Share

Chapter 015

last update Terakhir Diperbarui: 2025-03-26 23:00:09

Ada ketegangan tipis di udara, tapi Ayla tidak menunjukkan reaksi apa pun. Victor, di sisi lain, menatap Reina dengan tajam, seolah memperingatkannya untuk tidak bermain-main.

Tanpa menghiraukan atmosfer yang memanas, Edo bertepuk tangan, mencoba mencairkan suasana.

"Baiklah! Reading hari ini cukup sampai di sini. Kalian bisa beristirahat sebelum kita mulai sesi latihan adegan minggu depan."

Victor berdiri lebih dulu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Langkahnya panjang dan tegas saat berjalan menuju pintu. Sebelum keluar, dia menoleh sekilas ke arah Ayla.

"Ayo pergi," katanya singkat.

Tanpa menunggu jawaban, Victor melangkah lebih dulu, meninggalkan Reina yang masih berdiri di tempatnya. Pandangan gadis itu tetap tertuju pada Ayla, menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak.

Ayla hanya tersenyum kecil sebelum menyusul Victor.

Pertemuan pertamanya dengan Reina meninggalkan kesan yang jelas—ini bukan hanya soal proyek film. Reina seperti menganggapnya sebagai saingan. Padahal Ayla jelas
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terkait

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 016

    "Kau mengagetkanku!" bentak Ayla sambil memegangi dadanya.Bagaimana tidak? Ia sedang fokus mengecek lokasi pemotretan untuk Victor di tablet ketika tiba-tiba wajah lelaki itu muncul di kaca mobil, menempel begitu dekat seolah ingin menakutinya.Victor hanya cengengesan, tampak puas dengan reaksinya. Tanpa ragu, ia mengisyaratkan Ayla untuk membukakan pintu mobil.Ayla menghela napas dan memberi kode pada Joe, sopir agensi yang bertugas mengantar Victor ke berbagai jadwalnya.Begitu pintu terbuka, Victor masuk dengan santai, seolah mobil itu adalah rumahnya sendiri. Ayla bisa melihat dengan jelas bagaimana tatapan tajam Reina tertuju padanya dari luar, tapi ia memilih untuk tidak ambil pusing."Jalan, Bang!" kata Victor santai, sama sekali tidak memedulikan atmosfer di sekelilingnya, termasuk ekspresi penasaran Ayla di sebelahnya.Joe mengangguk dan mulai melajukan mobil menuju lokasi pemotretan berikutnya.Di dalam mobil, Victor bersandar nyaman dan pura-pura memejamkan mata. Tapi, t

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-27
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 017

    “Taruh di sana!”Begitu memasuki studio, atmosfer langsung terasa sibuk. Para kru berseliweran, mengatur pencahayaan dan memastikan set sudah siap. Seorang stylist menghampiri Victor, menyerahkan kemeja putih longgar yang akan dikenakannya untuk sesi pertama.Ayla berdiri agak ke belakang, memperhatikan semuanya dengan ekspresi tenang. Ini bukan pertama kalinya ia mengurus pemotretan seorang artis, tapi melihat Victor kembali beraksi di depan kamera setelah tiga tahun tetaplah sesuatu yang menarik perhatiannya.Sementara Victor bersiap, seorang wanita dengan gaun hitam ketat mendekatinya. Wajahnya cantik dengan riasan yang menonjolkan fitur tajamnya. Rambut panjangnya digerai, memberi kesan sensual yang sepertinya memang sengaja ditampilkan."Victor, aku partnermu untuk sesi ini," katanya dengan suara lembut, senyum menggoda tergantung di bibirnya.Ayla melirik nama wanita itu di daftar—Clarissa, seorang model papan atas yang terkenal dengan image seksi dan berani.Victor hanya mengan

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-28
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 018

    Victor melirik jam di pergelangan tangannya saat keluar dari lokasi pemotretan. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, dan agenda berikutnya sudah menunggunya. Live Talk Show "Celebrity Spotlight" yang disiarkan langsung di salah satu stasiun TV nasional.Begitu ia melangkah ke dalam van yang telah disiapkan untuknya, Ayla sudah lebih dulu duduk di sana, mengecek jadwalnya di tablet."Kita harus langsung ke studio sekarang. Acara dimulai pukul 18.00, dan kau harus sudah berada di ruang makeup setidaknya 30 menit sebelumnya," kata Ayla tanpa menoleh.Victor hanya mengangguk santai. "Aku tahu."Joe, supir mereka, segera menyalakan mesin dan mulai melajukan kendaraan. Sementara itu, Ayla masih fokus membaca catatan di tabletnya."Host talk show kali ini adalah Laura Satria. Kau ingat dia?"Victor menyandarkan kepalanya ke kursi. "Tentu saja. Laura itu blak-blakan dan suka melempar pertanyaan jebakan."Ayla tersenyum tipis. "Makanya, jangan lengah. Mereka pasti akan membahas comeback-mu da

