja, perempuan itu menyukainya.
"Cobalah nyonya. Ini adalah edisi terbatas!"
Reisqa langsung mengambil gaun itu dan pergi ke ruang ganti. Penampakan luarnya, gaun ini memang cantik, tapi seseorang tidak akan langsung menyukainya jika belum mencobanya.
Di dalam, Reisqa mencoba gaun itu. Nampak sangat pas dan elegan. Ia ingat, akan ada acara keluarga beberapa hari lagi. Reisqa tahu, jika adik dari Wildan akan menikah. Setidaknya ia harus datang dan memberi selamat.
"Ini sangat bagus. Aku harus membeli yang lain juga!"
Tanpa Reisqa sadari ia mulai pusing dan lama kelamaan tidak sadar! Perempuan itu tidak sempat meminta tolong! Tubuhnya terbaring di lantai, Reisqa tak sadarkan diri!
Karyawan yang tadi membawakan gaun untuk Reisqa merasa ada yang aneh. Ini sudah beberapa menit semenjak Reisqa masuk ke ruang ganti. Apakah ia yang tidak sadar bahwa Reisqa keluar?Ia berinisiatif memeriksa ruang ganti pakaian yang Reisqa masuki. Betapa terkejutnya karyawan itu saat ia melihat Reisqa terbaring di lantai.
"Nyonya Reisqa? Tolong, ada yang tidak sadarkan diri!!"
Karyawan yang lain mendengar teriakan itu. Mereka bergegas masuk ke dalam ruang ganti. Sebagian besar karyawan di sini adalah perempuan. Ada juga para pria yang menjaga di tempat khusus pria.
"Ada apa ini? Mengapa ia bisa pingsan?" Semuanya mulai panik dan meminta bantuan untuk membawa Reisqa ke sofa yang ada di sana.
Karyawan perempuan yang bernama Fifi ini, meminta salah seorang kawannya untuk menghubungi Wildan Sasmita dan memberi tahu kabar tentang istrinya.
"Cepat hubungi Tuan Wildan!"
Sementara itu, di kantor, Wildan sedang menjalani rapat penting. Ada ayahnya juga yang masih bekerja di sana untuk memimpin rapat. Saat sedang berdiskusi, ponsel Wildan berbunyi. Ia langsung meminta izin ke ayahnya untuk mengangkat telepon.
"Halo? Siapa ini?" tanya Wildan.
Terdengar suara dari ponsel itu, "Kami karyawan dari Mall Graha, Tuan, istri anda tidak sadarkan diri di sini. Kami mohon anda segera kemari!"
Wildan cukup kaget mendengar kabar tersebut. Kalau Reisqa sakit dan ia tidak bisa datang, maka dirinya akan dipertanyakan tanggungjawabnya oleh keluarga.
Pria itu langsung kembali ke rapat dan meminta izin ke ayahnya."Saya izin pergi dari sini. Istri saya tidak sadarkan diri di Mall!"
Tuan Sasmita pun menoleh mendengar kabar itu. Ia langsung meminta Wildan untuk datang ke sana. Meeting ini akan ia selesaikan tanpa Wildan. Ia penasaran apa yang terjadi sehingga Reisqa bisa tak sadarkan diri di sana?
Wildan langsung keluar dari ruang meeting dengan pikiran campur aduk. Bagaimana bisa Reisqa pingsan di sana? Apa yang ia lakukan? Kalau begini, ia takut semuanya akan terbongkar kehadapan keluarganya.
"Engkau hanya bisa menyusahkanku Reisqa! Bagaimana jika semuanya terbongkar?!"
