Austin segera memeluk Bella dengan meletakkan satu tangannya di punggung Bella dan tangan yang satu memegang kepala belakang Bella, ditekannya dan diciumnya Bella dengan begitu penuh nafsu.Suara decapan dan sesapan mereka terus mengeluarkan suara antara pertemuan saliva mereka."Euhm... Ahh... sayang..." desah Bella dengan suara bergairahnya.Austin tidak melepaskan ciumannya di bibir Bella. Dirinya benar-benar sudah di buat sangat terangsang oleh tingkah laku Bella hari ini."Kamu membuatku begitu lapar ingin memakanmu sayang!" geram Austin dengan suara beratnya setelah melepaskan ciumannya.Nafas Bella tersengal-sengal akibat pagutan panjang mereka. "A-aku juga sayang," jawab Bella dengan tatapan sayunya.Austin segera membuka pakaian rumah sakit yang di kenakan Bella dan juga pakaiannya. Hingga kini tidak ada lagi sehelai benang pun yang tersisa di pakaian mereka. Austin tidak ingin ada satupun yang menghalanginya untuk menikmati tubuh wanitanya ini.Suhu ruangan tiba-tiba menjadi
Austin meraih rambut Bella dan memegangnya. Dan menyentuh kepala Bella dengan lembut.Bella bergerak keluar masuk seirama dengan gerakan tangan yang mengurut milik Austin. Di hisapnya sesekali dan di mainkannya lidahnya dengan agresif di bagian titik sensitif milik Austin.Beberapa kali melakukan hal ini untuk kekasihnya itu. Bella mengetahui titik tersensitif dari batang yang selalu membuat dirinya terbang tinggi itu."Ughh... Akh sayang! Damn! Kamu luar biasa sayang! Itu sangat enak!" racau Austin yang kini turut menggerakkan pinggulnya. Bergerak keluar masuk di mulut Bella.Kemudian dengan cepat Austin menarik miliknya keluar dan kembali menarik wajah Bella, menciumnya begitu dalam. Kemudian mengganti posisi mereka."Naik sayang," ucap Austin dan mengarahkan posisi mereka dengan posisi enam sembilan.Karena Austin sudah beberapa kali menyuruhnya seperti ini. Bella jadi cukup paham, dan dengan erotis dirinya merayap di tubuh Austin hingga kini wajahnya kembali berhadapan di kejantan
Waktu sudah menunjukkan jam sembilan malam, kini apartment yang di tempati oleh Max dan Hana benar-benar berubah.Mulai dari ruang tamu, dapur, kamar tidur, serta wardrobe untuk mereka berdua.Max merubah semuanya sesuai kebutuhan mereka berdua. Terutama untuk kepentingan Hana. Max benar-benar memanjakan Hana dalam hal ini.Desain interior dipilih oleh Hana langsung, dan tentu saja dikerjakan oleh tim profesional. Dengan hanya hitungan jam, segala yang di inginkan wanita yang dia cintai itu selesai."Bagaimana sayang, kamu menyukainya?" tanya Max sambil menarik tubuh Hana duduk di atas pangkuannya.Kini mereka sedang bersantai di atas sofa ruang tamu.Hana tersenyum dan mengangguk mengiyakan, "Tentu saja aku suka sayang. Tapi bukankah ini terlalu berlebihan?" jawab Hana.Max membelai rambut Hana dengan lembut, "Tidak ada yang berlebihan untukmu sayang.""Terima kasih Max..." sahut Hana dan merangkul dari samping tubuh kekar Max.Hana terlihat begitu kecil di atas pangkuan Max.Setiba
