Tubuh Bella bergetar dengan hebat. Dia tidak suka di perlakukan seperti ini. Tapi sensasi yang diberikan oleh v-btor sungguh kuat.Dirinya merasa seperti akan meledak di bawah sana. Tepat saat Nick memasukkan v-btor lebih dalam ke tubuhnya dengan getaran yang sangat kuat."Oh ti-tidak...!! Aku tidak bi-bisa mena-han-nya lagiii...." batin Bella yang merasakan dirinya diambang batas. Pantatnya diangkat tinggi-tinggi dan mengunci seluruh sendinya. Hingga..."Euhkkk...Ahhhhkkk....!!" jeritan melengking dari Bella tepat bersamaan ketika dirinya menumpahkan seluruh cairan tubuhnya. Namun, getaran dari v-btor masih terasa walaupun Nick sudah melepaskan nya."Ha...hufft..." tubuh Bella terkulai lemas dan mengatur nafasnya kembali.Dirinya tidak berdaya untuk menolak reaksi tubuhnya."Apa yang terjadi pada tubuhku, kenapa aku harus merasakan hal seperti ini...Ini benar-benar salah...Siapapun..tolong aku...!" lirih Bella merutuki dirinya dalam hati."Sepertinya kau sangat menikmati hukuman yang
Di saat Bella sedang memikirkan jalan keluar dari semua masalah yang dia timbulkan bersama Austin.Kini Steve sedang berjalan santai menuju Bar Hotel yang terletak di Lobby Hotel."Selamat datang.." sapa pelayan dengan ramah ketika Steve masuk."Thank you..!" balas Steve."Hmm...Aku sangat rindu untuk kembali ke sini.." gumam Steve."Semua bermula dari sini, aku berharap suatu keajaiban kembali terjadi. Hah !! Sangat mustahil..!" seru Steve dalam hati.Kemudian mengambil kursi di depan bartender dan duduk."Hmm,, berpikir jernih Steve..!!" gumamnya dan ketika hendak dia menoleh."Eh..??" serunya."Oh..?" seru wanita yang ada di depannya yang juga iku terkejut."Giselle..?""Steve..??"Mereka berdua pun tertawa kecil."Bagaimana bisa kita berdua bertemu disini lagi, Steve..!! Yeah..Maksudku..Apa mungkin ada hal seperti ini yang terjadi secara kebetulan.." ucap Giselle."Hmm..Kenapa tidak..? Semua bisa saja terjadi.." jawab Steve santai.Steve menoleh ke arah Giselle,"Dan kenapa sejak k
Tidak tahan dengan tubuh s-eksi Giselle, dirinya langsung saja menurunkan stocking Giselle dan membuka baju Giselle.Steve merubah posisi mereka, kini Steve sudah bersandar di headboard ranjang dan merangkul Giselle dari belakang."Euhkk...Uhmm...!!" desis manja Giselle ketika jari Steve sudah masuk ke dalam li yang kewanitaannya."Kau suka..?" bisik Steve sambil menjilati tengkuk Giselle."Euhmm.. I like it so much...! Faster please...!" racau Giselle membuat Steve semakin mempercepat permainan jarinya di dalam inti tubuh Giselle. Tangan satunya terus memilin dan meremas payudara Giselle."Ahkk..Steve...Faster..! A-aku....EUng....Ahkkkk...!!" lenguhan panjang Giselle mengangkat kakinya dan menyemprotkan cairan dari kewanitaannya."Kau sangat basah, baby..!!" bisik Steve."Yeah...Itu sangat nikmat, baby...!" balas Giselle dengan nafas memburu. Kemudian berputar menghadap Steve.Giselle berlutut dan melumat bibir Steve dengan agresif. Tetu saja Steve mebalas lumatan Giselle tidak kalah
