Share

Bab 98.

Author: BayS
last update Last Updated: 2025-01-25 14:41:44

'Hmm. Apakah Lidya sekarang sudah memiliki kekasih..? Tapi pembawaan cowok itu memang berbeda dari cowok kebanyakkan..! Siapa dia..?!' bathin Dewinda terus bertanya-tanya penasaran.

Ya, baru kali itu Dewinda merasakan tatapan dingin matanya, bagai tenggelam dalam sebuah telaga hangat. Kala dia beradu tatap dengan pria tak dikenal, yang duduk di sebelah Lidya itu.

'Aku akan menyuruh orang-orangku, untuk menyelidiki tentang pria itu..!' batin Dewinda bertekad.

Sementara tender itu memang sudah pada tahap negosiasi, terhadap penawaran dan rancang anggaran, yang telah diajukan ketiga peserta tender itu sebelumnya.

Hingga nantinya pihak pemilik tender akan memilih dan memutuskan pada hari itu juga. Siapa di antara ketiga tim itu, yang berhak menandatangani kontrak proyek.

Sementara di luar gedung tender telah mulai terjadi kehebohan.

Byarrshk..!

"Bedebah..! Rupanya gedung telah dipagari dengan energi yang sangat kuat Ki Sarnoto..!" seru Ki Panggah, seraya tubuhnya terhuyung dan mema
Locked Chapter
Continue Reading on GoodNovel
Scan code to download App

Related chapters

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 99.

    Splassh..! Seberkas cahaya merah menyala yang tak kasat mata, nampak melesat keluar dari ponsel Prayoga. Namun tentu saja hal itu tak lepas dari ketajaman indra dan penglihatan mata bathin Bimo. 'Hmm. Dia datang. Hebat juga caranya menembus pagaran 'Selimut Jagad'ku, dan masuk ke ruangan ini', batin Bimo waspada. Cahaya merah menyala itu langsung melayang di sudut ruangan gedung itu. Seolah tengah mengamati seisi ruangan dari sana. Ya, cahaya itu adalah jelmaan sukma dari Ki Kusumo, yang kini tengah mencari keberadaan orang yang memagari gedung itu, Bimo..! 'Edan..! Semuda itu telah memiliki aji pagaran yang sangat kuat dan langka..!' seru batin Ki Kusumo. 'Dia telah menemukanku..! Apa boleh buat, akan kuikuti apa maunya dia', batin Bimo, seraya ulaskan sebuah senyum ke arah cahaya menyala itu. Hal itu srngaja dilakukan Bimo, sebagai warning dan pemberitahuan pada Ki Kusumo. Bahwa Bimo juga telah mengetahui keberadaannya.'Keparat..! Dia juga sudah melihat keberadaanku..!' se

    Last Updated : 2025-01-25
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 100.

    Slaph..! Ki Naga Kencana pun beehenti melayang di hadapan Bimo. Lalu pusaka itu tundukkan ujung bilahnya ke bawah.Ya, Ki Naga Kencana memberi tanda patuh dan penghormatan pada Bimo. Lalu.. Weerrsh..! Ki Naga Kencana langsung terbang berputaran di sekitar sosok Bimo. Cahaya merah keemasan nampak bagaikan garis cahaya, menyelimuti Bimo yang duduk bersila. Perlahan Bimo pun pejamkan sepasang matanya. Dan otomatis Cakra Ajnanya pun terbuka. 'Hmm. Dia sedang bersiap menyerangku dengan pusaka Trisulanya' bathin Bimo. Ya, mata bathin Bimo melihat sebuah senjata trisula, yang tergenggam di tangan Ki Kusumo di ruang pribadinya. Nampak trisula itu pancarkan cahaya merah membara, yang berkeredepan menerangi kamar pribadi sepuh itu. Sementara Ki Kusumo masih fokus alirkan seluruh daya bathinnya pada Ki Sulapati. Senjata Trisula pusaka andalannya itu.! Hingga saat itu dia belum sempat, untuk melihat pusaka milik lawannya itu. Dan saat dirasanya Ki Sulapati telah manjing dengan power pe

    Last Updated : 2025-01-26
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 101.

