Share

Bab 2

Author: Cececans
last update Last Updated: 2025-01-11 22:41:21

Lily Dawson, adik Stella yang masih kuliah itu berdiri di ambang pintu kamar mandi dengan mata melebar. Pandangannya bertemu dengan mata amber Marko sejenak, lalu beralih ke milik Marko yang besar, panjang, dan berdiri tegak.

Detik berikutnya, Lily baru tersadar dengan apa yang terjadi, lalu berteriak sangat keras. Sampai teriakannya memenuhi kamar mandi yang dia tempati, dan menggetarkan gendang telinga Marko.

"Arghh! Kak Marko, kau sungguh mesum!"

Belum juga Marko berhasil menaikkan celananya, Lily berteriak kembali.

"Arghh!! Mommy!"

Karena takut teriakan Lily membangunkan semua orang di rumah, dan membuat mereka salah paham pada Marko. Marko refleks membungkam mulut Lily dengan sebelah tangannya.

"Hush! Diam atau aku setubuhi kau," ancam Marko dengan menempelkan miliknya ke bagian belakang tubuh Lily. Tentu, dia tak serius dengan ucapannya. Dia hanya ingin menakut-nakuti Lily.

Marko tak punya cara lain. Dia harus membuat adik iparnya itu tutup mulut.

Melihat wajah cantik Lily memucat, Marko jadi ingin menjahili gadis muda itu sedikit. Sepertinya akan menyenangkan, batinnya bersemangat.

Sementara, Lily berdiri dengan membeku. Dia sama sekali tak merasa takut dengan ancaman Marko. Justru dia merasa sangat bergairah setelah melihat milik Marko yang luar biasa besar.

Belum pernah Lily melihat yang sebesar dan segagah itu. Bahkan, pria di film dewasa yang biasa dia tonton tak bisa menandingi milik Marko.

Saat benda kebanggaan Marko itu menekan bagian belakangnya, Lily nyaris mendesah kenikmatan.

"Ahh ..." Lily buru-buru merapatkan mulutnya. Pipinya memerah karena malu.

Sesaat Lily merasa ada sebuah tangan yang mulai menggerayangi kakinya. Terus naik sampai menyusup masuk lewat bagian bawah roknya.

Marko mengelus paha Lily yang mulus dan putih. Tak apa jika dia belum berhasil menyentuh Stella, tapi dia bisa bermain-main sedikit dengan Lily.

Namun, pikiran lain segera membuat Marko sadar dan menarik tangannya dari rok Lily dengan cepat.

Kalau sampai Stella tahu dia sudah melecehkan adik kesayangannya, Stella pasti semakin membenci Marko. Marko tak ingin hal itu terjadi.

Meski, Stella sering tak mempedulikan keberadaan Marko, tapi Marko mencintainya.

"Kau keluar sekarang! Jangan bilang pada siapa pun tentang yang baru saja terjadi," ucap Marko kemudian, sambil mendorong Lily menjauh.

Lily merasa kecewa. Padahal dia sudah berharap lebih jika Marko akan menyentuhnya. Menidurinya.

"Baiklah. Aku akan tutup mulut. Tapi, aku perlu jaminan, Kak Marko," balas Lily berbalik menghadap Marko. Wajahnya tampak menantang Marko.

"Kau butuh jaminan apa?" Marko bertanya heran. Alis tebalnya menyatu. "Jika itu uang, aku tak memilikinya. Aku baru mendapatkan gaji bulan depan. Di dompetku hanya ada uang satu dolar. Apa kau mau?"

"Bukan uang. Aku ingin kau meniduriku, Kak Marko."

"Maksudmu? Menidurimu? Tidur denganmu, Lily? Tidur berdua?"

Lily tak berbicara lagi, sebagai gantinya dia menarik lepas celana dalamnya dan menyibak roknya sehingga bagian sana tampak jelas di hadapan Marko.

Dengan gaya genit, Lily memainkan rambutnya. Membiarkan Marko menatap bagian privasinya lebih lama.

Menyadari tatapan Marko yang tak lepas dari sesuatu yang ada di balik rok Lily, gadis itu kembali berujar, "Kau pasti sudah paham maksudku, Kak Marko. Tiduri aku, maka aku akan tutup mulut, dan tak bilang ke Kak Stella tentang apa yang barusan aku lihat. Aku janji. Sungguh."