Austin merasa gelisah menunggu kabar dari asistent kepercayaannya.Karena Bella tidak ada kabar dan tidak mengangkat panggilan telponnya. Austin menyuruh asistentnya untuk mencari keberadaan Bella saat itu juga.Sudah dua puluh menit lebih, Max belum juga memberikan kabar terbaru. Karena gelisah hanya berdiam diri di kamar. Austin memutuskan untuk pergi ke Bar untuk menyusul Steve di Lobby Hotel.TingPintu Lift terbuka, dan betapa terkejutnya Austin melihat Steve sedang bergandengan tangan dengan mesra bersama seorang wanita.Austin yang melihat Steve tidak menyapanya. Mengerti dengan keinginan Steve dari ekspresi Steve.Mendengar dari percakapan wanita di sisi Steve, dipastikan kalau wanita ini adalah sahabat Bella.Entah kenapa saat ini dia merasa sangat kesal dengan Steve. Didepannya seolah menjadi pria yang sangat setia dengan istrinya. Tapi ternyata..."Hmm..Baiklah..."batin Austin menyeringai.TingAustin pun melewati Steve yang masih berdiri di dalam lift ketika wanita itu men
Sepanjang perjalanan tidak ada banyak pembicaraan antara Max dan Bella."Silahkan Nyonya.." ucap Max membuka pintu penumpang untuk Bella."Ah, iya terima kasih.." balas Bella sungkan.Mereka pun masuk ke dalam Lobby Apartment yang berisi dua unit. Apartment mewah dan sangat besar."Di sini, Nyonya. Silahkan cek ponsel anda. Tuan Austin pasti sudah mengirimkan password nya ke ponsel Nyonya..." jelas Max tepat berada di depan pintu.Bella pun mengambil ponsel dari dalam tasnya."Terima kasih Max.." ucap Bella tersenyum ketika melihat password yang dikirimkan Austin."Sama-sama, Nyonya..Kalau anda butuh sesuatu bisa panggil saya. Saya ada di unit sebelah..Karena kedua apartment ini milik Tuan Austin..." terang Max."Ah iya Max, by the way. Kamu tidak perlu terlalu sungkan dengan saya. Cukup panggil Bella." balas Bella ramah."Maaf nyonya, itu adalah rasa hormat saya kepada Nyonya sebagai pendamping Tuan Austin." jelas Max."EH...?? Pendamping...? Kamu salah paham Max, Austin itu hanya tem
Delapan jam yang lalu.Setelah mendapatkan telpon dari Max. Austin kembali naik ke kamarnya dan merapikan kopernya.Austin mengetik sesuatu di ponselnya untuk Steve.'Aku balik duluan malam ini. Ada urusan mendadak, kuserahkan meeting pagi untukmu. Kau bisa stay 1-2 hari di sini.'Dan langsung saja Steve membalas.'Ok Bro..!!'"Thank you Steve, Aku akan membuat Bella jatuh cinta denganku dalam dua hari ini.." puas Austin.Setelah itu, Austin pun ke bandara dengan jadwal penerbangan jam sepuluh malam. Tidak lupa dirinya mengirimkan password Apartment nya untuk Bella.Tiba-tiba di ruang tunggu, ponselnya berbunyi."Bella..?" gumamnya dan mengangkat panggilan Bella.Bercakap santai seperti ini dengan Bella membuat dirinya seperti orang lain. Dan ketika Bella bertanya di mana dirinya saat ini.Hanya dengan menggodanya agar dia tidak curiga. Dan itu kembali membuat dirinya ingin cepat bertemu dengan wanita yang memenuhi pikirannya akhir-akhir ini.Dan terbukti dengan cara itu berhasil.Tep
Bella menggigit bibir bawahnya. Bingung harus bersikap apa.Kalau seperti itu. Artinya dia akan mengkhianati Steve. Dan di sisi lain, dia mempermainkan perasaan Austin."Hey...Kamu tidak perlu memikirkan hal lain..Hmm...??" panggil Austin yang tersenyum hangat."Ta-tapi..." ragu Bella."Begini saja, kalau Steve mengabarimu hari ini tentang keterlambatan pulangnya. Kamu boleh menjauh dariku. Tapi kalau Steve tidak mengabarimu. Jangan pernah lagi melarangku..? Hmm..?" ucap Austin, yang kemudian merutuki ucapannya sendiri memberikan pilihan seperti itu."Tunggu, maksud kamu apa..? Kan bisa saja Steve sedang sibuk dan tidak sempat mengabariku.." balas Bella."Hmm..Anggap saja seperti itu..Tapi saat ini..Aku hanya ingin dirimu, Bel..." suara berat Austin yang membuat Bella kembali tersihir oleh pesonanya.Austin kembali melumat bibir Bella yang membuatnya begitu ketagihan. Tentu saja Bella membalas ciuman memabukkan dari Austin.Tiga menit berciuman membuat suhu tubuh mereka semakin panas.
