Share

Bab 097.

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-24 20:30:37

"Baiklah, kita berangkat sekarang.! Helikopter telah menanti kita di atap gedung," ujar Prayoga, seraya beranjak dari kursinya untuk bersiap.

Sementara yang lainnya segera keluar dari ruang pribadi Prayoga, dan langsung menuju ke atap gedung.

Ya, memang ada 3 helipad yang tersedia di atap gedung kantor Prayoga Group itu.

Dewinda masih menemani ayahnya di ruangan itu. Mereka juga bergegas naik ke atap gedung, melalui tangga khusus dari ruang pribadi itu.

***

Sementara itu Hendra dan rombongan Winata Group telah tiba di PT Mega Angkasa.

Helikopter mereka landing di area khusus helipad, yang berada di sebelah kanan gedung kantor.

Nampak Ki Sabdo dan Bimo langsung berbincang agak terpisah dengan yang lainnya.

"Bimo, bagaimana sebaiknya kita mengatur penjagaan tender itu?" Ki Sabdo meminta pendapat Bimo.

"Begini saja Ki Sabdo. Sebaiknya biar kupagari gedung tempat berlangsungnya tender ini.

Ki Sabdo baiknya berjaga di luar gedung saja. Aku akan titipkan Ki Naga Kencana pada Ki Sa
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terkait

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 98.

    'Hmm. Apakah Lidya sekarang sudah memiliki kekasih..? Tapi pembawaan cowok itu memang berbeda dari cowok kebanyakkan..! Siapa dia..?!' bathin Dewinda terus bertanya-tanya penasaran. Ya, baru kali itu Dewinda merasakan tatapan dingin matanya, bagai tenggelam dalam sebuah telaga hangat. Kala dia beradu tatap dengan pria tak dikenal, yang duduk di sebelah Lidya itu. 'Aku akan menyuruh orang-orangku, untuk menyelidiki tentang pria itu..!' batin Dewinda bertekad. Sementara tender itu memang sudah pada tahap negosiasi, terhadap penawaran dan rancang anggaran, yang telah diajukan ketiga peserta tender itu sebelumnya. Hingga nantinya pihak pemilik tender akan memilih dan memutuskan pada hari itu juga. Siapa di antara ketiga tim itu, yang berhak menandatangani kontrak proyek. Sementara di luar gedung tender telah mulai terjadi kehebohan. Byarrshk..! "Bedebah..! Rupanya gedung telah dipagari dengan energi yang sangat kuat Ki Sarnoto..!" seru Ki Panggah, seraya tubuhnya terhuyung dan mema

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 99.

    Splassh..! Seberkas cahaya merah menyala yang tak kasat mata, nampak melesat keluar dari ponsel Prayoga. Namun tentu saja hal itu tak lepas dari ketajaman indra dan penglihatan mata bathin Bimo. 'Hmm. Dia datang. Hebat juga caranya menembus pagaran 'Selimut Jagad'ku, dan masuk ke ruangan ini', batin Bimo waspada. Cahaya merah menyala itu langsung melayang di sudut ruangan gedung itu. Seolah tengah mengamati seisi ruangan dari sana. Ya, cahaya itu adalah jelmaan sukma dari Ki Kusumo, yang kini tengah mencari keberadaan orang yang memagari gedung itu, Bimo..! 'Edan..! Semuda itu telah memiliki aji pagaran yang sangat kuat dan langka..!' seru batin Ki Kusumo. 'Dia telah menemukanku..! Apa boleh buat, akan kuikuti apa maunya dia', batin Bimo, seraya ulaskan sebuah senyum ke arah cahaya menyala itu. Hal itu srngaja dilakukan Bimo, sebagai warning dan pemberitahuan pada Ki Kusumo. Bahwa Bimo juga telah mengetahui keberadaannya.'Keparat..! Dia juga sudah melihat keberadaanku..!' se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 100.

