Beranda / Urban / Hasrat sang Konsultan Idaman / Bab 91. Kemunculan Yoga

Share

Bab 91. Kemunculan Yoga

Penulis: BayS
last update Terakhir Diperbarui: 2025-01-21 15:52:05
Namun pertanyaan Lidya itu, seketika malah mengingatkan Bimo pada sosok Devi. Sosok yang masih ada di hatinya hingga saat itu.

Bimo langsung berniat menghubungi Devi setelah Lidya pulang nanti.

Ya, hati Bimo mendadak merasa begitu rindu, pada Devi malam itu.

Tin..! Tinn..!

Suara klakson mendahului masuknya sebuah sedan audi hitam, yang langsung parkir di halaman sisi teras kediaman Bimo.

"Malam Non Lidya, Mas Bimo," sapa pak Sarman sopan, setelah dia turun dari mobilnya.

"Malam Pak Sarman," sahut Bimo tersenyum ramah, seraya anggukkan pelan kepalanya. Sementara Lidya hanya tersenyum pada pak Sarman.

Ya, Lidya memang telah meminta pak Sarman untuk menjemputnya di situ, setelah ayahnya dan Ki Sabdo pulang tadi.

"Sepertinya aku harus kembali ke rumah sekarang Mas Bimo. Pak Sarman sudah datang menjemputku," ujar Lidya agak enggan.

Ya, sesungguhnya Lidya masih menikmati kebersamaannya dengan Bimo.

Namun sayangnya, banyak acara dan kegiatan di kantor yang harus d
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 92.

    "Haph!" tanpa ragu Yoga langsung menelan Mustika Naga Hitam yang berpijar itu. "Kkghsk..!" sedak Yoga, karena tenggorokkan Yoga terasa panas membara, dan seolah hendak meledak saat itu..! Namun Yoga tetap bertahan sekuat dayanya, sementara rasa sakit, panas, dan nyeri, kian menggila dirasakannya. Ya, keinginan untuk menjadi sakti dan berjaya menguatkan mental Yoga, untuk tetap bertahan dalam rasa yang menyiksanya itu. 'Lebih baik aku mati..! Daripada terus hidup sebagai brandal kampung seperti ini..!' trkad batin Yoga. Hingga..."Arkhsg..!" Plekh..! Brughk..! Yoga pun akhirnya tumbang dan jatuh tak sadarkan diri di lantai kamar. Akibat tak kuat menahan batas kesadarannya, dalam siksaan rasa sakit itu. *** Sementara Devi tengah termenung di kamarnya malam itu. Dipandanginya wajah Bimo yang ada di galery ponselnya. Ya, gambar itu memang Devi ambil diam-diam di lobi rumah sakiat. Pada saat Bimo menemaninya ke rumah sakit menemui Tante Mira dulu. 'Mas Bimo. Lama sekali kau tak

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-22
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 93.

    Splassh..! Sukma Bimo pun lepas di tengah tidur lelapnya, menembus jauh ke masa silam. Masa di mana para leluhurnya berada. Slaph! 'Selamat datang ke pertapaanku Ngger Raden Bimo', sambutan suara bergema terdengar, di dalam sebuah ruangan yang berdinding batu. 'Salam hormat Bimo, Eyang Guru sepuh Pranatha', sahut Bimo, seraya beri hormat dengan tangkupkan dua tapak tangan di depan dada. Ya, Bimo kini mulai bisa menyesuaikan diri dan lakunya di hadapan para leluhurnya."Hmm. Baik Ngger Raden. Sepuh memanggilmu ke sini, karena adanya satu hal yang sangat penting dan berbahaya bagi Ngger Raden. Apakah Ngger Raden merasakan getaran aneh dan meresahkan belum lama tadi..?' 'Benar Eyang sepuh. Menjelang tidur tadi, Bimo memang merasakan angin dingin menerpa dan menusuk, hingga ke dalam sukma. Tapi Bimo sama sekali tak mengerti makna dari kejadian itu, Eyang Guru sepuh'. "Ngger Raden. Ketahuilah, jagad para leluhur kini tengah geger, dengan kemunculan sambaran halilintar naga hitam yan

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 94.