Setelah melewati pagi panas hampir tiga jam. Austin dan Bella terlelap dalam dekapan masing-masing.Saling memberikan kehangatan ditubuh mereka di bawah selimut tebal berwarna putih bersih.Austin yang tidak tidur semalaman dan di lanjutkan dengan olahraga paginya bersama Bella. Membuat tidurnya begitu lelap. Apalagi tidur di dalam dekapan Bella tanpa mengenakan sehelai benang yang membatasi kulit mereka.Dipeluknya tubuh Bella dengan erat, seolah takut Bella akan pergi meninggalkan dan menjauhinya lagi."Uhmmm..." gumam Bella yang mulai terjaga. Bella merasakan sebuah lengan kekar tengah memeluknya dengan posesif.Saat Bella membuka mata. Dapat dia lihat wajah tampan Austin yang tengah tertidur tepat di depannya. Sangat damai dan hangat. Sangat berbeda dengan Austin yang dalam keadaan sadar, tengil dan menyebalkan."Pfftt.." Bella tertawa kecil mengingat candaan mereka setelah bercinta tadi pagi. Dan ucapan Austin yang membuat dirinya kembali merasakan curahan cinta, kehangatan dan p
Niat awal ingin mengerjai Ludwig. Elle malah ketiduran di dada bidang Ludwig. Hawa tubuh hangat Ludwig tanpa sadar membuat wanita cantik itu merasa nyaman.Di kala ngantuk menyerang, Elle memejamkan matanya dan merngakul lengan Ludwig. Sedangkan Ludwig yang mulai bisa mengendalikan dirinya memegang perlahan kepala Elle, dan memperbaiki posisi tidur Elle agar jauh lebih nyaman.Ludwig memindahkan kepala Elle dengan hati – hati agar tidak membangunkan wanita cantik itu.Kini kepala Elle sudah bersandar nyaman di dadanya dan Ludwig merangkul Elle. Sedangkan pria itu memilih untuk memejamkan matanya dan bersandar di sandaran kursi.Ludwig dengan lembut merangkul Elle dengan kedua tangannya.”Goodnight,” ucap Ludwig pelan.Beberapa jam pun berlalu. Elle terkejut dengan posisi mereka berdua saat ini. Seutas senyum hadir di wajah Elle.Wanita cantik itu bangun dan duduk tegap. Melihat Ludwig yang masih terlelap. Begitu juga dengan para penumpang yang lain.“Thank you,” ucap Elle menatap waja
Mobil bus yang membawa mereka beberapa kali berhenti di beberapa titik pemberhentian untuk beristirahat.Perjalanan panjang mereka membuat Elle menjadi semakin akrab dengan Ludwig, bahkan Elle yang sedikit pemalu mulai bisa membaur dengan ketiga sahabat dekat pria itu, Hans, Bruno dan Stefan.Tingkah kocak ke empat pria yang baru dia temui selalu saja berhasil membuatnya tertawa, tak ada rasa takut yang Elle rasakan ketika berinteraksi dengan mereka. Dia malah merasa aman karena di jaga oleh empat bodyguard dadakan berparas tampan, dan tentunya dia tidak merasa bosan selama menempuh perjalanan berkat tingkat lucu ke empat pria itu.Seperti sore ini, mereka berlima menyantap hidangan dengan penuh canda tawa.“Hahahha…” suara tawa Elle terdengar begitu lepas.Suasana hatinya yang berantakan karena masalah keluarganya seketika bisa dia lupakan.Julian dan gengnya juga sudah tidak bertingkah lagi. Sekarang setiap berpas – pas dengan Ludwig dan teman – temannya. Pria itu langung membungkuk
