Home / Romansa / Hasrat Janda Pemikat / Bab 4. Terpikat Janda

Share

Bab 4. Terpikat Janda

Author: Almeira. S
last update Last Updated: 2024-02-07 01:59:34

Jakarta, Indonesia. 23 Januari 2018, 12:34 PM.

Setelah sampai di meja Ardhi, Mey disapa oleh manajer tersebut dengan tawaran yang tidak sesuai dengan dugaan.

"Cantik.. Mau makan bareng ke kantin?" sapa Ardhi dengan senyuman yang sedikit merayu.

"Tidak, pak. Ini berkas dari pak Theo," tolak Mey dengan tegas, menunjukkan keseriusannya dalam menjalankan tugasnya.

Namun, Ardhi, tanpa rasa hormat, mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video yang merekam kejadian pagi tadi saat kedua tonjolan besar di bawah pinggulnya diremas oleh Theo. "Kenapa Theo sangat beruntung mendapat karyawan sepertimu? Aku juga ingin menikmati tubuhmu!" goda Ardhi dengan nada merendahkan.

Mey begitu terkejut ketika tahu ada karyawan lain yang diam-diam merekam adegan tidak pantas tersebut. Ia merasa dipermalukan dan harga dirinya terluka. "Pak, ini sudah sangat keterlaluan!" ucap Mey dengan nada kecewa.

Kondisi ruangan kantor divisi pemasaran luring yang luas itu sedang sepi karena para karyawan sedang istirahat makan siang. Seolah dijadikan celah bagi Ardhi untuk mencoba melecehkan wanita di hadapannya, dengan tangan kekarnya, jemarinya merayap lembut di antara punggung Mey, sambil tersenyum nakal.

Mey tidak terima dengan perlakuan tersebut, segera menepis tangan Ardhi dan menjauh. "Anda dan pak Theo sama saja, sama-sama rendahan!" ucap Mey dengan nada tegas, mempertahankan martabatnya.

Namun, Ardhi tak berhenti di situ. Ia bangkit dari tempat duduknya dan beranjak menuju Mey dengan niat yang kurang baik. Ardhi mencengkeram lengan Mey dan menyeretnya, tapi tiba-tiba terdengar suara seorang pria yang tiba-tiba muncul di tengah-tengah ruangan.

"Apa yang kalian lakukan?" teriak pria tersebut, menyelamatkan Mey dari situasi yang semakin tidak terkendali.

Ardhi tersentak oleh gangguan yang mendadak, pandangannya langsung tertuju pada sosok pria yang memergokinya. Dengan penuh ketidakberdayaan, ia berkata, "Maaf, saya hanya ingin memberi pelajaran pada bawahan saya!" Suara Ardhi mencuat di udara, menciptakan ketegangan yang tak terduga.

Di hadapan Ardhi, berdiri seorang pria dengan karismatik tak terbantahkan, berwajah rupawan dan postur tubuh yang tinggi hampir enam inci. Pria itu tak lain adalah Zion, sosok selebriti terkenal yang juga adik dari CEO Willson Group.

Suara Zion menggelegar, “Bukan seperti itu caramu menegur bawahan! Lepaskan tangan dia!”

Ardhi terpojok oleh kehadiran Zion, meresapi kata-kata tajam yang terlontar. “Ba-baiklah,” ucap Ardhi dengan hati yang masih berdegup kencang, sambil melepaskan cengkeramannya pada lengan Mey.

"Pergilah dari sini," desak Zion pada Ardhi, memberikan perintah tanpa cela.

Ardhi meninggalkan tempat itu dengan langkah yang terhuyung-huyung, merasa terguncang dengan situasi yang baru saja dihadapi. Mey yang sebelumnya terperangkap dalam situasi yang mencekam, merasa lega melihat Ardhi pergi. Dia mengucapkan rasa terima kasihnya, "Terima kasih, Anda telah menolong saya."

"Sama-sama. Ngomong-ngomong, nama kamu siapa?" tanya Zion, yang sebelumnya telah menanyakan hal yang sama.

"Saya, Huang Mey. Anda siapa?" balas Mey sambil mengulurkan tangannya, menciptakan hubungan baru yang terbentuk.

Zion menerima uluran tangan Mey dengan senyum ramah, menjawab, "Namaku Zion Willson."

