wkwkkw, Arthur mulutnya gak pakai filter yakk...
“Ah ii.. iya… Aku minta maaf,” jawab Radmond menggaruk kepalanya. “Tapi mari kita fokus dengan apa yang ada saat ini, aku pasti akan meminta maaf kepada Bella dan juga pada Edelmiro. “Namun Edelmiro sendiri juga tidak lagi fokus kepada percakapan antara Arthur dan Radmond. Karena perhatiannya sekarang tengah berfokus kepada Monica yang jalan tertunduk tapi lurus ke arah putri menantunya.“Ssttt… Berhentilah berbicara!’ tegur Edelmiro kepada Arthur dan Radmond. Kedua pria itu pun kembali fokus melihat tontonan yang begitu menarik perhatian mereka. Mereka menanti apa yang akan di lakukan oleh Monica.Bella dan Austin yang memang juga memperhatikan Monica dan Bryan ikut terkejut saat Monica berjalan ke arah mereka. “Sayang?” gumam Bella kepada sang suami.“Iya sayang,” jawab Austin.Pandangan mereka berdua kini tertuju ke arah Monica yang berjalan sambil menunduk. Wanita itu tidak berani mengangkat wajahnya dan hanya berjalan lurus, sesekali melirik ke kiri kenan dengan sudut matanya. K
“Kak… Aku minta maaf karena tidak sempat menghadiri pernikahan Kak Austin dan Kak Bella.” Ucap Bryan begitu tawa mereka mulai mereda.Austin tersenyum lebar, “Itu tidak masalah Bryan,” pria berhazel emerald ini merasa begitu bahagia dan merangkul Bryan. “Hah… Aku bersyukur kalau itu kamu!” sambung nya dengan perasaan lega. Setidaknya dia tahu, yang akan menjadi sosok Ayah ke depannya untuk Chelsea adalah pria yang akan mencintai putrinya dengan tulus.Meskipun ke depannya sang putri juga akan tinggal bersamanya, tetapi yang akan menghabiskan waktu lebih banyak dengan Chelsea adalah Bryan dan Monica.Bryan tertawa kecil paham akan maksud Austin.“Hah! Pantas saja aku sedari tadi merasa familiar dengan wajahmu!” seru Austin kembali bersemangat. “Ternyata kamu adiknya Alexa!!”Kehebohan Austin dan Bryan tidak kalah menarik perhatian semua orang yang ada di ruangan, termasuk Bella dan Monica. Kedua wanita ini saling menatap saat melihat Austin dan Bryan terlihat begitu akrab.“Monica, apa
Seketika itu pula, Austin, Bella dan Bryan saling menatap.Bella tersenyum dan langsung meraih tangan Monica, “Ayok ikut aku!” di tariknya dengan pelan tangan Monica.Austin dan Bryan bersandar di dinding sambil tersenyum dan melihat tontonan yang menghangatkan hati.Sedangkan Vladimir yang saat ini menikmati waktu istrihatnya sendirian sambil memandangi anak dan cucu- cucunya. “Hah.. Aku jadi teringat kepada mereka.” Gumam Vladimir mengingat perbincangan dia dan para mendiang sahabatnya ketika mereka sama- sama masih pengantin baru.Mereka berniat ingin menjodohkan anak – anak mereka. Tapi sayangnya, anak- anak mereka semuanya laki- laki.Dirinya tertawa kecil mengingat moment tersebut, di mana mereka tidak bisa menjodohkan anak- anak mereka. Kemudian Vladimir tersenyum. Tidak di sangka hari ini, imipan mereka akhirnya terwujud. Bukan dari anak mereka, tapi cucu – cucu mereka yang saling mengikat.“Hei sahabatku, apa kalian melihatnya? Kini kita benar- benar menjadi keluarga! Jadi, k
