Dengan segala kepanikan, seluruh karyawan mencoba untuk membuat Reisqa siuman. Mereka menunggu bantuan dari suami Reisqa agar segera dibawa ke rumah sakit.
Tentunya, apabila ini dilakukan oleh keluarga Reisqa maka ia akan semakin dipermudah.
Wildan Sasmita menelepon kembali ke nomor yang tadi meneleponnya. Ingin tahu di mana letak toko tersebut dan dan ingin mengetahui keadaan istrinya. Ia sudah sampai di mall dan akan segera melihat keadaan Reisqa."Di mana perempuan itu sekarang? Apa sudah ada yang memberinya pertolongan?"
Mau tidak mau, Wildan harus ikut campur terhadap Reisqa. Padahal, sebelumnya ia sudah menolak mentah-mentah untuk menjalani hubungan dengan perempuan itu.
Mereka hanya akan menunggu beberapa tahun sampai mereka bisa pisah.
Benar saja, banyak orang yang berkumpul di depan toko. Satpam terlihat membiarkan mereka di sana karena memang tidak ada arahan langsung. Terlalu banyak orang yang penasaran terhadap Reisqa.Wildan terlihat kesusahan untuk masuk ke dalam. Ia sedikit risi dengan kerumunan yang menghalanginya masuk.
"Permisi, izinkan saya lewat sebentar."
Wildan terlihat memasuki toko tersebut dan meminta karyawan yang lain untuk membubarkan semua orang. Ia sedikit tidak nyaman dengan kerumunan. Wildan juga akan segera memanggil dokter kemari. Ia akan kesusahan jika membawa Reisqa pergi dari sini.
"Dokter, ini saya Wildan Sasmita. Bisakah anda datang ke mall Graha? Istri saya membutuhkan bantuan anda," pinta Wildan.
Sekilas ia memandang karyawan lain yang terlihat memerhatikannya sedari tadi. Apakah ia terlalu menunjukkan sifat baik kepada Reisqa?
"Maaf, tapi bisakah anda sekalian menjauh? Jangan pandang Reisqa secara terus menerus."
Karyawan yang Reisqa kenal menyuruh semuanya untuk mematuhi Wildan. Ia harus memberitahu siapa Wildan Sasmita kepada seluruh karyawan. Ini semua ia lakukan agar karyawan menghormati Wildan dengan keluarganya.
Tak menunggu waktu lama, dokter yang tadi Wildan telepon sudah datang ke mall Graha tepatnya di toko yang sekarang sedang ditempati oleh Reisqa dan Wildan.
Wanita itu langsung memeriksa keadaan Reisqa. Setelah ia memeriksa Reisqa, ia yakin bahwa Riska kelelahan dan membutuhkan banyak asupan gizi, karena ia tahu ciri-ciri orang yang jarang sekali sarapan.
"Tuan, nyonya Reisqa sedang kelelahan. Akan lebih baik jika kita menunggunya siuman dan segera membawanya ke rumah sakit. Ada beberapa hal yang tidak dapat diperiksa oleh saya sendiri."
Menuruti saran dari dokter, akhirnya Wildan menunggu Reisqa sampai ia benar-benar sadar. Wildan masih belum paham dengan apa yang terjadi dengan istrinya ini.
Mengapa Reisqa kelelahan, padahal setahu Wildan, Reisqa hanya melakukan pekerjaan rumah selama ini.
Apa yang dilakukan Reisqa akhir-akhir ini?
Reisqa telah diberi minyak angin, dibawakan air minum dan dibantu dokter untuk kembali sadar. Saat ia membuka matanya, ia melihat Wildan ada bersama dengan dokter di depannya. Ia tidak paham apa yang terjadi dengan dirinya, mengapa ada Wildan di sini?"Syukurlah anda sudah bangun, Nyonya."
Dokter langsung memberi Reisqa minum. Ia berharap Reisqa kembali sadar dengan cepat. Setelah ini, ia akan melakukan pemeriksaan lagi tetapi, di rumah sakit."Ada apa ini? Mengapa ada dokter di sini?"Reisqa melihat ke sekeliling dan mendapati banyak karyawan yang melihatnya. Ia kemudian ingat bahwa dirinya pergi untuk berbelanja. Setelahnya ia tidak ingat apapun selain masuk ke dalam ruang ganti.
"Kau tidak sadarkan diri Reisqa. Aku senang sekarang kau sudah siuman. Setelah ini kita akan pergi ke rumah sakit."
Mendengar ucapan Wildan, Reisqa agak tidak terbiasa. Pasalnya, pria itu jarang mengucap kata baik. Ia mengatakan apa yang ingin ia katakan.
"Aku sudah membaik. Kita bisa pergi sekarang," ucap Reisqa. Ia membantu Wildan untuk terbebas dari suasana yang tak ia sukai ini.
