Foto Austin dan Bella bisa kalian lihat di IG @ma2.zan
Austin membuka kotak berwarna hitam itu dan menatap dalam manik mata indah kekasihnya, "Bella Sophie... Will you marry me?"Deg!Dengan bibir bergetar, "Love?" gumam kecil Bella."Hmm..?" Austin bergumam lembut, menyunggingkan senyum.Austin menyerahkan cincin dengan berlian berbentuk persegi sebagai pemanis dan memancarkan kemewahan dari cincin berlian tersebut ke tangan Bella.Bella tersenyum bahagia. Tidak percaya dirinya akan berada di titik seperti ini. Menemukan pria yang benar-benar membuat dirinya merasa begitu nyaman dan yang paling utama adalah menjadikan dirinya adalah prioritas utama dalam hidupnya.Bella menerima kotak hitam yang indah itu, dan berkata " Yes, I will...!"Austin memeluk Bella erat dan mengecup puncak kepala, kening, mata, pipi, hidung dan bibir. Kecupan yang menjadi sebuah ciuman yang begitu dalam dan lembut."Thank you love, aku berjanji menjadikanmu wanita terbahagia di dunia ini!" janji Austin dengan senyuman manisnya."Iya love, i know that... Aku tahu
"Ahk... Honey! Kamu adalah milikku Rose!!" seru Fin bersamaan menggapai puncak kenikmatannya untuk kedua kalinya."Hahh... hah... Hahh.." deru nafas Rose terdengar, mendapatkan puncak kenikmatan bersama terasa sungguh luar biasa.Nafasnya memburu membuat dadanya bergerak naik turun.Fin mengukung tubuh Rose dan meraup bibir Rose yang kini membuatnya tidak lagi bisa berpaling. Bibir yang membuatnya tidak bisa tidur semalaman."Thank you Rose, terima kasih karena sudah memberikannya untukku... Aku sudah melepaskan segelmu hanya untuk diriku..." ucap Fin lembut setelah melepaskan ciumannya.Akhirnya inilah tindakan yang bisa Fin ambil karena tidak tahan dengan serangan-serangan yang di berikan oleh Rose pada saat di bawah pengaruh obat lukcnat itu. Serta apa yang dikatakan Ken terus terngiang di kepalanya."Berarti Rose di berikan obat peransang dosis tinggi! Sekarang semua keputusan di tanganmu Fin! Kalau kamu tega melihat Rose seperti itu selama 24 jam. Silahkan... Tapi aku benar-benar
"Tentu saja aku cemburu, sangat cemburu sayang..." Austin berkata setelah melepaskan ciumannya.BlushBella tersenyum dan mengusap lembut pipi pria yang tengah menatapnya dengan tatapan cemburu. "Aku milikmu sayang, hati dan raga ini milikmu... selamanya..." ucap Bella lembut dan masuk ke dalam pelukan Austin."Jadi jangan meragukan apapun... Hmm?" Bella mendongakkan kepala dan berucap dengan manja.Cup...Austin mengecup kening Bella, "Aku hanya takut kamu terpengaruh dengan perkataan Steve...""Terpengaruh akan hal apa sayang?" tanya Bella yang sudah melepaskan pelukannya untuk melihat kerisauan kekasihnya."Yahh... Mungkin dia akan mengatakan sesuatu tentangku... Atau dia akan kembali membuat hatimu goyah..." jujur Austin akan kerisauan hatinya.Bella terperangah dengan perkataan Austin yang ternyata masih bisa merasa tidak percaya diri hanya karena hal seperti ini."Oh my sayang!" Bella memegang kening dan menggeleng pelan kepalanya merasa tidak percaya."Apakah ini kekasihku? Aus
Di saat yang lain. Max setelah dari penjara XX yang terkenal paling kejam dan ketat di negara mereka, memilih untuk pergi ke rumah putih. Rumah di mana ada seorang wanita yang menunggu dirinya.Dan di tengah perjalanan yang cukup jauh. Karena lokasi dari penjara tersebut ke rumah putih cukup memakan waktu yang lama. Ponsel Max berdering dengan tidak sabaran.Max menekan LCD di layar mobilnya pada saat melihat penelpon adalah Fergi, pria yang ia percayakan untuk menjaga wanitanya."Halo Tuan Max," sapa Fergi dengan nada hati-hati."Ada apa Fergi ?" jawab Max dengan suara beratnya."...""Fergi!! Ada apa?!" suara max yang sudah tidak sabar."Maafkan saya, Madam..." gumam Fergi yang dapat di dengar oleh Max.Max menaikkan satu alisnya. Di dalam batinnya pasti sudah ada sesuatu yang terjadi."Fergi!" teriak Max tersulut emosi."Tu—tuan... Madam tadi mendapatkan perlakuan kasar dari salah satu klien. Karena klien tersebut memaksa harus Madam Hana yang melayaninya..." jawab Fergi."Shit! Apa