Setelah itu, tangan keduanya aaling melepaskan. "Jadi, Anda tidak mengenal saya?" goda Zion, ingin menggali pengetahuan Mey tentang dirinya.

"Ohh.. Iya, Zion kan? Kata cewe-cewe tadi kamu itu artis ya?" ucap Mey, mencoba menyelipkan sedikit kepolosan.

"Jadi, kamu tidak tahu kalau aku ini artis? Aku juga penyanyi lho," jawab Zion dengan kegembiraan dalam suaranya, membongkar kepingan informasi tentang dirinya.

Mey merasa malu karena ketidaktahuannya, "Astaga, maaf, aku tidak tahu."

"Ngomong-ngomong, kamu tidak makan siang?" suara Zion menciptakan obrolan ringan di antara mereka.

Mey hanya menggelengkan kepalanya, tetapi Zion tidak bisa mengabaikan perempuan yang disukainya itu bekerja dengan perut kosong. Dengan senyuman tulus, ia menawarkan, "Bagaimana kalau kamu aku traktir makan? Di dekat sini ada restoran sushi Jepang yang enak!"

"Eh, seharusnya saya yang menraktir anda. Karena anda telah menolong saya," balas Mey dengan rendah hati.

"Sudahlah, ayo! Aku saja yang menraktir! Kapan-kapan giliran kamu yang traktir aku, oke?" ucap Zion dengan penuh semangat, memberikan tawaran yang tak bisa ditolak.

Mey setuju dengan senyuman, dan mereka berdua segera beranjak pergi. Di tengah lorong-lorong perusahaan yang sibuk, langkah mereka yang seirama menarik perhatian sejumlah karyawan yang penasaran.

Namun, kebahagiaan singkat itu terhenti ketika Jenny tiba-tiba menghadang Zion. "Hey, Zion! Kenapa kau jalan berdua dengannya?" serunya sambil menunjuk Mey.

"Aku mau makan siang dengan dia, kenapa?" tanya Zion dengan ketegasan.

"Apa kau sudah gila, Zion? Kau juga tertarik dengan janda murahan ini?" hardik Jenny dengan kata-kata yang menusuk, mencoba merusak suasana positif.

"Astaga, sejak kapan omonganmu jadi tidak sopan seperti ini, Jenny?" ucap Zion dengan sedikit keheranan, menyadari bahwa situasi mulai memanas.

"Sopan tidaknya aku, tergantung pada siapa aku berbicara. Sebaiknya, kau itu jangan dekat-dekat sama dia. Dia itu seperti kecoak yang menjijikkan!" cemooh Jenny, merendahkan Mey.

Sambil meresapi situasi yang tiba-tiba menjadi tegang, Zion memutuskan untuk tidak terpancing. "Sudahlah, ayo, Mey. Jangan dengerin ocehan Jenny yang gak jelas itu," ucap Zion sambil dengan tegas menggandeng tangan Mey.

Mereka melangkah pergi, mengabaikan gertakan Jenny, dan tanpa disadari, memicu rasa iri di antara karyawan perempuan yang menyaksikan momen itu.

Begitu melangkah keluar dari gedung, Zion meminta valet untuk menyiapkan mobilnya. Dan tak berapa lama kemudian, sebuah Ferrari berwarna merah merayap dengan elegan, berhenti tepat di depan mereka berdua. Zion dengan sopan membuka pintu mobil untuk Mey, mempersilahkan untuk masuk.

"Ayo naik," pinta Zion dengan senyuman yang ramah, seperti seorang pangeran yang menawarkan pada putri kerajaan.

Mey tersenyum senang, melangkah ke dalam mobil yang begitu gemerlap dengan kemewahan. "Aku belum pernah naik mobil semewah ini," ucap Mey dengan rasa kagum yang terpancar di matanya.

"Syukurlah, sekarang kamu bisa merasakan sensasi berkendara dengan mobil sport," balas Zion dengan kehangatan, memandang Mey seolah-olah dunia ini hanya ada mereka berdua.

Perlahan, mobil sport mewah itu beranjak menjauh dari gedung Willson. Meninggalkan ketegangan yang beberapa saat lalu tercipta.

Di tengah terik matahari yang memekik, tiba-tiba Mey melontarkan pertanyaan. "Kenapa kamu baik padaku?" tanyanya, mencoba memahami kebaikan yang disuguhkan Zion.

