Kegelisahan kian menjadi ketika waktu sudah menunjukkan di angka lima sore.Bella dari tadi hanya menscroll nama kontak yang bertuliskan Austin."Apa aku harus memberitahukan ke Austin..? Tapi saat ini dia pasti sedang bersama Steve.." gumam Bella."Tapii.."Bella pun mengetik beberapa kata dan mengirimkan pesan singkat ke Austin.'Apa bisa bicara?'Sepersekian detik Austin langsung menelponnya.DrrzztttBella menekan tombol hijau."Halo.." sapa Bella."Hmm..Aku lagi di kamar sendiri, ada apa..?" ucap Austin agar Bella dapat berbicara dengan nyaman."Orang itu menghubungi ku kemarin, dan dia ingin memindahkan waktu pertemuan.." jelas Bella."Kapan..?" tanya Austin."Hari ini, Jam 8 malam di Hilton Hotel..."jujur Bella."A-apaaa !!!! Kenapa dia merubah jadwalnya..?!!" geram Austin."I-iya...Dia bilang jika aku tiak datang, dia akan menyebarkan foto itu ke email perusahaan...""Ck...!!! Kau tidak boleh pergi Bella..!!" seru Austin, kini dia sangat khawatir. Rambutnya di remas dengan kua
Tuutt tuuuttt tuuutt"Fuck !!! Kamu di mana Bella !!"Austin berusaha menghubungi Bella sejak sepuluh menit yang lalu.Austin meneguk kasar wine yang ada di tangannya.PranggKekesalan Austin dilimpahkan ke gelas wine."Jangan sampai kamu bertemu dengan si brengsek itu..!!" geram Austin.Dirinya ingin berangkat saat ini juga. Tapi jarak antara Kanada ke German membutuhkan waktu kurang lebih 8 jam. Jadi semuanya pasti akan jadi sia-sia."Seharusnya kamu memberitahuku lebih awal, Bel !!!" sesal Austin."Arghhhh !!!!"***Nick memalingkan wajahnya tidak melihat Bella."A-apa benar kamu yang menelponku, Nick?" tanya Bella dengan tenang.Nick mengangguk,"Iya, benar..Itu aku !"Nick mengangkat wajah polosnya,"Akulah yang mengirimkan foto-foto itu kepadamu..!" ucapnya tanpa menjaga rasa hormat kepada istri Bos atasannya.Ting"Ayo,ikut aku..!" seru Nick begitu pintu lift terbuka.Bella hanya mengikuti dari belakang dan melihat punggung Nick yang memakai tas ransel."Aku tidak menyangka kalau
Nick yang awalnya sudah mulai luluh dengan bujukan Bella menjadi marah ketika mendengar nama Steve, Bos yang dia hormati dan kagumi. CEO dari perusahaan tempatnya bekerja dan di percaya menjadi seorang asistent.Nick yang tahu kedua rahasia suami istri ini menjadi memiliki fantasi yang tidak dapat dia bendung.Dirinya menjadi sangat iri terhadap Steve dan Austin. Dimana Steve yang sudah memiliki seorang istri yang sangat cantik, masih mmeilih bermain dengan wanita lain diluar sana.Sedangkan Bella, dia menangkap basah dua kali istri bosnya itu melakukan seks bersama sahabat suaminya sendiri.Tidak menjawab pertanyaan Bella tentang apa maksud perkataannya.Dengan suara beratnya, Nick berbisik "Maka dari itu ..! Aku juga ingin melakukannya seperti kalian...!!"SretttNick mengangkat minidress Bella keatas."Nick..!!!" teriak Bella."Nick aku mohon..!!! Ini masih belum terlambat..!!" seru Bella menahan tangan Nick."Tolong pikirkan lagi...!" sambung Bella memelas.DegNick kembali menata
Tubuh Bella bergetar dengan hebat. Dia tidak suka di perlakukan seperti ini. Tapi sensasi yang diberikan oleh v-btor sungguh kuat.Dirinya merasa seperti akan meledak di bawah sana. Tepat saat Nick memasukkan v-btor lebih dalam ke tubuhnya dengan getaran yang sangat kuat."Oh ti-tidak...!! Aku tidak bi-bisa mena-han-nya lagiii...." batin Bella yang merasakan dirinya diambang batas. Pantatnya diangkat tinggi-tinggi dan mengunci seluruh sendinya. Hingga..."Euhkkk...Ahhhhkkk....!!" jeritan melengking dari Bella tepat bersamaan ketika dirinya menumpahkan seluruh cairan tubuhnya. Namun, getaran dari v-btor masih terasa walaupun Nick sudah melepaskan nya."Ha...hufft..." tubuh Bella terkulai lemas dan mengatur nafasnya kembali.Dirinya tidak berdaya untuk menolak reaksi tubuhnya."Apa yang terjadi pada tubuhku, kenapa aku harus merasakan hal seperti ini...Ini benar-benar salah...Siapapun..tolong aku...!" lirih Bella merutuki dirinya dalam hati."Sepertinya kau sangat menikmati hukuman yang