    "Brengsek..!! Keputusan apa ini..?! Aku akan lakukan gugatan sanggahan..!" seru Prayoga memaki, seraya cepat beranjak melangkah keluar bersama timnya. "Silahkan Tuan Prayoga. Jika Tuan melihat adanya persekongkolan dalam tender ini. Tuan Prayoga berhak menggugatnya," ujar tenang sang pembicara, yang juga adalah staf penyelenggara tender. Tentu saja tak ada persekongkolan dalam tender itu. Andai pun ada, maka pastilah pelakunya adalah Prayoga Group sendiri..! Hehe. Dalam langkahnya menuju keluar ruangan. Dewinda bahkan masih sempatkan diri melirik ke arah Bimo. Ya, hati dan langkah gadis itu serasa berat. Karena dia harus pergi dan menjauh dari Bimo. Sekilas sepasang mata Dewinda berkilat menatap Lidya. 'Tunggu saja tanggal mainnya Lidya..! Akan kubuat kau ternista, dan tak berharga untuk dicintai oleh lelaki terendah sekali pun..!' tekad hati Dewinda. Panas sekali rasa hatinya, melihat kedekatan Bimo dan Lidya saat itu. Hmm. Apalagi definisi perasaan si Dewinda itu, kalau bukan

    Last Updated : 2025-01-26
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 102.

    'Ahh, pasti Tante Mira yang memberitahu Sari nomor rekeningku. Kenapa nomor rekeningku jadi menyebar begini..?' batin Bimo bingung sendiri. Bip.! Sebuah chat masuk dari nomor yang belum disimpan oleh Bimo. Namun Bimo ingat itu nomor si Sari. Sari :"Mas Bimo. Terimakasih ya. Semoga tanda terimakasih Sari bisa diterima Mas Bimo." Balas :"Baik Mbak Sari, terimakasih. Semoga Mbak Sari dilancarkan segala urusannya." Sari ;"Aamiin Mas Bimo. Makasih ya." Bimo pun langsung meraih handuknya dan menuju ke kamar mandi. Ya, karena pada hari itu Bimo memang sudah ada janjian, untuk bertemu dengan Devi. Bimo baru saja usai berpakaian rapih setelah mandi. Saat.. Tutt.. Tutt..! Ponselnya berdering dengan nama Lidya di layarnya. Klikh! "Ya Lidya." "M-mas Bimo..! C-cepatlah ke kediaman Kak Rindy, Mas..! K-kak Rindy tewas dibunuh perampok semalam Mas Bimo..! Aku mendapat kabar ini dari Bi Narsih, Mas Bimo..! Tsk, tsk..!"Tedengar suara panik, sedih, dan serak Lidya di sana, diiringi isak ta

    Last Updated : 2025-01-27
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 103.

    "Sstth..! Sabarlah Pak Badar. Polisi masih berkeliaran di sekitar sini. Barangnya sudah kutaruh di tempat yang aman Pak. Tunggu saja di kios, sebentar lagi aku ke sana." "Baik Danang. Kutunggu..!" Klikh! "Hhh..! Awas saja jika kau berniat curang padaku Danang..!" gumam Badar, seraya menatap ke arah trotoar jalan depan kios Tukang Kuncinya. Ya, rupanya Badar telah bersekongkol dengan Danang, untuk melakukan aksi merampok di kediaman Rindy. Dan bagi seorang tukang kunci seperti Badar, menduplikasi sebuah kunci bukanlah hal yang sulit..!Badar hanya butuh sebuah foto dari kunci rumah Rindy, maka dia akan bisa membuatnya tanpa kesulitan. Dan dari situlah niat jahat Danang, yang telah jauh terjebak dalam permainan judi slot terbersit. Hal yang mendapat respon cepat dari Badar, yang kebetulan sedang sepi order. Namun perlawanan Rindy semalam, saat Badar hendak merampok dan memperkosanya sungguh hebat dan menyusahkan. Hal yang mau tak mau memaksa Badar, untuk menikamkan belati miliknya

    Last Updated : 2025-01-28
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 104.