    Slaph..! Ki Naga Kencana pun beehenti melayang di hadapan Bimo. Lalu pusaka itu tundukkan ujung bilahnya ke bawah.Ya, Ki Naga Kencana memberi tanda patuh dan penghormatan pada Bimo. Lalu.. Weerrsh..! Ki Naga Kencana langsung terbang berputaran di sekitar sosok Bimo. Cahaya merah keemasan nampak bagaikan garis cahaya, menyelimuti Bimo yang duduk bersila. Perlahan Bimo pun pejamkan sepasang matanya. Dan otomatis Cakra Ajnanya pun terbuka. 'Hmm. Dia sedang bersiap menyerangku dengan pusaka Trisulanya' bathin Bimo. Ya, mata bathin Bimo melihat sebuah senjata trisula, yang tergenggam di tangan Ki Kusumo di ruang pribadinya. Nampak trisula itu pancarkan cahaya merah membara, yang berkeredepan menerangi kamar pribadi sepuh itu. Sementara Ki Kusumo masih fokus alirkan seluruh daya bathinnya pada Ki Sulapati. Senjata Trisula pusaka andalannya itu.! Hingga saat itu dia belum sempat, untuk melihat pusaka milik lawannya itu. Dan saat dirasanya Ki Sulapati telah manjing dengan power pe

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 101.

    "Brengsek..!! Keputusan apa ini..?! Aku akan lakukan gugatan sanggahan..!" seru Prayoga memaki, seraya cepat beranjak melangkah keluar bersama timnya. "Silahkan Tuan Prayoga. Jika Tuan melihat adanya persekongkolan dalam tender ini. Tuan Prayoga berhak menggugatnya," ujar tenang sang pembicara, yang juga adalah staf penyelenggara tender. Tentu saja tak ada persekongkolan dalam tender itu. Andai pun ada, maka pastilah pelakunya adalah Prayoga Group sendiri..! Hehe. Dalam langkahnya menuju keluar ruangan. Dewinda bahkan masih sempatkan diri melirik ke arah Bimo. Ya, hati dan langkah gadis itu serasa berat. Karena dia harus pergi dan menjauh dari Bimo. Sekilas sepasang mata Dewinda berkilat menatap Lidya. 'Tunggu saja tanggal mainnya Lidya..! Akan kubuat kau ternista, dan tak berharga untuk dicintai oleh lelaki terendah sekali pun..!' tekad hati Dewinda. Panas sekali rasa hatinya, melihat kedekatan Bimo dan Lidya saat itu. Hmm. Apalagi definisi perasaan si Dewinda itu, kalau bukan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-26
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 102.

    'Ahh, pasti Tante Mira yang memberitahu Sari nomor rekeningku. Kenapa nomor rekeningku jadi menyebar begini..?' batin Bimo bingung sendiri. Bip.! Sebuah chat masuk dari nomor yang belum disimpan oleh Bimo. Namun Bimo ingat itu nomor si Sari. Sari :"Mas Bimo. Terimakasih ya. Semoga tanda terimakasih Sari bisa diterima Mas Bimo." Balas :"Baik Mbak Sari, terimakasih. Semoga Mbak Sari dilancarkan segala urusannya." Sari ;"Aamiin Mas Bimo. Makasih ya." Bimo pun langsung meraih handuknya dan menuju ke kamar mandi. Ya, karena pada hari itu Bimo memang sudah ada janjian, untuk bertemu dengan Devi. Bimo baru saja usai berpakaian rapih setelah mandi. Saat.. Tutt.. Tutt..! Ponselnya berdering dengan nama Lidya di layarnya. Klikh! "Ya Lidya." "M-mas Bimo..! C-cepatlah ke kediaman Kak Rindy, Mas..! K-kak Rindy tewas dibunuh perampok semalam Mas Bimo..! Aku mendapat kabar ini dari Bi Narsih, Mas Bimo..! Tsk, tsk..!"Tedengar suara panik, sedih, dan serak Lidya di sana, diiringi isak ta

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-27
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 103.