Related chapters

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 3

    Lily pergi dari kamar Marko dengan kesal setelah Marko menolaknya mentah-mentah. Apa kurangnya dia? Jika dibandingkan dengan Stella, kakaknya, Lily tak kalah cantik. Bahkan tubuhnya lebih montok. Dan, dadanya juga lebih besar. Lily duduk di meja makan dengan muka merah padam. Bayangan kejantanan Marko tadi terus menghantui pikirannya. Dia tak pernah menduga jika Marko, kakak iparnya yang terkenal tak berguna itu ternyata menyimpan sesuatu yang sangat berharga. Padahal, selama ini Stella sering mengeluh tentang pernikahannya dengan Marko pada Lily. Termasuk Marko yang tidak bisa memuaskan Stella sama sekali dan mencukupi kebutuhan biologisnya. Namun, pandangan di kamar mandi tadi membantah segalanya. Marko jelas bisa memuaskan kakaknya, bahkan lebih dari itu. Atau jangan-jangan Stella justru belum tahu betapa milik Marko luas biasa perkasa. Lily menggigit bibir bawahnya, berusaha keras mengalihkan pikirannya. Tapi, bayangan milik Marko yang besar dan memancang terus muncul d

    Last Updated : 2025-01-11
  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 4

    Eliz mengusap pelan milik Marko yang masih dilapisi celana. Dia sengaja menempelkan tubuhnya ke Marko. "Kau tampan juga. Masuklah, aku akan memuaskanmu," ucap Eliz menarik tangan Marko pelan memasuki apartemennya.Di saat kulit Marko bersentuhan dengan kulit lembut Eliz, dia merasa ada sesuatu yang menggelegak di dalam dirinya. Dia jadi bertenaga, bahkan dia tak merasa lapar lagi padahal dia belum sarapan tadi."Kak Eliz, maksudku Nona Eliz, kau tinggal di apartemen ini sendirian?" tanya Marko ketika dia sudah duduk di sofa."Iya. Memangnya kenapa?" balas Eliz menutup pintu apartemen, lalu menyusul duduk di samping Marko.Eliz membiarkan tubuhnya tetap polos. Dia duduk di sofa dengan sengaja membuka kedua kakinya sehingga bagian di antara pahanya terekspos jelas."Tidak. Aku hanya penasaran saja." Marko bergerak tak nyaman di sofa. Celananya terasa sesak karena miliknya membesar dan menegang di bawah sana."Lebih baik aku pulang sekarang, Nona Eliz," ucap Marko hendak berdiri, tapi d

    Last Updated : 2025-01-11
  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 5

    Marko sudah tak bisa menahan diri lagi. Dia merasa sekujur tubuhnya panas. Dan perlahan, otot-ototnya terasa lebih kuat. "Wah .... Ini sangat luar biasa," pukau Marko takjub menatapi kedua tangannya. Ternyata pesan misterius berisi misi itu tidak main-main. Marko jadi semakin kuat karena bersentuhan dengan Eliz! Brakk!! Charlie membuka lemari, tempat Marko bersembunyi dengan kasar. "Keluar kau, Bajingan! Kau sudah menyentuh kekasihku, sekarang kau harus menanggung akibatnya!" Charlie menarik Marko keluar dari lemari, dan mendorongnya ke dinding. Dia semakin dibuat kesal karena Marko justru mengulas senyum kekanakan padanya, dan bukannya bergetar ketakutan. "Apa kelebihanmu dibandingkan aku, hah?! Sampai Eliz mau disentuh denganmu. Kau cuma kurir pengantar makanan. Bau dan miskin!" Charlie buru-buru melepaskan cengkeramannya dari baju Marko, dan berdecak jijik. Marko menarik sebelah alisnya ke atas, menilai Charlie yang baru saja merendahkannya dari atas sampai ke bawah. Dia ny

    Last Updated : 2025-01-12
  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 6