"Benarkah? Engkau sudah sepenuhnya sadar?" tanya Wildan.
Reisqa mengangguk. Ia tak tahu apa yang terjadi jika mereka terus di sini. Bisa-bisa mereka mengganggu kerja dari karyawan toko ini.
Mereka bertiga berlanjut pergi ke rumah sakit. Di saat yang seperti ini, pertanggungjawaban Wildan sangat dipertimbangkan keluarga.
Dokter senang, Wildan bisa dengan cepat datang dan menjadi suami yang siaga terhadap istrinya. Pria ini benar-benar terbaik.
Sesampainya di rumah sakit, Reisqa dirujuk ke ruang pemeriksaan. Dokter butuh banyak alat untuk mendeteksi apa yang ia curigai. Mau bagaimanapun ia harus mengikuti prosedur.
Wildan di minta menunggu di luar ruangan. Reisqa sama sekali tidak tahu bahwa ia dibawa untuk USG. Ruangan ini cukup rapi dan tak membuat Reisqa curiga.
"Nyonya, bisakah nyonya memakai testpack ini?" suruh Dokter.
Reisqa langsung menoleh dan melirik tajam. Apakah ia tak salah dengar? Bagaimana bisa Dokter menyuruhnya untuk test kehamilan? Ia tidak berharap dan merasa dirinya akan hamil. Apakah yang Wildan lakukan kepadanya? Mereka tak pernah berhubungan bukan?
"Apa yang anda katakan?" Reisqa meminta kejelasan sekali lagi.
Dokter mengatakan bahwa ia harus memastikan berita bahagia ini kepada Wildan, ia ingin ada bukti bahwa Reisqa hamil. Ia melihat ada perkembangan janin di rahim Reisqa.
"Anda tengah mengandung, Nyonya. Selamat ya!"
Dokter meminta perawat yang ada di sebelahnya untuk memanggil Wildan kemari. Calon ayah itu harus ikut bahagia. Syukur sekali Reisqa langsung mendapat pertolongan. Beberapa detik kemudian, Wildan langsung masuk ke ruang pemeriksaan.
Dokter tersenyum dan mengucapkan selamat kepada pria itu.
"Tuan, selamat ya! Nyonya Reisqa sedang mengandung."
Alangkah terkejutnya Wildan mendengar berita itu. Berita gila apakah ini? Mengapa Reisqa bisa hamil? Mereka bahkan tak tidur satu kamar. Wildan langsung bertanya kepada dokter.
"Apa maksud dokter? Reisqa sedang mengandung?" tanya Wildan.
Dokter membenarkan berita itu. Ia berpesan kepada Wildan untuk menjaga Reisqa, karena mengingat apa yang terjadi hari ini, maka Reisqa tidak boleh terlalu banyak aktifitas.
Perempuan itu langsung bangun dari tempatnya terbaring. Ia ingin segera pergi dari sini. Tapi bagaimana caranya ia pergi dari tempat yang memberinya kabar ini? Bukankah sulit untuk menjelaskan kepada semuanya?
"Bisakah kita pulang sekarang, Wildan?" tanya Reisqa. Ia berpura-pura untuk bahagia.
Pria itu melirik ke arah Reisqa. Mereka sama-sama bingung dengan apa yang terjadi baru saja. Wildan berpikir, pasti Reisqa melakukan sesuatu dibelakangnya.Meskipun ia tak melarang, seharusnya Reisqa tahu diri. Mengapa ia melakukan hubungan gelap, padahal mereka masih terikat pernikahan? Bagaimana komentar keluarga mereka nanti?
Wildan telah menyelesaikan semua urusan di rumah sakit. Sekarang, ia berada di rumah bersama Reisqa.
"Apa kau sudah gila Reisqa?! Aku memang tak melarangmu dalam hal apapun. Tapi, bisakah kau tahu diri dengan tidak melakukan hal diluar batasan? Bagaimana jika keluargamu dan keluargaku tahu soal hubungan pernikahan kita?"
Reisqa hanya bisa termenung dan bingung dengan apa yang harus ia katakan. Ia bahkan tidak mengingat apa yang terjadi dengannya. Bagaimana ia bisa menjelasakan semua ini? Bukankah ini sulit?
"A—aku tidak tahu, Wildan. Jangan berpikir buruk terlebih dahulu," jawab Reisqa. Ia masih butuh banyak hal untuk menjelaskan kehamilan ini.
Wildan tidak ingin mengerti apa yang terjadi. Reisqa memang hanya dijodohkan dengannya dan menikah dengannya. Tapi, ia sudah berselingkuh dan sekarang hamil. Wildan tidak mau bertanggungjawab atas janin yang bukan darah dagingnya. Ia akan mengambil tindakan yang memang ingin ia lakukan sejak dahulu kala.