Max tertawa kecil melihat tingkah imut wanita kesayangannya itu. Wajah oriental yang begitu kental terlihat sangat manis di matanya."Benarkah? Kalau begitu mari kita lakukan sekarang!" seru Max yang kemudian berdiri menggendong Hana dalam kungkungannya.Max berjalan menuju sofa yang baru saja dia pesan. Sofa berwarna coklat dengan bentuk yang aneh.Pria bertubuh tegap itu, duduk terlebih dahulu dan memposisikan Hana tepat di depannya, "Kenapa kamu membeli sofa tantra ini sayang?" tanya Hana kepada Max."Karena aku ingin melakukan ini denganmu..." seru max dengan suara beratnya.Tangannya mulai merayap, mengusap paha lembut Hana yang terlihat begitu indah. Tangannya semakin naik dan masuk menyusup ke bagian payudara Hana dan meremasnya dengan intens.Hana mulai menggeliat, Max menurunkan gaun malam yang di pakai Hana sambil terus meremas payudaranya.Max meraih wajah Hana dan melumat bibir wanitanya itu begitu dalam, Hana membalasnya dengan tidak kalah panasnya.Tangan Max tidak berhe
Gerakan Hana sungguh sangat erotis, dada Max bergemuruh menahan nafsu yang tengah membuncah. Tidak. Max sudah tidak tahan lagi.Dirinya bangun dan menarik tubuh Hana naik ke atas pangkuannya. Dirinya kembali melumat bibir Hana. Sedangkan bagian tubuh bawah mereka mulai saling bergesekan di bagian permukaan, memberikan sensasi nikmat yang tidak bisa lagi mereka tahan.Max menahan pinggul Hana dan mengangkatnya sedikit. Lalu tangan Hana mengarahkan batang kejantanan Max ke liang kewanitaannya. Tepat saat kepala batang dan bibir bawah Hana bertemu. Hana menurunkannya dengan perlahan. Mereka berdua bergumam penuh nikmat ketika kulit mereka saling bergesekan di bawah sana.Bless! Batang kejantanan besar Max masuk sempurna di dalam tubuh kecil Hana."Argh! Sayang!" lenguh Hana merasakan dirinya begitu penuh."Hmm...Milikmu meremasku dengan baik sayang, bergeraklah sayang... Menari di atasku!" seru Max memprovakasi Hana dengan perkataan seduktifnya.Hana tersenyum menggoda, "Seperti yang kam
"Kamu itu lebih buruk dari pada seorang lacur..!" geram Fergi meremas kuat dagu Joy. Hingga Joy merasa dirinya tercekik. "Ackk... Ackkk!" pekik Joy menarik-narik tangan Fergi. Joy meringis kesakitan, nafasnya seperti mau habis. "A-ampunn... ampunn...!!" suara tercekat Joy. "Jangan pernah membual tentang Madam Hana di depanku! Dia adalah wanita terhormat di rumah putih! Dan... Dengan mulut kotormu itu, kamu mengatakan sesuatu yang sangat menjijikkan!" seru Fergi yang belum melepaskan tangannya dari dagu Joy. Bugh!! "Ugh!!" Pekik Joy kesakitan. Fergi menghempas tubuh Joy di atas lantai. Dave mendengus kemudian berdiri dari atas ranjang berjalan ke arah Joy. Dirinya berjongkok di depan Joy, "Kamu sudah membuat kesalahan fatal Joy! Jangan pernah menghina Madam Hana, itu sama saja kamu ingin mengakhiri hidupmu. Apakah kau tidak tahu, kalau Madam Hana adalah kekasih Tuan Max?! Bahkan mungkin lebih dari kata kekasih... Dia adalah ratu di mansion ini dan Tuan Max adalah raja di mansion
