Duh Ethan... Ethan... di gaplok kan!
Della menggeram tidak percaya mendengar perkataan seperti itu keluar dari mulut Ethan, dengan sekuat tenaga dia menampar pria yang ada di depannya itu.Ethan menatap marah ke arah Della yang saat ini sedang berusaha mengatur nafasnya."Dasar kau PRIA GILA!" maki Della yang sudah tidak tahan lagi.Dia maju lebih dekat dan memukul lengan Ethan, "Dari awal kamu menuduhku yang bukan-bukan!"Bugh!"Aochh... Heyy !" seru Ethan yang merasakan lumayan sakit dengan pukulan wanita di depannya."Tadi siang kamu juga marah-marah tidak jelas denganku!! Karena apa?!! HAHHH!!"Bughh!Della kembali memukul Ethan dengan keras. Dirinya benar-benar di buat kesal oleh pria satu ini."Dan sekarang!! Apa yang kamu katakan?!! HAHHH!!" Della yang tanpa sadar mengeluarkan air matanya.Deg!Ethan langsung menangkap tangan Della, "Hey! Tenanglah!" dirinya terkejut melihat Della menangis dan meluapkan emosinya begitu saja."Tenang?? Kau menyuruhku untuk tenang setelah apa yang semua kamu tuduhkan!!? Dasar pria g
Kini Austin dan Bella sudah berada di dalam kamar presidential suit mereka.Austin menuju dapur dan membuat segelas coklat panas."Ayo.." pria itu menautkan jemarinya ke jemari Bella, menariknya dengan lembut menuju balkon.View pantai langsung ada di depan mereka, suara ombak dan pohon kelapa terlihat menari-nari begitu indah. Langit yang dipenuhi bintang menambah suasana menjadi lebih romantis.Austin menaruh cangkir di atas meja dan duduk di atas sofa santai lalu menarik lembut tangan Bella agar duduk di atas pangkuannya.Bella duduk dengan posisi menyamping dan bersandar di bahu kekasihnya. "Love you," terdengar bisikan lembut dari Austin membuat dirinya merasakan cinta sesungguhnya.Austin mengecup puncak kepala Bella sebelum memulai apa yang ingin dia sampaikan."Sayang, aku minta kamu tidak shock dengan apa yang akan aku sampaikan," ucap Austin pelan.Bella menoleh menatap wajah Austin, "Hmm, tentang Steve?!"Austin mengangguk dan tersenyum lembut. "Iya love.""Katakan sayang,"
"Enak mana?" tanya Austin modus.Bella tampak berpikir dengan serius sambil mengendus kembali bantalnya lalu menarik tangan Austin untuk mendekat ke lehernya agar bisa dia cium.SerrrrBulu kuduk Austin meremang mendapatkan hembusan nafas Bella. Berusaha menahan diri untuk tidak menerkamnya saat ini juga. Karena dia harus pergi bersama Max."Dengan segala pertimbangan, kami memilih yang langsung!" jawab Bella dengan muka serius dan sudah masuk ke dalam pelukan Austin yang masih tidak mengenakan atasan."Hahahhaha....!!" tawanya meledak. "Kenapa kamu begitu menggemaskan sayang!" gumamnya sambil mendekap erat calon istrinya itu."Ya sudah, sebentar Hana temanin kamu di sini ya sayang?" ucap Austin begitu Bella melepaskan pelukannya."Yakin gak bakal kenapa-napa? Kamu gak mual sayang?" tanya Bella khawatir."Uhmm, semoga tidak. Kalau kamu bagaimana?" Austin menangkup wajah Bella dan menatapnya.Bella mengangkat bahunya, "Kurang tahu sih.""Ya sudah, mari kita coba dulu," ujar Austin dan
Tuutt... tuttt... tuuutt...Steve terus menghubungi nomor sekretarisnya, Della.Begitu Steve tiba dari bandara, dia benar-benar mengurung dirinya di rumah sambil menonton berita yang ada di televisi. Begitu pula ketika dia berselancar di media sosial serta di segala pencarian, baik di twit, yutub, gogle, dan website berita maupun gossip. Entah kenapa berita ini begitu heboh. Padahal dia bukan artis ataupun selebgram."Sial! Aku harus bagaimana??!! Austin pasti akan mencari perhitungan denganku!" gumam Steve mondar-mandir di ruang tamunya."Dan kenapa berita ini menjadi begitu heboh? Bahkan lebih viral di bandingkan berita tentang Austin sang CEO Orion Corporation!!""Paling tidak aku harus mengambil dokumen penting yang ada di kantor!" itulah yang ada di pikiran Steve saat ini.Steve kembali menghubungi Della.Tuutt tutt tuutt"Iya Pak?" jawab Della di seberang sana."Kamu dari mana saja Della??" seru Steve dengan panik. Berpikir kalau sekretarisnya ini akan pergi meninggalkannya juga
