Bab ini mengandung adegan sedikit keras ya~ Selamat membaca^^ ~~Fergo mengambil ponselnya dan menghubungi Dokter Dave untuk masuk ke kamar Joy.Dokter Dave yang semenjak awal ingin menikmati tubuh Joy merasa sangat senang. Ternyata tidak butuh waktu lama. Dia bisa menikmatinya.Sedangkan di dalam kamar. Fergo dan Fergi sudah membuka pakaian mereka.Joy yang memang hanya mengenakan handuk langsung mereka dudukkan di tepi ranjang.Fergo berdiri di sisi kanan, sedangkan Fergo berdiri di sisi kiri. Mereka berdua mengarahkan miliknya bersamaan di depan mulut Joy.Joy secara naluriah meraih kedua batang yang ada di depannya. Kedua tangannya masing-masing memberikan pijatan dan gerakkan naik turun di kedua batang yang sudah berdiri tegak sempurna."Uhgg… Damn !! Fuck.. !!" racau Fergo dan Fergi.Fergi meraih rambut Joy dan meremasnya. Kemudian mengarahkan mulut Joy untuk mengulum miliknya.Joy membuka mulutnya dengan lebar dan menjilati batang Fergi, memberikan pijatan-pijatan kecil dengan
Bab ini mengandung adegan dewasa dan keras ya~~ Selamat membaca sayang-sayang~~Dave menahan kepala Joy dan menyuruh Joy untuk melanjutkan aktifitasnya.Fergi berpindah dan menarik kepala Joy dari Dave, menyuruhnya untuk mengulum miliknya juga.Lima menit dalam posisi ini. Mereka kembali mengubah posisi. Kini Davelah yang siap mencoba lubang kecil Joy yang membuat Fergo mendesis.Dengan menungging, dan menyangga tubuhnya dengan kedua lengannya. Joy bagaikan anjing yang siap melayani Tuan-tuannya. Dave memposisikan dirinya. Sedangkan Fergo dan Fergi kembali berada di depan wajah Joy, mengarahkan milik mereka untuk siap di santap.Joy membuka mulutnya dengan besar dan mengulum milik Fergo dan Fergi bersamaan. Tangannya meraih batang Fergo dan fergi. Terus mengulumnya bergantian, dan memasukkannya bersamaan di mulutnya."Sensasi ini sungguh Gila !!!" gumam Joy dalam hati."Fuck.. Fuck...!! Ini luar biasa bro.. Aku sampai bingung harus memilih yang mana! Akhhh !! Kedua lubangnya terasa
Keesokan paginya, Bella masih tertidur dalam dekapan Austin. Entah kenapa, beberapa hari ini. Dia merasa sangat nyaman menghirup aroma tubuh kekasih hatinya itu.Setiap malam ia selalu gelisah sebelum tidur."Euhmm... Sayang.." gumam kecil Bella, karena Austin yang sudah bangun terlebih dahulu, terus mengecup seluruh wajahnya.Austin tersenyum, beberapa hari ini Bella sangat manja padanya. Tentu saja dia sangat bahagia. Apalagi kalau kekasihnya itu mulai ngambek atau menggerutu.Membuatnya ingin kembali melahapnya dan membuat Bella mendesah.Waktu sudah menunjukkan pukul 7 pagi. Tapi Bella masih betah saja memeluk tubuh Austin."Sayang, bangun... Kita sarapan ?" ucap Austin lembut.Bella mengerjapkan matanya dan melihat wajah tampan di depannya. Seulas senyum tercetak di bibirnya."CUP!"Austin kembali mengecup bibir Bella, tentu saja bukan hanya sekedar kecupan ringan. Karena kecupan ringan bagi Austin adalah melahap bibir wanitanya itu. Dilumatnya bibir atas dan bawah Bella berganti
"Ahhhh! Let’s try!!" seru Austin memikirkan ide teraneh sepanjang masa.Kemudian dirinya mengambil sepotong waffle dan mencelupkannya ke dalam saus blueberry."Aaaaa... sayang.." Austin membuka mulutnya agar Bella ikut membuka mulutnya.Bella membuka mulutnya, kemudian Austin memasukkan waffle tersebut. Menyuapinya dengan hati-hati.Terdengar suara kunyahan dari Bella, "Uhmm...Nyamm..nyamm..""Bagaimana sayang?" Austin penasaran.Bella masih terdiam dan berusaha mencari rasa asin yang tadi tumpah di mulutnya. Namun, semakin dia mengunyah. Rasa waffle tersebut semakin enak, lembut dan manis."Uhmm.. Enak bangett sayang!" Bella berseru dengan membelalakkan matanya berbinar-binar. Mengagumi rasa waffle tersebut.Austin tersenyum melihat ekspresi Bella. "Sekarang kamu suapin aku lagi sayang..." pinta Austin.Bella kembali mengambil potongan waffle dan di suap ke dalam mulut prianya.Namun Austin segera menahan tangan Bella dan menghisap jari Bella.Slurp"Hmm... Enak.." gumam Austin.Serr
