‘Aku baru tahu,’ batin Lucas memperhatikan tahi lalat kecil di bawah mata kanan Ariella. Ya, itu sangat mirip dengan Giselle. Hanya saja tahi lalat mantan tunangan Lucas itu ada di bawah manik kirinya. Jelas saja Lucas yang selama ini memandang Ariella layaknya serangga tak mengetahui itu. Dan ini mengingatkan Lucas dengan sesuatu. Pria tersebut sempat tenggelam dalam pikirannya beberapa saat, tapi dia segera menampik fakta. ‘Tidak mungin. Pasti hanya kebetulan!’ batin Lucas dengan rahang mengeras. Dia mulai menyeka bekas luka di sudut bibir Ariella. Area itu sangat lebam, jelas sekali seseorang telah memukulnya dengan kasar. Dan itu memicu alis Lucas berkedut. Benar, meski Lucas amat membenci Ariella, tapi dia tak pernah memukul wanita itu. Dalam kamusnya, hanya pecundang yang menyerang wanita lemah.‘Aku jadi penasaran. Siapa berandal yang berani merusak mainanku?!’ geming pria tersebut.Usai beberapa saat, Lucas beralih ke luka di perut Ariella. Dia menyingkap lingerie wanita i
“Siapa yang menyebarkan ini?!” Lucas bertanya dengan rahang mengeras.Alis tebalnya merapat begitu melihat video tak senonoh Ariella yang merangkak tanpa busana. Ya, itu adalah rekaman yang diambil Matthias pagi tadi di mansion Baratheon. Rupanya pemuda itu benar-benar mengunggahnya ke internet.“Saya sudah melacak alamat IP perangkat yang pertama kali menyebarkannya. Video ini diunggah melalui ponsel Tuan Muda Matthias, tepatnya dari area gedung pinggiran Linberg, Tuan Muda!” ujar Peter disertai tatapan serius.Kening Lucas mengernyit seiring pikirannya yang mengingat tempat dia bertemu Ariella tadi.Belum sampai pria itu menimpali, sang asisten kembali berkata, “saya juga menyelidiki teman-teman Tuan Matthias. Ternyata mereka termasuk dua pemuda yang mengejar Ariella di jalan tadi, Tuan Muda. Jadi kemunginan besar, Tuan Matthias yang melakukan itu pada Ariella.”“Bajingan kecil itu! Semua orang bawaan Beatrice memang tidak ada yang benar!” tutur Lucas pelan, tapi penuh tekanan.Ya,
“Ah? Se-sejak kapan Kak Lucas di sini?” Chelsea bertanya begitu menoleh ke belakang.Dia mengerjap tegang saat menilik ekspresi dingin Lucas dan sang asisten di sebelahnya. Bahkan tatapan penuh curiga pria itu semakin membuat Chelsea was-was. “Kenapa Kak Lucas muncul dari sana? Apa selamam Kakak tidak tidur di mansion?” Chelsea berupaya menggali topik untuk mengalihkan perhatian.Namun, Lucas yang tak terpengaruh hanya menarik seringai tipisnya. “Jadi itu kau?” katanya yang memicu Chelsea mengerjap bingung. “Apa maksud Kak Lucas? Chelsea tidak mengerti,” sahut wanita itu mengerutkan keningnya. Dirinya yang lihai bersandiwara, tentu tidak pasrah begitu saja. “Sepertinya Kak Lucas habis lembur, ya? Wajah Kakak terlihat lelah. Apa Kak Lucas menginginkan sesuatu? Chelsea bisa meminta Pelayan membawakan makanan atau teh untuk Kakak.” Wanita itu melanjutkan katanya sambil merengkuh lengan Lucas. Sang pria mengedutkan alisnya. Dia sungguh risih karena setiap ada kesempatan, wanita ini