Dengan segala kepanikan, seluruh karyawan mencoba untuk membuat Reisqa siuman. Mereka menunggu bantuan dari suami Reisqa agar segera dibawa ke rumah sakit.Tentunya, apabila ini dilakukan oleh keluarga Reisqa maka ia akan semakin dipermudah.Wildan Sasmita menelepon kembali ke nomor yang tadi meneleponnya. Ingin tahu di mana letak toko tersebut dan dan ingin mengetahui keadaan istrinya. Ia sudah sampai di mall dan akan segera melihat keadaan Reisqa."Di mana perempuan itu sekarang? Apa sudah ada yang memberinya pertolongan?"Mau tidak mau, Wildan harus ikut campur terhadap Reisqa. Padahal, sebelumnya ia sudah menolak mentah-mentah untuk menjalani hubungan dengan perempuan itu.Mereka hanya akan menunggu beberapa tahun sampai mereka bisa pisah.Benar saja, banyak orang yang berkumpul di depan toko. Satpam terlihat membiarkan mereka di sana karena memang tidak ada arahan langsung. Terlalu banyak orang yang penasaran terhadap Reisqa.Wildan
Kemarahan Wildan semakin menjadi kala ia mengambil koper milik Reisqa dan membantingnya di depan perempuan itu.Wildan juga tak segan untuk berbicara seperti apa yang ia pikirkan sebelumnya."Engkau sama sekali tidak ada gunanya tinggal di sini. Engkau mengacaukan semuanya! Cepat pergi dari tempat ini! Kau membuat malu nama baik keluarga Sasmita!"Wildan membuka semua lemari dan melempar semua pakaian milik Reisqa. Ia tahu bahwa Reisqa selama ini tidur di kamar mereka. Hanya saja, Wildan yang suka menghindar. Ia tak mau melakukan kewajibannya bersama Reisqa.Perempuan itu hanya bisa menangis. Ia sendiri bahkan tidak sadar dengan apa yang terjadi dengannya. Ia tidak pernah bertemu pria lain selain Wildan. Mengapa pria itu jahat kepadanya? Sedangkan, Wildan tahu bahwa Reisqa hanya berada di rumah.Hati Wildan sangat kotor. Ia sangat jahat bahkan tidak memikirkan bagaimana yang terjadi dengan Reisqa."Kau menunggu apa Reisqa? Kemasi pakaian
Reisqa sudah sampai di hotel, ia telah masuk ke kamar dan menaruh kopernya. Saat ia ingin melepas pakaiannya, ponsel Reisqa berdering. Ia langsung menjawab panggilan Wildan.Sebenarnya Reisqa cukup terkejut atas panggilan dari Wildan. Mengapa pria itu masih sempat menghubunginya sedangkan ia sangat marah seperti tadi?Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres di rumah. Ini membuat Reisqa jadi penasaran."Ada apa, Wildan?" jawab Reisqa.Reisqa merasa, Wildan tak merasa bersalah. Pria itu sangat tangguh terhadap pendiriannya. Sampai rasanya, ia tidak malu untuk menelepon Reisqa padahal ia sudah mengusirnya.Di sana, Wildan langsung bertanya kepada Reisqa, di mana keberadaannya sekarang? Wildan perlu informasi yang tepat. Ia sangat berada dalam bahaya."Aku berada di hotel Amarinth. Ada apa memangnya?" tanya Reisqa.Pria itu tak perlu basa-basi dari Reisqa. Ia hanya ingin Reisqa sampai rumah sekarang. Terpaksa, Wildan harus menjilat ludahn
Tuan Sasmita sudah pergi dari rumah Wildan tadi pagi. Mereka memang menginap di sini. Menanyakan keadaan Reisqa. Ternyata menantu mereka baik-baik saja.Seperti apa yang sudah dijanjikan, Reisqa boleh pergi setelah ayah ibu Wildan pergi. Tak ada jaminan khusus yang membuat Reisqa bisa tinggal di sini.Rumah tangga ini, akan terus Wildan rahasiakan. Sampai, ia benar-benar menemukan alasan untuk bercerai dengan Reisqa.Pagi ini, Reisqa sendiri sudah pergi dari rumah. Ia memesan taksi online untuk dirinya sendiri. Reisqa tahu betul bahwa privasi Wildan sangat penting. Ia juga tak mau membuat pria itu kesal padanya atas masalah keluarga ini.Hingga, Reisqa sampai di hotelnya. Perempuan itu senang akhirnya ia sudah sampai di tempat yang ia pesan. Kamar yang lega untuk dirinya sendiri."Siapa yang melakukan hal ini? Kau pasti anak dari Wildan. Aku bahkan tak pernah bertemu pria lain."Reisqa mengingat kembali apa yang terjadi dengan dirinya dan Wi