"Jujur saja, aku tertarik padamu," jawab Zion tanpa ragu, mengungkapkan perasaannya dengan tegas.

"Tertarik?" Mey bertanya lagi, sambil mengerutkan dahinya.

"Lebih tepatnya terpikat! Parasmu yang cantik dan tubuhmu yang seksi. Kamu tipe perempuan yang aku idam-idamkan," ungkap Zion dengan penuh kejujuran, memberikan kejutan yang menggetarkan hati Mey.

Seketika, pipinya merah merona, Mey tersipu malu terbawa suasana oleh kata-kata dan pujian yang diucapkan Zion. Ferrari merah itu membelah hiruk pikuk jalanan ibukota Jakarta, menciptakan pemandangan indah yang terhampar di sepanjang perjalanan. Hingga, akhirnya, mereka tiba di depan restoran sushi Jepang yang megah.

Zion mengajak Mey untuk makan siang yang istimewa di dalam VIP room. Guna memberikan privasi pada Zion, untuk menghindari sorotan paparazi. Di dalam ruangan eksklusif itu, Zion dan Mey menikmati berbagai hidangan sushi yang lezat dan sashimi salmon yang segar. Tak lupa berbagi cerita-cerita konyol dan gelak tawa sesekali ikut memeriahkan.

Setelah selesai menyantap sajian bersama, Zion mengantar Mey kembali ke kantor dengan mobil mewahnya. Saat Mey turun dari mobil, matanya melirik Zion melalui kaca mobil yang terbuka. Mereka berdua saling berpandangan dengan tatapan yang penuh makna. “Terima kasih atas makan siangnya, sushi dan sashiminya enak banget,” ucap ceria Mey, merasa bahagia sebab dapat menikmati hidangan mewah yang lezat.

“Senang bisa menghabiskan waktu bersamamu,” jawab Zion sambil tersenyum, seolah menandai akhir dari pertemuan mereka hari ini.

Ferrari merah itu bergerak secara perlahan, meninggalkan Mey yang menatap punggung mobil dengan senyuman. Saat kembali ke kantor, Mey melanjutkan tugasnya, tetapi suasana di sekitarnya berubah. Jenny tampak tidak puas, dan hendak melepaskan amarahnya.

"Apa hubunganmu dengan Zion? Kau jangan pernah menggodanya! Dia itu teman baikku!" teriak Jenny dengan penuh kemarahan, memecah suasana hening di kantor.

"Apa maksudmu? Dia hanya mengajakku makan siang, aku juga tidak ada niat untuk menggodanya," Mey menjelaskan dengan tenang, mencoba meredakan kegaduhan yang tiba-tiba muncul.

"Tidak usah banyak alasan! Jangan pernah mendekati Zion lagi, atau, kuminta koneksiku di perusahaan ini untuk memecatmu!" gertak Jenny dengan nada ancaman.

Mey tetap fokus pada pekerjaannya, membiarkan teriakan Jenny menggantung di udara tanpa memberikannya perhatian lebih. Jenny yang merasa diabaikan kembali ke meja kerjanya, meninggalkan Mey yang terus sibuk dengan tugasnya.

Waktu berlalu tanpa disadari, dan senja mulai menyelinap masuk melalui jendela kantor. Meskipun jam pulang sudah tiba, Mey masih terpaku pada layar komputernya. Gina memberikan pemberitahuan ramah, "Kak Mey, Gina pulang duluan ya."

"Iya Gina, hati-hati di jalan ya.." balas Mey dengan senyum tipis, tak melupakan etika sopan saat berbicara. Tetap fokus pada layar komputernya, Mey memutuskan untuk menyelesaikan pekerjaannya dengan tekun.

Satu persatu karyawan pergi untuk pulang, ruangan kantor semakin lenggang. Suara langkah kaki dan bisikan pekerjaan yang terdengar sepanjang hari mulai meredup, menyisakan Mey seorang diri di antara meja dan kursi yang kosong. Hari yang sibuk telah berakhir, tetapi, Mey masih memiliki beberapa tugas yang menuntutnya untuk diselesaikan.