“A-apa maksudnya? Kenapa tiba-tiba Kak Felix?!” Matthias menatap bingung. Alih-alih langsung menyahut, Lucas justru merengkuh kerah Matthias dan memaksanya bangun. Adik sepupunya tersebut bergidik saat menatap manik tajam Lucas sedekat itu. “Aku tahu kau kacung Felix yang mengurus para preman di gedung Red Bloom!” tutur Lucas pelan, tapi nadanya mengandung gertakan. Leher Matthias seketika menegang. Padahal dia sudah diwanti-wanti menjaga rahasia ini. Namun, tak disangka Lucas sudah mengetahuinya. Dengan sorot waspada, pemuda itu bertanya, “apa yang kau inginkan?”“Katakan pada preman itu untuk meratakan gedung Red Bloom!” sahut Lucas memerintah. “K-kau gila?! Jika begitu Kak Felix pasti membunuhku!” Matthias mendengus buncah. Lucas hanya menarik seringai tipis. Dia tahu benar Matthias sangat patuh pada Felix, tapi jika pemuda itu terdesak, pasti tidak akan mampu menolak titahnya. “Jadi kau lebih memilih bermusuhan denganku? Pastikan kau siap menghadapi kematian yang mengerikan
“Tu-tuan Muda?!” Ariella berpaling dengan manik terbelalak. Lehernya seketika menegang saat Lucas melangkah dengan wajah berangnya. Bahkan pria itu langsung mencekal tangan Ariella, membuat wanita itu terpaksa bangit dari kursi. “Apa yang kau lakukan di sini?!” Lucas mencecar seiring langkahnya yang mendorong Ariella.Wanita itu bergidik mendapati tatapan tajam Lucas. Bahkan terpaksa mundur sampai punggungnya menatap meja di belakang. Iris Ariella gemetar sembari berkata, “ma-maafkan saya, Tuan Muda. Saya hanya—”“Kenapa kau sembarangan menyentuh barang-barangku?!” Lucas pun menyambar sengit.Maniknya beralih memicing kuas lukis di tangan kanan Ariella. Cengkeraman Lucas semakin kuat, sampai-sampai membuat kuas tadi jatuh dan tak sengaja mencoret atas dada Ariella. “Ah?” Sang wanita mengerjap saat cat hitam dari kuas itu menodai kemeja putihnya. ‘Gawat, Tuan Muda akan marah kalau baju ini kotor,’ batin Ariella was-was dalam hati. Namun, Lucas malah kian menjulurkan wajahnya hing
“Peter, apa kau tidak memberitahunya bahwa kita akan pergi ke acara penting?!” Lucas berujar pelan, tapi setiap nadanya mengandung tekanan. Sang asisten yang berada di sampingnya, segera membalas, “saya sudah mengatakan padanya, Tuan Muda.”Lucas tak menanggapi. Dia justru turun dengan iras muka dinginnya. Reaksi itu sungguh membuat Peter bingung. Padahal selama ini Lucas tak pernah mempermasalahkan pakaian seseorang. ‘Ada apa dengan Tuan Muda? Bukankah beliau sendiri yang memillihkan gaunnya? Aku lihat Ariella juga tidak memalukan untuk pergi ke acara lelang,’ batin Peter dalam hati. Sementara di lantai bawah, Ariella ragu-ragu menoleh ke atas tangga. Namun, begitu tatapannya bertumbukan dengan Lucas, dia langsung menunduk hormat. “Selamat malam, Tuan Muda,” tuturnya sopan. Tanpa siapapun duga, Lucas malah melangkah cepat pada Ariella dan langsung menarik jepitan yang menyanggul rambut wanita itu. “Ah?!” Ariella sontak membelalak saat rambut panjangnya yang kecokelatan terurai
“Tuan Muda, to-tolong jangan seperti ini!” titah Ariella berbisik. Sebelah tangannya coba melepaskan lengan Felix darinya. Tapi sial, pria itu malah kian merapatkan pegangan di pantat wanita itu. Bahkan tanpa malu, dirinya berbisik di telinga Ariella. ‘Siapa yang menyuruhmu berpakaian seperti ini? Kau mau menggodaku?!’“Tuan Muda, tolonglah!” Ariella menyahut dengan tatapan gemetar. Dia takut orang-orang akan melihat perlakuan Felix padanya. Dan itu sangat berbahaya!“Ariella, nanti pulanglah bersamaku. Aku akan bilang pada Lucas kalau kita ada urusan penting,” tutur Felix diakhiri seringai tipis. Lucas yang samar-samar mendengar namanya disebut, seketika mengeraskan rahangnya. Tapi belum sampai bertindak, lelaki paruh baya di hadapannya berkata, “kalau begitu, semoga Anda bersenang-senang di acara lelang malam ini, Tuan Muda. Saya akan menemui Nyonya Belatia.”Lucas hanya merespon dengan senyum tipisnya. Mempersilakan lelaki itu berlalu. Saat itulah, Felix bertingkah lebih gila