Selesai berbicara dengan Vladimir, Bella dan Monica kini sudah kembali bersama pasangan mereka masing- masing.Dan di saat itu pula, Earnest yang melihat Austin dan Bella sedang berdua berjalan menghampiri.“Austin, Bella…” panggil Earnest.Austin dan Bella menoleh mendapati Earnest ada di belakang mereka berdua.“Iya?”“Austin, aku benar- benar minta maaf atas sikapku sebelumnya.”ucap Earnest dengan tulus.Austin tersenyum. “Aku juga minta maaf atas perbuatanku,”Earnest mengangguk lalu melihat Bella. Dengan sedikit membungkukkan kepalanya, “Bella, aku benar- benar minta maaf atas perbuatan, sikap dan atas apa yang telah terjadi hari ini,”“Iya,” jawab Bella tersenyum hangat melihat kesungguhan hati Earnest.Beberapa saat kemudian, terlihat Agatha yang sedang memegang tangan Chelsea. Vivianne istri dari Radmond sedang menggendong Arion. Laras berada di antara mereka berdua. “Viviane, lihat! Sudah aku bilang ‘kan? Semua akan berakhir baik- baik saja kalau Paman Vladimir yang sudah ik
Bella memeluk erat Chelsea, Austin tersenyum bahagia dan ikut berlutut memeluk istri dan putrinya. Tiba- tiba terdengar suara Arion. “Daddy! Mommy!” duplikat kecil Austin tengah berlari- lari kecil menghampiri Austin dan Bella.Tingkah lucu Arion membuat semua orang tertawa kecil. Austin dengan sigap berdiri dan menghampiri putranya. “Yes my Boy!” di gendongnya Arion dan Austin kembali kepada Bella dan Chelsea berada.“Iya sayangnya Mommy?” ucap Bella yang kini sudah menggendong Chelsea. Sedangkan Chelsea sudah mencubit pelan pipi Arion yang menggemaskan.Arion dengan begitu menggemaskan juga meminta di peluk.Bryan merangkul Monica dan berbisik, “Semuanya bahagia sayang.” Monica mengangguk setuju dan tersenyum bahagia.Radmond yang melihat itu kembali meminta maaf pada Edelmiro yang saat ini sedang duduk di sampingnya. “Ed, sekali lagi aku minta maaf. Aku hampir saja membuat banyak hati yang tersakiti.”Edelmiro tersenyum, “Hem, yang penting dari semua ini kita mendapatkan akhir yang
Vladimir tersenyum tipis, “Apa kamu membenci Ayahmu?”“…”Radmond terdiam sesaat, “Aku akan munafik, jika aku berkata tidak membencinya.”Vladimir menghela nafas pelan, “Aku akan menceritakan sebuah kisah.”“Beberapa tahun sebelum Ayahmu meninggal. Di ulang tahunku, Ayahmu pernah membual kalau dia akan memberikan aku hadiah yang tidak dapat di beli dengan uang. Dan aku pun mengiyakan akan hal itu. Aku cukup penasaran hadiah apa yang akan di berikan oleh Ayahmu. Karena bagi ku priabdia, apapun yang ada dan memiliki nominal aku pasti bisa membelinya.” Ujar Vladimir tertawa kecil mengingat momentnya bersama sang sahabat.“Begitu para tamu sudah mulai pulang dan mulai sepi, dia mengajakku untuk melihat hadiah yang akan ia berikan. Dan dari apa yang aku lihat. Ayahmu sepertinya membawa lukisan. Aku sampai berpikiran lukisan apa yang ia bawa sampai mengatakan tidak dapat di beli dengan uang. Sedangkan lukisan dari para pelukis ternama pun bisa aku beli selama aku suka dan mereka jual. Aku
Arthur dan Edelmiro yang melihat arah tujuan Radmond kembali mengarahkan semua orang. Mereka berdua saling melirik. “Hmm, ayo ayo ayo…!” seru mereka berdua sambil melebarkan tangan mereka berdua. Mengarahkan yang lainnya membelakangi Radmond.Austin yang lihat Radmond berbisik ke istrinya. “Sayang, sepertinya Ayahnya Monica ingin berbicara denganmu.” Bella mendongak ke suaminya dan mengangguk.“Iya sayang,” jawabnya, kemudian Austin juga ikut menjauh. Memberikan tempat untuk Radmond.Para istri- istri pun mengalihkan perhatian mereka dengan kompak. Mereka melakukan semua ini untuk menjaga harga diri dari seorang kepala bangsawan. Meskipun saat ini, Radmond pribadi sudah tidak lagi peduli dan masalah akan hal itu.Namun semua itu mereka lakukan karena kepekaan mereka pribadi.Radmond berjalan di temani oleh Monica. Begitu Radmond tiba di depan Bella, dia melepaskan rangkulannya dari Monica.Tepat saat Radmond ingin menunduk. Bella yang sudah mengantipasi langsung menahan Radmond. Pria i
