Hazel memang berkata begitu, tetapi Winda tahu kalau Hazel tidak mempercayainya.Dia menatap Hazel dengan tajam, lalu menggerutu, "Cih, menyebalkan sekali! Untuk sementara, kamu sudah kehilangan hak buat bicara denganku."Tatapan penuh emosi itu membuat Hazel tertawa. Karena bel sudah berbunyi, jadi Hazel mengurungkan kembali apa yang ingin dia katakan.Dosen sedang berada di depan untuk memberikan kata sambutan, memperkenalkan poin-poin utama dari sesi kali ini.Darra datang terlambat dan menyela pembicaraan dosen."Bu, saya benar-benar minta maaf. Saya nggak sengaja datang terlambat."Dosen menatap Darra dan berkata dengan nada tak berdaya, "Darra, duduklah. Saya harap kamu nggak akan terlambat lagi."Meskipun begitu, dosen itu tidak marah.Karena kelas ini dianggap sebagai kelas terakhir.Saat nilai keluar, mata pelajaran ini akan benar-benar selesai.Darra tersenyum malu-malu, lalu berjalan cepat ke dalam kelas.Dia melihat ke sekeliling kelas dan akhirnya menatap Hazel, lalu berja
Legenda yang dipuja, dikagumi dan dicemburui oleh semua orang.Sementara Hazel, dia akan dipaku pada pilar rasa malu selamanya dan tidak akan pernah bisa bangkit lagi.Saat ini, dosen tiba-tiba memanggil nama Darra.Darra menyembunyikan kegembiraannya dan perlahan-lahan berdiri.Sebelum naik ke atas panggung, dia sekali lagi menatap Hazel dengan tatapan provokatif.Entah kenapa, Hazel merasa ada sesuatu yang tidak beres saat melihat punggung Darra. Hatinya seakan memiliki firasat tertentu.Saat Darra membuka rancangannya, firasat itu berubah menjadi kenyataan.Hazel duduk menegang, matanya yang jernih dipenuhi dengan kemarahan saat menatap desain yang ditampilkan oleh Darra.Desain yang Darra buka sama persis dengan desain yang telah dia buat selama seminggu.Hanya ada beberapa perubahan dan modifikasi sederhana pada detailnya.Tangan Hazel gemetar pelan saat menggenggam tas laptopnya.Beraninya Darra melakukan ini kepadanya!Dalam sekejap, banyak gambaran melintas di benak Hazel dan a
Di bawah panggung, Winda juga merasakan ada yang tidak beres.Dia mendekati telinga Hazel dan bertanya dengan suara pelan, "Hazel, apa sebelumnya dia sudah tahu karya milikmu dan sengaja menyamaimu?"Namun setelah mengatakan itu, dia merasa ada yang tidak beres."Hazel, kenapa karyanya ini sangat mirip dengan gayamu? Jangan bilang ...."Hazel menganggukkan kepalanya, meletakkan jarinya ke bibirnya dan memberikan isyarat kepada Winda untuk diam. "Kita tunggu dan lihat apa yang akan terjadi."Dia tahu kepribadian Winda, takut kalau Winda tiba-tiba berteriak.Winda bukanlah mahasiswa desain, melainkan mahasiswa departemen keuangan. Saat ini, dia hanya menemaninya saja."Jadi, dia benar-benar yang menirumu? Nggak boleh. Kita nggak boleh membiarkannya begitu saja!"Membayangkan Darra yang selama ini selalu menggertak Hazel, bahkan sekarang mencuri desain Hazel, Winda merasa geram sendiri.Apa Darra menganggap Hazel bodoh karena tidak mengungkapkan kemarahannya?Hazel menggandeng lengan Wind
Hazel disebut tidak tahu malu karena telah mencuri karya adiknya sendiri. Mereka mengatakan kalau kepribadian Hazel sangat buruk dan tidak pantas menjadi mahasiswi Kota Palapa.Ada juga yang menyarankan untuk memeriksa hasil ujian Hazel di SMA. Bagaimana mungkin seorang gadis bisa memecahkan rekor tertinggi?Ketika Winda melihat ini, amarahnya hampir meledak tak terbendung.Setelah menjadi sahabat Hazel selama bertahun-tahun, dia tahu perilaku Hazel lebih baik daripada orang lain.Dia juga tahu lebih baik daripada orang lain kalau Hazel lah yang menjadi korban!Semua karyanya adalah hasil karyanya sendiri, bukan hasil jiplakan atau mencuri milik orang lain.Dia sangat marah dan menatap Darra dengan penuh kebencian, lalu bertanya dengan suara yang dalam, "Darra, apa masalah ini ada hubungannya denganmu? Apa kamu yang membuat berita itu jadi topik panas?"Darra mengangkat alisnya dengan sombong, lalu menjawab sambil tersenyum, "Kalaupun aku yang melakukannya, apa yang bisa kamu lakukan?