    'Ya..! Pasti ini karena Mustika Naga Hitam yang telah kutelan semalam. Hahaha..! Akhirnya aku akan berjaya..!' sorak bathin Yoga, senang bukan kepalang. Sepasang mata Yoga kini menatap kesal ke aarah sosok mayat ayahnya, yang nampak masih terbujur kaku di lantai kamar itu. 'Huh..! Andai sejak dulu kauberikan saja pusaka turunan itu padaku, pastinya tak perlu aku sampai membunuhmu Ayah..!' bathin Yoga, merasa kesal dan marah pada mendiang ayahnya itu.Ya, tak nampak sama sekali rasa sesal ataupun bersalah dalam diri Yoga. Karena dia telah membunuh ayah kandungnya itu. Sungguh anak durhaka memang si Yoga ini! 'Sebaiknya kukubur saja mayat Ayah di bawah ranjang kesayangannya itu. Sekaligus aku hendak mencoba keampuhan Mustika Naga Hitam dalam diriku', bathin Yoga lagi memutuskan. Dan setelah Yoga menggeser posisi balai bambu itu, maka dengan penuh percaya diri.. Cragkh..! Lantai semen pun remuk dan terangkat seketika oleh cakar tangan Yoga. 'Ahh..! Bisa..! Ternyata aku bisa mengga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 95.

    Bimo :"Baik Tante. Bimo pasti akan datang lewat mimpi setelah persyaratannya selesai nanti." Rindy :"Wah, asikk! Bener ya Bimo. Aku tunggu lho." Emot love. Bimo :"Baik Tante. Hehe." Dan wajah Rindy pun kembali sumringah berseri, karena dia yakin Bimo akan menepati janjinya. *** Sementara baru saja usai dengan latihan ilmu kanuragannya. Saat dia membalas chat dari Rindy di kamarnya. Untuk olah jurus dan ilmu bela dirinya, Bimo memang selalu melakukannya di sana. Sementara untuk olah bathinnya, Bimo melakukannya di saung belakang rumahnya. 'Waduh..! Lima hari lagi aku harus bercinta dengan Tante Rindy', bathin Bimo. Ada rasa risih dan juga penolakkan dalam dirinya, namun dia sudah terlanjur berjanji pada Rindy. Dan bagi Bimo, janji adalah sesuatu yang harus dituntaskan. Tak peduli seberat apapun resikonya. Tutt.. Tutt.. Tutt..! Ponsel Bimo berdering, 'Panggilan tak dikenal' tertera di layar ponselnya. Namun bathin Bimo bagai menggerakkannya, untuk menerima panggilan itu. K

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-23
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 96.

    "Dasar Lia biadab..! Hhhh..! Baiklah saya tak akan menggubrisnya Mas Bimo. Hampir empat tahun sudah, saya merasakan derita ini Mas. Tsk, tsk..!" Terdengar isak Sari, tak dapat menahan rasa sesak di hatinya. "Tenanglah Mbak Sari. Tak lama lagi, semoga Mbak Sari akan bertemu jodoh terbaik dalam hidup Mbak. Asalkan Mbak Sari berjanji akan memaafkan si Lia itu, jika dia datang dan meminta maaf pada Mbak Sari." Bimo berkata tenang, dan tak asal sembarang bicara. Karena memang dia mendapat wisik seperti itu dalam bathinnya. "Ahh.. B-baik Mas Bimo, Sari akan ikuti semua pesan Mas Bimo. Tsk, tsk..!" "Baik Mbak Sari. Sekarang saya tutup panggilannya ya. Lalu pejamkan saja kedua mata Mbak Sari. Yang santai saja ya Mbak Sari. Sambil duduk di kursi seperti itu juga tak apa Mbak." "Aihh..! B-baik Mas Bimo." Kembali Sari terkejut dan merasa takjub. Karena Bimo seolah tahu persis posisinya, yang saat itu sedang duduk di kursi kerjanya. Klikh.! Sari pun mulai pejamkan kedua matanya, denga

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 097.