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-29
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 001

    “Apa-apaan ini, Ryan?!”Ayla mendorong pintu ruang ganti dengan kasar. Engsel pintu berderit keras, hampir copot karena kekuatannya. Suaranya menggema memenuhi ruangan.Di sinilah Ryan Kenzie berada bersama seorang aktris cantik pendatang baru.Pandangan Ayla menatap penampilan Ryan berantakan. Jas hitam Ryan tergeletak di lantai. Kemeja putih yang kusut dan tersingkap, memperlihatkan dada bidang Ryan yang terbuka. Wajahnya tetap santai, seolah tidak melakukan kesalahan apapun.Di pangkuannya, aktris bergaun merah tampak kaget setengah mati. Wajahnya memerah. Ia buru-buru melompat berdiri dan merapikan gaunnya yang jelas berantakan.Ryan menoleh dengan tenang. “Oh? Kau sudah datang?”Suaranya rendah dan malas, penuh percaya diri yang menyebalkan.Ayla hampir kehilangan kata-kata. Napasnya memburu, jemarinya mengepal erat di sisi tubuhnya.“Kau pikir ini lelucon?!” hardik Ayla. Suaranya bergetar menahan amarah.“Kita punya pemotretan penting dalam 15 menit. Tapi, kau di sini ....” Ayla

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 002

    "Ugh!"Kepalan tangan Ayla mengeras di atas meja bar yang dingin. Kepalanya terasa berat. Bukan karena alkohol, tapi karena emosi yang berkecamuk di dadanya.Lima tahun Ayla membangun kariernya dari nol. Ia bekerja siang dan malam tanpa mengenal lelah. Tapi dalam satu hari, kariernya jatuh karena seorang pria tidak tahu diri. Ryan Kenzie.Bajingan itu bukan hanya menghancurkan kariernya. Tapi juga berhasil menendangnya keluar dari industri entertainment seakan-akan ia tidak pernah ada.Dan Bianca.Ayla meremas gelas bourbon lebih erat. Tangannya sedikit gemetar. Matanya terpaku pada layar ponselnya. Ia melihat foto Ryan dan Bianca berdiri di samping CEO Star Vision.Tentu saja. Mereka sudah merencanakan ini sejak awal.Ayla terkekeh, tapi bukan karena lucu. Lebih seperti tawa getir seseorang yang baru saja menyadari betapa kejamnya dunia yang selama ini dijalaninya.Rambut Ayla berantakan, bahkan beberapa helai jatuh menutupi wajahnya yang lelah. Riasan di matanya sedikit luntur. Bla

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 003

    "Tenang, Ayla! Kau bukan orang yang mudah kalah."Ayla menatap pantulan dirinya di dinding kaca gedung megah di depannya. Langit biru pagi terpantul di permukaannya, membuatnya tampak semakin tinggi dan berwibawa.MAHA Entertainment.Nama itu terpampang angkuh di atas pintu masuk utama, seperti pengingat bahwa dunia hiburan tidak pernah tidur. Ini bukan sekadar gedung; ini adalah pusat kekuasaan.Ayla menarik napas panjang, menekan perasaan gugup yang merayap di dadanya.Hari ini, Ayla tidak datang sebagai seseorang yang dipermalukan. Tapi, datang untuk membuktikan bahwa dirinya masih layak berada di dunia ini.Tanpa ragu, Ayla melangkah masuk.Begitu melewati pintu kaca otomatis, atmosfer di dalam langsung berbeda. Jika DxD terasa seperti panggung penuh kepalsuan, di mana semua orang berusaha terlihat lebih bersinar daripada yang lain, maka MAHA Entertainment seperti markas para eksekutif.Efisiensi. Disiplin. Tidak ada yang bekerja setengah hati di sini.Meja resepsionis besar dari