***

Related chapters

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 5. Pria yang Merenggut Suamiku

    Jakarta, Indonesia. 27 Januari 2018, 9:11 AM.Beberapa hari kemudian, saat cahaya mentari pagi menerangi rumah Mey, di mana Lusi tengah sibuk memasak sarapan, sedangkan Jessi dan Lily bersemangat membersihkan rumah. Sabtu yang tenang ini memberikan kelonggaran bagi Mey untuk menikmati tidurnya yang pulas. Namun, ketenangan itu terganggu oleh suara dering ponsel yang mengusik tidurnya. Dengan mata yang masih terpejam, Mey menjawab panggilan dari Denny Septian, seorang junior detektif kepolisian yang dibimbing oleh mendiang suaminya."Halo, Ci. Apa kita bisa bertemu hari ini?" tanya Denny melalui telepon.Mey yang masih setengah sadar menjawab dengan suara lirih, "Yaaa..""Oke, aku sudah berada di depan rumahmu lho, Ci," ucap Denny.Mata Mey yang tadinya masih terpejam pun terbelalak, kini terbuka dengan lebar secara tiba-tiba. "APAA??" teriaknya sambil beranjak dari tempat tidur.Mey segera mematikan panggilan telepon, menyadari bahwa pagi ini tidak akan seperti Sabtu biasanya. Dengan c

    Last Updated : 2024-02-07
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 6. Demi sang Pujaan Hati

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 8:11 AM.Mey beranjak menuju kantor dengan langkah yang terasa begitu berat, tatapannya kosong, hilang di tengah keruwetan pikiran. Setelah menghabiskan akhir pekan yang seharusnya memberikan ketenangan, justru, ia habiskan dengan begadang dua malam. Dirinya terguncang oleh fakta yang diungkapkan oleh Denny.Ketika langkah Mey mencapai meja kerjanya, suasana kantor yang hening tiba-tiba terpecah oleh suara riuh yang tak terduga. “Selamat pagi, Mey!” seru Zion, muncul seperti angin segar dengan setelan kemeja putih dan celana kantor hitam yang memberikan sentuhan elegan.Mey yang terperangkap dalam lamunan, seketika terkejut, matanya mencari sumber suara yang tiba-tiba menggema di sekitarnya. "Zion? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Mey, rasa penasaran mencuat di ekspresinya."Aku baru saja melamar untuk bekerja di sini, Mey. Satu divisi yang sama denganmu!” jawab Zion penuh semangat, senyumnya memperlihatkan antusiasnya yang besar.Mey hanya mam

    Last Updated : 2024-03-04
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 7. Canggung

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 9:46 AM.Dengan langkah yang beriringan seirama, Mey dan Zion melanjutkan menuju ke ruangan yang menampung kekuasaan tertinggi di perusahaan. Begitu tiba di depan pintu yang terbuat dari kayu mahoni dengan ukiran yang begitu indah dan megah, terdepat meja sekretaris dan perempuan nan cantik jelita yang duduk, ia memberikan informasi."Dengan permohonan maaf yang mendalam, tuan Jean sedang tidak dapat ditemui di ruangan ini. Saat ini, beliau tengah dalam meeting penting dengan klien dari perusahaan teknologi asal Tiongkok," jelas sekretaris tersebut dengan senyuman."Entah kapan beliau akan kembali,” tambah sekretaris, menyoroti ketidakpastian di udara.Mey menanggapi dengan senyuman yang tipis, "Terima kasih atas informasinya,” ucapnya dengan penuh sopan.Namun, Zion menyuarakan sebuah tindakan yang akan diambil olehnya. "Tunggu dulu, Mey. Mungkin aku bisa menghubungi kakakku. Dia bisa membatalkan meetingnya hari ini," sahut Zion sambil meraih ponse

    Last Updated : 2024-03-05
  • Hasrat Janda Pemikat   8. Kegaduhan yang Terjadi di Kantor