“Apa yang kau lakukan?” Felix bertanya hingga membuat Chelsea tersentak.Belum sampai berpaling ke belakang, Felix langsung menyambar ponsel wanita itu. Dia mengernyit saat mendapati foto Ariella yang tengah menyibak patung di atas troli.“Ternyata Kakak?” Chelsea lega mendapati Felix yang ada di belakangnya.Dia kembali mengintip ke koridor, ternyata Ariella sudah pergi mendorong patung tersebut.“Kenapa kau mengambil foto pelacur ini?” tukas Felix seraya menggeser beberapa slide di ponsel Chelsea.Bukannya langsung menjawab, Chelsea malah menoleh dengan seringai miring. Dagunya pun terangkat angkuh.“Aku akan membuat pertunjukkan bagus dengan ini, Kak!” katanya yang lantas menyabit ponsel tadi. “Bukankah Kak Felix tadi dipermalukan di aula? Aku akan membalasnya untuk Kakak!”“Aish, sial! Jadi kau melihatnya?” Felix memaki kesal. “Kalau begitu aku akan menantikannya. Jangan membuatku kecewa, Chelsea!”“Kau bisa mengandalkanku, Kak!” sahut Chelsea menaikkan kedua alisnya.Felix pun me
“Gadis kecil, apa kau tidak apa-apa?” Peter tampak buncah menghampiri Ava yang nyaris tertabrak mobilnya.Dia berjongkok. Alisnya pun bertaut melihat lutut Ava terluka karena menghantam kerasnya aspal.Namun, bocah perempuan itu hanya menatap Peter dengan manik yang berkaca-kaca. Bahkan dia menggigit bibirnya kuat, berusaha untuk tidak menangis.Dengan lembut, Peter lantas bertanya, “di mana ibumu? Kenapa kau berjalan sendirian di jalan raya?”“A-aku tidak tau,” sahut Ava dengan suara yang gemetar.Peter menoleh ke belakang. Di dalam mobilnya, Lucas sudah menunggu dan harus cepat bertemu kliennya. Terlebih sejak pagi wajah pria itu sudah muram, Peter was-was jika Lucas semakin marah karena dirinya hampir terlibat kecelakaan.Lelaki bersetelan jas hitam itu pun mengulurkan tangan pada Ava, lalu berkata, “Paman bukan orang jahat. Bangunlah dulu, Paman akan mengantarmu menemui ibumu.”“Be-benarkah?” Ava mengerjap dengan bola mata besarnya.Peter mengangguk, memberi kode pada Ava bahwa di
“Apa yang baru saja kau katakan, Jane?! Ava … menghilang?!” Ariella bertanya dengan leher yang mengencang.Dan itu membuat Damien yang duduk di sebelahnya tercengang juga. Bahkkan kecemasan langsung menjalar ke seluruh nadinya, saat menatap mata Ariella yang kebak rasa khawatir.Dari seberang telepon, Jane lantas menjelaskan. “Maafkan aku, Kak Ariella. Saat aku datang ke taman kanak-kanak Dalin Court, Ava sudah tidak ada di sini. Para guru dan petugas keamanan tidak tahu kapan Ava keluar gerbang Dalin Court.”Sungguh, dada Ariella serasa dihantam beton mendengarnya. Dia tak bisa tenang, karena memikirkan beragam hal buruk terjadi pada putrinya.“A-aku akan ke Dalin Court sekarang!” tuturnya amat sesak.Dirinya berpaling pada Damien yang tengah mengemudi.Belum sampai membuka suara, sang pria lantas berkata, “kau harus tenang, Ariella. Kita pasti menemukan Ava!”Ya, Damien juga sangat menyayangi gadis kecil itu. Bahkan sudah menganggap Ava seperti putrinya sendiri. Dia akan melakukan a