"Ok! I'm done sayang!" seru Bella setelah selesai memakai pakaian yang nyaman untuknya.Austin sontak menoleh dan terpesona dengan penampilan semi formal kekasih hatinya itu.Dengan perpaduan blazer hitam, dalaman berwarna putih dan bawahan jeans berwarna light blue model boyfriend. Sapuan make up yang natural. Serta highheels 3cm yang dia pakai membuat dirinya semakin mempesona.Bella melihat Austin menatapnya tanpa berkedip. Dengan perasaan tidak enak dia menghampiri Austin, "Ada yang salah dengan pakaianku? Apa kurang pantas ke kantor memakai pakaian seperti ini?" Bella bertanya takut Austin tidak senang dengan caranya berpakaian yang terlalu santai ini.Austin berdiri dari duduknya dan merangkul pinggang Bella. "Apapun yang kamu pakai selalu mempesona sayang. Dan tidak ada larangan berpakaian untuk Nyonya Austin... Kamu bebas mengenakan apapun ke perusahaan... Selama istriku ini nyaman... Tidak akan ada masalah.."Blush"Istri..? gumam kecil Bella merona."Iya... Sebentar lagi kam
Deg!"Oh my !!" seru Austin dalam hati. Terkejut dengan reaksi Bella.Dengan tenang Austin mengatakan. "Tentu saja aku mau sayang, biar aku yang antri, kamu tunggu saja di dalam mobil, hmm?" sambil mencari parkiran di dekat bendungan air.Ekspresi Bella seketika berubah 180 derajat. Dengan mata berbinar-binar mengangguk setuju. Membuat Austin kembali tergelak."Apa dia sesenang itu hanya karena hal kecil seperti ini?" ucap Austin dalam hati dan mengusap lembut pipi kekasihnya.Austin melepaskan seatbeltnya, sebelum turun, Austin menyampaikan. "Kunci pintunya dari dalam dan jangan buka kaca mobil. Tunggu aku, Ok?"Bella mengangkat ke dua ibu jarinya, "Ok sayang!""Good girl..!" puji Austin dan mengusap puncak kepala Bella."Ahh, Tunggu sayang... Pakai ini..!!" seru Bella sambil menyerahkan masker hitam kepada Austin.Austin tersenyum, "Hmm, Ok sayang..""Ck... Aku hanya menjaga kesehatanmu !!" decak Bella, padahal sesungguhnya dia tidak rela ketampanan kekasihnya menjadi konsumsi publi
"Ayo masuk..." Fin menautkan tangan ke istrinya itu masuk ke dalam rumahnya.Pagi ini, setelah check out dari Hotel. Fin memutuskan untuk langsung membawa Rose ke kediaman pribadinya. Bukan basecamp yang biasa dia dan Ken tempati.Rose tidak bisa tidak kagum dengan rumah Fin yang terbilang sangat besar ini.Fin melihat raut wajah Rose, "Apa kamu tidak suka berada di sini? Kalau memang tidak suka. Kita ke Apartment saja, bagaimana?" tawar Fin kepada sang istri."Ah... Bukan itu Fin... Ha—hanya saja. Aku merasa tidak pantas berada di sini..." lirih Rose.Fin menarik tangan Rose agar masuk ke dalam pelukannya. "Bagaimana bisa istriku yang cantik ini tidak pantas untuk masuk ke rumahnya sendiri? Hmm?"Rose terkesiap dengan ucapan Fin. Jantungnya saat ini berada dalam posisi tidak aman.Hap!Dengan satu kali gerakan. Fin mengangkat Rose ala bridal masuk ke dalam rumah."Yaa... " kaget Rose yang langsung melingkarkan tangannya ke leher Fin.Cup!"Sepertinya kamu lupa, kalau saat ini aku ada
SretttSiska menarik tangan Ken, wanita cantik itu naik ke atas jok mobil, berlutut dan memeluknya erat prianya itu. "Siapa bilang kalau aku tidak ingin menikah denganmu Ken. Aku mau… Aku… aku mau… Hanya saja..."Ken tersenyum penuh kemenangan. "Hanya saja?" Ken bertanya."Aku tidak percaya diri dengan statusku. Bagaimana kedua orang tuamu dapat menerima statusku ini... Aku merasa tidak pantas," jawab Siska yang masih memeluk erat Ken, seolah takut pria itu akan benar-benar meninggalkannya.Saat Ken ingin mengurai pelukannya, "Jangan di lepas… Kamu jangan merasa seperti itu Ken, aku mencintaimu... Sangat mencintaimu..."Rengek manja Siska tidak ingin melepaskan pelukannya.Ken ingin sekali tertawa, akhirnya bisa mendengar kata hati wanitanya itu. "Iya aku tahu sayang, kamu mencintaiku..." jawab Ken santai yang menyudahi aktingnya."Iya, kalau kamu tahu aku mencintaimu. Jangan berbicara seperti itu lagi." jawab Siska yang belum juga sadar kalau sudah di kerjai oleh kekasihnya."Iya aku