    "Baiklah, kita berangkat sekarang.! Helikopter telah menanti kita di atap gedung," ujar Prayoga, seraya beranjak dari kursinya untuk bersiap. Sementara yang lainnya segera keluar dari ruang pribadi Prayoga, dan langsung menuju ke atap gedung. Ya, memang ada 3 helipad yang tersedia di atap gedung kantor Prayoga Group itu. Dewinda masih menemani ayahnya di ruangan itu. Mereka juga bergegas naik ke atap gedung, melalui tangga khusus dari ruang pribadi itu. *** Sementara itu Hendra dan rombongan Winata Group telah tiba di PT Mega Angkasa. Helikopter mereka landing di area khusus helipad, yang berada di sebelah kanan gedung kantor. Nampak Ki Sabdo dan Bimo langsung berbincang agak terpisah dengan yang lainnya. "Bimo, bagaimana sebaiknya kita mengatur penjagaan tender itu?" Ki Sabdo meminta pendapat Bimo. "Begini saja Ki Sabdo. Sebaiknya biar kupagari gedung tempat berlangsungnya tender ini. Ki Sabdo baiknya berjaga di luar gedung saja. Aku akan titipkan Ki Naga Kencana pada Ki Sa

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-24
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 98.

    'Hmm. Apakah Lidya sekarang sudah memiliki kekasih..? Tapi pembawaan cowok itu memang berbeda dari cowok kebanyakkan..! Siapa dia..?!' bathin Dewinda terus bertanya-tanya penasaran. Ya, baru kali itu Dewinda merasakan tatapan dingin matanya, bagai tenggelam dalam sebuah telaga hangat. Kala dia beradu tatap dengan pria tak dikenal, yang duduk di sebelah Lidya itu. 'Aku akan menyuruh orang-orangku, untuk menyelidiki tentang pria itu..!' batin Dewinda bertekad. Sementara tender itu memang sudah pada tahap negosiasi, terhadap penawaran dan rancang anggaran, yang telah diajukan ketiga peserta tender itu sebelumnya. Hingga nantinya pihak pemilik tender akan memilih dan memutuskan pada hari itu juga. Siapa di antara ketiga tim itu, yang berhak menandatangani kontrak proyek. Sementara di luar gedung tender telah mulai terjadi kehebohan. Byarrshk..! "Bedebah..! Rupanya gedung telah dipagari dengan energi yang sangat kuat Ki Sarnoto..!" seru Ki Panggah, seraya tubuhnya terhuyung dan mema

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25
  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 99.

    Splassh..! Seberkas cahaya merah menyala yang tak kasat mata, nampak melesat keluar dari ponsel Prayoga. Namun tentu saja hal itu tak lepas dari ketajaman indra dan penglihatan mata bathin Bimo. 'Hmm. Dia datang. Hebat juga caranya menembus pagaran 'Selimut Jagad'ku, dan masuk ke ruangan ini', batin Bimo waspada. Cahaya merah menyala itu langsung melayang di sudut ruangan gedung itu. Seolah tengah mengamati seisi ruangan dari sana. Ya, cahaya itu adalah jelmaan sukma dari Ki Kusumo, yang kini tengah mencari keberadaan orang yang memagari gedung itu, Bimo..! 'Edan..! Semuda itu telah memiliki aji pagaran yang sangat kuat dan langka..!' seru batin Ki Kusumo. 'Dia telah menemukanku..! Apa boleh buat, akan kuikuti apa maunya dia', batin Bimo, seraya ulaskan sebuah senyum ke arah cahaya menyala itu. Hal itu srngaja dilakukan Bimo, sebagai warning dan pemberitahuan pada Ki Kusumo. Bahwa Bimo juga telah mengetahui keberadaannya.'Keparat..! Dia juga sudah melihat keberadaanku..!' se

    Terakhir Diperbarui : 2025-01-25

Bab terbaru

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 173.