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 004

    Ayla terpaku di tempatnya.Otaknya berusaha menyangkal kenyataan yang ada di depan matanya. Tapi tidak peduli seberapa keras ia mencoba, pria itu tetap berdiri di sana. Nyata. Dengan tubuh tegap, tangan dimasukkan ke saku celana, dan senyum tipis yang terlihat santai, tetapi justru memancarkan kesombongan.Victor Noelle.Pria yang pernah Ayla cintai lebih dari siapa pun. Namun, meninggalkannya di altar tiga tahun lalu tanpa sepatah kata.Jari-jari Ayla mencengkeram lengan kursi begitu erat hingga buku-buku jarinya memutih. Detak jantungnya melonjak liar, tetapi ia menolak membiarkan kegelisahannya terlihat. Ayla menelan ludah. Ia mencoba meredam sensasi aneh di perutnya yaitu perpaduan amarah, sakit hati, dan sesuatu yang ia benci untuk akui… ketakutan.Sementara itu, Victor tetap diam, hanya mengamatinya dengan tatapan tajam yang sulit ditebak. Lalu, dengan gerakan santai, ia menyandarkan diri ke meja Darren, seolah situasi ini tidak lebih dari pertemuan bisnis biasa.“Kau terlihat

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12
  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 005

    Ayla menatap kontrak di hadapannya dengan rahang mengeras. Jari-jarinya mencengkeram sandaran kursi, mencoba menahan gejolak yang berputar di dadanya.Di seberang meja, Darren dengan santai mendorong berkas itu lebih dekat. Senyum kecilnya menyiratkan kemenangan.“Ini kesepakatannya.”Suara Darren terdengar begitu ringan, seolah yang ditawarkannya bukanlah perangkap yang akan mengikat Ayla. “Gaji tiga kali lipat dari DxD, fasilitas premium, dan kebebasan penuh dalam mengelola klien.”Kedengarannya menggiurkan. Tawaran yang sulit ditolak. Tapi Ayla bukan orang bodoh. Tawaran semewah ini selalu datang dengan harga yang mahal. Dalam hal ini, harganya adalah sesuatu yang paling ia hindari.Tenggorokan Ayla terasa kering. Ia menelan ludah, lalu mendongak, menatap Darren dengan sorot tak percaya sebelum kembali menatap kontrak di hadapannya.Darren mengangkat alis, masih dengan ekspresi percaya diri yang membuat Ayla ingin membalikkan meja.“Kau ragu?”Darren menghela napas dramatis, lalu

    Terakhir Diperbarui : 2025-03-12

Bab terbaru

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 018

    Victor melirik jam di pergelangan tangannya saat keluar dari lokasi pemotretan. Waktu sudah menunjukkan pukul 16.30, dan agenda berikutnya sudah menunggunya. Live Talk Show "Celebrity Spotlight" yang disiarkan langsung di salah satu stasiun TV nasional.Begitu ia melangkah ke dalam van yang telah disiapkan untuknya, Ayla sudah lebih dulu duduk di sana, mengecek jadwalnya di tablet."Kita harus langsung ke studio sekarang. Acara dimulai pukul 18.00, dan kau harus sudah berada di ruang makeup setidaknya 30 menit sebelumnya," kata Ayla tanpa menoleh.Victor hanya mengangguk santai. "Aku tahu."Joe, supir mereka, segera menyalakan mesin dan mulai melajukan kendaraan. Sementara itu, Ayla masih fokus membaca catatan di tabletnya."Host talk show kali ini adalah Laura Satria. Kau ingat dia?"Victor menyandarkan kepalanya ke kursi. "Tentu saja. Laura itu blak-blakan dan suka melempar pertanyaan jebakan."Ayla tersenyum tipis. "Makanya, jangan lengah. Mereka pasti akan membahas comeback-mu da

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 017

    “Taruh di sana!”Begitu memasuki studio, atmosfer langsung terasa sibuk. Para kru berseliweran, mengatur pencahayaan dan memastikan set sudah siap. Seorang stylist menghampiri Victor, menyerahkan kemeja putih longgar yang akan dikenakannya untuk sesi pertama.Ayla berdiri agak ke belakang, memperhatikan semuanya dengan ekspresi tenang. Ini bukan pertama kalinya ia mengurus pemotretan seorang artis, tapi melihat Victor kembali beraksi di depan kamera setelah tiga tahun tetaplah sesuatu yang menarik perhatiannya.Sementara Victor bersiap, seorang wanita dengan gaun hitam ketat mendekatinya. Wajahnya cantik dengan riasan yang menonjolkan fitur tajamnya. Rambut panjangnya digerai, memberi kesan sensual yang sepertinya memang sengaja ditampilkan."Victor, aku partnermu untuk sesi ini," katanya dengan suara lembut, senyum menggoda tergantung di bibirnya.Ayla melirik nama wanita itu di daftar—Clarissa, seorang model papan atas yang terkenal dengan image seksi dan berani.Victor hanya mengan