Flashback sosok Alea~"Ughh... Fuck me please Cale!! Akh..." lenguhan dan desahan wanita yang bertubuh seksi ini, wanita yang memiliki wajah manis nan begitu polos. Yang dapat menipu semua orang dengan wajah polosnya.Tidak ada satupun dari keluarga atau sahabatnya yang tahu Alea Roderick memiliki kebiasaan yang begitu liar. Seperti saat ini, dia tengah menungging di atas sofa sambil seorang pria bernama Cale tengan menghujamnya begitu keras dari belakang."Kau menyukainya Alea?" serak pria tersebut."Yahh... puaskan aku Cale! Lebih keras!" teriak Alea dengan keras di dalam kamar Hotel tersebut.Pria itu terus menghujam dengan kuat liang kewanitaan Alea, dan satu jarinya masuk memainkan lubang belakangnya. Membuat Alea semakin mengerang penuh nikmat."Ughh... thats so good!" gumam Alea sambil menghisap jarinya sendiri, lalu jarinya itu dia lesatkan di klitsnya, memainkannya sendiri.Rasanya akan lebih nikmat berkali-kali lipat ketika batang kejantanan Cale keluar masuk di liangnya, be
Warning : Adegan cukup keras, selamat membaca.~Alea langsung berjalan mendekati Austin dan memeluknya dengan erat."Kalau kamu tidak ingin menjadi kekasihku, biarkan aku menjadi penghangat ranjangmu Austin, aku bisa memuaskanmu di atas ranjang..." ucap Alea dengan manja kepada Austin."Fuck!" Austin mengumpat dengan kasar. Dia tidak sangka Alea melakukan hal senekat ini kepadanya. "Keluar Alea dan berhentilah bertingkah!!" geram Austin menatap nyalang kepada gadis di depannya.Namun Alea tidak menyerah dan langsung meraih tangan Austin untuk menyentuh tubuhnya. Tapi dengan cepat Austin menghempaskan tubuh Alea."Kenapa kamu tidak mau bercinta denganku!" Teriak Alea merasa frustasi begitu di abaikan oleh Austin.Bukannya menjawab pertanyaan Alea. Austin terus meminta Alea keluar. "Keluar!""Tidakk!! Aku ingin tidur bersamamu, aku ingin kamu bercinta denganku Austin, aku akan membuatmu melupakan wanita itu!!" balas Alea dengan sengit.Austin berdecak kesal, menatap Alea dengan nyalan
Warning : Adegan keras, selamat membaca~~“Eughh eughhh...”Milik Frank sudah mengisi full mulut Alea dengan kejantanannya. Membuat air mata Alea keluar karena Frank menusuknya terlalu dalam hingga ke tenggorokannya.Deen dan Cale terus bergerak memberikan kenikmatan di setiap gesekan mereka di masing—masing liang Alea.Jesper yang tidak tahan ikut berpindah posisi dan naik ke atas sofa.Deen bergeser dan menunggu hingga Jesper memasukkan miliknya ke dalam liang intim Alea.“Akh....” Alea membelalakkan matanya.Sesudah Jesper berhasil memasuki liang tersebut, Deen tersenyum menyeringai dan memaksa masuk di bagian tengah—tengah.“Oughh shitt!” maki Alea tertahan. Dia dapat merasakan robekan—robekan kecil di bagian kewanitaannya.“Ssssttt, tahan Alea....” bisik Frank dan menutup mulut Alea dengan batangnya.“Damn! This is fucking shit! Miliknya mampu menampung milik kita bertiga!” seru Deen dengan puas. Dirinya mulai bergerak, sehingga Jesper dan Cale ikut bergerak.Alea terus mendesah
"Hai Ge’!" panggilan kecil Alea hanya untuk Gerald seorang. Dan Gerald sangat menyukainya, dirinya merasa benar-benar spesial setiap Alea memanggilnya dengan nama kecilnya itu."Kenapa kamu sendiri?" tanya Gerald sambil tersenyum."Ah itu..." Alea kesulitan mencari alasan, berusaha menutupi lehernya dengan rambut panjangnya."Hey ada apa?" tanya Gerlad khawatir, dan dia mendapati sesuatu di leher Alea. Serta di rambut Alea ada sesuatu yang begitu dia kenal, dan aromanya masih begitu tercium meskipun dari jarak jauh.Gerald sangat tahu aroma menyengat ini. "Alea, katakan padaku ada apa?!!!" seru Gerald yang kini menepis rambut Alea untuk melihat leher Alea. Seketika matanya membelalak.Gerald langsung meraih tangan Alea dan menariknya kembali naik ke dalam kamarnya di lantai 10. Sedangkan Alea mengikutinya dalam diam."Mampus... alasan apa yang harus aku jelaskan ke Gerald?" Alea mencoba berpikir dengan keras.Bip bip bipGerald menarik Alea masuk ke dalam kamar dan menyuruhnya duduk d