    "Maafkan aku, Stella. Aku terlambat," ucap Marko pada Stella yang berdiri bersedekap di depan kantor. Halaman kantor tampak sepi, sepertinya semua orang sudah pulang.Tanpa membalas ucapan Marko, Stella langsung duduk di jok motor tua Marko. "Cepat jalan! Jangan buang-buang waktuku lagi!"Marko mengangguk cepat, dan segera melajukan motornya menuju rumah.Sepanjang perjalanan Marko dilingkupi rasa cemas, memikirkan Stella akan mengomelinya nanti di rumah sampai telinganya panas. Belum lagi Nyonya Dawson, ibu mertuanya juga pasti ikut memarahinya.Memikirkan itu membuat Marko nyaris menabrak pohon di pinggir jalan. Dia mengerem mendadak sehingga tubuh Stella terdorong ke depan. Dada padat wanita itu menabrak punggung Marko cukup keras. Marko merasa nikmat saat benda kenyal itu menempel punggungnya. Stella segera memundurkan posisi sambil berdeham. "Hati-hati kalau mengendarai motor! Kau mau membunuhku, hah?!""Tidak, Stella. Mana mungkin aku ingin membunuhmu.""Makanya fokuslah di jal

    Last Updated : 2025-01-12
  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 7

    Stella tiba-tiba terjingkat bangun karena haus. Mendapati pergerakan Stella, Marko dengan cepat membalikkan tubuhnya sebelum ketahuan. "Hah, panas sekali," desah Stella mengusap kedua matanya, lalu berderap keluar untuk mengambil air minum. Melihat Stella sudah pergi, Marko menendang selimutnya dengan kesal. Tadi hampir saja dia berhasil. Tapi, ada saja yang mengganggunya! Menyebalkan! *** Pagi harinya, Marko bangun lebih awal dari biasanya. Wajahnya tampak lelah karena semalaman dia tak bisa tidur. "Marko, nanti kau antarkan Lily ke pesta ulang tahun temannya," ucap Stella melemparkan kunci mobil ke depan Marko. Marko menangkapnya dengan cekatan. "Jam berapa?" "Nanti sore." "Lalu, kau bagaimana?" "Aku bisa pulang naik taksi," balas Stella tanpa menatap Marko. Dia mengambil jas kerjanya, lalu berderap pergi. Marko terbengong melihat kunci mobil di tangannya. Baru kali ini dia diizinkan membawa mobil keluarga Dawson yang berharga. Selain karena hanya ada satu, mobil ini ju

    Last Updated : 2025-01-12
  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 8

    "Lily, jangan lakukan ini! Aku kakak iparmu! Bersikaplah sopan!" Marko begitu tegas menolak Lily. Lily menggerutu pelan. Dia kembali ke tempat duduknya sambil memperbaiki dressnya. "Kenapa? Karena aku tak secantik Kak Stella?" "Bukan begitu. Kau juga cantik. Tapi, aku suami kakakmu, dan aku sangat mencintainya." Lily semakin kesal mendengarnya. Dia melipat kedua tangannya di depan dada, dan melempar pandangannya jauh-jauh ke luar jendela mobil. Tiba di gedung tempat pesta ulang tahun teman Lily diadakan, Marko melihat banyak sekali yang datang. Dan semuanya anak kuliahan. Lily turun dari mobil, lalu mengajak Marko ikut dengannya. "Ayo, Kak Marko!" "Aku menunggu di mobil saja, Lily. Kau masuklah sendiri," tolak Marko bergeleng pelan. "Kak Marko, semua temanku membawa pasangannya. Masa aku pergi sendirian? Bagaimana kalau ada pria berengsek yang menggodaku?" Berpikir sejenak, akhirnya Marko mengiyakan permintaan Lily untuk ikut masuk ke dalam gedung megah itu. Tak jauh dari Ma

    Last Updated : 2025-01-13
  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 9

    Marko berhasil menambah kekuatannya setelah menyentuh Eliz. Sekarang dia merasa lebih kuat dan bertenaga. Sementara, Eliz duduk lemas di atas toilet dengan senyuman senang. Hanya dengan jari Marko saja dia sudah sepuas ini, apalagi memakai kejantanannya yang tampak besar di balik celana itu. "Terima kasih, Nona Eliz. Sudah mengizinkanku menyentuhmu. Kau sungguh wanita yang baik," ucap Marko tulus. Marko hendak keluar dari bilik kamar mandi, tapi Eliz menahan tangannya. "Marko, andai kita bertemu lagi. Maukah kau melakukannya dengan milikmu?" ucap Eliz dengan napas masih terengah-engah. Dia duduk dengan kedua kaki terbuka lebar tanpa mengenakan celana dalam. "Aku tidak bisa berjanji, Nona Eliz," balas Marko sambil meremas payudara Eliz sebagai penutupan. Eliz sangat menyukai Marko. Kalau bisa, dia ingin mengabdikan dirinya pada Marko. Jadi wanita simpanannya. Sayangnya Marko sudah pergi lebih dulu sebelum dia mengutarakan keinginannya itu. Marko melangkah tegas menghampiri Charl