“Baiklah, katakan saja pada Paman dan Paman akan meluangkan waktu seharian untuk mengerjakan lukisanmu.” Seru Radmond.“Terima kasih Paman!” Radmond berjalan mendekat ke arah Austin dan Bryan. Begitu tepat di belakang mereka. Radmond menepuk kedua pundak pria tinggi di depannya.Sontak Austin dan Bryan berbalik.“Paman?” ujar Austin dan Bryan bersamaan.Radmond melihat Austin, “Austin Paman minta maaf atas sikap Paman sebelumnya.”Austin membungkukkan badannya, “Saya yang salah Paman, maafkan atas kelakuan saya,”Helaan nafas terdengar, “Hah.. Paman dulu memang sangat membenci pria yang sudah melakukan itu kepada Monica, sampai Paman juga sempat membenci cucu paman yang sangat menggemaskan itu. Sampai aku harus mempertahankan harga diriku dengan menahan diri agar terlihat tidak menyukainya. Padahal aku sangat ingin memeluk cucu perempuanku itu.”“Dan karena kejadian inilah, Paman bisa kembali kepada diriku, bisa kembali kepada keluarga yang sudah aku tinggalkan,”Austin tersenyum. Da
Elle keluar dari kamarnya setelah berpakaian dan menyusul Ludwig yang ada di dapur.“Mau makan apa? Pizza, Burger, Spaghetti, atau Steak?” tanya Ludwig sambil tersenyum.Wanita berhazel itu seketika terbengong, “Apa semuanya ada di sini?” gumamnya dalam hati.“Tapi karena kamu pertama kali ke desa ini, aku akan perkenalkan kamu dengan makanan yang ada di sini.” Sambung Ludwig sambil mengeluarkan dua piring sayur lengkap dengan ubi rebus sebagai asupan karbohidrat mereka sambil tersenyum dan mengedipkan satu matanya, menggoda Elle.Elle akhirnya sadar kalau saat ini Ludwig sedang menggodanya, Kemudian wanita cantik itu berdiri dan meninggalkan Ludwig begitu saja.Ludwig dapat mendengar suara ribut – ribut dari dalam kamar Elle. Dan tidak lama kemudian Elle keluar dengan membawa beberapa kotak makanan yang cukup besar.Wanita cantik itu menatanya di atas meja dengan rapi. Elle mengeluarkan empat macam lauk yang membuat Ludwig terkejut.Elle duduk dan tersenyum, “Malam ini kita makan in
Elle sontak menoleh ke asal suara dan blush… Wajahnya kembali memerah karena tepat di depannya ada Ludwig dengan senyuman manisnya tengah melihatnya. Jarak wajah mereka begitu dekat.“Ludwig? Kamu sudah selesai?”“Iya, dan kenapa kamu ada di sini bukannya beristirahat?” balas Ludwig lalu berdiri terlebih dahulu, sambil membantu Elle untuk berdiri dengan mengulurkan tangannya.Elle menerima bantuan Ludwig dan meraih tangan pria tampan di depannya.“Terima kasih,” Elle berdiri. Dengan sigap Ludwid mengambil lukisan yang ada di tangan Elle.“Aku kesini karena aku sempat berpikir kenapa orang yang mengatakan suka padaku tidak kunjung datang setelah aku ada di sini padahal sudah lebih 3 jam sejak dia meninggalkan aku.”“Hmm, aku jadi ragu kalau dia sungguh menyukaiku,” sambung Elle menggoda Ludwig.Ludwig seketika panik, “Bu… bukan begitu… Maaf… bukan mak – ““Hahahhaa…” Elle tertawa melihat wajah panik Ludwig.“Kamu menggodaku?”Wanita cantik berhazel biru itu mengangkat bahunya, “Hmm…”“