Bab yang sangat panas >,” Max menjadi sangat agresif dari pada biasanya.Max berhenti dan mengukung tubuh Hana. "Aku akan mensterilkanmu sayang," suara berat Max serta hembusan nafas panasnya menyapu wajah Hana. Membuat darah Hana berdesir mendengarkan kalimat seduktif dari Max.Hana balas menatap manik mata Max yang hitam pekat, menangkup wajah Max dengan kedua tangan mungilnya."Yes please, Max..." suara seksi Hana menyihir Max masuk ke dunia lain. Dimana dunia yang hanya ada mereka berdua. Bersiap untuk mengarungi indahnya aktivitas yang menanti mereka.Max seke
Kedua tangan kekar Max menahan punggung Hana yang melengkung ke belakang dengan begitu erotis. Kedua tangan Hana menyangga di leher Max dengan kuat.Tubuh mereka penuh dengan peluh keringat."Ah! Suka Max... Ah... I—ni... Luar biasa! Faster please!" Max semakin kuat menghentakkan pinggulnya membuat tubuh Hana melayang naik turun. Membuat Max semakin terangsang luar biasa."Kamu sangat cantik Han dengan rambut basah seperti ini. Seksi!" racau Max dan menekan kepala Hana. Bibirnya yang mendesah terlalu erotis untuk di biarkan menganggur.Max kembali melumat dan memakan bibir Hana ke dalam mulutnya dengan begitu rakus. Hana melenguh nikmat.Pertama kali Max bermain seintens ini, sangat agresif dan sedikit kasar.Hana kembali merasakan kewanitaannya bedenyut. "Max! Ahh... Sayang.. Aku... Akh... Aku...!!""Keluarkan sayang... Aku akan membuatmu mendesah dan merasakan orgasme berkali-kali!" seru Max semakin kuat, keras dan cepat menghujam inti tubuh Hana."Akh! Max!”"Yaah! Keluarkan sayang.
"Baiklah sayang... Aku akan melepaskan rumah putih ini...!" ucap Hana di dalam pelukan Max.Max tersenyum lega. Kemudian dengan mudah Max berbaring dan memindahkan posisi mereka. Kini Hana sudah berada di atas tubuh Max. Wanita mungil nan manja yang begitu dia cintai."Terima kasih sayang," gumam Max pelan dan mengecup kening Hana.Wajah Hana basah bercampur keringat dan air mata. Max meraih wajah cantik tersebut. Ditatapnya dengan lekat."Jangan melihatku seperti ini sayang, aku sangat berantakan..." Hana memasukkan kembali wajahnya di tengkuk leher Max."Hahahaha... Siapa yang bilang kamu berantakan? Let me see!" Max kembali menangkup wajah Hana. Mata sembap dan peluh keringat usai mereka bercinta dengan begitu hebat."Cantik dan seksi..." puji Max mengusap lembut pipi Hana. Dan di dekatkannya bibir mereka. Max menciumi bibir Hana penuh cinta."Akh!" pekik Hana.Max menghentikan ciumannya, "Sakit?"Di sentuhnya bagian sudut bibir Hana yang terluka."Hmmm... Perih sayang.." jawab Han
Di sebuah kamar president suite. Fin menunggu kabar dari asistent pribadinya.Ting tongBunyi bel kamar, Fin segera menuju pintu.Ceklek"Tuan Finley, ini berkas-berkas yang Anda minta." Asistent Fin menyerahkan sebuah map coklat ke tangan Fin.Fin mengambil map coklat tersebut, "Hmm, Baiklah. Lalu bagaimana dengan bisnis milik Brook?""Semua sedang dikerjakan Tuan, dalam dua puluh empat jam. Bisnis mereka akan berpindah tangan ke saham Tuan," jelas Asisten Fin."Ingat lakukan dengan bersih. Belum saatnya mereka tahu. Dan bagaiamana dengan Paman dan sepupu Rose ?" Fin ingin semua yang sudah menyakiti Rose selama ini merasakan penderitaan di hari yang sama."Baik Tuan Finley. Dan saya sudah menyelidiki, ternyata pria itulah yang membuat Ibu Nona Rose untuk bekerja di tempat prostitusi melayani klien-klien nya. Dan aku mendapatkan bukti penggelapan dana yang dia lakukan. Itu bisa menjebloskan pria itu ke dalam penjara.""Dan untuk sepupu Nona Rose, apa yang harus saya lakukan ?"Fin tamp