    Last Updated : 2025-01-13
  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 10

    "Harga mobilnya satu miliar, Kak Marko. Bagaimana ini? Aku jadi takut pulang," ucap Lily dengan mata berkaca-kaca. Mendengar harga mobil keluarga Dawson tak terlalu mengejutkan Marko, karena koleksi mobil Marko Davies harganya jauh di atasnya. Tapi, Marko memucat saat mengingat dirinya tak akan bisa mengganti uang satu miliar itu. Tabungannya di brankas hanya bisa dia ambil setelah melewati pemeriksaan ketat, termasuk scan wajah dan sidik jari. Mana mungkin, dia bisa mengambil uangnya dengan memakai tubuh Marko Hubert. Tentu, dia akan dikira pencuri dan dijebloskan ke penjara. Marko lalu menemukan ide lain. "Bagaimana kalau kau kuantar pulang sekarang dan bilang pada Mommy kalau aku menginap di rumah teman?" "Tidak. Aku tak akan membiarkanmu menanggungnya sendiri. Kau sudah baik mau mengantarkanku, jadi aku juga harus membantumu, Kak Marko." Marko tersenyum mengerti. Adik iparnya itu memang selalu peduli padanya. "Kalau begitu kita tidur di luar saja malam ini sampai kita me

    Last Updated : 2025-01-13

Latest chapter

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 10

    "Harga mobilnya satu miliar, Kak Marko. Bagaimana ini? Aku jadi takut pulang," ucap Lily dengan mata berkaca-kaca. Mendengar harga mobil keluarga Dawson tak terlalu mengejutkan Marko, karena koleksi mobil Marko Davies harganya jauh di atasnya. Tapi, Marko memucat saat mengingat dirinya tak akan bisa mengganti uang satu miliar itu. Tabungannya di brankas hanya bisa dia ambil setelah melewati pemeriksaan ketat, termasuk scan wajah dan sidik jari. Mana mungkin, dia bisa mengambil uangnya dengan memakai tubuh Marko Hubert. Tentu, dia akan dikira pencuri dan dijebloskan ke penjara. Marko lalu menemukan ide lain. "Bagaimana kalau kau kuantar pulang sekarang dan bilang pada Mommy kalau aku menginap di rumah teman?" "Tidak. Aku tak akan membiarkanmu menanggungnya sendiri. Kau sudah baik mau mengantarkanku, jadi aku juga harus membantumu, Kak Marko." Marko tersenyum mengerti. Adik iparnya itu memang selalu peduli padanya. "Kalau begitu kita tidur di luar saja malam ini sampai kita me

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 9

    Marko berhasil menambah kekuatannya setelah menyentuh Eliz. Sekarang dia merasa lebih kuat dan bertenaga. Sementara, Eliz duduk lemas di atas toilet dengan senyuman senang. Hanya dengan jari Marko saja dia sudah sepuas ini, apalagi memakai kejantanannya yang tampak besar di balik celana itu. "Terima kasih, Nona Eliz. Sudah mengizinkanku menyentuhmu. Kau sungguh wanita yang baik," ucap Marko tulus. Marko hendak keluar dari bilik kamar mandi, tapi Eliz menahan tangannya. "Marko, andai kita bertemu lagi. Maukah kau melakukannya dengan milikmu?" ucap Eliz dengan napas masih terengah-engah. Dia duduk dengan kedua kaki terbuka lebar tanpa mengenakan celana dalam. "Aku tidak bisa berjanji, Nona Eliz," balas Marko sambil meremas payudara Eliz sebagai penutupan. Eliz sangat menyukai Marko. Kalau bisa, dia ingin mengabdikan dirinya pada Marko. Jadi wanita simpanannya. Sayangnya Marko sudah pergi lebih dulu sebelum dia mengutarakan keinginannya itu. Marko melangkah tegas menghampiri Charl

