Tidak tahan dengan tubuh s-eksi Giselle, dirinya langsung saja menurunkan stocking Giselle dan membuka baju Giselle.Steve merubah posisi mereka, kini Steve sudah bersandar di headboard ranjang dan merangkul Giselle dari belakang."Euhkk...Uhmm...!!" desis manja Giselle ketika jari Steve sudah masuk ke dalam li yang kewanitaannya."Kau suka..?" bisik Steve sambil menjilati tengkuk Giselle."Euhmm.. I like it so much...! Faster please...!" racau Giselle membuat Steve semakin mempercepat permainan jarinya di dalam inti tubuh Giselle. Tangan satunya terus memilin dan meremas payudara Giselle."Ahkk..Steve...Faster..! A-aku....EUng....Ahkkkk...!!" lenguhan panjang Giselle mengangkat kakinya dan menyemprotkan cairan dari kewanitaannya."Kau sangat basah, baby..!!" bisik Steve."Yeah...Itu sangat nikmat, baby...!" balas Giselle dengan nafas memburu. Kemudian berputar menghadap Steve.Giselle berlutut dan melumat bibir Steve dengan agresif. Tetu saja Steve mebalas lumatan Giselle tidak kalah
Austin merasa gelisah menunggu kabar dari asistent kepercayaannya.Karena Bella tidak ada kabar dan tidak mengangkat panggilan telponnya. Austin menyuruh asistentnya untuk mencari keberadaan Bella saat itu juga.Sudah dua puluh menit lebih, Max belum juga memberikan kabar terbaru. Karena gelisah hanya berdiam diri di kamar. Austin memutuskan untuk pergi ke Bar untuk menyusul Steve di Lobby Hotel.TingPintu Lift terbuka, dan betapa terkejutnya Austin melihat Steve sedang bergandengan tangan dengan mesra bersama seorang wanita.Austin yang melihat Steve tidak menyapanya. Mengerti dengan keinginan Steve dari ekspresi Steve.Mendengar dari percakapan wanita di sisi Steve, dipastikan kalau wanita ini adalah sahabat Bella.Entah kenapa saat ini dia merasa sangat kesal dengan Steve. Didepannya seolah menjadi pria yang sangat setia dengan istrinya. Tapi ternyata..."Hmm..Baiklah..."batin Austin menyeringai.TingAustin pun melewati Steve yang masih berdiri di dalam lift ketika wanita itu men
Sepanjang perjalanan tidak ada banyak pembicaraan antara Max dan Bella."Silahkan Nyonya.." ucap Max membuka pintu penumpang untuk Bella."Ah, iya terima kasih.." balas Bella sungkan.Mereka pun masuk ke dalam Lobby Apartment yang berisi dua unit. Apartment mewah dan sangat besar."Di sini, Nyonya. Silahkan cek ponsel anda. Tuan Austin pasti sudah mengirimkan password nya ke ponsel Nyonya..." jelas Max tepat berada di depan pintu.Bella pun mengambil ponsel dari dalam tasnya."Terima kasih Max.." ucap Bella tersenyum ketika melihat password yang dikirimkan Austin."Sama-sama, Nyonya..Kalau anda butuh sesuatu bisa panggil saya. Saya ada di unit sebelah..Karena kedua apartment ini milik Tuan Austin..." terang Max."Ah iya Max, by the way. Kamu tidak perlu terlalu sungkan dengan saya. Cukup panggil Bella." balas Bella ramah."Maaf nyonya, itu adalah rasa hormat saya kepada Nyonya sebagai pendamping Tuan Austin." jelas Max."EH...?? Pendamping...? Kamu salah paham Max, Austin itu hanya tem