"Aku ingin engkau angkat kaki dari rumahku, Reisqa!!!"
Kemarahan Wildan semakin menjadi kala ia mengambil koper milik Reisqa dan membantingnya di depan perempuan itu.Wildan juga tak segan untuk berbicara seperti apa yang ia pikirkan sebelumnya."Engkau sama sekali tidak ada gunanya tinggal di sini. Engkau mengacaukan semuanya! Cepat pergi dari tempat ini! Kau membuat malu nama baik keluarga Sasmita!"Wildan membuka semua lemari dan melempar semua pakaian milik Reisqa. Ia tahu bahwa Reisqa selama ini tidur di kamar mereka. Hanya saja, Wildan yang suka menghindar. Ia tak mau melakukan kewajibannya bersama Reisqa.Perempuan itu hanya bisa menangis. Ia sendiri bahkan tidak sadar dengan apa yang terjadi dengannya. Ia tidak pernah bertemu pria lain selain Wildan. Mengapa pria itu jahat kepadanya? Sedangkan, Wildan tahu bahwa Reisqa hanya berada di rumah.Hati Wildan sangat kotor. Ia sangat jahat bahkan tidak memikirkan bagaimana yang terjadi dengan Reisqa."Kau menunggu apa Reisqa? Kemasi pakaian
Reisqa sudah sampai di hotel, ia telah masuk ke kamar dan menaruh kopernya. Saat ia ingin melepas pakaiannya, ponsel Reisqa berdering. Ia langsung menjawab panggilan Wildan.Sebenarnya Reisqa cukup terkejut atas panggilan dari Wildan. Mengapa pria itu masih sempat menghubunginya sedangkan ia sangat marah seperti tadi?Sepertinya ada sesuatu yang tidak beres di rumah. Ini membuat Reisqa jadi penasaran."Ada apa, Wildan?" jawab Reisqa.Reisqa merasa, Wildan tak merasa bersalah. Pria itu sangat tangguh terhadap pendiriannya. Sampai rasanya, ia tidak malu untuk menelepon Reisqa padahal ia sudah mengusirnya.Di sana, Wildan langsung bertanya kepada Reisqa, di mana keberadaannya sekarang? Wildan perlu informasi yang tepat. Ia sangat berada dalam bahaya."Aku berada di hotel Amarinth. Ada apa memangnya?" tanya Reisqa.Pria itu tak perlu basa-basi dari Reisqa. Ia hanya ingin Reisqa sampai rumah sekarang. Terpaksa, Wildan harus menjilat ludahn
Tuan Sasmita sudah pergi dari rumah Wildan tadi pagi. Mereka memang menginap di sini. Menanyakan keadaan Reisqa. Ternyata menantu mereka baik-baik saja.Seperti apa yang sudah dijanjikan, Reisqa boleh pergi setelah ayah ibu Wildan pergi. Tak ada jaminan khusus yang membuat Reisqa bisa tinggal di sini.Rumah tangga ini, akan terus Wildan rahasiakan. Sampai, ia benar-benar menemukan alasan untuk bercerai dengan Reisqa.Pagi ini, Reisqa sendiri sudah pergi dari rumah. Ia memesan taksi online untuk dirinya sendiri. Reisqa tahu betul bahwa privasi Wildan sangat penting. Ia juga tak mau membuat pria itu kesal padanya atas masalah keluarga ini.Hingga, Reisqa sampai di hotelnya. Perempuan itu senang akhirnya ia sudah sampai di tempat yang ia pesan. Kamar yang lega untuk dirinya sendiri."Siapa yang melakukan hal ini? Kau pasti anak dari Wildan. Aku bahkan tak pernah bertemu pria lain."Reisqa mengingat kembali apa yang terjadi dengan dirinya dan Wi
Azriel telah sampai di apartemennya. Ia memang menginap di sini. Selain di rumah, ia juga memiliki banyak tempat persinggahan. Untuk guna apa, tentu saja agar ia tak terlalu jauh pulang.Pria itu telah mengantarkan Kirana ke sekolah. Kini, ia akan pergi ke kantor. Tentunya, setelah ia menyimpan nomor ponsel Reisqa, ia ingin mengetahui lebih lanjut.Mengapa Kirana yang tak terbiasa dengan orang baru langsung menyukai pertemuannya dengan Reisqa? Sepertinya ini perlu ia pikirkan lagi. Apakah Reisqa memiliki daya tarik yang besar bagi Kirana?Azriel juga penasaran, dari mana Reisqa berasal. Ia juga tinggal di mana? Mengapa ia datang seperti ibu peri juga? Untung saja ada Reisqa. Jadi, Kirana bisa aman."Apakah kau menyelamatkan anakku? Betapa baiknya engkau."Azriel langsung menaruh ponsel di saku jasnya dan pergi ke lantai bawah. Ia tidak mau berlama-lama di sini.Mulai hari ini dan seterusnya ia akan mengajak Kirana ke tempat yang tak ad
