Home / Romansa / Hello, Hot Papa! / Kehamilan Reisqa, Wildan Tidak Terima

Share

Kehamilan Reisqa, Wildan Tidak Terima

Dengan segala kepanikan, seluruh karyawan mencoba untuk membuat Reisqa siuman. Mereka menunggu bantuan dari suami Reisqa agar segera dibawa ke rumah sakit.

Tentunya, apabila ini dilakukan oleh keluarga Reisqa maka ia akan semakin dipermudah.

Wildan Sasmita menelepon kembali ke nomor yang tadi meneleponnya. Ingin tahu di mana letak toko tersebut dan dan ingin mengetahui keadaan istrinya. Ia sudah sampai di mall dan akan segera melihat keadaan Reisqa.

"Di mana perempuan itu sekarang? Apa sudah ada yang memberinya pertolongan?"

Mau tidak mau, Wildan harus ikut campur terhadap Reisqa. Padahal, sebelumnya ia sudah menolak mentah-mentah untuk menjalani hubungan dengan perempuan itu.

Mereka hanya akan menunggu beberapa tahun sampai mereka bisa pisah.

Benar saja, banyak orang yang berkumpul di depan toko. Satpam terlihat membiarkan mereka di sana karena memang tidak ada arahan langsung. Terlalu banyak orang yang penasaran terhadap Reisqa.

Wildan terlihat kesusahan untuk masuk ke dalam. Ia sedikit risi dengan kerumunan yang menghalanginya masuk.

"Permisi, izinkan saya lewat sebentar."

Wildan terlihat memasuki toko tersebut dan meminta karyawan yang lain untuk membubarkan semua orang. Ia sedikit tidak nyaman dengan kerumunan. Wildan juga akan segera memanggil dokter kemari. Ia akan kesusahan jika membawa Reisqa pergi dari sini.

"Dokter, ini saya Wildan Sasmita. Bisakah anda datang ke mall Graha? Istri saya membutuhkan bantuan anda," pinta Wildan.

Sekilas ia memandang karyawan lain yang terlihat memerhatikannya sedari tadi. Apakah ia terlalu menunjukkan sifat baik kepada Reisqa?

"Maaf, tapi bisakah anda sekalian menjauh? Jangan pandang Reisqa secara terus menerus."

Karyawan yang Reisqa kenal menyuruh semuanya untuk mematuhi Wildan. Ia harus memberitahu siapa Wildan Sasmita kepada seluruh karyawan. Ini semua ia lakukan agar karyawan menghormati Wildan dengan keluarganya.

Tak menunggu waktu lama, dokter yang tadi Wildan telepon sudah datang ke mall Graha tepatnya di toko yang sekarang sedang ditempati oleh Reisqa dan Wildan.

Wanita itu langsung memeriksa keadaan Reisqa. Setelah ia memeriksa Reisqa, ia yakin bahwa Riska kelelahan dan membutuhkan banyak asupan gizi, karena ia tahu ciri-ciri orang yang jarang sekali sarapan.

"Tuan, nyonya Reisqa sedang kelelahan. Akan lebih baik jika kita menunggunya siuman dan segera membawanya ke rumah sakit. Ada beberapa hal yang tidak dapat diperiksa oleh saya sendiri."

Menuruti saran dari dokter, akhirnya Wildan menunggu Reisqa sampai ia benar-benar sadar. Wildan masih belum paham dengan apa yang terjadi dengan istrinya ini.

Mengapa Reisqa kelelahan, padahal setahu Wildan, Reisqa hanya melakukan pekerjaan rumah selama ini.

Apa yang dilakukan Reisqa akhir-akhir ini?

Reisqa telah diberi minyak angin, dibawakan air minum dan dibantu dokter untuk kembali sadar. Saat ia membuka matanya, ia melihat Wildan ada bersama dengan dokter di depannya. Ia tidak paham apa yang terjadi dengan dirinya, mengapa ada Wildan di sini?

"Syukurlah anda sudah bangun, Nyonya."

Dokter langsung memberi Reisqa minum. Ia berharap Reisqa kembali sadar dengan cepat. Setelah ini, ia akan melakukan pemeriksaan lagi tetapi, di rumah sakit.

"Ada apa ini? Mengapa ada dokter di sini?"

Reisqa melihat ke sekeliling dan mendapati banyak karyawan yang melihatnya. Ia kemudian ingat bahwa dirinya pergi untuk berbelanja. Setelahnya ia tidak ingat apapun selain masuk ke dalam ruang ganti.

"Kau tidak sadarkan diri Reisqa. Aku senang sekarang kau sudah siuman. Setelah ini kita akan pergi ke rumah sakit."

Mendengar ucapan Wildan, Reisqa agak tidak terbiasa. Pasalnya, pria itu jarang mengucap kata baik. Ia mengatakan apa yang ingin ia katakan.

"Aku sudah membaik. Kita bisa pergi sekarang," ucap Reisqa. Ia membantu Wildan untuk terbebas dari suasana yang tak ia sukai ini.