Delapan jam yang lalu.Setelah mendapatkan telpon dari Max. Austin kembali naik ke kamarnya dan merapikan kopernya.Austin mengetik sesuatu di ponselnya untuk Steve.'Aku balik duluan malam ini. Ada urusan mendadak, kuserahkan meeting pagi untukmu. Kau bisa stay 1-2 hari di sini.'Dan langsung saja Steve membalas.'Ok Bro..!!'"Thank you Steve, Aku akan membuat Bella jatuh cinta denganku dalam dua hari ini.." puas Austin.Setelah itu, Austin pun ke bandara dengan jadwal penerbangan jam sepuluh malam. Tidak lupa dirinya mengirimkan password Apartment nya untuk Bella.Tiba-tiba di ruang tunggu, ponselnya berbunyi."Bella..?" gumamnya dan mengangkat panggilan Bella.Bercakap santai seperti ini dengan Bella membuat dirinya seperti orang lain. Dan ketika Bella bertanya di mana dirinya saat ini.Hanya dengan menggodanya agar dia tidak curiga. Dan itu kembali membuat dirinya ingin cepat bertemu dengan wanita yang memenuhi pikirannya akhir-akhir ini.Dan terbukti dengan cara itu berhasil.Tep
Bella menggigit bibir bawahnya. Bingung harus bersikap apa.Kalau seperti itu. Artinya dia akan mengkhianati Steve. Dan di sisi lain, dia mempermainkan perasaan Austin."Hey...Kamu tidak perlu memikirkan hal lain..Hmm...??" panggil Austin yang tersenyum hangat."Ta-tapi..." ragu Bella."Begini saja, kalau Steve mengabarimu hari ini tentang keterlambatan pulangnya. Kamu boleh menjauh dariku. Tapi kalau Steve tidak mengabarimu. Jangan pernah lagi melarangku..? Hmm..?" ucap Austin, yang kemudian merutuki ucapannya sendiri memberikan pilihan seperti itu."Tunggu, maksud kamu apa..? Kan bisa saja Steve sedang sibuk dan tidak sempat mengabariku.." balas Bella."Hmm..Anggap saja seperti itu..Tapi saat ini..Aku hanya ingin dirimu, Bel..." suara berat Austin yang membuat Bella kembali tersihir oleh pesonanya.Austin kembali melumat bibir Bella yang membuatnya begitu ketagihan. Tentu saja Bella membalas ciuman memabukkan dari Austin.Tiga menit berciuman membuat suhu tubuh mereka semakin panas.
Setelah melewati pagi panas hampir tiga jam. Austin dan Bella terlelap dalam dekapan masing-masing.Saling memberikan kehangatan ditubuh mereka di bawah selimut tebal berwarna putih bersih.Austin yang tidak tidur semalaman dan di lanjutkan dengan olahraga paginya bersama Bella. Membuat tidurnya begitu lelap. Apalagi tidur di dalam dekapan Bella tanpa mengenakan sehelai benang yang membatasi kulit mereka.Dipeluknya tubuh Bella dengan erat, seolah takut Bella akan pergi meninggalkan dan menjauhinya lagi."Uhmmm..." gumam Bella yang mulai terjaga. Bella merasakan sebuah lengan kekar tengah memeluknya dengan posesif.Saat Bella membuka mata. Dapat dia lihat wajah tampan Austin yang tengah tertidur tepat di depannya. Sangat damai dan hangat. Sangat berbeda dengan Austin yang dalam keadaan sadar, tengil dan menyebalkan."Pfftt.." Bella tertawa kecil mengingat candaan mereka setelah bercinta tadi pagi. Dan ucapan Austin yang membuat dirinya kembali merasakan curahan cinta, kehangatan dan p
Austin tidak lagi dapat menahan serbuan gelanyar di sekujur tubuhnya. Berciuman dengan Bella selalu berhasil membuatnya hilang kendali. Seakan dirinya tidak pernah puas menikmati tubuh Bella.Dengan satu kali hentakan. Austin berhasil membopong tubuh Bella ke atas meja makan yang luas dan kokoh.Di rebahkannya tubuh Bella yang sintal dan s-eksi."Cantik..." kagum Austin memandang tubuh Bella yang terkulai dengan posisi yang sangat erotis baginya.Ditambah wajah merona Bella dan mengigit bibir bawahnya menambah kes-eksian yang dia perlihatkan."Ka-kamu mau apa Austin..?" seru Bella ketika Austin mengangkat kedua kakinya naik ke atas meja."Aku ingin memakanmu sayang..." serak Austin yang sudah di tutup kabut gairah. Dengan cepat Austin melepaskan kain tipis yang menutupi daerah terfavoritnya.Austin melihat dengan haus cairan yang mulai membasahi kewanitaan Bella.Di tariknya kursi dan mendaratkan pantatnya yang tidak mengenakan boxer, kemudian Austin menaikkan kedua kaki Bella di atas