Bahkan dosen yang bertanggung jawab tidak menyangka Hazel akan mengatakan hal itu.Karena terkejut, dosen itu bertanya, "Hazel, kamu nggak salah? Meski selama kuliah kemampuan Darra kurang bagus, tapi karya kelulusannya sangat luar biasa."Hazel membuka laptopnya dan menunjukkan perangkat lunak yang dia gunakan untuk menggambar desain.Dia memiliki kebiasaan untuk sering menyimpan hasil pekerjaannya saat menggambar desain.Perangkat lunak yang Hazel gunakan secara jelas menunjukkan waktu pengoperasian dan setiap draf yang disimpan.Perangkat lunak ini telah diperbarui hampir setiap hari sejak seminggu yang lalu dan sebagian rinciannya telah direvisi.Bukti ini tidak akan bisa menipu.Setelah melihat semua ini, dosen langsung terdiam, mahasiswa yang lain pun menatap Darra sambil bergosip."Darra, Hazel bisa memberikan bukti, mana bukti milikmu?"Darra mulai panik saat Hazel membuka laptopnya.Mana mungkin dia punya simpanan sketsa-sketsa itu?Desain itu dia curi dari Hazel setelah menyu
Seseorang mencibir, "Kamu memang gadis tercantik di kampus, tapi kamu nggak boleh asal bicara begitu?"Hazel masih menunjukkan senyum tipis, tidak membantah atau membela diri. "Inspirasi desain gaun ini bukanlah putri duyung barat, tapi putri duyung paling misterius dalam mitos oriental. Legenda mengatakan kalau air mata putri duyung akan berubah menjadi mutiara. Manusia menjadi serakah dan mulai memburu dan membunuh putri duyung ...."Suara Hazel ringan dan lembut, renyah dan menyenangkan. Hal itu membuat apa yang dia tuturkan muncul di dalam benak semua orang.Di bagian pertama, apa yang dia katakan masih merupakan kisah cinta romantis yang manis. Namun di bagian akhir, pikiran semua orang langsung tertuju pada gambaran putri duyung yang hatinya dipatahkan oleh manusia yang licik, yang berakhir dengan bunuh diri dan tenggelam ke dasar laut.Beberapa gadis yang tersentuh oleh cerita ini bahkan tidak bisa menahan isak tangisnya."Karya seni ini disebut Sailor's Tears."Hazel menyelesai
Kampus sampai mendapat hujatan, tetapi bukan itu yang paling penting. Yang paling penting adalah status Hazel.Dia adalah istri Sergio, istri seorang presdir Perusahaan Hardwin.Jika pihak kampus tidak menangani hal ini dengan baik, dengan karakter Sergio, dia tidak akan melepaskan mereka begitu saja.Hendra mondar-mandir di kantornya dengan penuh kemarahan, bahkan mulutnya tidak berhenti menggerutu.Dia mencengkeram rambutnya dan mencoba memikirkan penyelesaian dari masalah ini.Beberapa saat kemudian, beberapa anggota dewan kampus lainnya juga menelepon, memintanya untuk segera menyelesaikan masalah ini.Jika tidak, dia tidak akan bisa mempertahankan statusnya sebagai seorang rektor.Hendra menekan rasa tertekan di dalam hatinya dan meyakinkan mereka, "Jangan khawatir, aku akan berusaha memikirkan solusinya. Pihak kampus nggak akan mengorbankan mahasiswa yang nggak bersalah."Setelah menenangkan pihak kampus, Hendra bergegas menuju ke ruang kelas jurusan desain.Sekarang, dia harus b