Ludwig langsung menghampiri Elle begitu melihat wanita pujaannya itu. Pria itu benar – benar di buat shock tapi juga bahagia.“Kamu di sini Elle?” tanya pria itu masih tidak percaya.Elle tersenyum dan mengangguk.Kepala desa bingung melihat Pak Dokter terlihat akrab dengan tamunya.“Ehm, Pak Dokter.” Imbuh Kepala Desa.“Ah iya Pak. Maaf. Lalu bagaimana Pak?” tanya Ludwig begitu sadar. Membuat Elle tertawa kecil.“Begini Pak, saya mau menjelaskan rumah tinggal untuk Nona Elle, beliau akan tinggal di rumah yang – ““Tidak perlu Pak, Nona Elle akan tinggal bersamaku.” Potong Ludwig dengan cepat.Tentu saja Elle terkejut, begitu juga dengan Kepala Desa.“Ludwig? Kenapa aku tinggal denganmu?” seru Elle.“Iya, aku sangat sibuk setiap harinya. Setidaknya kalau kamu di rumah singgahku. Aku akan merasa jauh lebih tenang menjagamu dari para kawanan serigala seperti mereka.” Jelas Ludwig sambil menunjuk ke arah tiga pria yang tengah melihat mereka dengan wajah penuh tawa.Elle menoleh ke arah
Begitu Elle tiba di rumah Cath. Wanita cantik itu mulai mengurus dokumen – dokumen yang ia perlukan untuk bisa berkeliling dengan bebas di Afrika. Setidaknya butuh waktu seminggu baru ia bisa mulai beraktifitas. Selama satu minggu ini pula Elle terlihat akrab dengan anak – anak di sekitar lingkungan tempat tinggal Cath.Elle setiap hari duduk di depan rumah dan melukis suasana yang ada di depan matanya. Baik tawa polos anak – anak yang tidak paham dengan kondisi mereka saat ini dan raut muram dari beberapa anak yang merasa kelaparan.Hal inilah yang membuat dada Elle merasa miris akan kemiskinan di negara yang ia pijak sekarang.“Huftt seandainya semua orang kaya di dunia ini menyisihkan kekayaan mereka untuk berinvestasi atau memperbaiki system kehidupan di negara ini, aku pikir mereka semua bisa berkembang.” Gumam Elle menghela nafas di suatu sore. Tapi entahlah. Apa memang ini adalah solusinya atau memang tidak ada solusi sama sekali.“Hei Elle, kamu di luar?”“Hai Cath, iya nih la
Niat awal ingin mengerjai Ludwig. Elle malah ketiduran di dada bidang Ludwig. Hawa tubuh hangat Ludwig tanpa sadar membuat wanita cantik itu merasa nyaman.Di kala ngantuk menyerang, Elle memejamkan matanya dan merngakul lengan Ludwig. Sedangkan Ludwig yang mulai bisa mengendalikan dirinya memegang perlahan kepala Elle, dan memperbaiki posisi tidur Elle agar jauh lebih nyaman.Ludwig memindahkan kepala Elle dengan hati – hati agar tidak membangunkan wanita cantik itu.Kini kepala Elle sudah bersandar nyaman di dadanya dan Ludwig merangkul Elle. Sedangkan pria itu memilih untuk memejamkan matanya dan bersandar di sandaran kursi.Ludwig dengan lembut merangkul Elle dengan kedua tangannya.”Goodnight,” ucap Ludwig pelan.Beberapa jam pun berlalu. Elle terkejut dengan posisi mereka berdua saat ini. Seutas senyum hadir di wajah Elle.Wanita cantik itu bangun dan duduk tegap. Melihat Ludwig yang masih terlelap. Begitu juga dengan para penumpang yang lain.“Thank you,” ucap Elle menatap waja
Mobil bus yang membawa mereka beberapa kali berhenti di beberapa titik pemberhentian untuk beristirahat.Perjalanan panjang mereka membuat Elle menjadi semakin akrab dengan Ludwig, bahkan Elle yang sedikit pemalu mulai bisa membaur dengan ketiga sahabat dekat pria itu, Hans, Bruno dan Stefan.Tingkah kocak ke empat pria yang baru dia temui selalu saja berhasil membuatnya tertawa, tak ada rasa takut yang Elle rasakan ketika berinteraksi dengan mereka. Dia malah merasa aman karena di jaga oleh empat bodyguard dadakan berparas tampan, dan tentunya dia tidak merasa bosan selama menempuh perjalanan berkat tingkat lucu ke empat pria itu.Seperti sore ini, mereka berlima menyantap hidangan dengan penuh canda tawa.“Hahahha…” suara tawa Elle terdengar begitu lepas.Suasana hatinya yang berantakan karena masalah keluarganya seketika bisa dia lupakan.Julian dan gengnya juga sudah tidak bertingkah lagi. Sekarang setiap berpas – pas dengan Ludwig dan teman – temannya. Pria itu langung membungkuk