“A-ayah?” Ava berujar terbata. Dia yang selama ini jarang mengucapkan kata itu, jadi sulit mengucapkannya. Terlebih Ariella juga tak pernah menyinggungnya. “Ya, ayahmu mengajak ke mana?” sahut anak berpipi gembul tadi. “Jangan bilang kau tidak pernah liburan dengan ayahmu!” Ava hanya bungkam, dan itu semakin membuat teman lainnya membenarkan tebakan anak berpipi gembul. “Astaga, kau sangat kasihan, Ava,” tutur gadis yang memakai pita. “Jika kau mau, aku bisa membawakanmu oleh-oleh dari Donald Land.” Tapi belum sampai Ava menyahut, anak berpipi gembul tadi malah menyambar, “kenapa kau harus memberinya oleh-oleh? Ayahnya tidak pernah mengajak ke Donald Land, artinya dia tidak pantas berteman dengan kita!” “Tapi bisa saja Ava pergi ke tempat lain. Benarkan, Ava? Ayahmu pasti pernah mengajakmu ke luar negeri ‘kan?” Gadis berpita itu menimpali lagi. Putri Ariella itu semakin merapatkan bibirnya, apalagi semua anak-anak di sana melihat ke arahnya. Bahkan tatapan mereka seola
“Ya, semua orang tahu bahwa kau menikahi putri keluarga Diorson. Jadi kita harus resmikan hubunganmu dengan Giselle, agar kerja sama perusahaan tetap lancar,” tukas Richard menatap sang putra cukup tegas. “Jadi, hari ini pulanglah lebih awal!”Lucas yang duduk di sisi kirinya malah membuang pandangan. Dia tahu hubungannya dan Giselle sudah berlangsung lama. Terlebih setelah Ariella pergi, mereka kembali dekat. Namun jika harus menikahinya, Lucas tidak akan bisa. Sebab dia telah mengetahui rahasia Giselle lima tahun lalu!Dengan sorot dinginnya, pria itu pun berkata, “tanpa Diorson Group, saya bisa membuat Baratheon berdiri tegak, Ayah. Jadi saya tidak akan menikahi Giselle!”“Apa maksudmu?!” Richard pun menyambar dengan kening mengernyit. “Bukankah selama ini kau mencintainya? Kalian sudah bertunangan lama, bahkan hampir menikah!”Detik itu juga Lucas malah meletakkan garpu dan pisaunya. Dia berdiri tanpa peduli amarah yang mencuat di mata sang ayah. “Mohon maaf, Ayah. Saya harus ber
Damien berdehem, lalu berujar dengan ekspresi datarnya, “apa yang kau bicarakan?” Jane kini mengembuskan napas panjang. Dia sangat sebal melihat kakaknya berpura-pura. “Kakak tidak perlu menutupi semuanya dariku. Aku tahu Kakak sangat mencintai Kak Ariella. Lebih baik segera meresmikan hubungan kalian agar Ava bisa memiliki orang tua yang utuh!” “Aku akan mengurusnya,” sahut Damien yang juga terpaku pada Ariella. “Cih! Kakak terlalu lambat untuk seorang pria. Sebaiknya ikuti ucapanku sebelum pria lain merebut Kak Ariella!” Jane mendengus sebal. Damien hanya bungkam. Mungkin menurut orang lain, Ariella dan dirinya tampak serasi. Bahkan tak jarang orang mengira mereka pasangan suami istri. Namun, hanya Damien yang tahu bahwa ada garis pembatas yang ditarik wanita itu. ‘Aku akan melamarnya saat Ariella membuka hati sepenuhnya untukku. Ya, aku tidak akan memaksanya. Tapi aku juga tidak akan melepaskannya,’ geming pria tersebut dalam batin. Sementara di lantai atas, Ariella tengah me
“Oho! Kemarilah, Tuan Putri!” tukas Damien yang kini berjongkok sambil merentangkan kedua tangan.Anak perempuan berponi dan memiliki rambut sepanjang bahu itu, seketika beralih lari ke pelukannya. Damien pun mendekapnya erat, lalu mengangkat tinggi gadis kecil tersebut saat dia berdiri.“Wah! Aku seperti terbang!” tukas anak perempuan itu amat riang.Dia tertawa begitu Damien berkata, “kau mau terbang lebih tinggi? Mari kita terbang ke luar angkasa!”Pria itu berjalan ke ruang tengah sembari terus bercanda dengan gadis kecil tadi. Sementara Ariella yang melangkah di belakangnya, hanya tersenyum binar.“Ehem!” Wanita tersebut berdehem, lalu berkata sambil melipat tangan ke depan dada. “Ava, bukankah kau tadi ingin memeluk Mommy?”Sang pemilik nama menggelayut di leher Damien seraya menimpali, “itu karena Paman Damien bisa membuat Ava terbang tinggi. Apa Mommy cemburu?”“Cih, dari mana anak ini belajar kata cemburu?” gumam Ariella menggeleng samar.Saat itulah Damien berpaling pada Ari