Seorang wanita berseragam pembantu rumah tangga yang berusia sekitar empat puluhan tengah menangis sambil memohon, "Saya akan katakan! Saya akan mengatakan semuanya. Nyonya Darra mencari saya dan memberi saya sejumlah uang agar saya masuk ke dalam kamar dan mencuri sesuatu di dalam laptop Nyonya Hazel ...."Pembantu itu menggambarkan secara detail ciri-ciri fisik orang yang mendatanginya.Hendra menonton seluruh video dan sangat marah.Bagaimana mungkin ada orang sekejam itu?Apa hanya karena bukan saudara kandung, jadi bisa menindas saudaranya seperti itu?Hendra menatap Hazel dengan sorot mata iba.Dia juga seseorang ayah yang memiliki seorang putri. Membayangkan putrinya sendiri dijebak seperti ini, bahkan hanya dengan memikirkannya saja sudah membuatnya sangat marah.Sungguh, dia tidak tahu bagaimana Hazel bisa melalui semua ini."Hukum! Kamu akan mendapatkan hukuman yang berat! Pihak kampus nggak akan membiarkan seorang mahasiswanya memiliki karakter dan kepribadian kejam seperti
Mendengar pengakuan Hazel yang tiba-tiba, hati Sergio langsung luluh.Dia mengulurkan tangan dan mengusap kepala Hazel, dengan lembut mendaratkan ciuman di puncak rambutnya."Hmm."Bisa mendapatkan pengakuan dari istrinya, Sergio merasa bahwa apa yang dia lakukan kali ini tidak sia-sia.Tidak sia-sia dia menunda pembicaraan kerja sama yang sangat penting untuk datang ke sini dan mendukung Hazel.Setelah waktu yang tidak diketahui, Hazel akhirnya melepaskan Sergio dan mengangkat wajahnya dari dada bidang pria itu.Matanya masih tertutup lapisan kabut berair karena menangis, menambah sedikit kesan sayu pada diri Hazel.Sergio tidak berdaya, menyapukan ujung jarinya dengan lembut di ujung matanya yang memerah. Sudut bibirnya tanpa sadar terangkat naik."Dasar cengeng. Kamu menangis saat sedih dan kamu menangis saat senang ...."Hazel yang mendengar itu langsung menatapnya, terlihat sangat menyedihkan."Bagaimana lagi, aku nggak bisa menahannya ...."Saat Sergio membela dan melindunginya,
Di tengah-tengah kalimatnya, dahi Hazel terkena sentilan dari Sergio.Sambil menutupi dahinya dengan rasa sakit, Hazel mengangkat kepalanya dan menatap pelakunya dengan wajah memelas. "Sakit! Om apa sih?""Memberimu pelajaran!"Sergio menjawab pelan. Melihat Hazel benar-benar kesakitan, dia pun menjadi tidak tega. Dia mengulurkan tangan dan mengusap tempat yang baru saja dia pukul.Dia melanjutkan, "Kamu selalu jadi yang nomor satu di mataku, jadi nggak ada yang namanya merepotkan. Hazel, aku malah senang kalau kamu sering menggangguku. Itu menandakan kalau aku cukup berharga di hatimu."Hazel tersentak tersadar, tidak menyangka akan mendengar kata-kata seperti itu dari bibir Sergio.Meskipun suara pria itu tenang, nadanya bercampur dengan nada pasrah yang tidak kentara.Entah kenapa jantung Hazel terasa seperti ditusuk dengan keras oleh sesuatu, hatinya terasa masam."Om, terima kasih ...."Tidak pernah ada orang yang membela dan mencintai Hazel seperti yang dilakukan Sergio.Perasaan
Sebahagia apa Hazel saat ini, sebesar itu pula rasa pahit yang ada di hati mereka yang dipaksa untuk meminta maaf.Mereka menyesalinya.Mengapa mereka tidak tahu diri dan berani menyinggung Hazel?Mengapa mereka mengatakan sesuatu seperti Hazel sudah mengkhianati Sergio dan Sergio akan marah dan meninggalkannya?Cara Sergio menatap Hazel begitu lepas dan penuh cinta.Di bagian mana itu menunjukkan rusaknya hubungan mereka?Orang yang awalnya bersikap sombong sekarang menundukkan kepala mereka. Rasanya, mereka