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 9:46 AM.Di lantai dua puluh satu, Mey dan Zion melangkah bersama melalui koridor yang penuh dengan kaca-kaca bening, memperlihatkan indahnya siluet Ibukota Jakarta. Mey tak bisa menahan tawanya, "Kamu tadi, terlalu berlebihan Zion. Tetapi, aku tidak bisa menahan untuk tidak tertawa saat melihat reaksi yang mereka berikan."Zion membalas dengan senyuman penuh kelegaan, “Mulai sekarang, Mey, aku akan menjagamu. Tidak akan pernah ada yang berani meremehkanmu atau menggosipkanmu lagi.”Mey mengungkapkan rasa syukurnya, "Terima kasih banyak, Zion."Lalu, Mey melanjutkan dengan sebuah pertanyaan, "By the way, apakah tidak masalah kalau aku tidak bertemu langsung dengan CEO perusahaan? Pak Theo bilang, CEO sendiri yang ingin bertemu denganku."Zion menjawab dengan santai, "Ya ampun, Mey. Kamu tidak perlu khawatir, itu akan menjadi urusanku."Langkah mereka berdua akhirnya sampai di ruangan divisi pemasaran daring. Pandangan sinis dari rekan-rekan kantor d

    Last Updated : 2024-03-06
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 9. Atasan Cabul

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 12:21 PM.Setelah beberapa menit berjalan kaki, akhirnya, Bella dan Mey tiba di depan restoran elit Cibo Delizioso. Saat beranjak masuk, Mey kagum melihat interiornya yang begitu klasik dan mewah. Baru kali ini ia masuk ke dalam restoran elegan bernuansa klasik Eropa. Saat mereka melangkah ke lantai dua, Mey yang penasaran mencoba bertanya, "Loh, ini kita mau kemana, Bell? Lantai dua keliatannya gak ada kursi lagi?"Bella menjelaskan, "Aku sudah pesan ruang VIP, Mey. Jadi, kita makan di ruang tertutup yang eksklusif.""Ohh, begitu ya. Maaf, kalau aku tidak terlalu paham," balas Mey seraya menundukkan kepalanya.Bella membuka sebuah pintu yang megah, saat masuk, sudah ada Gio yang duduk menunggu di kursi kulit yang behiaskan meja marmer panjang dengan pahatan khas Eropa. "Sayang, kok kamu lama sekali? Dan, kamu mengajak Mey juga?" sapa Gio sambil tersenyum ramah."Maaf ya, Sayang. Aku mengajak Mey, karena ingin bernostalgia dengannya," papar Bella sa

    Last Updated : 2024-03-07
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 10. Nafsu Gila Kekasih Sahabatku

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 8:29 PM.Makan malam perusahaan berlangsung dalam privasi yang penuh kemewahan, tergelar di ruang pribadi sebuah restoran elit. Ruangan dilengkapi dengan sofa dengan panjang empat meter yang melingkari tembok, di tengahnya terdapat meja dan perangkat karaoke untuk hiburan. Para kepala departemen, didampingi oleh sejumlah pemandu lagu yang memikat dengan paras cantik dan seksi, menciptakan suasana yang semakin tak terkendali.Sementara itu, Mey duduk dengan perasaan tak nyaman di pangkuan Gio, pacar sahabatnya. Dalam kegaduhan ruangan yang dihiasi oleh gemerlap cahaya dan musik, Mey memberanikan diri untuk bertanya pada Gio, "Apa maumu, Gio?"Gio tersenyum dan menjawab, "Aku akan menjagamu selama makan malam ini, jadi tenanglah. Hanya, duduk saja di pangkuanku. Mereka tidak akan berani mengusikmu!" Bisikan Gio yang menawarkan untuk memberikan perlindungan pada Mey, dan wanita itu pun patuh menuruti keinginan kekasih sahabatnya sambil terus duduk deng

    Last Updated : 2024-03-08
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 11. Apakah Kita Pernah Bertemu?

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 6:46 AM.Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela kamar Mey, mencerahkan ruangan sempit nan sederhana, yang sejatinya dipenuhi oleh ketenangan tidurnya.Dengan matanya yang masih lelap, Mey merasakan hangatnya bedcover tebal yang melingkup tubuhnya di atas ranjang. Bahkan, ketika Lily telah selesai mandi dan tengah sibuk memakai seragam sekolah, Mey tetap terombang-ambing dalam mimpinya.Sementara itu, di sudut dapur yang diselimuti oleh aroma lezat dari ikan tongkol yang dipanggang. Jessi, dengan semangatnya menambahkan bumbu-bumbu pada masakan yang akan menjadi sajian pagi.Suara gemericing dari panci yang bergemuruh, seolah menjadi simfoni pagi yang merdu. Lily yang telah bersiap dengan seragam merah putihnya, tersenyum pahit saat duduk di kursi makan sambil menatap jendela, merenung sejenak di antara sinar mentari dan embun pagi yang memeluk bumi."Apakah Ci Mey, masih belum bangun dari tidurnya?" tanya Jessi dengan nada serius,