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 8

    "Lily, jangan lakukan ini! Aku kakak iparmu! Bersikaplah sopan!" Marko begitu tegas menolak Lily. Lily menggerutu pelan. Dia kembali ke tempat duduknya sambil memperbaiki dressnya. "Kenapa? Karena aku tak secantik Kak Stella?" "Bukan begitu. Kau juga cantik. Tapi, aku suami kakakmu, dan aku sangat mencintainya." Lily semakin kesal mendengarnya. Dia melipat kedua tangannya di depan dada, dan melempar pandangannya jauh-jauh ke luar jendela mobil. Tiba di gedung tempat pesta ulang tahun teman Lily diadakan, Marko melihat banyak sekali yang datang. Dan semuanya anak kuliahan. Lily turun dari mobil, lalu mengajak Marko ikut dengannya. "Ayo, Kak Marko!" "Aku menunggu di mobil saja, Lily. Kau masuklah sendiri," tolak Marko bergeleng pelan. "Kak Marko, semua temanku membawa pasangannya. Masa aku pergi sendirian? Bagaimana kalau ada pria berengsek yang menggodaku?" Berpikir sejenak, akhirnya Marko mengiyakan permintaan Lily untuk ikut masuk ke dalam gedung megah itu. Tak jauh dari Ma

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 7

    Stella tiba-tiba terjingkat bangun karena haus. Mendapati pergerakan Stella, Marko dengan cepat membalikkan tubuhnya sebelum ketahuan. "Hah, panas sekali," desah Stella mengusap kedua matanya, lalu berderap keluar untuk mengambil air minum. Melihat Stella sudah pergi, Marko menendang selimutnya dengan kesal. Tadi hampir saja dia berhasil. Tapi, ada saja yang mengganggunya! Menyebalkan! *** Pagi harinya, Marko bangun lebih awal dari biasanya. Wajahnya tampak lelah karena semalaman dia tak bisa tidur. "Marko, nanti kau antarkan Lily ke pesta ulang tahun temannya," ucap Stella melemparkan kunci mobil ke depan Marko. Marko menangkapnya dengan cekatan. "Jam berapa?" "Nanti sore." "Lalu, kau bagaimana?" "Aku bisa pulang naik taksi," balas Stella tanpa menatap Marko. Dia mengambil jas kerjanya, lalu berderap pergi. Marko terbengong melihat kunci mobil di tangannya. Baru kali ini dia diizinkan membawa mobil keluarga Dawson yang berharga. Selain karena hanya ada satu, mobil ini ju

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 6

    "Maafkan aku, Stella. Aku terlambat," ucap Marko pada Stella yang berdiri bersedekap di depan kantor. Halaman kantor tampak sepi, sepertinya semua orang sudah pulang.Tanpa membalas ucapan Marko, Stella langsung duduk di jok motor tua Marko. "Cepat jalan! Jangan buang-buang waktuku lagi!"Marko mengangguk cepat, dan segera melajukan motornya menuju rumah.Sepanjang perjalanan Marko dilingkupi rasa cemas, memikirkan Stella akan mengomelinya nanti di rumah sampai telinganya panas. Belum lagi Nyonya Dawson, ibu mertuanya juga pasti ikut memarahinya.Memikirkan itu membuat Marko nyaris menabrak pohon di pinggir jalan. Dia mengerem mendadak sehingga tubuh Stella terdorong ke depan. Dada padat wanita itu menabrak punggung Marko cukup keras. Marko merasa nikmat saat benda kenyal itu menempel punggungnya. Stella segera memundurkan posisi sambil berdeham. "Hati-hati kalau mengendarai motor! Kau mau membunuhku, hah?!""Tidak, Stella. Mana mungkin aku ingin membunuhmu.""Makanya fokuslah di jal

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 5

    Marko sudah tak bisa menahan diri lagi. Dia merasa sekujur tubuhnya panas. Dan perlahan, otot-ototnya terasa lebih kuat. "Wah .... Ini sangat luar biasa," pukau Marko takjub menatapi kedua tangannya. Ternyata pesan misterius berisi misi itu tidak main-main. Marko jadi semakin kuat karena bersentuhan dengan Eliz! Brakk!! Charlie membuka lemari, tempat Marko bersembunyi dengan kasar. "Keluar kau, Bajingan! Kau sudah menyentuh kekasihku, sekarang kau harus menanggung akibatnya!" Charlie menarik Marko keluar dari lemari, dan mendorongnya ke dinding. Dia semakin dibuat kesal karena Marko justru mengulas senyum kekanakan padanya, dan bukannya bergetar ketakutan. "Apa kelebihanmu dibandingkan aku, hah?! Sampai Eliz mau disentuh denganmu. Kau cuma kurir pengantar makanan. Bau dan miskin!" Charlie buru-buru melepaskan cengkeramannya dari baju Marko, dan berdecak jijik. Marko menarik sebelah alisnya ke atas, menilai Charlie yang baru saja merendahkannya dari atas sampai ke bawah. Dia ny

