“Tuan Muda, to-tolong jangan seperti ini!” titah Ariella berbisik. Sebelah tangannya coba melepaskan lengan Felix darinya. Tapi sial, pria itu malah kian merapatkan pegangan di pantat wanita itu. Bahkan tanpa malu, dirinya berbisik di telinga Ariella. ‘Siapa yang menyuruhmu berpakaian seperti ini? Kau mau menggodaku?!’“Tuan Muda, tolonglah!” Ariella menyahut dengan tatapan gemetar. Dia takut orang-orang akan melihat perlakuan Felix padanya. Dan itu sangat berbahaya!“Ariella, nanti pulanglah bersamaku. Aku akan bilang pada Lucas kalau kita ada urusan penting,” tutur Felix diakhiri seringai tipis. Lucas yang samar-samar mendengar namanya disebut, seketika mengeraskan rahangnya. Tapi belum sampai bertindak, lelaki paruh baya di hadapannya berkata, “kalau begitu, semoga Anda bersenang-senang di acara lelang malam ini, Tuan Muda. Saya akan menemui Nyonya Belatia.”Lucas hanya merespon dengan senyum tipisnya. Mempersilakan lelaki itu berlalu. Saat itulah, Felix bertingkah lebih gila
“Apa yang kau lakukan?” Felix bertanya hingga membuat Chelsea tersentak.Belum sampai berpaling ke belakang, Felix langsung menyambar ponsel wanita itu. Dia mengernyit saat mendapati foto Ariella yang tengah menyibak patung di atas troli.“Ternyata Kakak?” Chelsea lega mendapati Felix yang ada di belakangnya.Dia kembali mengintip ke koridor, ternyata Ariella sudah pergi mendorong patung tersebut.“Kenapa kau mengambil foto pelacur ini?” tukas Felix seraya menggeser beberapa slide di ponsel Chelsea.Bukannya langsung menjawab, Chelsea malah menoleh dengan seringai miring. Dagunya pun terangkat angkuh.“Aku akan membuat pertunjukkan bagus dengan ini, Kak!” katanya yang lantas menyabit ponsel tadi. “Bukankah Kak Felix tadi dipermalukan di aula? Aku akan membalasnya untuk Kakak!”“Aish, sial! Jadi kau melihatnya?” Felix memaki kesal. “Kalau begitu aku akan menantikannya. Jangan membuatku kecewa, Chelsea!”“Kau bisa mengandalkanku, Kak!” sahut Chelsea menaikkan kedua alisnya.Felix pun me
“Kau gila? Beraninya menyebut karya seni dari Diorson Gallery palsu!” Chelsea mendencak sengit. Maniknya melirik Belatia, bermaksud melihat reaksi wanita itu. Dengan nada menyudutkan, Chelsea terus mencecar, “kau bahkan bicara di depan Nyonya Belatia. Kau tidak tahu beliau Direktur galeri ini? Kau benar-benar menyinggung beliau, Ariella!” Mendengar itu Ariella langsung tertegun. Dia tak menyangka bahwa wanita di hadapannya Belatia Diorson. Sorot tajam semua orang, sungguh membuatnya menciut. ‘Ba-bagaimana ini? Aku terlanjur mengatakannya. Jika aku tidak bisa membuktikan ucapanku, semua orang pasti menyalahkanku,’ batin Ariella dengan leher tegang. Perlahan dia menatap Lucas. Dan sesuai dugaannya, pria itu hanya memampangkan wajah dingin. ‘Tuan Muda tidak akan bertindak, apalagi Nona Chelsea menunjukkan foto itu. Tidak ada yang akan membantuku. A-aku … aku harus membantu diriku sendiri!’ Ariella melanjutkan gemingnya sambil mencengkeram pinggiran dressnya. Detik berikut