    "Sstth..! Sabarlah Pak Badar. Polisi masih berkeliaran di sekitar sini. Barangnya sudah kutaruh di tempat yang aman Pak. Tunggu saja di kios, sebentar lagi aku ke sana." "Baik Danang. Kutunggu..!" Klikh! "Hhh..! Awas saja jika kau berniat curang padaku Danang..!" gumam Badar, seraya menatap ke arah trotoar jalan depan kios Tukang Kuncinya. Ya, rupanya Badar telah bersekongkol dengan Danang, untuk melakukan aksi merampok di kediaman Rindy. Dan bagi seorang tukang kunci seperti Badar, menduplikasi sebuah kunci bukanlah hal yang sulit..!Badar hanya butuh sebuah foto dari kunci rumah Rindy, maka dia akan bisa membuatnya tanpa kesulitan. Dan dari situlah niat jahat Danang, yang telah jauh terjebak dalam permainan judi slot terbersit. Hal yang mendapat respon cepat dari Badar, yang kebetulan sedang sepi order. Namun perlawanan Rindy semalam, saat Badar hendak merampok dan memperkosanya sungguh hebat dan menyusahkan. Hal yang mau tak mau memaksa Badar, untuk menikamkan belati miliknya

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 104.

    "Pak Hendra. Pelaku dan pembunuh Tante Rindy sudah Bimo ketahui. Pak Hendra bisa minta tolong pada petugas kepolisian untuk menangkapnya segera," ujar Bimo pelan, setelah dia berada dekat dengan Hendra. "Ahh..! Baik Bimo. Mari ikuti aku," sentak Hendra, seraya langsung beranjak dari kursinya dan mengajak Bimo serta.Hendra pun langsung menghampiri seorang pria gagah berpakaian preman, yang berada di teras rumah. Pria itu adalah pimpinan, dari para petugas polisi yang berada di kediaman Rindy. "Pak Rahmat. Ada informasi penting yang di bawa oleh sahabatku Bimo ini. Ini soal kasus pembunuhan keponakkanku Rindy. Silahkan dibicarakan langsung dengan Bimo. Bimo, ini adalah IPDA Rahmat. Silahkan di informasikan saja apa yang kau ketahui soal kasus Rindy ini," ujar Hendra memperkenalkan,sekaligus mempersilahkan Bimo berbincang langsung dengan pihak berwenang. "Baik Pak Hendra..! Silahkan Mas Bimo, katakan saja apa yang Mas ketahui soal kasus ini," ujar Rahmat dengan wajah bersahabat. "M

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-28
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 105. Bebas Pantangan

    "Yoga..! Keluarlah kawan..! Daerah kita akan diserang Gank Krapyax nanti malam..!" seru Jono memanggil dari depan rumah Yoga.Ya, sudah sebulan lebih Yoga memang tak menampakkan dirinya di markas gank Shadow yang dipimpinnya. Dan Jono adalah wakilnya dalam gank itu. Sebenarnya sudah kerap kali Jono dan anggota gank Shadow lainnya mendatangi Yoga. Namun Yoga sama sekali tak merespon atau menjawab panggilan mereka. Walaupun mereka melihat bayangan sosok Yoga ada di dalam rumahnya itu. Dan tentu saja tak ada satu pun dari anggota gank Shadow yang berani mengusik Yoga. Karena mereka semua paham akan sifat dan watak Yoga. Karena tanpa diminta atau dipanggil pun biasanya Yoga pasti datang dan nongkrong di markas. Jika Yoga tak bergeming dari rumahnya, itu artinya Yoga memang sedang tak ingin diganggu.! Namun satu hal yang kini menjadi sebuah keanehan, bagi beberapa anggota gank Shadow yang pernah mendatangi rumah Yoga. Adalah adanya hawa dingin menusuk dan tatapan mengerikkan sepasang

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-29

Bab terbaru

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 106.