Elle yang awalnya irit bicara, mulai terbiasa dengan celotehan Ludwig. Seolah pria ini tidak pernah kehabisan bahan untuk mengobrol.Sudah dua jam perjalanan, kini bus berhenti di tempat persinggahan, seperti rumah makan.“Yuk, turun makan.” Ajak Ludwig.“Iya,” jawab Elle singkat.Ludwig dan Elle turun bersama.Hanz, Bruno dan Stefan berjalan menghampiri Ludwig.“Ehem…ehem… Ada yang baru lupain yang lama nih….” Seloroh Bruno.Ludwig mengusir rekan – rekan nya yang terkenal jahil itu. “Bro, tukar tempat yuk!” celutuk Stefan.“Sial!! Kau mau aku hajar di sini!!” seru Ludwig yang langsung mengulurkan kepalan tangannya ke Stefan.“Hahhahahah!” tawa Hanz, Stefan dan Bruno.“Permisi nona cantik, kami titip Ludwig yang jomblo dari orok ini ya, semoga kalian sampai di pelaminan…” ujar Hanz.“AMIIIINNNN!” sahut Stefan, Bruno dan juga Ludwig.Wajah Elle kembali nge – blush. “Apakah mereka memang seiseng ini?” gumam Elle dalam hati.Begitu Hanz, Bruno dan Stefan pergi. Ludwig pun berkata, “Amiin
Mereka bertiga pun duduk di kursi mereka masing – masing.Sedangkan Ludwig begitu tiba di kursi kosong miliknya langsung menaruh barang di bagasi atas dan duduk di samping wanita pujaan hatinya itu.Tapi sepertinya wanita cantik ini tidak menyadari kehadiran Ludwig yang sudah ada di sampingnya karena terlalu serius menggambar.Ludwig yang penasaran pun menyandarkan punggungnya dan melihat apa yang di lukis oleh wanita cantik di sampingnya.Seketika terbersit senyuman cerah di wajah Ludwig, pria tampan itu memutuskan untuk diam dan menikmati setiap goresan pensil dari wanita cantik itu.Beberapa menit sebelumnya, Elle yang merasa bosan, membuka tasnya lalu mengambil buku sketsa dan pensil. Dua alat yang selalu ada di dalam tasnya.Elle menerawang menatap keluar jendela, memikirkan sesuatu. “Hmm, apa yang aku lukis ya?” gumamnya pelan.Tiba – tiba dia mengingat pria yang menabraknya tadi. Pria aneh dan unik. Elle tertawa kecil dan mencoba mengingat garis wajah pria tampan tersebut.Elle
Begitu turun dari bus yang mengantarnya ke terminal, Elle duduk di salah satu kursi tunggu setelah membeli tiket bus yang akan mengantarnya ke Afrika.Sembari menunggu bus, Elle menutup matanya. Wanita cantik ini mengingat moment di mana dia mengambil keputusan tiba – tiba untuk pergi ke Afrika hari ini juga setelah bertengkar hebat dengan kedua orang tuanya. Di mana kedua orang tua Elle menunjuk dirinya sebagai CEO sebuah perusahaan milik Ayahnya. Sedangkan dia sendiri tidak ingin berkutat di bidang bisnis, karena jiwanya ada di seni.Wanita cantik berhazel biru dan rambut blonde itu berasal dari Swedia, yang terletak di Eropa Utara. Di mana Elle memiliki orang tua yang merupakan seorang pengusaha ternama di Swedia, Elle juga di bangun seperti itu sejak kecil. Mulai dari segi pendidikan yang begitu tinggi hingga tinggal di lingkungan social elit. Berharap jika saat Elle dewasa nanti melanjutkan usaha mereka. Elle sendiri adalah anak ke tiga dari tiga bersaudara. Sedangkan dua kakak l
Ada sebuah daerah di Inggris, tepatnya disisi utara London, sebuah keluarga bangsawan kecil hidup dan memerintah daerah itu dengan sangat bijak.Keluarga bangsawan itu memimpin rakyatnya dengan baik, membantu rakyat yang kesusahan dan selalu berbagi di kala masa panen sedang sulit.Keluarga bangsawan itu bernama Baldric, keluarga bangsawan yang memiliki garis keturunan kerajaan Inggris. Nama keluarga itu selalu di elu-elukan di masa jayanya. Sekelompok kecil masyarakatnya bahkan dengan lantang menyebut jika mereka adalah titisan malaikat berkat kebaikan mereka terhadap sesama.Namun masa-masa itu sudah lama berlalu, nama keluarga Baldric perlahan menghilang dari benak semua orang, melupakan keluarga bangsawan itu yang akhirnya lenyap selama perang dunia kedua berlangsung.Itulah cerita yang sering Ludwig dengar dari kedua orang tuanya dulu. Bahwa dia adalah keturunan bangsawan dari Inggris yang kini menetap di Swiss.Beberapa dokumen yang berisi tentang silsilah keluarganya juga masih