ingin sekali mengecilkan tubuh mereka, meminimalkan rasa kehadiran mereka di ruangan ini."Kita nggak seharusnya mengganggu Hazel karena dia masih muda.""Apa lagi?"Sergio mengangkat matanya dengan dingin, menyalurkan penindasan yang kuat di bawah matanya.Apa lagi ....Semua orang diam-diam berteriak di dalam hati.Kenapa mereka malah mengganggu dewa kematian ini!"Kita nggak bisa menilai dengan baik dan salah paham dengan Bu Hazel.""Kita seharusnya nggak menyebutkan rumor ngga
Namun, Sergio tidak berniat membiarkan mereka lolos begitu saja.Matanya sedikit menyipit, aura dingin yang gelap terpancar dari kedalaman matanya. "Hmm? Maksud kalian aku berbohong?"Saat kata-kata ini terlontar, mereka menjadi makin panik."Bukan, bukan begitu!""Kesalahpahaman, itu semua salah paham!""Tuan Sergio, kami harusnya menghormati Bu Hazel, mana mungkin kami mengancamnya? Kami hanya ingin bertanya tentang video itu, itu saja."Sergio tertawa dingin, matanya yang tajam seperti elang menyapu semua orang yang hadir.Bibirnya yang tipis terbuka sedikit, suaranya yang dingin sangat menindas. Kata-kata yang diucapkannya membuat semua orang gemetar."Kesalahpahaman? Aku sudah melihat video itu, jelas sekali kalau sudut pengambilan gambarnya lah yang salah. Kalian bahkan nggak paham soal beginian, kenapa nggak ganti saja posisi dewan direksi JY Group dengan orang lain?"Walaupun nada suara Sergio datar, semua orang bisa merasakan kalau dia sedang marah!Mereka ingin melarikan diri
Suara rendah dan dingin, yang menyalurkan penindasan itu bergema dengan tajam di ruang konferensi yang besar, membuat siapa pun yang mendengarnya bergidik ngeri.Semua orang yang hadir menoleh secara bersamaan. Seketika, mata mereka membelalak kaget."Tu ... Tuan Sergio?"Kenapa sosok agung ini datang ke mari?Perasaan menindas yang dibawa Sergio kepada mereka saat Sergio terakhir kali muncul di ruang konferensi tampaknya masih tersisa sampai hari ini.Banyak orang secara tidak sadar menahan napas, tidak berani bernapas keras-keras. Mereka menatap lurus ke arah Sergio, ingin melihat apa yang ingin dia lakukan.Sergio bahkan tidak melirik mereka satu detik pun, langsung berjalan ke arah Hazel dan berdiri di depannya."Hazel, apa semuanya baik-baik saja? Apa kamu diganggu?"Hazel juga terkejut dengan kedatangannya. Lalu, dia bertanya dengan tidak percaya, "Om, kenapa kamu datang?"Sorot mata pria yang gelap dan dalam itu tiba-tiba menjadi lebih lembut. Dia mengulurkan tangan untuk mengus
Hazel berkata dengan suara dingin, "Daripada peduli dengan hal ini, kamu harusnya merenungkan seberapa besar kontribusimu kepada perusahaan."Pria itu terdiam, lalu menjadi jengkel dan menggebrak meja di depannya. "Apa maksudmu?""Seperti apa yang sudah aku katakan." Ekspresi di wajah Hazel tidak berubah, nada suaranya sangat tenang, "Alasan kenapa perusahaan jatuh ke dalam situasi saat ini nggak terlepas dari orang-orang sepertimu yang hanya tahu cara mengacau dan berpuas diri."Pria itu membuka mulutnya, ingin membalas sesuatu, tetapi dia melihat tatapan Hazel yang sedingin es."Kalau kamu nggak mau aku menguak semua tabiatmu, lebih baik diam."Suara Hazel jernih dan dingin, matanya menyalurkan ketegasan di dalamnya dan tubuhnya memancarkan aura kuat yang membawa tekanan tak terlihat."Kamu ...."Wajah pria itu memerah, tetapi dia tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membalas. Dia terpaksa diam.Ruang konferensi menjadi hening, semua orang memiliki persepsi baru tentang Haze