Azriel telah sampai di apartemennya. Ia memang menginap di sini. Selain di rumah, ia juga memiliki banyak tempat persinggahan. Untuk guna apa, tentu saja agar ia tak terlalu jauh pulang.Pria itu telah mengantarkan Kirana ke sekolah. Kini, ia akan pergi ke kantor. Tentunya, setelah ia menyimpan nomor ponsel Reisqa, ia ingin mengetahui lebih lanjut.Mengapa Kirana yang tak terbiasa dengan orang baru langsung menyukai pertemuannya dengan Reisqa? Sepertinya ini perlu ia pikirkan lagi. Apakah Reisqa memiliki daya tarik yang besar bagi Kirana?Azriel juga penasaran, dari mana Reisqa berasal. Ia juga tinggal di mana? Mengapa ia datang seperti ibu peri juga? Untung saja ada Reisqa. Jadi, Kirana bisa aman."Apakah kau menyelamatkan anakku? Betapa baiknya engkau."Azriel langsung menaruh ponsel di saku jasnya dan pergi ke lantai bawah. Ia tidak mau berlama-lama di sini.Mulai hari ini dan seterusnya ia akan mengajak Kirana ke tempat yang tak ad
"Tapi nak, engkau sedang sekolah. Nanti, kau bisa bertemu dengan ibu peri setelah pulang sekolah."Azriel menasihati Kirana yang tidak mau belajar di sekolah. Sepertinya, Kirana memang sangat tertarik kepada visual Reisqa. Azriel bahkan tak membayangkan, mengapa harus Reisqa yang dipilih menjadi ibu peri?"Kana, ayo belajar dengan Miss Kelly. Temanmu yang lain sudah menunggu," ajak wali kelas Kirana.Azriel dan Miss Kelly mencoba untuk membujuk Kirana. Semoga saja, Kirana bisa langsung luluh. Wali kelas Kirana bahkan tak menyangka mengenai imajinasi anak muridnya. Ternyata Kirana memiliki imajinasi dan kreatifitas yang tinggi."Baiklah, Papa berjanji. Nanti, engkau akan bertemu dengan ibu peri yang tadi engkau temui."Kirana langsung menoleh ke arah ayahnya. Ia baru saja mendengar sebuah penawaran yang menarik. Tidak mungkin, ia melupakan janji ayahnya. Walau, Azriel pikir, Kirana akan melupakannya setelah belajar."Benarkah Papa?" tanya Kir
Wildan Sasmita telah mengetahui seseorang yang ia curigai sebagai selingkuhan Reisqa. Pria itu memiliki satu anak.Sebenarnya, Wildan memang tidak terlalu percaya. Namun, karena ia melihat keakraban Reisqa dengan anak dari pria itu, ia jadi penasaran.Seharusnya, Wildan bertanya secara langsung ke Reisqa. Akan tetapi, ia sudah terlanjur mengusir perempuan itu. Bagaimana cara ia berbicara dengan Reisqa? Ini akan semakin membuat masalah rumah tangganya jadi berantakan.Sudah lama sekali Wildan tidak membuat masalah. Jika keluarga besar tahu, maka mereka menjadi tidak suka terhadap Reisqa. Ia bisa langsung bercerai dengan perempuan yang tidak ia sukai."Aku sudah tidak bisa menjalani kehidupan palsu ini. Bagaimana jika aku mengakhirinya saja?"Sebentar lagi, adik Wildan akan bertunangan. Itu artinya, seluruh anggota keluarga akan berkumpul. Termasuk, anggota
Selain dibuat kesal di pagi harinya. Reisqa juga mendapatkan masalah lagi. Ia lupa dengan tidak memberitahu Wildan mengenai keinginannya untuk bekerja. Ia sudah tidak tahan dengan semua ini. Dalam hati kecilnya, ia berharap ada yang bisa membantunya dalam masalah rumah tangganya ini."Siapa yang bisa menolongku sekarang. Aku tak mungkin bertanya pada Papa dan Mama bukan?"Reisqa duduk di taman dekat hotelnya. Ia langsung pulang setelah bertemu dengan Wildan.Sementara itu, dari kejauhan sendiri seorang pria melihat Reisqa sedang duduk sendirian. Pagi ini ia menyempatkan waktu sebentar untuk pergi ke taman. Ia tak memiliki tujuan apapun selain udara segar.Taman ini, boleh digunakan oleh siapa saja bukan? Termasuk Azriel Devano yang sedang mencari udara segar."Perempuan itu, bukankah ia adalah Reisqa?"Azriel pikir ia tidak