    Blaph..! Blaph..! ... Blashp..!!! Dan mewujudlah puluhan sosok tak lumrah manusia, yang melayang di sisi kiri dan kanan Andrew. Kesemua sosok yang muncul itu memiliki tubuh layaknya manusia, namun memiliki sayap bak sayap kelelawar di punggungnya.Sementara hampir semua sosok itu, memiliki dua tanduk kecil di kepalanya. Hanya satu sosok saja yang memiliki satu tanduk di kepalanya, namun sosoknya nampak memiliki aura hitam yang paling pekat dibanding sosok-sosok lainnya. "Hahahaa..!!" "Hihihii..!!" Terdengar tawa bergema riuh rendah seperti dari kejauhan. Suara tawa riuh rendah bergema itu, seolah bukan datang dari alam nyata. "Akhirnya kau butuh juga dengan bantuan kami Tuan Andrew..!" seru bergema sosok bertanduk satu itu. "Terpaksa Gallant..! Karena yang kuhadapi nanti bukanlah musuh biasa..! Bersiaplah Gallant, dan juga kalian semua..!" seru Andrew menyahuti, sekaligus mengingatkan para sekutunya. Wrrrnngg...! Sebuah helikopter nampak mendekat ke arah lokasi Andrew cs dan K

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 172.

    Sementara Andrew dan Lidya telah tiba di Hotel Mauli Sanayen. Andrew langsung mengarahkan dan membawa Lidya, menuju ke kamarnya yang terletak di lantai paling atas hotel itu. Setibanya di dalam kamarnya, Andrew langsung memberi garis darah ghaibnya. Dan dia langsung menerapkan ilmu'Tabir Wujud'nya pada sekeliling ruang tidur kamarnya. Ya, Andrew tak menyadari bahwa dia telah terlambat untuk itu. Karena Bimo telah melihat hotel tempatnya berada dalam lintasannya, tepat saat Andrew bergesekkan dengan Lidya di dalam mobil tadi. "Masuklah Ratuku sayang. Kita akan menjadikan malam ini penuh, bagi kita berdua," ucap lembut Andrew, mempersilahkan Lidya yang terpaku di sisinya. "Baik." Lidya berkata datar, seraya masuk ke dalam ruang tidur yang telah dipagari dengan ilmu 'Tabir Wujud' oleh Andrew itu. 'Hmm. Akan kusadarkan kau dari pengaruh hipnotisku, di tengah pemainan asmara kita nanti Lidya. Disaat kau sudah hanyut, dan tak bisa menolak lagi hunjaman asmaraku..! Hahahaa..!' bathin

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 171.

    "Baik." Ya, Lidya bagai kerbau dicucuk hidungnya terhadap Andrew. Dengan hanya mengenakan baju tidurnya, Lidya melangkah keluar dari kamarnya. Andrew pun mengikuti di belakangnya. Sungguh keadaan rumah Lidya sangat mendukung aksi Andrew, karena Bi Inah sudah tenggelam dalam mimpi di kamarnya. Lidya langsung meraih kunci mobilnya yang tergeletak di meja ruang tengah. Lalu dia pun menuju ke garasi, dengan Andrew menjajari langkahnya. Klekh..! Lidya pun masuk ke dalam mobil bersama Andrew yang duduk di sebelahnya. "Kita ke Hotel Mauli Sanayen Lidya sayang," ujar lembut Andrew, dengan menahan gejolak hasratnya yang meledak-ledak terhadap gadis jelita itu. Ya, Lidya memang memiliki kecantikkan yang natural. Bahkan tanpa make up seperto saat itu pun, dia tetaplah segar menantang di mata pria sehat dan normal mana pun juga. Termasuk Andrew..! "Baik," sahut datar Lidya, dingin tanpa ekspresi. Brrmm..! Tin..! Tinn..! Security yang berjaga di posko samping gerbang pun bergegas membuka

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 170.