“Bukankah ini saatnya lelang dimulai?” Lucas yang sejak tadi bungkam, kini buka suara sebelum Belatia membawa pergi istrinya.Pria itu melangkah dengan sorot tegas, bahkan tak ragu meraih tangan Ariella.“Maaf, Bibi. Anda mengundang saya untuk mengikuti acara lelang, bukan? Jadi biarkan saya membawa wanita ini pergi menikmati acaranya sekarang!” tukas Lucas lebih tegas.Belatia yang sudah malu dengan insiden di sini, tak bisa berbuat banyak. Dia terpaksa diam, sampai Lucas menarik Ariella keluar ruangan itu lebih dulu.“Kalau begitu, permisi, Nyonya,” tutur Ariella saat mangkir dari sana.Nyonya Diorson tersebut mengamati punggung Ariella menjauh sambil membatin, ‘semakin aku melihatnya, rasanya semakin aneh. Aku akan menyelidikinya lebih dalam!’Sementara di luar, Ariella tampak tunggang langgang mengikuti langkah Lucas yang panjang.“Hah!”Nyaris saja dia terjatuh karena kakinya mendadak keseleo, tapi beruntung tanganya yang masih digandeng Lucas, tak sampai membuatnya ambruk.Begit
“Tuan dengan nomor 601 menawar dengan harga delapan juta dollar!” Juru lelang berujar antusias. Bahkan semua peserta terkejut saat melihat orang yang mengangkat papan nomor itu, ternyata Felix Baratheon. Hal ini tentunya menimbulkan banyak tanya, terlebih bagi Lucas yang sangat tahu adiknya tak pernah tertarik pada seni. ‘Sial! Pecundang itu ingin bermain denganku!’ batin Lucas bisa menerka rencana adiknya. Dari sisi Felix, dirinya bisa melihat ekspresi kesal kakaknya. Apalagi saat beralih melirik Ariella, Felix jadi semakin ingin mendominasi permainan. “Para hadirin sekalian, karya mendiang Fan Ting memang sangat melegenda. Apakah ada yang akan menawar di atas harga delapan juta dollar?” pekik juru lelang lebih bersemangat. Lucas tak ragu mengangkat papan nomornya lagi, lalu berkata tegas. “Sepuluh juta dollar!” Tindakan itu sontak memicu Ariella membelalak padanya. Bahkan orang-orang kembali berbisik di antara mereka. “Aish, lelang malam ini benar-benar gila!” bisik seorang pe
“Tu-tuan Muda, apa Anda serius?!” Ariella bertanya sambil melebarkan maniknya. Dia meragukan pendengarannya, sebab Lucas tidak akan semurah hati itu. Namun, ekspresi dingin sang suami, jelas tidak menunjukkan gurauan. “Ada posisi kosong untuk Asisten Kurator. Kau bisa menempatinya,” sahut Lucas tanpa menoleh ke samping. “Aku akan memberitahu Staff di sana, setelah itu kau urus dirimu sendiri!”Ariella bertambah kaget. Dengan terbata, wanita itu kembali memastikan. “Lalu, ba-bagaimana dengan lukisan Ballerina yang saya buat sebagai pembuktian untuk Anda, Tuan Muda?”“Selesaikan lukisan itu, lalu berikan padaku. Jika hasilnya mengecewakan, aku bisa langsung memecatmu!” balas pria tersebut amat tegas. “Terima kasih, saya sungguh berterima kasih, Tuan Muda. Saya janji akan melakukan yang terbaik!” Ariella menyahut penuh semangat.Meski Lucas tak merespon apapun, tapi wanita itu sangat senang. Dia tahu Lucas tidak hanya membual. Sambil melepas pandangan ke luar jendela, Ariella pun ber
“Tuan Muda meminta saya membawanya ke sini,” tukas Peter menatap lurus Ariella.Dia lantas menyerahkan kanvas yang tertutup kain putih pada wanita itu.Sesuai dugaan Ariella, ternyata memang lukisan ballerina yang dibuatnya saat berada di apartemen Lucas. Sang suami ingin dia menyelesaikan lukisan tersebut, tapi Ariella tak menyangka asistennya sendiri yang langsung mengantarkannya.“Terima kasih,” Ariella berkata canggung saat menerimanya. “Maaf karena harus merepotkan Anda, Tuan Peter.”Lawan bincangnya tidak menimpali apapun selain berdehem.Dia berniat langsung pergi, tapi Ariella tiba-tiba berujar, “tu-tunggu, apakah Tuan Muda Lucas sudah berangkat?”“Tuan Muda sedang bersiap. Beliau akan berangkat lebih pagi untuk rapat penting,” sahut Peter yang lantas mangkir tanpa menunggu balasan Ariella.Ya, Ariella mengerti dirinya bukan benar-benar istrinya. Jadi Lucas tak ada kewajiban menemuinya setiap saat ataupun memperhatikan kegiatannya.Wanita tersebut kembali mengintip kanvasnya s