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 016

    "Kau mengagetkanku!" bentak Ayla sambil memegangi dadanya.Bagaimana tidak? Ia sedang fokus mengecek lokasi pemotretan untuk Victor di tablet ketika tiba-tiba wajah lelaki itu muncul di kaca mobil, menempel begitu dekat seolah ingin menakutinya.Victor hanya cengengesan, tampak puas dengan reaksinya. Tanpa ragu, ia mengisyaratkan Ayla untuk membukakan pintu mobil.Ayla menghela napas dan memberi kode pada Joe, sopir agensi yang bertugas mengantar Victor ke berbagai jadwalnya.Begitu pintu terbuka, Victor masuk dengan santai, seolah mobil itu adalah rumahnya sendiri. Ayla bisa melihat dengan jelas bagaimana tatapan tajam Reina tertuju padanya dari luar, tapi ia memilih untuk tidak ambil pusing."Jalan, Bang!" kata Victor santai, sama sekali tidak memedulikan atmosfer di sekelilingnya, termasuk ekspresi penasaran Ayla di sebelahnya.Joe mengangguk dan mulai melajukan mobil menuju lokasi pemotretan berikutnya.Di dalam mobil, Victor bersandar nyaman dan pura-pura memejamkan mata. Tapi, t

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 015

    Ada ketegangan tipis di udara, tapi Ayla tidak menunjukkan reaksi apa pun. Victor, di sisi lain, menatap Reina dengan tajam, seolah memperingatkannya untuk tidak bermain-main.Tanpa menghiraukan atmosfer yang memanas, Edo bertepuk tangan, mencoba mencairkan suasana. "Baiklah! Reading hari ini cukup sampai di sini. Kalian bisa beristirahat sebelum kita mulai sesi latihan adegan minggu depan."Victor berdiri lebih dulu, tanpa mengucapkan sepatah kata pun. Langkahnya panjang dan tegas saat berjalan menuju pintu. Sebelum keluar, dia menoleh sekilas ke arah Ayla."Ayo pergi," katanya singkat.Tanpa menunggu jawaban, Victor melangkah lebih dulu, meninggalkan Reina yang masih berdiri di tempatnya. Pandangan gadis itu tetap tertuju pada Ayla, menyiratkan sesuatu yang sulit ditebak.Ayla hanya tersenyum kecil sebelum menyusul Victor.Pertemuan pertamanya dengan Reina meninggalkan kesan yang jelas—ini bukan hanya soal proyek film. Reina seperti menganggapnya sebagai saingan. Padahal Ayla jelas

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 014

    Ayla membawa Victor ke ruang latihan untuk sesi reading script film terbarunya. Ruangan itu cukup luas dengan meja panjang di tengah, dikelilingi beberapa kursi. Sejumlah naskah tertumpuk rapi di meja, sementara beberapa kru sibuk berdiskusi.Begitu Victor dan Ayla tiba, seorang pria paruh baya dengan kemeja kasual langsung menyambut mereka."Victor! Bagus, kau datang tepat waktu. Kita akan mulai dalam beberapa menit."Victor tersenyum santai. "Tentu saja, aku profesional."Ayla hanya mendengus pelan, sementara pria itu—sutradara film ini—menoleh ke arahnya."Kau pasti Ayla, manajer barunya. Aku Edo, sutradara proyek ini. Senang bertemu denganmu."Ayla menjabat tangan pria itu dengan sopan. "Senang bertemu dengan Anda juga, Pak Edo."Belum sempat mereka lanjut berbincang, pintu ruangan kembali terbuka, dan seorang gadis muda melangkah masuk.Dia adalah Reina Callista, aktris pendatang baru yang sedang naik daun. Usianya sekitar 22 tahun, dengan rambut panjang bergelombang berwarna co