    "Tanya Bos..! Berapa lama kami harus latihan dan siap kerja nantinya..?!" tanya seorang anggota lagi. "Itu sangat tergantung pada keseriusan, dan kemampuan kalian dalam menyerap ilmu yang kuberikan. Sepertinya waktu 2-4 bulan saja cukup untuk persiapan kalian bekerja. Asalkan kalian menjalani latihan dengan serius.Tinggalkan kebiasaan mabuk-mabukkan..! Karena itu hanya akan melemahkan kondisi dan stamina tubuh kalian..! Kalian mengerti..?!" kembali Bimo berkata lantang. "Hahh..?! Hanya 2 sampai 4 bulan saja..?!" "Siap Boss..!!!" "Yang penting dapat pekerjaan..! Kami siapp..!" Seruan-seruan gembira dan penuh harapan terdengar dari seluruh anggota. Karena sesungguhnya mereka semua juga telah berpikir, jika tak selamanya mereka akan hidup dari jalanan. Layaknya kebanyakkan orang, mereka juga ingin menjalani kehidupan yang wajar dan tenang di masa mendatang. Bekerja, menikah, dan memiliki keluarga..!Ya, tawaran Bimo bagaikan memberi 'jalan terang' bagi mereka untuk hidup lebih bai

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 169.

    "Selamat datang semuanya..! Masuklah..!" seru Bimo tersenyum lebar, seraya menuruni teras rumahnya menyambut Denta cs. "Baik Bos Bimo..! Ayo kawan semua..! Kita masuk..! Parkir yang rapih dan teratur..! Hahaha..!" seru Denta tergelak senang. Dia berada paling depan di barisan gank motornya. "Siapp..!!!" "Malam Bos Bimo..!!!" Ngungg..! Ngenngg..! ... Ngunngg..!!! Dan berbondong-bondong barisan gank motor itu pun masuk ke halaman kediaman Bimo. Nampak tak kurang dari 75 unit motor meluncur masuk dan parkir berderet secara teratur, di halaman depan dan samping. Beruntung Bimo memiliki halaman yang cukup luas, untuk menampung semua kendaraan itu. Tutt.. Tuutt..!Ponsel Bimo berdering, 'Toko Ben;S Food memanggil'. Klikh..! "Ya. Apakah pesanan saya sudah berangkat..?" sapa Bimo. "Benar Tuan Bimo. Kami mengabarkan saat ini sedang di jalan, dan tak sampai 5 menit lagi akan tiba di tujuan." "Baik. Nanti langsung masuk saja, pagar sudah terbuka." "Baik Tuan Bimo." Klikh! "Silahkan

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 168.

    'Baiklah..! Nanti malam akan kudatangi kau Lidya!' bathin Andrew, seraya rebahkan diri di ranjang. Lalu sepasang matanya pun terpejam dengan cepat, kaku dan dingin.! Ya, sepertinya Andrew merasa sangat nyaman berada dalam ruang kamarnya yang remang, dengan semua korden yang tertutup rapat. *** Devi tengah bersantai di ruang tengah kantornya saat itu. Dia baru saja selesai menata ruangan kerjanya, dan juga ruang kerja pribadi Bimo. Ngunngg..! Cit..! Tin.. Tinn..! "Ahh..! Mas Bimo datang..!' seru senang bathin Devi, saat melihat sosok Bimo yang masuk ke halaman depan kantor dengan motornya. Dia pun bergegas melangkah ke teras, untuk menyambut Bos sekaligus pria idamannya itu. "Hei Devi..!" seru Bimo, seraya lemparkan senyumnya ke arah Devi. "Wah, Mas Bimo langsung ke sini tho. Kirain pulang dulu ke rumah," ujar Devi balas tersenyum. "Tidak Devi. Ada hal penting yang harus kubicarakan denganmu sebelum kantor kita ini resmi dibuka." "Ok Mas Bimo. Kita masuk saja yuk," ajak Devi t

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 167.