Elle yang awalnya irit bicara, mulai terbiasa dengan celotehan Ludwig. Seolah pria ini tidak pernah kehabisan bahan untuk mengobrol.Sudah dua jam perjalanan, kini bus berhenti di tempat persinggahan, seperti rumah makan.“Yuk, turun makan.” Ajak Ludwig.“Iya,” jawab Elle singkat.Ludwig dan Elle turun bersama.Hanz, Bruno dan Stefan berjalan menghampiri Ludwig.“Ehem…ehem… Ada yang baru lupain yang lama nih….” Seloroh Bruno.Ludwig mengusir rekan – rekan nya yang terkenal jahil itu. “Bro, tukar tempat yuk!” celutuk Stefan.“Sial!! Kau mau aku hajar di sini!!” seru Ludwig yang langsung mengulurkan kepalan tangannya ke Stefan.“Hahhahahah!” tawa Hanz, Stefan dan Bruno.“Permisi nona cantik, kami titip Ludwig yang jomblo dari orok ini ya, semoga kalian sampai di pelaminan…” ujar Hanz.“AMIIIINNNN!” sahut Stefan, Bruno dan juga Ludwig.Wajah Elle kembali nge – blush. “Apakah mereka memang seiseng ini?” gumam Elle dalam hati.Begitu Hanz, Bruno dan Stefan pergi. Ludwig pun berkata, “Amiin
Mereka bertiga pun duduk di kursi mereka masing – masing.Sedangkan Ludwig begitu tiba di kursi kosong miliknya langsung menaruh barang di bagasi atas dan duduk di samping wanita pujaan hatinya itu.Tapi sepertinya wanita cantik ini tidak menyadari kehadiran Ludwig yang sudah ada di sampingnya karena terlalu serius menggambar.Ludwig yang penasaran pun menyandarkan punggungnya dan melihat apa yang di lukis oleh wanita cantik di sampingnya.Seketika terbersit senyuman cerah di wajah Ludwig, pria tampan itu memutuskan untuk diam dan menikmati setiap goresan pensil dari wanita cantik itu.Beberapa menit sebelumnya, Elle yang merasa bosan, membuka tasnya lalu mengambil buku sketsa dan pensil. Dua alat yang selalu ada di dalam tasnya.Elle menerawang menatap keluar jendela, memikirkan sesuatu. “Hmm, apa yang aku lukis ya?” gumamnya pelan.Tiba – tiba dia mengingat pria yang menabraknya tadi. Pria aneh dan unik. Elle tertawa kecil dan mencoba mengingat garis wajah pria tampan tersebut.Elle
Begitu turun dari bus yang mengantarnya ke terminal, Elle duduk di salah satu kursi tunggu setelah membeli tiket bus yang akan mengantarnya ke Afrika.Sembari menunggu bus, Elle menutup matanya. Wanita cantik ini mengingat moment di mana dia mengambil keputusan tiba – tiba untuk pergi ke Afrika hari ini juga setelah bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya. Di mana kedua orang tua Elle menunjuk dirinya sebagai CEO sebuah perusahaan milik Ayahnya. Sedangkan dia sendiri tidak ingin berkutat di bidang bisnis, karena jiwanya ada di seni.Wanita cantik berhazel biru dan rambut blonde itu berasal dari Swedia, yang terletak di Eropa Utara. Di mana Elle memiliki orang tua yang merupakan seorang pengusaha ternama di Swedia, Elle juga di bangun seperti itu sejak kecil. Mulai dari segi pendidikan yang begitu tinggi hingga tinggal di lingkungan social elit. Berharap jika saat Elle dewasa nanti melanjutkan usaha mereka. Elle sendiri adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Sedangkan dua kakak l