Nah loh Ken.... hahhahah
Keesokan paginya, Bella kembali mendapatkan telpon dari Steve. Sudah lebih sepuluh kali ponselnya berdering dan pesan singkat yang masuk di ponselnya.Steve terus saja mengajak dirinya untuk bertemu empat mata untuk membicarakan pernikahan mereka dan ingin meminta maaf, berdua dengan dirinya.Pagi ini Bella yang menyiapkan sarapan untuk Austin dan dirinya.Namun saat asik memotong kentang dengan pikiran yang terus melayang entah kemana, tiba-tiba, "Aochhh...!" pekik Bella teriris pisau di ujung jarinya.Austin yang tengah duduk di kursi meja makan sontak berdiri dan menghampiri kekasihnya, "Ada apa sayang..?" tanya Austin dengan panik yang kini sudah berdiri di samping Bella."Ah.. hanya luka kecil sayang.. heheheh..." Bella tersenyum lembut melihat wajah panik kekasihnya itu."Hmm, sini..." Austin meraih tangan Bella lalu mengisap darah yang keluar dari ujung jari Bella."Ssssttt... sayang.. di bersihkan saja pakai tissue.." ujar Bella yang tidak sangka Austin menghisap jarinya yang
"Sayang, kita mau bertemu dengan siapa ?" tanya Bella ketika turun dari kendaraan dan menyambut tangan kekasihnya yang saat ini terulur menantinya.Austin tersenyum, "Ayo.. Nanti saat meeting kita akan bertemu..." jawab Austin yang tengah menggandeng tangan Bella dengan mesra."Hahh..?!" seru Bella terlonjak kaget mendengar perkataan Austin."Kenapa aku harus ikut meeting?!" sambung Bella. Karena kalau sekedar menemani Austin ke kantor dan berdiam di ruangan istirahatnya sambil bekerja dia akan baik-baik saja. Tapi dia ikut ke kantor karena akan hadir bersama di meeting pagi ini. Untuk apa?"Karena kamu adalah Nyonya Austin..." jawab Austin santai."Astaga sayang ! Aku tidak mau !!" tolak Bella.Sontak Austin menoleh, "Kamu tidak mau menjadi Nyonya Austin..?" tanya Austin menggoda kekasihnya."Sayang... Please !" kesal Bella karena sedari tadi Austin tidak serius menemaninya berbicara dan hanya menggodanya."Aku tidak bercanda sayang..." jawab Austin cepat.TingPintu lift khusus CEO
Steve melepaskan tautan tangan mereka dan mengalihkan perhatiannya dengan mengambil dokumen yang berada di dalam map berwarna merah."Ini silahkan... Kamu bisa membacanya sambil duduk dengan nyaman di sana.. jam sepuluh lewat lima belas menit kita berangkat bertemu klien, nanti akan saya jelaskan diatas mobil," terang Steve dan menunjuk ke arah sofa yang ada di dalam ruangannya."Baik Pak...!" jawab Della kemudian berdiri dan berpindah ke sofa.Della membuka berkas demi berkas dan membacanya dengan cepat sambil sesekali mengangguk.Setelah Della rasa cukup dan melihat jam tangannya masih ada waktu lima menit. Dia memilih untuk menyandarkan sedikit punggungnya yang sedikit sakit. Karena tadi terburu-buru ketika mendapatkan telpon dari kakak sepupunya Mike tentang Bosnya yang ingin menjadikan dirinya sekretaris meskipun dalam waktu sehari. Setidaknya dia bisa menghilangkan waktu jenuhnya untuk hari ini dengan bekerja."Ehh apa ini??" gumam Della ketika tangannya menyentuh sesuatu di cela
Steve terperangah dengan perkataan Bella. Bagaikan sambaran petir di pagi ini, seorang wanita yang dulu begitu patuh pada dirinya. Seorang wanita yang tidak pernah mengatakan tidak pada dirinya. Saat ini mengatakan dengan lantang kalau dirinya tidak lagi memiliki perasaan apa-apa padanya, meskipun itu perasaan kesal.Steve yang masih shock tidak sadar kalau saat ini Della sudah berada di sampingnya."Pak Steve, ini kopi Anda..." suara Della yang membuat Steve terlonjak kaget, padahal Della berbiara dengan pelan."Ah iya !!" kaget Steve dan menoleh ke kiri dan ke kanan mencari sosok istrinya."Maaf Pak saya buat Anda terkejut. Dan siapa yang Anda cari?" sambung Della yang ikut menoleh ke kiri dan ke kanan."Tidak apa Della..." jawab Steve menyugar wajahnya.Saking terkejutnya dengan perkataan Bella, Steve tidak sadar ketika Bella dan Austin meninggalkan dirinya."Ck! Lihat saja Bella!! Aku akan mempermalukan Austin di dalam sana! Apalagi dengan dirimu yang tidak tahu apa-apa! Aku akan m