Di saat Bella sedang memikirkan jalan keluar dari semua masalah yang dia timbulkan bersama Austin.Kini Steve sedang berjalan santai menuju Bar Hotel yang terletak di Lobby Hotel."Selamat datang.." sapa pelayan dengan ramah ketika Steve masuk."Thank you..!" balas Steve."Hmm...Aku sangat rindu untuk kembali ke sini.." gumam Steve."Semua bermula dari sini, aku berharap suatu keajaiban kembali terjadi. Hah !! Sangat mustahil..!" seru Steve dalam hati.Kemudian mengambil kursi di depan bartender dan duduk."Hmm,, berpikir jernih Steve..!!" gumamnya dan ketika hendak dia menoleh."Eh..??" serunya."Oh..?" seru wanita yang ada di depannya yang juga iku terkejut."Giselle..?""Steve..??"Mereka berdua pun tertawa kecil."Bagaimana bisa kita berdua bertemu disini lagi, Steve..!! Yeah..Maksudku..Apa mungkin ada hal seperti ini yang terjadi secara kebetulan.." ucap Giselle."Hmm..Kenapa tidak..? Semua bisa saja terjadi.." jawab Steve santai.Steve menoleh ke arah Giselle,"Dan kenapa sejak k
Tidak tahan dengan tubuh s-eksi Giselle, dirinya langsung saja menurunkan stocking Giselle dan membuka baju Giselle.Steve merubah posisi mereka, kini Steve sudah bersandar di headboard ranjang dan merangkul Giselle dari belakang."Euhkk...Uhmm...!!" desis manja Giselle ketika jari Steve sudah masuk ke dalam li yang kewanitaannya."Kau suka..?" bisik Steve sambil menjilati tengkuk Giselle."Euhmm.. I like it so much...! Faster please...!" racau Giselle membuat Steve semakin mempercepat permainan jarinya di dalam inti tubuh Giselle. Tangan satunya terus memilin dan meremas payudara Giselle."Ahkk..Steve...Faster..! A-aku....EUng....Ahkkkk...!!" lenguhan panjang Giselle mengangkat kakinya dan menyemprotkan cairan dari kewanitaannya."Kau sangat basah, baby..!!" bisik Steve."Yeah...Itu sangat nikmat, baby...!" balas Giselle dengan nafas memburu. Kemudian berputar menghadap Steve.Giselle berlutut dan melumat bibir Steve dengan agresif. Tetu saja Steve mebalas lumatan Giselle tidak kalah
Austin merasa gelisah menunggu kabar dari asistent kepercayaannya.Karena Bella tidak ada kabar dan tidak mengangkat panggilan telponnya. Austin menyuruh asistentnya untuk mencari keberadaan Bella saat itu juga.Sudah dua puluh menit lebih, Max belum juga memberikan kabar terbaru. Karena gelisah hanya berdiam diri di kamar. Austin memutuskan untuk pergi ke Bar untuk menyusul Steve di Lobby Hotel.TingPintu Lift terbuka, dan betapa terkejutnya Austin melihat Steve sedang bergandengan tangan dengan mesra bersama seorang wanita.Austin yang melihat Steve tidak menyapanya. Mengerti dengan keinginan Steve dari ekspresi Steve.Mendengar dari percakapan wanita di sisi Steve, dipastikan kalau wanita ini adalah sahabat Bella.Entah kenapa saat ini dia merasa sangat kesal dengan Steve. Didepannya seolah menjadi pria yang sangat setia dengan istrinya. Tapi ternyata..."Hmm..Baiklah..."batin Austin menyeringai.TingAustin pun melewati Steve yang masih berdiri di dalam lift ketika wanita itu men
Sepanjang perjalanan tidak ada banyak pembicaraan antara Max dan Bella."Silahkan Nyonya.." ucap Max membuka pintu penumpang untuk Bella."Ah, iya terima kasih.." balas Bella sungkan.Mereka pun masuk ke dalam Lobby Apartment yang berisi dua unit. Apartment mewah dan sangat besar."Di sini, Nyonya. Silahkan cek ponsel anda. Tuan Austin pasti sudah mengirimkan password nya ke ponsel Nyonya..." jelas Max tepat berada di depan pintu.Bella pun mengambil ponsel dari dalam tasnya."Terima kasih Max.." ucap Bella tersenyum ketika melihat password yang dikirimkan Austin."Sama-sama, Nyonya..Kalau anda butuh sesuatu bisa panggil saya. Saya ada di unit sebelah..Karena kedua apartment ini milik Tuan Austin..." terang Max."Ah iya Max, by the way. Kamu tidak perlu terlalu sungkan dengan saya. Cukup panggil Bella." balas Bella ramah."Maaf nyonya, itu adalah rasa hormat saya kepada Nyonya sebagai pendamping Tuan Austin." jelas Max."EH...?? Pendamping...? Kamu salah paham Max, Austin itu hanya tem