"Benarkah? Engkau sudah sepenuhnya sadar?" tanya Wildan.

Reisqa mengangguk. Ia tak tahu apa yang terjadi jika mereka terus di sini. Bisa-bisa mereka mengganggu kerja dari karyawan toko ini.

Mereka bertiga berlanjut pergi ke rumah sakit. Di saat yang seperti ini, pertanggungjawaban Wildan sangat dipertimbangkan keluarga.

Dokter senang, Wildan bisa dengan cepat datang dan menjadi suami yang siaga terhadap istrinya. Pria ini benar-benar terbaik.

Sesampainya di rumah sakit, Reisqa dirujuk ke ruang pemeriksaan. Dokter butuh banyak alat untuk mendeteksi apa yang ia curigai. Mau bagaimanapun ia harus mengikuti prosedur. 

Wildan di minta menunggu di luar ruangan. Reisqa sama sekali tidak tahu bahwa ia dibawa untuk USG. Ruangan ini cukup rapi dan tak membuat Reisqa curiga.

"Nyonya, bisakah nyonya memakai testpack ini?" suruh Dokter.

Reisqa langsung menoleh dan melirik tajam. Apakah ia tak salah dengar? Bagaimana bisa Dokter menyuruhnya untuk test kehamilan? Ia tidak berharap dan merasa dirinya akan hamil. Apakah yang Wildan lakukan kepadanya? Mereka tak pernah berhubungan bukan?

"Apa yang anda katakan?" Reisqa meminta kejelasan sekali lagi.

Dokter mengatakan bahwa ia harus memastikan berita bahagia ini kepada Wildan, ia ingin ada bukti bahwa Reisqa hamil. Ia melihat ada perkembangan janin di rahim Reisqa.

"Anda tengah mengandung, Nyonya. Selamat ya!"

Dokter meminta perawat yang ada di sebelahnya untuk memanggil Wildan kemari. Calon ayah itu harus ikut bahagia. Syukur sekali Reisqa langsung mendapat pertolongan. Beberapa detik kemudian, Wildan langsung masuk ke ruang pemeriksaan. 

Dokter tersenyum dan mengucapkan selamat kepada pria itu.

"Tuan, selamat ya! Nyonya Reisqa sedang mengandung."

Alangkah terkejutnya Wildan mendengar berita itu. Berita gila apakah ini? Mengapa Reisqa bisa hamil? Mereka bahkan tak tidur satu kamar. Wildan langsung bertanya kepada dokter.

"Apa maksud dokter? Reisqa sedang mengandung?" tanya Wildan.

Dokter membenarkan berita itu. Ia berpesan kepada Wildan untuk menjaga Reisqa, karena mengingat apa yang terjadi hari ini, maka Reisqa tidak boleh terlalu banyak aktifitas.

Perempuan itu langsung bangun dari tempatnya terbaring. Ia ingin segera pergi dari sini. Tapi bagaimana caranya ia pergi dari tempat yang memberinya kabar ini? Bukankah sulit untuk menjelaskan kepada semuanya?

"Bisakah kita pulang sekarang, Wildan?" tanya Reisqa. Ia berpura-pura untuk bahagia.

Pria itu melirik ke arah Reisqa. Mereka sama-sama bingung dengan apa yang terjadi baru saja. Wildan berpikir, pasti Reisqa melakukan sesuatu dibelakangnya.

Meskipun ia tak melarang, seharusnya Reisqa tahu diri. Mengapa ia melakukan hubungan gelap, padahal mereka masih terikat pernikahan? Bagaimana komentar keluarga mereka nanti?

Wildan telah menyelesaikan semua urusan di rumah sakit. Sekarang, ia berada di rumah bersama Reisqa.

"Apa kau sudah gila Reisqa?! Aku memang tak melarangmu dalam hal apapun. Tapi, bisakah kau tahu diri dengan tidak melakukan hal diluar batasan? Bagaimana jika keluargamu dan keluargaku tahu soal hubungan pernikahan kita?"

Reisqa hanya bisa termenung dan bingung dengan apa yang harus ia katakan. Ia bahkan tidak mengingat apa yang terjadi dengannya. Bagaimana ia bisa menjelasakan semua ini? Bukankah ini sulit?

"A—aku tidak tahu, Wildan. Jangan berpikir buruk terlebih dahulu," jawab Reisqa. Ia masih butuh banyak hal untuk menjelaskan kehamilan ini.

Wildan tidak ingin mengerti apa yang terjadi. Reisqa memang hanya dijodohkan dengannya dan menikah dengannya. Tapi, ia sudah berselingkuh dan sekarang hamil. Wildan tidak mau bertanggungjawab atas janin yang bukan darah dagingnya. Ia akan mengambil tindakan yang memang ingin ia lakukan sejak dahulu kala.

"Aku ingin engkau angkat kaki dari rumahku, Reisqa!!!"

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status