    "Ahh..! B-baiklah Kang..! K-kami menyerah..!" seru gugup dan gentar Denta. Kini terbuka sudah matanya, bahwa yang tengah dihadapinya bukanlah sembarang orang. "A-ampun Kang..!" "Tobat Kang..!" Pengakuan menyerah Denta, segera diikuti seruan-seruan minta ampun dari para anggotanya yang kesemuanya masih terkapar di tanah. Nampak senjata-senjata rusak dan patah para anggota gank, yang berserakkan di tanah. "Gelo..!" "Luar biasa..!" "S-siapa dia..?!" Seruan kaget dan takjub juga keluar dari mulut para karyawan dan security cafe itu, yang menyaksikan pengeroyokkan gank Road Spiders pada Bimo. Mereka selama ini memang tak berani melaporkan tindak semena-mena anggota gank itu pada polisi. Karena mereka sadar dan takut akan balasan para anggota gank Road Spiders, yang jumlahnya ratusan orang itu. Ya, kekaguman dan rasa takjub menyelimuti hati mereka semuanya, setelah melihat kemampuan Bimo yang berada di luar nalar dan sangat menggetarkan nyali itu. "Baik..! Mulai saat ini anggap s

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 166.

    Seth..! Denta dan anggota lainnya pun serentak menoleh ke arah Bimo, seraya ganti menatap layar ponsel itu. Dan.. "Hmm..! Mari kita kepung dia..!" bisik tajam Denta, seraya beranjak berdiri dari duduknya. Serentak seluruh gerombolan itu pun berdiri, dan melangkah ke arah Bimo berada. 'Hmm. Mereka telah mengenaliku rupanya', bathin Bimo, seraya tetap duduk tenang di kursinya. Bimo seolah tak melihat pergerakkan gerombolan itu, yang tengah mengelilingi pohon yang menaungi mejanya. Slakh..! Slagh..! ... Sregh..! Beberapa anggota nampak telah mengunus dan mengeluarkan senjata kesayangan mereka masing-masing. Karambit, pisau lipat, celurit kecil, knuckle, bahkan pistol pun terlihat dalam genggaman anggota gerombolan itu. Dengan dikelilinginya meja Bimo, maka otomatis pengunjung lain tak bisa lagi melihat posisi Bimo saat itu. Dan para pengunjung pun langsung keluar dari cafe itu dengan tergesa, takut terkena sasaran dari kerusuhan yang mereka duga pasti akan terjadi itu. Maka otomat

  • Hasrat sang Konsultan Idaman   Bab 165.

    'Ahh..! Tubuhnya masih diselimuti aura hijau itu', bathin Bimo. Dia pun kembali menutup mata bathinnya terhadap Lidya. Namun diam-diam kini timbul pertanyaan dan keheranan di hati Bimo terhadap Lidya. Ya, benda apa sesungguhnya yang berada dalam kantung merah dalam tas tangan Lidya, yang dilihatnya kemarin malam itu..?Karena benda itulah, yang menjadi sumber pancaran aura hijau, yang menyelimuti sosok Lidya. "Mas Bimo, duduklah. Ada camilan dan wedang jahe merah kesukaanmu nih. Bi Inah khusus membuatkannya buat Mas bImo," ujar Lidya tersenyum. "Wah..! Bi Inah tahu saja kesukaanku Lidya. Hehe," ujar Bimo terkekeh senang. Dan pembicaraan hangat dan santai pun terjadi di teras belakang kediaman Lidya itu. *** Sementara malam itu, di markas pusat gank Blantix yang telah diambil alih dan dikuasai oleh gank Shadow pimpinan Yoga. "Baik..! Kuputuskan 40 anggota Sahdow akan ikut aku ekspansi ke Kajarta..! Edo, kau paketkan 40 motor kita via ekspedisi. Kita akan jemput langsung motor i

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status