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 4

    Eliz mengusap pelan milik Marko yang masih dilapisi celana. Dia sengaja menempelkan tubuhnya ke Marko. "Kau tampan juga. Masuklah, aku akan memuaskanmu," ucap Eliz menarik tangan Marko pelan memasuki apartemennya.Di saat kulit Marko bersentuhan dengan kulit lembut Eliz, dia merasa ada sesuatu yang menggelegak di dalam dirinya. Dia jadi bertenaga, bahkan dia tak merasa lapar lagi padahal dia belum sarapan tadi."Kak Eliz, maksudku Nona Eliz, kau tinggal di apartemen ini sendirian?" tanya Marko ketika dia sudah duduk di sofa."Iya. Memangnya kenapa?" balas Eliz menutup pintu apartemen, lalu menyusul duduk di samping Marko.Eliz membiarkan tubuhnya tetap polos. Dia duduk di sofa dengan sengaja membuka kedua kakinya sehingga bagian di antara pahanya terekspos jelas."Tidak. Aku hanya penasaran saja." Marko bergerak tak nyaman di sofa. Celananya terasa sesak karena miliknya membesar dan menegang di bawah sana."Lebih baik aku pulang sekarang, Nona Eliz," ucap Marko hendak berdiri, tapi d

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 3

    Lily pergi dari kamar Marko dengan kesal setelah Marko menolaknya mentah-mentah. Apa kurangnya dia? Jika dibandingkan dengan Stella, kakaknya, Lily tak kalah cantik. Bahkan tubuhnya lebih montok. Dan, dadanya juga lebih besar. Lily duduk di meja makan dengan muka merah padam. Bayangan kejantanan Marko tadi terus menghantui pikirannya. Dia tak pernah menduga jika Marko, kakak iparnya yang terkenal tak berguna itu ternyata menyimpan sesuatu yang sangat berharga. Padahal, selama ini Stella sering mengeluh tentang pernikahannya dengan Marko pada Lily. Termasuk Marko yang tidak bisa memuaskan Stella sama sekali dan mencukupi kebutuhan biologisnya. Namun, pandangan di kamar mandi tadi membantah segalanya. Marko jelas bisa memuaskan kakaknya, bahkan lebih dari itu. Atau jangan-jangan Stella justru belum tahu betapa milik Marko luas biasa perkasa. Lily menggigit bibir bawahnya, berusaha keras mengalihkan pikirannya. Tapi, bayangan milik Marko yang besar dan memancang terus muncul d

  • Hasrat Terkuat Marko yang Melegenda   Bab 2

    Lily Dawson, adik Stella yang masih kuliah itu berdiri di ambang pintu kamar mandi dengan mata melebar. Pandangannya bertemu dengan mata amber Marko sejenak, lalu beralih ke milik Marko yang besar, panjang, dan berdiri tegak. Detik berikutnya, Lily baru tersadar dengan apa yang terjadi, lalu berteriak sangat keras. Sampai teriakannya memenuhi kamar mandi yang dia tempati, dan menggetarkan gendang telinga Marko."Arghh! Kak Marko, kau sungguh mesum!"Belum juga Marko berhasil menaikkan celananya, Lily berteriak kembali."Arghh!! Mommy!"Karena takut teriakan Lily membangunkan semua orang di rumah, dan membuat mereka salah paham pada Marko. Marko refleks membungkam mulut Lily dengan sebelah tangannya."Hush! Diam atau aku setubuhi kau," ancam Marko dengan menempelkan miliknya ke bagian belakang tubuh Lily. Tentu, dia tak serius dengan ucapannya. Dia hanya ingin menakut-nakuti Lily.Marko tak punya cara lain. Dia harus membuat adik iparnya itu tutup mulut. Melihat wajah cantik Lily mem

Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status