    "Pak Hendra. Pelaku dan pembunuh Tante Rindy sudah Bimo ketahui. Pak Hendra bisa minta tolong pada petugas kepolisian untuk menangkapnya segera," ujar Bimo pelan, setelah dia berada dekat dengan Hendra. "Ahh..! Baik Bimo. Mari ikuti aku," sentak Hendra, seraya langsung beranjak dari kursinya dan mengajak Bimo serta.Hendra pun langsung menghampiri seorang pria gagah berpakaian preman, yang berada di teras rumah. Pria itu adalah pimpinan, dari para petugas polisi yang berada di kediaman Rindy. "Pak Rahmat. Ada informasi penting yang di bawa oleh sahabatku Bimo ini. Ini soal kasus pembunuhan keponakkanku Rindy. Silahkan dibicarakan langsung dengan Bimo. Bimo, ini adalah IPDA Rahmat. Silahkan di informasikan saja apa yang kau ketahui soal kasus Rindy ini," ujar Hendra memperkenalkan,sekaligus mempersilahkan Bimo berbincang langsung dengan pihak berwenang. "Baik Pak Hendra..! Silahkan Mas Bimo, katakan saja apa yang Mas ketahui soal kasus ini," ujar Rahmat dengan wajah bersahabat. "M

    Last Updated : 2025-01-28
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 105. Bebas Pantangan

    "Yoga..! Keluarlah kawan..! Daerah kita akan diserang Gank Krapyax nanti malam..!" seru Jono memanggil dari depan rumah Yoga.Ya, sudah sebulan lebih Yoga memang tak menampakkan dirinya di markas gank Shadow yang dipimpinnya. Dan Jono adalah wakilnya dalam gank itu. Sebenarnya sudah kerap kali Jono dan anggota gank Shadow lainnya mendatangi Yoga. Namun Yoga sama sekali tak merespon atau menjawab panggilan mereka. Walaupun mereka melihat bayangan sosok Yoga ada di dalam rumahnya itu. Dan tentu saja tak ada satu pun dari anggota gank Shadow yang berani mengusik Yoga. Karena mereka semua paham akan sifat dan watak Yoga. Karena tanpa diminta atau dipanggil pun biasanya Yoga pasti datang dan nongkrong di markas. Jika Yoga tak bergeming dari rumahnya, itu artinya Yoga memang sedang tak ingin diganggu.! Namun satu hal yang kini menjadi sebuah keanehan, bagi beberapa anggota gank Shadow yang pernah mendatangi rumah Yoga. Adalah adanya hawa dingin menusuk dan tatapan mengerikkan sepasang

    Last Updated : 2025-01-29
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 106.

    Dan malam hari pun tiba. Nampak di sekitar markas gank Krapyax telah penuh dengan barisan motor, yang siap berangkat menyerang markas Shadow. Tercium semerbak aroma minuman keras di sekitar markas itu. Karena memang sebelum bersiap berangkat, para anggota gank Krapyax telah melakukan ritual rutin mereka. Menenggak miras..! Terhitung ada 37 motor lebih yang terus mainkan gas motor mereka, suara knalpot bronk pun meraung-raung bersahutan. Hal itu pun masih ditambah lagi dengan bunyi klakson motor yang melengking nyaring.Sungguh kebisingan yang sangat memekakkan telinga, dan mengganggu rasa ketentraman warga sekitar..! Berbagai jenis senjata tajam teracung, di tangan anggota yang duduk membonceng di atas motor rombongan itu. Mulai dari clurit sedang panjang, parang, klewang, hingga keris panjang. Sementara Edo nampak berada di barisan terdepan, dengan Lusi merangkul mesra Edo di boncengan motornya. Sungguh nekat memang wanita cantik bernama Lusi itu. Ya, sesungguhnya bukan tanpa

    Last Updated : 2025-01-30

Latest chapter

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 164.