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 013

    Setelah memastikan semua jadwal berjalan sesuai rencana, Ayla kemudian membawa Victor ke studio rekaman untuk latihan dan rekaman OST drama barunya. Studio itu terletak di gedung yang cukup besar, dengan ruang kedap suara yang dilengkapi peralatan canggih. Begitu mereka tiba, seorang produser musik menyambut mereka dengan ramah. "Victor, kau akhirnya datang! Kami sudah menunggu."Victor tersenyum santai. "Tentu saja, aku selalu tepat waktu," ujarnya, melirik sekilas Ayla yang hanya melipat tangan di dada."Ayo, kita langsung mulai. Kau sudah dengar demonya, kan? Ini lagu utama untuk dramamu yang berjudul Falling Into You," jelas sang produser sambil menyodorkan headphone ke Victor.Victor mengambilnya dan melirik Ayla sebelum masuk ke ruang rekaman. "Dengar baik-baik, Manager. Kau akan terpukau dengan suaraku."Ayla hanya menghela napas. "Cepat masuk dan jangan banyak bicara."Victor masuk ke dalam booth rekaman, mengenakan headphone, dan berdiri di depan mikrofon besar. Di depannya

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 012

    “Fokus, Ayla!” gumamnya, mencoba menyemangati diri sendiri.Ia menarik napas panjang, menahannya sejenak, lalu menghembuskannya perlahan. Setelah memastikan mobilnya terparkir dengan sempurna, Ayla tidak langsung turun. Jemarinya mencengkeram kemudi dengan kuat, matanya terpejam beberapa detik, mencoba menenangkan debaran jantung yang terasa sedikit tidak normal akibat mimpi semalam. Setelah merasa cukup siap, barulah ia keluar.Namun, alih-alih berjalan santai seperti biasa, Ayla malah mengendap-endap bak maling yang takut ketahuan."Aman," bisiknya pelan.Baru saja ia hendak berlari kecil menuju lift basement, suara seseorang tiba-tiba menyapanya."Selamat pagi, manajer baru."Ayla hampir berteriak, tetapi refleksnya lebih cepat. Ia langsung menutup mulut dengan kedua tangan, matanya membelalak kaget.Victor, yang berdiri tidak jauh darinya, menaikkan sebelah alis. Melihat reaksi aneh itu, ia malah semakin mendekat, menundukkan sedikit badannya hingga sejajar dengan wajah Ayla. Tata

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 011

    Tiiit! Tiiit! Tiiit!Bunyi alarm bergema tajam, menembus keheningan pagi dengan irama yang memekakkan telinga. Suara itu menusuk kesadarannya, semakin lama semakin nyaring, memaksa Ayla untuk bangun dari alam mimpinya.Ayla tersentak, terduduk dengan napas memburu dan jantung berdegup tak karuan. Tubuhnya terasa panas, keringat dingin mengalir di pelipis dan tengkuknya. Tangannya mengepal erat seprai, mencoba menenangkan diri dari debaran yang masih tersisa."Apa itu tadi?" gumamnya, suaranya terdengar serak dan penuh ketidakpercayaan.Seketika, ingatan dari mimpinya menyeruak ke permukaan. Gambaran bibir yang menyatu, desakan tubuh, napas yang memburu, semuanya terasa begitu nyata.Mata Ayla membulat sempurna. "Aku mimpi berciuman panas dengan Victor?!" serunya.Setengah berbisik, setengah berteriak, seolah ingin meyakinkan dirinya sendiri bahwa itu hanyalah ilusi tidur. Tangannya langsung menampar pipinya sendiri, mencoba mengusir efek mimpi aneh yang baru saja dialaminya. "Astaga,

  • Hasrat Terlarang Sang Idol   Chapter 010

    Ayla mengenakan handuk kimono, sementara rambutnya yang masih basah tergulung rapi di balik handuk yang dililit di kepalanya. Ia berjalan keluar dari kamar mandi, udara dingin menyentuh kulitnya, namun ia justru merasa lebih ringan.“Ah, berendam benar-benar efektif,” gumamnya seraya meregangkan tubuh, lalu bersenandung kecil saat langkahnya menuju pantry.Namun, begitu sampai, perutnya tiba-tiba terasa sedikit ngilu. Barulah ia teringat sejak pulang dari panti asuhan sore tadi, ia belum memasukkan apa pun ke dalam perutnya.Ayla membuka kulkas, berharap menemukan sesuatu yang bisa mengisi perutnya. Tapi, yang ada hanya botol air mineral, satu kotak susu, dan beberapa bahan makanan yang bahkan ia malas untuk mengolahnya.Ia mendesah pelan. ‘Kenapa aku tidak membeli sesuatu tadi?’“Ah, sudahlah!”Alih-alih memasak, ia mengambil sepotong pizza sisa kemarin, malas untuk repot-repot memanaskannya. Dengan satu tangan membawa pizza dan tangan lainnya menggenggam segelas susu dingin, Ayla du

Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status