"Pria itu adalah Austin Harold," sebut Gerald membuat Steve tercengang.Giselle yang tidak mengetahui siapa sosok Austin Harold hanya melihat ke arah Gerald membutuhkan penjelasan lebih detail.Gerald berjalan dengan santai menuju sofa dan menarik Giselle untuk duduk di sampingnya.Steve masih terdiam, tidak percaya jika selama ini Austin benar-benar sudah mengendalikan perusahaannya hingga hampir lima puluh persen klien membatalkan kontrak kerja sama dengan perusahaannya.Gerald tersenyum smirk, "Dari melihat ekspresimu Steve, sepertinya kamu terkejut dengan fakta bahwa sahabatmu itu memiliki kekuasaan seperti itu." tebak Gerald yang belum tahu kalau Steve sudah mengetahui status dari Austin."Sa... sahabat..?" Giselle spontan terkejut dan menutup mulutnya sendiri.Dia hampir saja keceplosan memberikan Steve pertanyaan bertubi-tubi.Gerald meraih Giselle yang masih terkejut masuk ke dalam dekapannya, membuat Giselle bersandar didadanya."Yeah darling, Austin adalah sahabat Steve. Apa
"Silahkan Tuan... Nyonya," ujar Ethan yang tengah membuka pintu belakang.Bella tersenyum kepada Ethan, "Terima kasih Ethan.”"Sama-sama Nyonya," jawab Ethan dengan sedikit membungkukkan badannya dengan sopan kepada Bella.Austin dengan sigap keluar terlebih dahulu dari pintu sebelah, "Ayo sayang," ucapnya sambil meraih tangan Bella.Bella meraih tangan Austin, dan Hap. Tepat ketika Bella keluar dari mobil, Austin segera mengangkat tubuh wanitanya itu."Sa-sayang!" kaget Bella yang lagi-lagi sudah melayang di dalam dekapan kekasihnya.Wajahnya benar-benar merona, bagaimana tidak. Saat ini Ethan ada di sini dan melihat kekonyolan Tuan Muda mereka."Hmm?" gumam Austin lembut.Bella hanya melirik ke arah Ethan agar kekasih hatinya itu paham."Ah, Ethan tolong tas di dalam, sekalian bawa masuk." ujar Austin dan melangkahkan kakinya dengan menggendong Bella ala bridal.Bella hanya menghela nafas kecil. "Bukan itu maksud aku love!" lirih Bella sedikit berbisik. Namun Austin hanya tersenyum.
“Oh my! Love! Aku mau keluar!” geram Austin. Bella semakin mempercepat gerakan kepalanya dan lidahnya bermain semakin liar di dalam sana. Hingga suara geraman suaminya dan hentakan pinggul suaminya yang membuat boa Austin semakin masuk ke dalam tenggorokannya. Cairan hangat dan putih kental itu memenuhi mulut Bella. Wanita cantik itu tersenyum, menyambut semua cairan cinta suaminya itu, ia tak melepaskan milik Austin, ia bahkan menghisap ujung lobang mister p suaminya itu, mengeluarkan semua cairannya dan menelannya tanpa sisa. Kemudian ia melepaskan milik suaminya dan berkata dengan erotis, “Ini sudah bersih sayang.” “Oh my! Love!” suara berat Austin yang langsung membaringkan tubuh istrinya, membuat posisi mereka berbalik. Ia menindih Bella dan melumat bibir istrinya itu. Menatap sang istri penuh cinta. “Enak?” tanya Bella lembut dengan napas berat. “Sangat… dalam sekejap kamu membuatku keluar…” jawab Austin tersenyum puas kepada sang istri, kemudian ia menjilati tengkuk lehe
Ini adalah bab spesial buat kalian semua sayang-sayangkuh ~~~ Semoga kalian suka ya ^^ ----Sebelum baca part ini, ada baiknya kalian lihat video di i9 @ma2.zan >,
Vladimir melihat putranya dan mengangguk setuju.“Terima kasih Ayah,” ucapnya dan melihat ke arah Bryan. “Kamu tahu apa yang harus kamu lakukan Bryan,”“Tentu saja Paman,” jawab Bryan dengan senyuman yang begitu dingin.Pria itu kemudian undur diri dan pamit dari semuanya untuk menghubungi pasukan salju merah untuk mencari keberadaan keluarga Drake hingga tujuh turunan.“Basmi semuanya dan sisakan pria yang bernama Drake,” ujar Austin kepada Bryan. Bryan pun menyetujuinya.Dan hanya dalam beberapa hari semua keturunan keluarga pengusaha Drake tidak ada lagi di daftar penduduk. Kecuali tersisa Drake yang kini berada di Gudang yang begitu gelap.Austin dan Ludwig masuk ke dalam Gudang tersebut, bersama Max dan tentu saja beberapa bawahan Austin dan keluarga Vladislav.Begitu ikatan mata Drake di buka, betapa terkejutnya pria itu melihat pria yang ada di depannya. “Ka… kauuu…kauuu…?” gumamnya tergugu. Suaranya terdengar gemetar.Ludwig menyeringai, “Kenapa ? Apa kau terkejut melihat mayat