    Segumpalan asap hitam melayang di atas gedung Winata Group, gumpalan asap hitam itu bagai menyatu dengan kegelapan malam di angkasa. Dan saat Porsche merah yang dikemudikan Lidya meluncur keluar dari gedung Winata Group. 'Hmm. Itu dia..!' bathin sukma Andrew. Dan gumpalan asap hitam pekat itu pun ikut melayang cepat di atas ketinggian, mengikuti ke mana arah Porsche merah Lidya melaju. Sementara perbincangan hangat dan santai terus berlangsung antara Bimo dan Lidya di dalam mobil. Bimo merasa senang, melihat Lidya kini telah kembali ceria dan bisa melupakan rasa dukanya. Dan saat itu Bimo memang sama sekali tak menyadari, jika mereka tengah dikuntit dari ketinggian angkasa oleh Andrew. Ya, Andrew memang telah menerapkan ilmu 'Tabir Wujud'nya saat itu, sehingga pancaran aura sukma dan energinya tak terdeteksi oleh Bimo. Sementara Bimo sendiri masih menutup mata bathinnya pada Lidya, hingga sedikit banyak hal itu mempengaruhi kepekaan bathinnya akan keberadaan Andrew. Tutt.. Tut

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 163.

    "Terimakasih Mas Bimo, Lily. Kesepakatan akhirnya berakhir saling menguntungkan bagi Winata Group. Karena 45 Triliun bukanlah jumlah yang sedikit dalam investasi itu," ujar Hendra tersenyum puas, di sofa ruang kerja pribadinya. Ya, di ruang pribadi Hendra saat itu, memang hanya ada Bimo dan Lidya yang duduk menemaninya. "Syukurlah Pak Hendra. Bimo ikut senang mendengar kelancaran lobi Winata Group hari ini," sahut Bimo tersenyum. "Pah. Apakah Papah tak merasakan hal aneh, saat tadi berjabat tangan dengan si Andrew itu..?" tanya Lidya. "Hmm. Rasanya memang agak dingin tangan si Andrew itu tadi Lidya. Seperti... seperti.. "Seperti orang yang sudah mati ya Pah..?" "Wah..! I-iya benar Lidya, seperti itulah..!" sentak terbata Hendra, membenarkan pendapat putrinya itu. "Wah..! Selain dingin, Lidya bahkan merasa ada arus listrik kecil yang seperti menarik-narik aliran darah di tubuh Lidya, Ayah..!" "Ahh..! Begitukah..? Apa artinya itu Mas Bimo..?" seru kaget Hendra, dia pun langsung

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 162.

    'Brengsek..! Powernya mampu mengimbangiku..! Siapa dia sebenarnya..?!' maki bathin Andrew lagi. Kini dirinya bertambah murka dan penasaran dengan sosok Bimo. Namun Andrew sadar misi utamanya saat itu adalah menggolkan lobi Pieter, demi kejayaan Livingstone Group. Maka dia pun menahan sementara amarahnya pada Bimo. Namun Andrew juga maklum, tak urung dirinya juga akan berhadapan dengan Bimo. Karena tak mungkin Bimo akan berdiam diri, melihat 'aksinya' terhadap Hendra di dalam ruang lobi. Satu jam sudah lobi berjalan antara Pieter dan Hendra di dalam ruangan tertutup itu. Dan seperti hal yang sudah biasa dilakukan oleh Andrew, dia pun bersiap melakukan misinya. Untuk merasuki dan mengendalikan lawan lobi Pieter, Hendra Winata..! 'Hmm. Dia mulai beraksi', bathin Bimo yang mulai merasakan pancaran power yang menguat dari Andrew. Lalu... Sshhssp..! Dan secara tak kasat mata, nampak gumpalan asap hitam yang keluar dari kepala Andrew. Lalu asap hitam itu pun berhembus masuk menembus ke

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 161.