‘Tanganku licin. Aku harus mengambil sarung tangan karet dulu,’ batin Ariella dalam hati. Ya, dia tak ingin mengambil risiko jika tiba-tiba tongkat pembersih kolam itu terlepas darinya. Ariella tak mungkin masuk ke air karena tidak bisa berenang. Namun, ketika Ariella berbalik, ternyata Chelsea sudah berada tepat di belakangnya. Wanita itu hendak mendorongnya. Tapi sial, pangkal tongkat yang menjulur ke belakang pinggang Ariella, malah tak sengaja menyenggol Chelsea. “Oh? Nona Chelsea?!” tukas Ariella melebarkan irisnya. “Aish, sial!” Keponakan Beatrice itu memaki geram.Tangannya dengan cepat meraih pangkal tongkat pembersih kolam yang masih dipegang Ariella. Dia mati-matian merengkuh tongkat itu, sebab tubuhnya sudah menyerong ke arah kolam renang. Beruntung Ariella masih memegangnya kuat, hingga Chelsea tak sampai jatuh. “Jalang brengsek! Kenapa kau malah berbalik?!” Chelsea mengumpat lebih berang. Dia justru menarik pangkal tongkat tersebut, memicu leher Ariella berubah ken
“Gadis kecil, apa kau tidak apa-apa?” Peter tampak buncah menghampiri Ava yang nyaris tertabrak mobilnya.Dia berjongkok. Alisnya pun bertaut melihat lutut Ava terluka karena menghantam kerasnya aspal.Namun, bocah perempuan itu hanya menatap Peter dengan manik yang berkaca-kaca. Bahkan dia menggigit bibirnya kuat, berusaha untuk tidak menangis.Dengan lembut, Peter lantas bertanya, “di mana ibumu? Kenapa kau berjalan sendirian di jalan raya?”“A-aku tidak tau,” sahut Ava dengan suara yang gemetar.Peter menoleh ke belakang. Di dalam mobilnya, Lucas sudah menunggu dan harus cepat bertemu kliennya. Terlebih sejak pagi wajah pria itu sudah muram, Peter was-was jika Lucas semakin marah karena dirinya hampir terlibat kecelakaan.Lelaki bersetelan jas hitam itu pun mengulurkan tangan pada Ava, lalu berkata, “Paman bukan orang jahat. Bangunlah dulu, Paman akan mengantarmu menemui ibumu.”“Be-benarkah?” Ava mengerjap dengan bola mata besarnya.Peter mengangguk, memberi kode pada Ava bahwa di
“Apa yang baru saja kau katakan, Jane?! Ava … menghilang?!” Ariella bertanya dengan leher yang mengencang.Dan itu membuat Damien yang duduk di sebelahnya tercengang juga. Bahkkan kecemasan langsung menjalar ke seluruh nadinya, saat menatap mata Ariella yang kebak rasa khawatir.Dari seberang telepon, Jane lantas menjelaskan. “Maafkan aku, Kak Ariella. Saat aku datang ke taman kanak-kanak Dalin Court, Ava sudah tidak ada di sini. Para guru dan petugas keamanan tidak tahu kapan Ava keluar gerbang Dalin Court.”Sungguh, dada Ariella serasa dihantam beton mendengarnya. Dia tak bisa tenang, karena memikirkan beragam hal buruk terjadi pada putrinya.“A-aku akan ke Dalin Court sekarang!” tuturnya amat sesak.Dirinya berpaling pada Damien yang tengah mengemudi.Belum sampai membuka suara, sang pria lantas berkata, “kau harus tenang, Ariella. Kita pasti menemukan Ava!”Ya, Damien juga sangat menyayangi gadis kecil itu. Bahkan sudah menganggap Ava seperti putrinya sendiri. Dia akan melakukan a