Waktu pun berlalu, keesokan paginya Bella bangun dengan masih berpelukan dengan Elle. Setelah menghabiskan waktu sampai jam satu malam, Ibu dan ana kini benar – benar bercerita tentang kehidupan mereka.Bella dengan jujur bercerita tentang rumah tangga nya yang pernah gagal bersama suami pertamanya, namun sekarang dia hidup dengan penuh cinta dalam keluarga suaminya. Serta orang – orang di sekelilingnya yang begitu mencintainya.Elle yang akhirnya bangun tersenyum lembut menatap wajah cantik putri kesayangannya itu. Putrinya yang membuat hidupnya bagaikan di neraka. Tiada hari tanpa ia memikirkan Bella di setiap helaan nafasnya. Kini ia bisa melihat, bahkan menyentuh wajah cantik Bella.“Kamu tumbuh menjadi wanita yang hebat, nak.” Ucap Elle lembut sambil membelai wajah putrinya.“Mom ?” gumam Bella dengan suara serak manjanya kepada Elle. Menandakan wanita cantik itu juga baru terbangun.“Kamu sudah bangun sayang?” tanya Elle lembut.Bella mengangguk pelan.Dan tiba – tiba pintu terb
Austin, Bryan, Ludwig, Arthur, dan Edelmiro duduk di halaman belakang mansion milik Austin dan Bella yang begitu luas. Di sekitar mereka, terdapat kolam renang yang begitu indah dan taman yang indah dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur.Kolam renang yang sangat besar terletak tepat di tengah-tengah halaman belakang, berwarna biru kehijauan dan dipenuhi dengan air yang jernih. Air di kolam renang tersebut mengalir secara perlahan, menghasilkan suara gemericik yang menenangkan. Di sekitar kolam renang, terdapat beberapa kursi mewah yang didesain khusus untuk bersantai di sekitar kolam renang.Di sekeliling kolam renang, terdapat taman yang dipenuhi dengan berbagai macam tanaman dan bunga yang tumbuh subur. Ada beberapa jenis pohon besar yang menghasilkan naungan yang lebat, memberikan kesan sejuk dan menenangkan. Taman juga dilengkapi dengan beberapa patung dan ornamen dekoratif yang menambah kesan elegan dan artistik.Di satu sudut taman, terdapat sebuah teras kayu
Hidangan pun mulai di sajikan satu per satu. Kepiawaian Elle dan Laras di dapur membuat mereka menyajikan makanan yang begitu lezat.“Lalu aku dengar dari Bryan kalau kau sekarang menjabat sebagai direktur utama di rumah sakit besar di Irlandia ? Dan Elle adalah pemilik Galeri terbesar di sana?”“Benar, kedua mertuaku yang begitu shock mendengar cerita kami dan melihat keadaan kami merasa sangat bersedih. Mereka memberikan support yang begitu besar kepada kami berdua. Aku di bangunkan sebuah rumah sakit dan akhirnya berkembang seperti saat ini. Dan Elle diberikan Galeri seni agar anak perempuannya itu tidak bersedih dan larut memikirkan Bella.” Jelas Ludwig.Arthur mengangguk dan kemudian menyeringai, “Dan katanya kau adalah keturunan –“Ting tongBel pintu kembali berbunyi. Austin kembali berdiri untuk membuka pintu menyambut tamu yang datang. Arthur dan Ludwig menhentikan percakapan merekaTerlihat Edelmiro dan Agatha berdiri di depan pintu dengan membawa begitu banyak tentengan kan