    'Hmm. Akhirnya aku bisa melihat kembali ceriamu Lidya..', bathin Bimo lega.Ya, walau sampai saat itu Bimo masih menutup mata bathinnya pada Lidya. Namun Bimo masih merasakan tarikkan kuat dari pesona Lidya padanya. Hal yang menandakan selimut aura hijau masih menyelimuti sosok Lidya. Dan memang Lidya saat itu telah memasukkan benda wasiat dari neneknya ke saku jasnya. Hal yang membuat dirinya merasa sejuk dan nyaman karenanya. Akhirnya Bimo dan Lidya pun berangkat dengan mengendarai Phorsche merahnya, karena audi hitam kesukaannya masih di rumah mendiang neneknya. Tak lama kemudian mereka pun tiba dan langsung masuk ke dalam gedung megah menjulang PT. Winata Group. *** Sementara di dalam sebuah limo yang tengah meluncur dan berkaca gelap, yang dikawal oleh dua mobil di depan dan tiga mobil di belakang mobil Limo itu. Tutt.. Tutt..! Klikh..! "Ya Tuan Hendra." Sahut seoarng pria paruh baya berambut blonde klimis, yang duduk di dampingi seorang pemuda tampan di sisinya yang jug

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 160.

    'Tapi sebenarnya benda apa yang ada di kantung merah itu..? Aku merasa aura hijau yang menyelimuti Lidya, berasal dari benda di dalam kantung merah itu', bathin Bimo penasaran. Akhirnya setelah sekilas mempelajari profil Pieter dan Livingstone Group di laptop, Bimo pun tidur dengan pulas di kamarnya. Pada jam 3 lewat Bimo pun kembali terbangun. Dan seperti biasanya, dia pun langsung melakukan hening di dalam kamar yang cukup luas itu. *** Pagi harinya. Entah kenapa Lidya merasa enggan mengetuk pintu kamar Bimo, untuk mengingatkannya tentang acara penting kantornya hari itu.Ya, Lidya ternyata masih merasa jengah dan risih, karena mengingat kejadian semalam bersama Bimo di kamarnya. Namun Lidya juga takut Bimo masih tertidur pulas di dalam kamar. Akhirnya, Lidya pun menyuruh Bi Inah, untuk mengetuk kamar Bimo. Tok, tok, tok..! "Mas Bimo. Non Lidya sudah menanti di meja makan," ujar Bi Inah setelah mengetuk pintu kamar Bimo. Sementara dari ruang makan. Lidya yang telah duduk di

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 159.

    "Hei..! M-mas Bimo..! K-kau kena.. Mmhhf..!... Seruan Lidya sontak langsung terbungkam, saat dengan cepat Bimo melumat bibirnya. Ya, rasa kerinduan yang aneh dan tak tertahankan, tiba-tiba saja melanda hati Bimo. Bagaikan seorang pria yang sekian lamanya tak bertemu dengan kekasihnya. Dan hal itu terjadi murni karena dorongan dari hati Bimo, dan bukan karena kutukan Ki Brajangkala. "Mmffh..! Mas B-bimo.. Hhh.. hhh..! I-ini..?!" seru lirih terbata Lidya, setelah menarik wajahnya dari lumatan bibir Bimo, hatinya sungguh tergetar tak karuan. "Kamu cantik sekali Lidya. Aku merindukanmu. Mmffh..!" Bimo bergumam lirih, seraya kembali merencah bbir merekah Lidya dalam lumatan bibirnya. 'Ada apa dengan dirimu Mas Bimo..? Mengapa tiba-tiba seperti ini..?' bathin Lidya heran dan bingung. Namun satu hal yang tak bisa dipungkirinya, dirinya juga menginginkan hal itu terjadi. "Mmhh...". dan pertahanan Lidya pun ikut lepas. Perlahan gadis cantik itu pun memejamkan matanya, pasrah meresapi se

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 158.