“A-ayah?” Ava berujar terbata. Dia yang selama ini jarang mengucapkan kata itu, jadi sulit mengucapkannya. Terlebih Ariella juga tak pernah menyinggungnya. “Ya, ayahmu mengajak ke mana?” sahut anak berpipi gembul tadi. “Jangan bilang kau tidak pernah liburan dengan ayahmu!” Ava hanya bungkam, dan itu semakin membuat teman lainnya membenarkan tebakan anak berpipi gembul. “Astaga, kau sangat kasihan, Ava,” tutur gadis yang memakai pita. “Jika kau mau, aku bisa membawakanmu oleh-oleh dari Donald Land.” Tapi belum sampai Ava menyahut, anak berpipi gembul tadi malah menyambar, “kenapa kau harus memberinya oleh-oleh? Ayahnya tidak pernah mengajak ke Donald Land, artinya dia tidak pantas berteman dengan kita!” “Tapi bisa saja Ava pergi ke tempat lain. Benarkan, Ava? Ayahmu pasti pernah mengajakmu ke luar negeri ‘kan?” Gadis berpita itu menimpali lagi. Putri Ariella itu semakin merapatkan bibirnya, apalagi semua anak-anak di sana melihat ke arahnya. Bahkan tatapan mereka seola
“Ya, semua orang tahu bahwa kau menikahi putri keluarga Diorson. Jadi kita harus resmikan hubunganmu dengan Giselle, agar kerja sama perusahaan tetap lancar,” tukas Richard menatap sang putra cukup tegas. “Jadi, hari ini pulanglah lebih awal!”Lucas yang duduk di sisi kirinya malah membuang pandangan. Dia tahu hubungannya dan Giselle sudah berlangsung lama. Terlebih setelah Ariella pergi, mereka kembali dekat. Namun jika harus menikahinya, Lucas tidak akan bisa. Sebab dia telah mengetahui rahasia Giselle lima tahun lalu!Dengan sorot dinginnya, pria itu pun berkata, “tanpa Diorson Group, saya bisa membuat Baratheon berdiri tegak, Ayah. Jadi saya tidak akan menikahi Giselle!”“Apa maksudmu?!” Richard pun menyambar dengan kening mengernyit. “Bukankah selama ini kau mencintainya? Kalian sudah bertunangan lama, bahkan hampir menikah!”Detik itu juga Lucas malah meletakkan garpu dan pisaunya. Dia berdiri tanpa peduli amarah yang mencuat di mata sang ayah. “Mohon maaf, Ayah. Saya harus ber
Damien berdehem, lalu berujar dengan ekspresi datarnya, “apa yang kau bicarakan?” Jane kini mengembuskan napas panjang. Dia sangat sebal melihat kakaknya berpura-pura. “Kakak tidak perlu menutupi semuanya dariku. Aku tahu Kakak sangat mencintai Kak Ariella. Lebih baik segera meresmikan hubungan kalian agar Ava bisa memiliki orang tua yang utuh!” “Aku akan mengurusnya,” sahut Damien yang juga terpaku pada Ariella. “Cih! Kakak terlalu lambat untuk seorang pria. Sebaiknya ikuti ucapanku sebelum pria lain merebut Kak Ariella!” Jane mendengus sebal. Damien hanya bungkam. Mungkin menurut orang lain, Ariella dan dirinya tampak serasi. Bahkan tak jarang orang mengira mereka pasangan suami istri. Namun, hanya Damien yang tahu bahwa ada garis pembatas yang ditarik wanita itu. ‘Aku akan melamarnya saat Ariella membuka hati sepenuhnya untukku. Ya, aku tidak akan memaksanya. Tapi aku juga tidak akan melepaskannya,’ geming pria tersebut dalam batin. Sementara di lantai atas, Ariella tengah me
“Oho! Kemarilah, Tuan Putri!” tukas Damien yang kini berjongkok sambil merentangkan kedua tangan.Anak perempuan berponi dan memiliki rambut sepanjang bahu itu, seketika beralih lari ke pelukannya. Damien pun mendekapnya erat, lalu mengangkat tinggi gadis kecil tersebut saat dia berdiri.“Wah! Aku seperti terbang!” tukas anak perempuan itu amat riang.Dia tertawa begitu Damien berkata, “kau mau terbang lebih tinggi? Mari kita terbang ke luar angkasa!”Pria itu berjalan ke ruang tengah sembari terus bercanda dengan gadis kecil tadi. Sementara Ariella yang melangkah di belakangnya, hanya tersenyum binar.“Ehem!” Wanita tersebut berdehem, lalu berkata sambil melipat tangan ke depan dada. “Ava, bukankah kau tadi ingin memeluk Mommy?”Sang pemilik nama menggelayut di leher Damien seraya menimpali, “itu karena Paman Damien bisa membuat Ava terbang tinggi. Apa Mommy cemburu?”“Cih, dari mana anak ini belajar kata cemburu?” gumam Ariella menggeleng samar.Saat itulah Damien berpaling pada Ari