Setelah selesai makan, Austin pamit ke Bella untuk ke apartment sebelah untuk bertemu Max ingin melakukan penyelidikan terhadap orang yang sudah menyakiti Bella."Maafkan aku Austin, aku akan lebih berhati-hati saat ini..." gumam Bella yang kini duduk di sofa ruang tamu."Tapi kenapa Steve tidak mengabari ku sama sekali..? Apa dia sangat sibuk..?" seru bella melihat layar ponselnya.Dari dulu kalau Steve melakukan perjalanan bisnis. Dirinya tidak pernah sekalipun mencoba untuk menghubungi Steve duluan. Karena pernah suatu moment, Bella menghubunginya, tapi saat itu Steve sedang mengadakan rapat penting. Dan Steve terdengar kesal kepada nya.Dari situlah, Bella tidak ingin membuat kesalahan yang sama. Padahal waktu itu dirinya sedang demam tinggi. Dan ingin mengabari suaminya. tetapi belum dia berbicara sepatah katapun. Steve menyuruhnya untuk menghubungi kembali dengan nada kesal dan memutuskan sambungannya."Apa aku kirim pesan singkat saja..?" batin Bella.Tapi dia kembali mengingat
Elle keluar dari kamarnya setelah berpakaian dan menyusul Ludwig yang ada di dapur.“Mau makan apa? Pizza, Burger, Spaghetti, atau Steak?” tanya Ludwig sambil tersenyum.Wanita berhazel itu seketika terbengong, “Apa semuanya ada di sini?” gumamnya dalam hati.“Tapi karena kamu pertama kali ke desa ini, aku akan perkenalkan kamu dengan makanan yang ada di sini.” Sambung Ludwig sambil mengeluarkan dua piring sayur lengkap dengan ubi rebus sebagai asupan karbohidrat mereka sambil tersenyum dan mengedipkan satu matanya, menggoda Elle.Elle akhirnya sadar kalau saat ini Ludwig sedang menggodanya, Kemudian wanita cantik itu berdiri dan meninggalkan Ludwig begitu saja.Ludwig dapat mendengar suara ribut – ribut dari dalam kamar Elle. Dan tidak lama kemudian Elle keluar dengan membawa beberapa kotak makanan yang cukup besar.Wanita cantik itu menatanya di atas meja dengan rapi. Elle mengeluarkan empat macam lauk yang membuat Ludwig terkejut.Elle duduk dan tersenyum, “Malam ini kita makan in
Elle sontak menoleh ke asal suara dan blush… Wajahnya kembali memerah karena tepat di depannya ada Ludwig dengan senyuman manisnya tengah melihatnya. Jarak wajah mereka begitu dekat.“Ludwig? Kamu sudah selesai?”“Iya, dan kenapa kamu ada di sini bukannya beristirahat?” balas Ludwig lalu berdiri terlebih dahulu, sambil membantu Elle untuk berdiri dengan mengulurkan tangannya.Elle menerima bantuan Ludwig dan meraih tangan pria tampan di depannya.“Terima kasih,” Elle berdiri. Dengan sigap Ludwid mengambil lukisan yang ada di tangan Elle.“Aku kesini karena aku sempat berpikir kenapa orang yang mengatakan suka padaku tidak kunjung datang setelah aku ada di sini padahal sudah lebih 3 jam sejak dia meninggalkan aku.”“Hmm, aku jadi ragu kalau dia sungguh menyukaiku,” sambung Elle menggoda Ludwig.Ludwig seketika panik, “Bu… bukan begitu… Maaf… bukan mak – ““Hahahhaa…” Elle tertawa melihat wajah panik Ludwig.“Kamu menggodaku?”Wanita cantik berhazel biru itu mengangkat bahunya, “Hmm…”“