“Apa benar kau menikahi Damien Rudwick?!” Lucas bertanya dengan sorot mata tajamnya.Pria itu sejak tadi penasaran, terlebih dengan sikap Ariella yang seolah tak mengenalnya. Dia yang biasanya mudah mengendalikan emosi, entah mengapa jadi bertindak impulsive sampai membuntuti Ariella ke toilet wanita.Lawan bincangnya yang masih terkejut, kini memicing was-was. Bahkan tatapan sengitnya seakan melihat bajingan mesum.“Keluarlah dari sini sebelum saya teriak!” decak Ariella penuh ancaman.Alis Lucas berkedut. Alih-alih mangkir, pria tersebut justru melangkah ke arah Ariella. Ya, dia harus memastikan sesuatu!Tapi Ariella yang terus waspada, dengan sigap merogoh alat kejut listrik dari tasnya dan langsung mengarahkannya pada Lucas. Sial sekali pria itu bisa membaca gerakannya, hingga dengan cekatan Lucas mencekal pergelangan Ariella. Bahkan tanpa segan, Lucas mulai mendorongnya sampai Ariella terpaksa mundur menatap keramik wastafel.“Hah?!” Ariella memicing tegas.Dia hendak menarik tan
“Luke!” Suara Giselle terdengar memanggil. Namun, sang pemilik nama seakan tak mendengarnya sebab terpaku pada Ariella yang kini dipeluk pria lain. Bahkan tanpa sadar, Lucas menggertakkan giginya dengan kesal. “Luke, aku mencarimu ke mana-mana!” Sang pria seketika buyar dari lamunan saat Giselle merengkuh lengannya. “Kenapa kau tidak menungguku? Sebenarnya apa yang kau lihat?” tukas Giselle yang kini beralih ke arah tatapan Lucas. Giselle pun mengerutkan kening saat mendapati sosok pria berjas hitam dan rambut pirang di sana memeluk seorang wanita. Dari punggungnya, Giselle merasa pria itu familiar. Dan saat dia melonggarkan dekapan, Giselle pun melebarkan irisnya karena tebakannya benar. “Tunggu, bukankah dia Damien Rudwick?” tukas putri tunggal Diorson itu menoleh pada Lucas. Ya, Lucas baru ingat. Bahkan dia semakin terbelalak saat melihat wajah CEO Logic Builders Inc yang merupakan rivalnya di dunia bisnis itu! ‘Hah! Damien Rudwick! Sebenarnya apa yang dia lakukan bersama Ar
Wanita Itu Kembali***Lima tahun berlalu, Lucas Baratheon yang selama ini bekerja keras di perusahaan telah ditunjuk sebagai suksesi oleh Richard.Malam ini, pria tersebut janji pada Giselle akan menemaninya pergi ke Omega House. Ya, setelah Giselle membujuknya berulang kali, akhirnya Lucas setuju pergi bersamanya. Meski hanya datang ke acara lelang, Giselle tetap merasa lega, walau dia berharap bisa kencan lebih romantis dengan pria ini.“Luke, aku dengar nanti ada lukisan karya Seniman Fan Ting yang akan dilelang,” tutur Giselle seketika menarik perhatian Lucas yang sedang mengemudi.Mendengar nama seniman itu sungguh mengingatkan Lucas pada Ariella. Benar, dulu wanita itu memberitahunya bahwa seniman asal Tiongdong itu sangat berbakat, hingga semua karyanya menjadi legenda.“Bisakah kau nanti membantuku membeli lukisan dari Fan Ting? Aku sangat menginginkannya. Jika kau yang memegang papan nomornya, orang-orang tidak akan ada yang berani melawanmu, Luke. Hem?” tutur Giselle mengo