Hazel memijit punggungnya yang, lalu berjuang untuk bangun dari tempat tidur untuk mandi.Apa yang terjadi semalam memang sangat berlebihan, membuat wajah Hazel terlihat lebih pucat.Jarak yang dekat ke kamar mandi saja membutuhkan waktu beberapa menit untuk berjalan ke sana.Usai selesai mandi dan berganti pakaian, dia hampir terlambat ke kantor.Hazel segera beranjak dari tempat tidurnya dan bergegas keluar sambil menyapa Adam."Selamat pagi, Pak Adam. Aku berangkat dulu, sampai jumpa nanti malam ....""Nyonya, sarapan dulu sebelum berangkat. Yang namanya pekerjaan pasti nggak ada selesainya."Adam menghentikan Hazel, mencoba menasihatinya dengan cemas.Hazel melambaikan tangannya, terlihat sedikit terburu-buru. "Nggak usah. Pagi ini ada rapat dan aku sudah hampir terlambat."Adam mengerutkan kening tidak setuju dan menariknya kembali. "Jangan sampai nggak sarapan. Nyonya, Tuan secara khusus meminta saya untuk mengawasi Nyonya sarapan sebelum berangkat kerja. Bahaya kalau tekanan dar
Meskipun Hazel memiliki tubuh yang kurus, tubuhnya tetap berisi di beberapa bagian.Sergio sangat menyukainya.Hazel menatap tatapan membara yang tersembunyi di bagian bawah mata Sergio, entah bagaimana, pikirannya tiba-tiba teringat kembali saat di mana mereka berada di tempat tidur.Wajahnya langsung memerah. Dia langsung beranjak, mencoba melarikan diri."Om, aku sudah kenyang, mau istirahat dulu!"Namun saat Hazel berdiri, pergelangan tangannya dipegang oleh Sergio.Dengan sedikit tarikan, tubuh Hazel jatuh ke belakang. Saat kembali tersadar, dia sudah berada di pangkuan Sergio.Hazel tersipu malu dan berbisik, "Apa yang kamu lakukan?""Menurutmu?"Sergio mendekat perlahan, menempelkan dahinya ke dahi Hazel. Matanya yang gelap dan teduh menyembunyikan api yang membara.Bulu mata Hazel yang panjang dan lentik berkedip beberapa kali dan menatapnya dengan memelas. "Aku nggak tahu."Sergio menempelkan bibirnya ke bibir Hazel, suaranya serak seolah berisi butiran pasir, "Aku ... menging
Sergio tidak bisa menahan tawa saat melihat rasa malu Hazel, sampai menciut seperti ini.Dia mengulurkan tangan dan mengusap rambut Hazel yang sedikit berantakan, suaranya jelas dan pelan, "Ya, nggak akan aku buka."Setelah mengatakan itu, dia meninggikan suaranya dan berkata kepada Adam yang berada di luar pintu, "Ya. Hari ini pasti kalian lelah, istirahatlah lebih awal."Adam terdiam sejenak, lalu dengan cepat menyadari kalau mungkin dia sudah mengganggu kesenangan tuan dan nyonyanya.Dia menunjukkan senyum penuh kasih, lalu mengiakan dengan penuh pengertian, "Baik, saya akan mengatur situasi agar nggak ada yang akan mengganggu kalian malam ini!"Mendengar kata-kata Adam, Hazel tahu kalau Adam sudah salah paham.Dia mengangkat pipinya yang memerah dari dada Sergio dan menatap tajam ke arah pelakunya."Kamu sengaja melakukan ini?"Sergio menarik kembali senyuman di wajahnya. "Ya, aku memang sengaja."Hazel terkesiap dan ingin memukulnya. Namun, belum sempat dia mengepalkan tinjunya ya