"Tapi nak, engkau sedang sekolah. Nanti, kau bisa bertemu dengan ibu peri setelah pulang sekolah."Azriel menasihati Kirana yang tidak mau belajar di sekolah. Sepertinya, Kirana memang sangat tertarik kepada visual Reisqa. Azriel bahkan tak membayangkan, mengapa harus Reisqa yang dipilih menjadi ibu peri?"Kana, ayo belajar dengan Miss Kelly. Temanmu yang lain sudah menunggu," ajak wali kelas Kirana.Azriel dan Miss Kelly mencoba untuk membujuk Kirana. Semoga saja, Kirana bisa langsung luluh. Wali kelas Kirana bahkan tak menyangka mengenai imajinasi anak muridnya. Ternyata Kirana memiliki imajinasi dan kreatifitas yang tinggi."Baiklah, Papa berjanji. Nanti, engkau akan bertemu dengan ibu peri yang tadi engkau temui."Kirana langsung menoleh ke arah ayahnya. Ia baru saja mendengar sebuah penawaran yang menarik. Tidak mungkin, ia melupakan janji ayahnya. Walau, Azriel pikir, Kirana akan melupakannya setelah belajar."Benarkah Papa?" tanya Kir
Wildan Sasmita telah mengetahui seseorang yang ia curigai sebagai selingkuhan Reisqa. Pria itu memiliki satu anak.Sebenarnya, Wildan memang tidak terlalu percaya. Namun, karena ia melihat keakraban Reisqa dengan anak dari pria itu, ia jadi penasaran.Seharusnya, Wildan bertanya secara langsung ke Reisqa. Akan tetapi, ia sudah terlanjur mengusir perempuan itu. Bagaimana cara ia berbicara dengan Reisqa? Ini akan semakin membuat masalah rumah tangganya jadi berantakan.Sudah lama sekali Wildan tidak membuat masalah. Jika keluarga besar tahu, maka mereka menjadi tidak suka terhadap Reisqa. Ia bisa langsung bercerai dengan perempuan yang tidak ia sukai."Aku sudah tidak bisa menjalani kehidupan palsu ini. Bagaimana jika aku mengakhirinya saja?"Sebentar lagi, adik Wildan akan bertunangan. Itu artinya, seluruh anggota keluarga akan berkumpul. Termasuk, anggota
Selain dibuat kesal di pagi harinya. Reisqa juga mendapatkan masalah lagi. Ia lupa dengan tidak memberitahu Wildan mengenai keinginannya untuk bekerja. Ia sudah tidak tahan dengan semua ini. Dalam hati kecilnya, ia berharap ada yang bisa membantunya dalam masalah rumah tangganya ini."Siapa yang bisa menolongku sekarang. Aku tak mungkin bertanya pada Papa dan Mama bukan?"Reisqa duduk di taman dekat hotelnya. Ia langsung pulang setelah bertemu dengan Wildan.Sementara itu, dari kejauhan sendiri seorang pria melihat Reisqa sedang duduk sendirian. Pagi ini ia menyempatkan waktu sebentar untuk pergi ke taman. Ia tak memiliki tujuan apapun selain udara segar.Taman ini, boleh digunakan oleh siapa saja bukan? Termasuk Azriel Devano yang sedang mencari udara segar."Perempuan itu, bukankah ia adalah Reisqa?"Azriel pikir ia tidak
"Aku sedang berada di hotel. Asal kau tahu saja, mencari hotel berbintang tidak semudah membalikkan telapak tangan. Aku harus benar-benar mencari yang terbaik untuk tempatku beristirahat."Jawaban Dania Cheliza, sedikit membuat Wildan senang. Ia senang bahwa kawannya sudah sampai di Indonesia dengan selamat. Mereka sudah lama tidak bertemu. Setidaknya, mereka saling memberi kabar sekarang.Dania bisa disebut sebagai teman curhat Wildan, karena mereka dulu satu kampus. Jauh dari apa yang Wildan bayangkan, nasib mereka berbeda. Hal ini tentu saja, membuat Dania merasa heran dengan apa yang diceritakan oleh Wildan.Mereka seharusnya sudah bahagia dengan pasangan mereka masing-masing. Bedanya, Dania belum resmi menikah. Ia baru bertunangan dengan calon suaminya. Menikah muda bukanlah hal yang Dania inginkan. Ia mau menikah diumur 30 tahunan. Dengan begitu, ia bisa mengatur keuangannya.