    Dan malam hari pun tiba. Nampak di sekitar markas gank Krapyax telah penuh dengan barisan motor, yang siap berangkat menyerang markas Shadow. Tercium semerbak aroma minuman keras di sekitar markas itu. Karena memang sebelum bersiap berangkat, para anggota gank Krapyax telah melakukan ritual rutin mereka. Menenggak miras..! Terhitung ada 37 motor lebih yang terus mainkan gas motor mereka, suara knalpot bronk pun meraung-raung bersahutan. Hal itu pun masih ditambah lagi dengan bunyi klakson motor yang melengking nyaring.Sungguh kebisingan yang sangat memekakkan telinga, dan mengganggu rasa ketentraman warga sekitar..! Berbagai jenis senjata tajam teracung, di tangan anggota yang duduk membonceng di atas motor rombongan itu. Mulai dari clurit sedang panjang, parang, klewang, hingga keris panjang. Sementara Edo nampak berada di barisan terdepan, dengan Lusi merangkul mesra Edo di boncengan motornya. Sungguh nekat memang wanita cantik bernama Lusi itu. Ya, sesungguhnya bukan tanpa

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 105. Bebas Pantangan

    "Yoga..! Keluarlah kawan..! Daerah kita akan diserang Gank Krapyax nanti malam..!" seru Jono memanggil dari depan rumah Yoga.Ya, sudah sebulan lebih Yoga memang tak menampakkan dirinya di markas gank Shadow yang dipimpinnya. Dan Jono adalah wakilnya dalam gank itu. Sebenarnya sudah kerap kali Jono dan anggota gank Shadow lainnya mendatangi Yoga. Namun Yoga sama sekali tak merespon atau menjawab panggilan mereka. Walaupun mereka melihat bayangan sosok Yoga ada di dalam rumahnya itu. Dan tentu saja tak ada satu pun dari anggota gank Shadow yang berani mengusik Yoga. Karena mereka semua paham akan sifat dan watak Yoga. Karena tanpa diminta atau dipanggil pun biasanya Yoga pasti datang dan nongkrong di markas. Jika Yoga tak bergeming dari rumahnya, itu artinya Yoga memang sedang tak ingin diganggu.! Namun satu hal yang kini menjadi sebuah keanehan, bagi beberapa anggota gank Shadow yang pernah mendatangi rumah Yoga. Adalah adanya hawa dingin menusuk dan tatapan mengerikkan sepasang

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 104.

    "Pak Hendra. Pelaku dan pembunuh Tante Rindy sudah Bimo ketahui. Pak Hendra bisa minta tolong pada petugas kepolisian untuk menangkapnya segera," ujar Bimo pelan, setelah dia berada dekat dengan Hendra. "Ahh..! Baik Bimo. Mari ikuti aku," sentak Hendra, seraya langsung beranjak dari kursinya dan mengajak Bimo serta.Hendra pun langsung menghampiri seorang pria gagah berpakaian preman, yang berada di teras rumah. Pria itu adalah pimpinan, dari para petugas polisi yang berada di kediaman Rindy. "Pak Rahmat. Ada informasi penting yang di bawa oleh sahabatku Bimo ini. Ini soal kasus pembunuhan keponakkanku Rindy. Silahkan dibicarakan langsung dengan Bimo. Bimo, ini adalah IPDA Rahmat. Silahkan di informasikan saja apa yang kau ketahui soal kasus Rindy ini," ujar Hendra memperkenalkan,sekaligus mempersilahkan Bimo berbincang langsung dengan pihak berwenang. "Baik Pak Hendra..! Silahkan Mas Bimo, katakan saja apa yang Mas ketahui soal kasus ini," ujar Rahmat dengan wajah bersahabat. "M

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 103.