“Jadi bagaimana sampai Daddy dan Mommy hidup di Irlandia ?” tanya Bella.Elle tertunduk sedih, “Setelah kondisi kami sudah membaik, Grandpa dan Grandma mu membantu kami untuk pulang. Sedangkan sahabat Daddy dan Mommy juga pergi berpencar ke negara yang berbeda dengan identitas baru kami.”“Grandpa dan Grandma mu di Irlandia memberikan dukungan luar biasa kepada kami berdua.”“Dan begitu kami tiba di Irlandia, kami berdua langsung mencari keberadaan kamu di Swiss, rumah Grandpa Gaston dan Grandma Beatrice. Tetapi yang kami dapatkan adalah berita mengejutkan dari para tetangga yang mengatakan jika mereka pergi dengan tergesa-gesa bersama seorang gadis kecil.” Sambung Elle.“Daddy minta maaf karena tidak bisa menemukan keberadaan kamu Bella, Daddy dan Mommy merasa sangat bersalah.” Ucap Ludwig dengan mata berkaca-kaca.Air mata jatuh di pipi Bella mendengar cerita yang begitu menyedihkan dari kedua orang tua. Bagaimana bisa ia menyalahkan kedua orang tuanya karena kejadiaan naas seperti
Wanita paruh baya itu mengusap lembut punggung Bella, sedangkan pria paruh baya yang berada di sisinya matanya ikut berkaca-kaca menahan embun yang menumpuk di sudut matanya.Bella terlihat semakin kebingungan. Dua orang asing yang tiba-tiba datang memeluknya dan menangis di depannya.Terdengar suara langkah dari dalam. Bella yang masih dalam pelukan wanita asing itu pun menoleh ke suaminya, “Sayang?”Austin tersenyum lembut dan menghampiri istrinya yang terlihat sangat kebingungan itu. Dan hal itu membuat Bella semakin bingung dan bertanya-tanya. Austin memegang pundak istrinya.“Daddy, Mommy… Selamat datang di rumah kami.” ucap Austin kepada pria dan wanita paruh baya di depannya.Bella menekuk keningnya, “Sayang,” perkataan suaminya benar – benar membuatnya sangat bingung.“Apa maksud kamu sayang? Daddy, Mommy?” gumam Bella.Wanita paruh baya itu melepaskan pelukannya, diusapnya air matanya dan menatap Bella dengan senyuman manis di sudut matanya. “Iya sayang, aku mommy mu Elle,
Dan di sinilah keluarga kecil ini berada. Sebelum Arion pindah ke kamarnya. Dia bermanja dengan Bella dan twins.“Hoamss….” Arion menguap dengan besar.“Sudah waktunya tidur ya sayang, besok Arion mau ke sekolah ‘kan?”“Ok mom!”“Cup! Goodnight sayang!” Bella mengecup bibir Arion dan mengusap lembut pipi putranya itu dengan gemas.“Cup ! Goodnight Boy!” ucap Austin dan mengecup pipi Arion.Cup ! Cup! Cup! Sebelum turun dari tempat tidur, Arion memberikan kecupan kepada twins dan Bella.Kemudian pria kecil itu berlari kecil masuk ke dalam kamarnya.Tinggallah Austin dan Bella di atas tempat tidur. Bella bersandar di dada sang suami, memanjakan dirinya.Austin dengan lembut mengusap punggung istrinya. Kemudian dia bergeser dan memperbaiki posisi Bella agar bersandar di headboard dengan nyaman.Pria tampan berhazel biru itu lalu mengambil tempat dan memijit dengan lembut kaki Bella dengan lembut.“Terima kasih sayang…” ucap Bella dengan senyuman bahagianya.Wanita cantik itu menikmati p