Namun sepertinya Jennifer tidak ada niatan untuk berhenti, malah tangannya kini naik memainkan kedua puting Steve. Hanya suara basah dan suara gumaman Jennifer saat melakukan aktifitasnya.“Oh Shit!” Steve memegang kepala belakang Jennifer dan memperbaiki rambut panjang Jennifer yang terurai. “Yes, faster baby!” “Akh! Kamu sangat luar biasa Jen!”“Ugh Ugh!” Steve menghentakkan pinggangnya saat menumpahkan laharnya di dalam tenggorokan Jennifer.“Ukh… Glup!” Jennifer menelan semua cairan putih milik Steve yang ada di dalam mulutnya, bahkan sekarang ia membersihkan cairan Steve yang sempat keluar dari mulutnya.Setelah menyelesaikan aktifitasnya, ia melepaskan milik Steve dan duduk ala jepang yang di sebut seiza. Jennifer memberikan senyuman manisnya, “Kamu menyukainya?”Steve maju mendekat dan meraih dagu Jennifer, “Sangat, sangat suka Jen, dan sekarang giliranmu.” Jawab Steve yang lalu melumat bibir Jennifer dengan liar, perlahan merebahkan wanita cantik itu, tangannya bahkan kini s
Jennifer membuka matanya dengan perlahan, dia merasakan tubuhnya begitu lelah. Dan saat ini ada tangan yang memeluk dirinya begitu posesif.Senyuman tipis terbit di wajah cantiknya, “Ternyata bukan mimpi,”“Morning, baby.” Suara serak Steve terdengar, yang mempererat pelukannya. Bahkan wajahnya sudah ia benamkan di antara kedua dada Jennifer dengan manja. “Aku merindukanmu….”Jennifer tersenyum, semoga keputusannya kali ini tidak salah. Dia berharap jika memang Steve lah labuhan terakhirnya. Menerima dirinya yang sudah begitu rusak sebagai seorang wanita.Begitu banyak pria yang sudah menikmati tubuhnya, bahkan ia masih mengingat dengan jelas jika Steve bersama Gerald dan pria lainnya menikmati tubuhnya bersama-sama.Jennifer memeluk tubuh Steve dengan erat, tiba-tiba saja tubuhnya gemetar mengingat semua itu. Ia benar-benar gila sudah memanfaatkan tubuhnya hanya demi kesuksesannya dalam berkarir.Bahkan lebih gilanya saat ia berada di dalam penjara wanita, dan menjadi tawanan dari pr
Dan tidak lama kemudian Casper datang. Austin dan Bella juga sudah menyelesaikan makan siang mereka.Casper membantu Austin dan Bella memasukkan barang – barang belanjaan ke dalam mobil. Setelah itu Casper kembali berpamitan dan memakirkan kendaraannya di tempat yang terjangkau dari sisi manapun jika di hubungi dadakan oleh Austin.Austin dan Bella kembali melanjutkan perjalanan mereka dengan berjalan kaki menuju tepi Danau Zurich. Mereka lagi-lagi ci buat terpesona oleh pemandangan indah yang ditawarkan oleh air biru yang tenang, mencerminkan langit cerah dan pegunungan yang mengelilingi kota. Suasana di sekitar danau sangat damai dan menyenangkan, membuat mereka merasa rileks dan bahagia.Austin merangkul mesra sang istri, sambil berjalan di sepanjang tepi danau, mereka menyaksikan perahu-perahu yang melintasi danau dengan anggun, menambah keindahan pemandangan. Beberapa perahu layar berwarna-warni terlihat berlayar dengan angin, sementara perahu-perahu bertenaga listrik mengangkut