Ludwig langsung menghampiri Elle begitu melihat wanita pujaannya itu. Pria itu benar – benar di buat shock tapi juga bahagia.“Kamu di sini Elle?” tanya pria itu masih tidak percaya.Elle tersenyum dan mengangguk.Kepala desa bingung melihat Pak Dokter terlihat akrab dengan tamunya.“Ehm, Pak Dokter.” Imbuh Kepala Desa.“Ah iya Pak. Maaf. Lalu bagaimana Pak?” tanya Ludwig begitu sadar. Membuat Elle tertawa kecil.“Begini Pak, saya mau menjelaskan rumah tinggal untuk Nona Elle, beliau akan tinggal di rumah yang – ““Tidak perlu Pak, Nona Elle akan tinggal bersamaku.” Potong Ludwig dengan cepat.Tentu saja Elle terkejut, begitu juga dengan Kepala Desa.“Ludwig? Kenapa aku tinggal denganmu?” seru Elle.“Iya, aku sangat sibuk setiap harinya. Setidaknya kalau kamu di rumah singgahku. Aku akan merasa jauh lebih tenang menjagamu dari para kawanan serigala seperti mereka.” Jelas Ludwig sambil menunjuk ke arah tiga pria yang tengah melihat mereka dengan wajah penuh tawa.Elle menoleh ke arah
Begitu Elle tiba di rumah Cath. Wanita cantik itu mulai mengurus dokumen – dokumen yang ia perlukan untuk bisa berkeliling dengan bebas di Afrika. Setidaknya butuh waktu seminggu baru ia bisa mulai beraktifitas. Selama satu minggu ini pula Elle terlihat akrab dengan anak – anak di sekitar lingkungan tempat tinggal Cath.Elle setiap hari duduk di depan rumah dan melukis suasana yang ada di depan matanya. Baik tawa polos anak – anak yang tidak paham dengan kondisi mereka saat ini dan raut muram dari beberapa anak yang merasa kelaparan.Hal inilah yang membuat dada Elle merasa miris akan kemiskinan di negara yang ia pijak sekarang.“Huftt seandainya semua orang kaya di dunia ini menyisihkan kekayaan mereka untuk berinvestasi atau memperbaiki system kehidupan di negara ini, aku pikir mereka semua bisa berkembang.” Gumam Elle menghela nafas di suatu sore. Tapi entahlah. Apa memang ini adalah solusinya atau memang tidak ada solusi sama sekali.“Hei Elle, kamu di luar?”“Hai Cath, iya nih la
Niat awal ingin mengerjai Ludwig. Elle malah ketiduran di dada bidang Ludwig. Hawa tubuh hangat Ludwig tanpa sadar membuat wanita cantik itu merasa nyaman.Di kala ngantuk menyerang, Elle memejamkan matanya dan merngakul lengan Ludwig. Sedangkan Ludwig yang mulai bisa mengendalikan dirinya memegang perlahan kepala Elle, dan memperbaiki posisi tidur Elle agar jauh lebih nyaman.Ludwig memindahkan kepala Elle dengan hati – hati agar tidak membangunkan wanita cantik itu.Kini kepala Elle sudah bersandar nyaman di dadanya dan Ludwig merangkul Elle. Sedangkan pria itu memilih untuk memejamkan matanya dan bersandar di sandaran kursi.Ludwig dengan lembut merangkul Elle dengan kedua tangannya.”Goodnight,” ucap Ludwig pelan.Beberapa jam pun berlalu. Elle terkejut dengan posisi mereka berdua saat ini. Seutas senyum hadir di wajah Elle.Wanita cantik itu bangun dan duduk tegap. Melihat Ludwig yang masih terlelap. Begitu juga dengan para penumpang yang lain.“Thank you,” ucap Elle menatap waja
Mobil bus yang membawa mereka beberapa kali berhenti di beberapa titik pemberhentian untuk beristirahat.Perjalanan panjang mereka membuat Elle menjadi semakin akrab dengan Ludwig, bahkan Elle yang sedikit pemalu mulai bisa membaur dengan ketiga sahabat dekat pria itu, Hans, Bruno dan Stefan.Tingkah kocak ke empat pria yang baru dia temui selalu saja berhasil membuatnya tertawa, tak ada rasa takut yang Elle rasakan ketika berinteraksi dengan mereka. Dia malah merasa aman karena di jaga oleh empat bodyguard dadakan berparas tampan, dan tentunya dia tidak merasa bosan selama menempuh perjalanan berkat tingkat lucu ke empat pria itu.Seperti sore ini, mereka berlima menyantap hidangan dengan penuh canda tawa.“Hahahha…” suara tawa Elle terdengar begitu lepas.Suasana hatinya yang berantakan karena masalah keluarganya seketika bisa dia lupakan.Julian dan gengnya juga sudah tidak bertingkah lagi. Sekarang setiap berpas – pas dengan Ludwig dan teman – temannya. Pria itu langung membungkuk