    "Sstth..! Sabarlah Pak Badar. Polisi masih berkeliaran di sekitar sini. Barangnya sudah kutaruh di tempat yang aman Pak. Tunggu saja di kios, sebentar lagi aku ke sana." "Baik Danang. Kutunggu..!" Klikh! "Hhh..! Awas saja jika kau berniat curang padaku Danang..!" gumam Badar, seraya menatap ke arah trotoar jalan depan kios Tukang Kuncinya. Ya, rupanya Badar telah bersekongkol dengan Danang, untuk melakukan aksi merampok di kediaman Rindy. Dan bagi seorang tukang kunci seperti Badar, menduplikasi sebuah kunci bukanlah hal yang sulit..!Badar hanya butuh sebuah foto dari kunci rumah Rindy, maka dia akan bisa membuatnya tanpa kesulitan. Dan dari situlah niat jahat Danang, yang telah jauh terjebak dalam permainan judi slot terbersit. Hal yang mendapat respon cepat dari Badar, yang kebetulan sedang sepi order. Namun perlawanan Rindy semalam, saat Badar hendak merampok dan memperkosanya sungguh hebat dan menyusahkan. Hal yang mau tak mau memaksa Badar, untuk menikamkan belati miliknya

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 102.

    'Ahh, pasti Tante Mira yang memberitahu Sari nomor rekeningku. Kenapa nomor rekeningku jadi menyebar begini..?' batin Bimo bingung sendiri. Bip.! Sebuah chat masuk dari nomor yang belum disimpan oleh Bimo. Namun Bimo ingat itu nomor si Sari. Sari :"Mas Bimo. Terimakasih ya. Semoga tanda terimakasih Sari bisa diterima Mas Bimo." Balas :"Baik Mbak Sari, terimakasih. Semoga Mbak Sari dilancarkan segala urusannya." Sari ;"Aamiin Mas Bimo. Makasih ya." Bimo pun langsung meraih handuknya dan menuju ke kamar mandi. Ya, karena pada hari itu Bimo memang sudah ada janjian, untuk bertemu dengan Devi. Bimo baru saja usai berpakaian rapih setelah mandi. Saat.. Tutt.. Tutt..! Ponselnya berdering dengan nama Lidya di layarnya. Klikh! "Ya Lidya." "M-mas Bimo..! C-cepatlah ke kediaman Kak Rindy, Mas..! K-kak Rindy tewas dibunuh perampok semalam Mas Bimo..! Aku mendapat kabar ini dari Bi Narsih, Mas Bimo..! Tsk, tsk..!"Tedengar suara panik, sedih, dan serak Lidya di sana, diiringi isak ta

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 101.

    "Brengsek..!! Keputusan apa ini..?! Aku akan lakukan gugatan sanggahan..!" seru Prayoga memaki, seraya cepat beranjak melangkah keluar bersama timnya. "Silahkan Tuan Prayoga. Jika Tuan melihat adanya persekongkolan dalam tender ini. Tuan Prayoga berhak menggugatnya," ujar tenang sang pembicara, yang juga adalah staf penyelenggara tender. Tentu saja tak ada persekongkolan dalam tender itu. Andai pun ada, maka pastilah pelakunya adalah Prayoga Group sendiri..! Hehe. Dalam langkahnya menuju keluar ruangan. Dewinda bahkan masih sempatkan diri melirik ke arah Bimo. Ya, hati dan langkah gadis itu serasa berat. Karena dia harus pergi dan menjauh dari Bimo. Sekilas sepasang mata Dewinda berkilat menatap Lidya. 'Tunggu saja tanggal mainnya Lidya..! Akan kubuat kau ternista, dan tak berharga untuk dicintai oleh lelaki terendah sekali pun..!' tekad hati Dewinda. Panas sekali rasa hatinya, melihat kedekatan Bimo dan Lidya saat itu. Hmm. Apalagi definisi perasaan si Dewinda itu, kalau bukan

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 100.