“Apa benar kau menikahi Damien Rudwick?!” Lucas bertanya dengan sorot mata tajamnya.Pria itu sejak tadi penasaran, terlebih dengan sikap Ariella yang seolah tak mengenalnya. Dia yang biasanya mudah mengendalikan emosi, entah mengapa jadi bertindak impulsive sampai membuntuti Ariella ke toilet wanita.Lawan bincangnya yang masih terkejut, kini memicing was-was. Bahkan tatapan sengitnya seakan melihat bajingan mesum.“Keluarlah dari sini sebelum saya teriak!” decak Ariella penuh ancaman.Alis Lucas berkedut. Alih-alih mangkir, pria tersebut justru melangkah ke arah Ariella. Ya, dia harus memastikan sesuatu!Tapi Ariella yang terus waspada, dengan sigap merogoh alat kejut listrik dari tasnya dan langsung mengarahkannya pada Lucas. Sial sekali pria itu bisa membaca gerakannya, hingga dengan cekatan Lucas mencekal pergelangan Ariella. Bahkan tanpa segan, Lucas mulai mendorongnya sampai Ariella terpaksa mundur menatap keramik wastafel.“Hah?!” Ariella memicing tegas.Dia hendak menarik tan
“Luke!” Suara Giselle terdengar memanggil. Namun, sang pemilik nama seakan tak mendengarnya sebab terpaku pada Ariella yang kini dipeluk pria lain. Bahkan tanpa sadar, Lucas menggertakkan giginya dengan kesal. “Luke, aku mencarimu ke mana-mana!” Sang pria seketika buyar dari lamunan saat Giselle merengkuh lengannya. “Kenapa kau tidak menungguku? Sebenarnya apa yang kau lihat?” tukas Giselle yang kini beralih ke arah tatapan Lucas. Giselle pun mengerutkan kening saat mendapati sosok pria berjas hitam dan rambut pirang di sana memeluk seorang wanita. Dari punggungnya, Giselle merasa pria itu familiar. Dan saat dia melonggarkan dekapan, Giselle pun melebarkan irisnya karena tebakannya benar. “Tunggu, bukankah dia Damien Rudwick?” tukas putri tunggal Diorson itu menoleh pada Lucas. Ya, Lucas baru ingat. Bahkan dia semakin terbelalak saat melihat wajah CEO Logic Builders Inc yang merupakan rivalnya di dunia bisnis itu! ‘Hah! Damien Rudwick! Sebenarnya apa yang dia lakukan bersama Ar
Wanita Itu Kembali***Lima tahun berlalu, Lucas Baratheon yang selama ini bekerja keras di perusahaan telah ditunjuk sebagai suksesi oleh Richard.Malam ini, pria tersebut janji pada Giselle akan menemaninya pergi ke Omega House. Ya, setelah Giselle membujuknya berulang kali, akhirnya Lucas setuju pergi bersamanya. Meski hanya datang ke acara lelang, Giselle tetap merasa lega, walau dia berharap bisa kencan lebih romantis dengan pria ini.“Luke, aku dengar nanti ada lukisan karya Seniman Fan Ting yang akan dilelang,” tutur Giselle seketika menarik perhatian Lucas yang sedang mengemudi.Mendengar nama seniman itu sungguh mengingatkan Lucas pada Ariella. Benar, dulu wanita itu memberitahunya bahwa seniman asal Tiongdong itu sangat berbakat, hingga semua karyanya menjadi legenda.“Bisakah kau nanti membantuku membeli lukisan dari Fan Ting? Aku sangat menginginkannya. Jika kau yang memegang papan nomornya, orang-orang tidak akan ada yang berani melawanmu, Luke. Hem?” tutur Giselle mengo