Elle yang awalnya irit bicara, mulai terbiasa dengan celotehan Ludwig. Seolah pria ini tidak pernah kehabisan bahan untuk mengobrol.Sudah dua jam perjalanan, kini bus berhenti di tempat persinggahan, seperti rumah makan.“Yuk, turun makan.” Ajak Ludwig.“Iya,” jawab Elle singkat.Ludwig dan Elle turun bersama.Hanz, Bruno dan Stefan berjalan menghampiri Ludwig.“Ehem…ehem… Ada yang baru lupain yang lama nih….” Seloroh Bruno.Ludwig mengusir rekan – rekan nya yang terkenal jahil itu. “Bro, tukar tempat yuk!” celutuk Stefan.“Sial!! Kau mau aku hajar di sini!!” seru Ludwig yang langsung mengulurkan kepalan tangannya ke Stefan.“Hahhahahah!” tawa Hanz, Stefan dan Bruno.“Permisi nona cantik, kami titip Ludwig yang jomblo dari orok ini ya, semoga kalian sampai di pelaminan…” ujar Hanz.“AMIIIINNNN!” sahut Stefan, Bruno dan juga Ludwig.Wajah Elle kembali nge – blush. “Apakah mereka memang seiseng ini?” gumam Elle dalam hati.Begitu Hanz, Bruno dan Stefan pergi. Ludwig pun berkata, “Amiin
Mereka bertiga pun duduk di kursi mereka masing – masing.Sedangkan Ludwig begitu tiba di kursi kosong miliknya langsung menaruh barang di bagasi atas dan duduk di samping wanita pujaan hatinya itu.Tapi sepertinya wanita cantik ini tidak menyadari kehadiran Ludwig yang sudah ada di sampingnya karena terlalu serius menggambar.Ludwig yang penasaran pun menyandarkan punggungnya dan melihat apa yang di lukis oleh wanita cantik di sampingnya.Seketika terbersit senyuman cerah di wajah Ludwig, pria tampan itu memutuskan untuk diam dan menikmati setiap goresan pensil dari wanita cantik itu.Beberapa menit sebelumnya, Elle yang merasa bosan, membuka tasnya lalu mengambil buku sketsa dan pensil. Dua alat yang selalu ada di dalam tasnya.Elle menerawang menatap keluar jendela, memikirkan sesuatu. “Hmm, apa yang aku lukis ya?” gumamnya pelan.Tiba – tiba dia mengingat pria yang menabraknya tadi. Pria aneh dan unik. Elle tertawa kecil dan mencoba mengingat garis wajah pria tampan tersebut.Elle
Begitu turun dari bus yang mengantarnya ke terminal, Elle duduk di salah satu kursi tunggu setelah membeli tiket bus yang akan mengantarnya ke Afrika.Sembari menunggu bus, Elle menutup matanya. Wanita cantik ini mengingat moment di mana dia mengambil keputusan tiba – tiba untuk pergi ke Afrika hari ini juga setelah bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya. Di mana kedua orang tua Elle menunjuk dirinya sebagai CEO sebuah perusahaan milik Ayahnya. Sedangkan dia sendiri tidak ingin berkutat di bidang bisnis, karena jiwanya ada di seni.Wanita cantik berhazel biru dan rambut blonde itu berasal dari Swedia, yang terletak di Eropa Utara. Di mana Elle memiliki orang tua yang merupakan seorang pengusaha ternama di Swedia, Elle juga di bangun seperti itu sejak kecil. Mulai dari segi pendidikan yang begitu tinggi hingga tinggal di lingkungan social elit. Berharap jika saat Elle dewasa nanti melanjutkan usaha mereka. Elle sendiri adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Sedangkan dua kakak l