Austin kini tengah berjalan menuju ruang meeting utama yang terletak di lantai teratas gedung Orion Corporation."Apa dia sudah ada di dalam?" tanya Austin kepada Max."Sudah Tuan...! Dan sepertinya dia datang bersama sekretaris barunya..." jawab Max."Ahh... wanita yang datang bersamanya?""Benar Tuan..." balas Max membenarkan."Ck... Sepertinya dia begitu mudah membuang Joy! Dan aku tidak peduli...! Hari ini aku akan memperlihatkan ke dia bagaimana rasanya di rendahkan di depan umum, karena sudah menghina wanitaku!!" tukas Austin dengan geram mengingat pada saat Steve mengatakan Bella sebagai wanita murahan.Dia sungguh tidak peduli apabila Steve merendahkannya. Tapi jangan pernah sekalipun dia menghina wanita yang dia cintai."Benar Tuan..!! Tadi aku hampir saja menghajarnya..!! Tapi saat aku melihat Nyonya menahan Tuan Austin, aku juga mengurungkan niatku. Apalagi pada saat mendengar apa yang di katakan Nyonya Bella!! Aku ingin tertawa melihat wajah pria berengsek itu !" terang Ma
Austin mendongakkan kepalanya ke atas dan menatap sinis ke arah Steve.Deg !!Steve terdiam dan merasa sangat malu di tegur seperti itu di hadapan para petinggi perusahaan lain."Anda dari perusahaan mana?" suara berat Austin dengan begitu mengintimidasi.Satu lagi pertanyaan Austin yang membuat mental Steve terguncang.Della dengan cepat mengambil alih dan melangkah ke depan, "Maaf Tuan Austin, keadaan atasan saya lagi kurang sehat. Kami dari Perusahaan C membuat chip elektronik dan berbagai kosmetik, kami juga melayani pengiriman produk eksport dan import ke seluruh negara..." jelas Della panjang lebar.Austin hanya melihat wanita asing di depannya dengan menaikkan satu alisnya.Tidak memedulikan penjelasan Della, Austin berkata dengan tajam, "Kalau atasan kamu kurang sehat silahkan keluar dari ruangan ini... Saya tidak suka bekerja sama dengan orang yang tidak memiliki pendirian...!"Deg!Steve segera menarik tangan Della untuk mundur. Dengan membungkukkan tubuhnya 90 derajat di had
"Permisi Tuan..." ujar Bella dengan singkat seolah berpamitan kepada pria asing yang berada di depannya.Bella kembali berbalik dan tersenyum manis ke arah Austin."Ayo love, aku ingin menunjukkan sesuatu di rooftop..." ucap Austin lembut dan menuntun kekasihnya untuk masuk ke dalam lift.Steve terdiam, speechless. "Apa barusan Bella memanggilku dengan sebutan Tuan?" gumamnya dengan suara yang hampir tidak terdengar.Della menyaksikan apa yang terjadi antara Bos satu harinya itu dan CEO Orion Corporation bersama kekasihnya."Apa Pak Steve memiliki hubungan dengan keduanya?" pikir Della sambil memiringkan kepalanya menelisik ekpresi Steve saat ini."Tapi kenapa ekspresinya seperti itu? Shock, panik, sedih, kecewa, dan seperti seorang pria yang ditinggalkan oleh wanitanya...." batin Della dan tersenyum menggelengkan kepalanya."Hah!! Della.. itu bukan urusanmu! Kerja yang baik hari ini dan terima upah... Dan semuanya beres!" pikir Della yang menghembuskan nafas kecilnya."Shit...! Aku h
"Sepertinya aku harus membuktikan kalau ini sebuah kenyataan..."BlusshWajah merona Bella terlihat begitu mempesona, dengan malu dirinya bertanya, "Dengan?""Eumph..." lenguhan manja keluar dari mulut Bella ketika bibirnya di sesap dengan lembut oleh prianya.Bella membalas dan membuka mulutnya agar Austin bisa memainkan lidahnya.Lumatan demi lumatan yang semakin panas dan intim seketika menaikkan gairah suhu tubuh mereka berdua. Dengan nafas tersengal, Austin melepaskan ciumannya dan menatap wanita di depannya dengan pipi memerah."Kamu sangat cantik sayang.." Austin menyentuh bibir Bella yang sudah kemerahan karena sesapan darinya nonstop."Bibirmu selalu begitu manis..." sambung Austin memuji, sedangkan ia sudah mengetik di ponselnya ‘matikan semua cctv di bel’s garden’ dan di kirim ke Max.Bella tersenyum dan meraba pipi Austin dengan lembut dan perlahan memainkan ibu jarinya untuk mengusap bibir Austin.Desiran debaran jantung dan tatapan mata mereka berdua tersirat menginginkan