    Slaph..! Ki Naga Kencana pun beehenti melayang di hadapan Bimo. Lalu pusaka itu tundukkan ujung bilahnya ke bawah.Ya, Ki Naga Kencana memberi tanda patuh dan penghormatan pada Bimo. Lalu.. Weerrsh..! Ki Naga Kencana langsung terbang berputaran di sekitar sosok Bimo. Cahaya merah keemasan nampak bagaikan garis cahaya, menyelimuti Bimo yang duduk bersila. Perlahan Bimo pun pejamkan sepasang matanya. Dan otomatis Cakra Ajnanya pun terbuka. 'Hmm. Dia sedang bersiap menyerangku dengan pusaka Trisulanya' bathin Bimo. Ya, mata bathin Bimo melihat sebuah senjata trisula, yang tergenggam di tangan Ki Kusumo di ruang pribadinya. Nampak trisula itu pancarkan cahaya merah membara, yang berkeredepan menerangi kamar pribadi sepuh itu. Sementara Ki Kusumo masih fokus alirkan seluruh daya bathinnya pada Ki Sulapati. Senjata Trisula pusaka andalannya itu.! Hingga saat itu dia belum sempat, untuk melihat pusaka milik lawannya itu. Dan saat dirasanya Ki Sulapati telah manjing dengan power pe

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 99.

    Splassh..! Seberkas cahaya merah menyala yang tak kasat mata, nampak melesat keluar dari ponsel Prayoga. Namun tentu saja hal itu tak lepas dari ketajaman indra dan penglihatan mata bathin Bimo. 'Hmm. Dia datang. Hebat juga caranya menembus pagaran 'Selimut Jagad'ku, dan masuk ke ruangan ini', batin Bimo waspada. Cahaya merah menyala itu langsung melayang di sudut ruangan gedung itu. Seolah tengah mengamati seisi ruangan dari sana. Ya, cahaya itu adalah jelmaan sukma dari Ki Kusumo, yang kini tengah mencari keberadaan orang yang memagari gedung itu, Bimo..! 'Edan..! Semuda itu telah memiliki aji pagaran yang sangat kuat dan langka..!' seru batin Ki Kusumo. 'Dia telah menemukanku..! Apa boleh buat, akan kuikuti apa maunya dia', batin Bimo, seraya ulaskan sebuah senyum ke arah cahaya menyala itu. Hal itu srngaja dilakukan Bimo, sebagai warning dan pemberitahuan pada Ki Kusumo. Bahwa Bimo juga telah mengetahui keberadaannya.'Keparat..! Dia juga sudah melihat keberadaanku..!' se

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 98.

    'Hmm. Apakah Lidya sekarang sudah memiliki kekasih..? Tapi pembawaan cowok itu memang berbeda dari cowok kebanyakkan..! Siapa dia..?!' bathin Dewinda terus bertanya-tanya penasaran. Ya, baru kali itu Dewinda merasakan tatapan dingin matanya, bagai tenggelam dalam sebuah telaga hangat. Kala dia beradu tatap dengan pria tak dikenal, yang duduk di sebelah Lidya itu. 'Aku akan menyuruh orang-orangku, untuk menyelidiki tentang pria itu..!' batin Dewinda bertekad. Sementara tender itu memang sudah pada tahap negosiasi, terhadap penawaran dan rancang anggaran, yang telah diajukan ketiga peserta tender itu sebelumnya. Hingga nantinya pihak pemilik tender akan memilih dan memutuskan pada hari itu juga. Siapa di antara ketiga tim itu, yang berhak menandatangani kontrak proyek. Sementara di luar gedung tender telah mulai terjadi kehebohan. Byarrshk..! "Bedebah..! Rupanya gedung telah dipagari dengan energi yang sangat kuat Ki Sarnoto..!" seru Ki Panggah, seraya tubuhnya terhuyung dan mema

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status