    Tentu saja aura hijau itu menghilang, karena Lidya tidak sedang menggenggam tas tangannya, yang diletakkan di dalam kamarnya. Ya, Lidya memang sama sekali tak menyangka, jika benda wasiat dari neneknya itulah hal yang menyebabkan dirinya diselimuti aura hijau.Sebuah pancaran aura yang tak terlihat oleh orang awam biasa, namun sangat jelas terlihat bagi orang-orang yang mata bathinnya telah terbuka. "Mas Bimo, apakah sampai saat ini belum ada wanita yang menjadi kekasihmu..? Aku takut dia salah paham, jika dia tahu kau menemaniku malam ini," tanya Lidya hati-hati. "Ahh, Lidya mengapa kau tanyakan hal itu? Jika aku sudah memiliki kekasih, maka pastilah kau termasuk orang yang pertama mengetahuinya," sahut Bimo tersenyum tenang. "Lalu bagaimana dengan Devi..? Mas Bimo pernah bilang, tak lama lagi akan mendirikan sebuah Biro Konsultan bersamanya..?" ujar Lidya, mencoba terus menyelami hati Bimo. "Devi hanya sebatas sahabat dan rekan kerja saja Lidya, tak ada yang spesial antara hubu

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 157.

    "Bangsat..!!" Dor..! Dor..! ... Dorr..!!! Makian keraas Ponco langsung diringi letusan sepasang senjatanya ke arah dada dan wajah Yoga. Yang diikuti pula oleh tembakkan kedua orang bawahannya. Namun... Clankh..! ... Claankh..!! Kesemua peluru yang melesat itu bagai menghantam sebuah tembok baja, lalu peluru itu langsung luruh dan jatuh ke lantai markas. "Hahh..?!! K-kebal.. Seth..! Yoga pun tak menyia-nyiakan keterkejutan dan keterpakuan ketiga lawannya itu. Dia pun melesat cepat dan memutar satu persatu leher ketiga lawannya, dalam kecepatan yang tak bisa diikuti oleh mata biasa. Klaghk..! ... KraghK..!! "Kekkhsk..!!" Brughk..! ... Brukh..!! Hanya suara tersedak yang terdengar hampir bersamaan, diringi dengan ambruknya Ponco dan kedua orang kepercayaannya itu dengan leher terkulai patah..! Ya, Ponco, ketua gank Blantix dan kedua orang kepercayaannya telah tewas di tangan Yoga..! Sementara tawuran masih berlangsung dengan berat sebelah, di halaman markas Blantix itu. Saat..

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 156.

    Ngnngg...! Cit..! Slakh..! Bimo hentikan motornya di depan pagar kediaman nenek Lidya, yang saat itu penuh dengan kendaraan para pelayat yang datang. Bimo bergegas mselewati gerbang pagar rumah yang terbuka lebar, dan melangkah melewati taman menuju ke pintu utama, saat... "Mas Bimo..!" seruan dan suara yang sangat dikenalnya, sontak menghentikan langkah Bimo. Dia pun menoleh ke arah kanan, tempat asal suara tersebut. "Lidya, kau di sana," ujar Bimo, saat dilihatnya Lidya yang sedang duduk sendiri di sisi sebuah gazebo taman. Bimo pun langsung menghampiri Lidya itu. Dan... 'Ahh..! Aura hijau apa itu..?!' terkejut bathin Bimo, saat melihat selimut aura hijau yang nampak melapisi sosok Lidya malam itu.Sontak Bimo langsung pertajam mata bathinnya menatap ke arah Lidya. 'Hmm. Bukan aura yang membahayakan, bahkan kecantikkan Lidya malah tambah bersinar saja di mataku', bathin Bimo, akhirnya dia tak mempermasalahkan aura hijau pada diri Lidya. "Lidya. Yang tabah ya," ujar lembut Bim

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status