    Last Updated : 2024-03-10
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 12. Kekasih Adikku yang Familiar

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 7:32 AM.Mey dan Denny melaju di tengah hiruk-pikuk Ibukota Jakarta yang terkenal dengan kesibukan dan kepadatan jalannya. Suara klakson, deru mesin, dan kebisingan kota menjadi pemandangan sehari-hari.Mey merasa gelisah, menyadari betapa padatnya lalu lintas di Jakarta, terutama di pagi hari yang penuh dengan kesibukan. Jam tangannya menunjukkan pukul tujuh lebih, membuatnya terasa semakin gusar, mengingat perjalanan dari rumah ke kantor bisa memakan waktu hingga dua jam.Denny melirik ke kiri dan ke kanan sambil mendengus, "Rasanya, jadi dingin udaranya. Yah, meskipun tersisa sedikit asap dari angkot dan bajai.""Iya, Den. Memang lumayan dingin nih udaranya, tapi seger sih menurutku. Udah sarapan apa belum kamu, Den?" tanya Mey dengan ramah."Sudah, Ci. Tadi makan nasi uduk. Cici sendiri gimana? Udah sarapan apa belum?" Denny menjawab sambil menyelipkan pertanyaan."Karena aku bangun kesiangan, jadi gak sempet sarapan deh," ungkap Mey dengan nada

    Last Updated : 2024-03-11

Latest chapter

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 15. Excited (Proses tinjau - baca ulang 14&15 hari senin/selasa)

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 12:31 PM.Golden Dragon merupakan restoran Chinese di kawasan Jakarta Barat, bangunan eksteriornya yang mirip dengan siheyuan, akan tetapi interiornya menunjukkan kemewahan yang modern. Di dalam ruang VIP, Mey bersama Regina dan Zion tengah duduk. Hamparan meja bulat dengan berbagai hidangan khas Tiongkok, juga terdapat beberapa jenis dimsum di antaranya xiao long bao (soup dimsum) yang panas dan juga wonton udang.Zion tersenyum menatap Mey, "Gimana rasa dumplingnya? Enak, bukan?""Aku lebih menyukai wonton, akan tetapi, kaldu dumplingnya memiliki rasa yang unik," balas Mey seraya melahap sepotong soup dimsum yang langsung pecah di dalam mulut."Oh iya, apakah kalian mau hotpot?" tawar Zion.Spontan, Regina menjawab tanpa sedikit keraguan, "Aku mau!""Kalau kita memakan hotpot, bisa-bisa telat masuk kantor! Sebaiknya jangan," nasehat Mey."Baiklah, aku akan menuruti permintaan kamu, Mey," ucap Zion.Regina hanya mengangguk halus, kemudian ia meraih

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 14. Rencana Licik

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 12:18 PM.Mey, Zion dan Regina melangkah ke tempat parkir. Akan tetapi, Mey menghentikan langkahnya, "Tunggu dulu, Zion. Bukankah kamu naik mobil sport?""Oh astaga, aku lupa, Mey. Bagaimana kalau kalian berdua memesan taksi online? Aku yang bayar billnya," tawar Zion.Regina hanya tersenyum-senyum sambil memperhatikan wajah Zion, msepertinya, gadis itu terpesona oleh ketampanan mantan selebriti. Sementara itu, Mey memberikan jawaban, "Baiklah, aku setuju."Mey dan Regina, memutuskan untuk berbelok ke lorong kanan sebab akan melangkah ke lobi. Mey meraih ponselnya di dalam tas, kemudian, memesan taksi online. Sedangkan Zion, berjalan lurus menuju tempat parkir.Regina bertanya kepada Mey, "Kak Mey, apa Zion menyukaimu?"Spontan, Mey memberikan jawaban yang jujur, "Katanya sih, dia tertarik padaku.""APAAA?? Ini sungguh tidak adil, Kak Mey!" rengek Regina."Kamu kenapa, Gina?" Mey merasa bingung dengan sikap Regina.Regina mengendus, kemudian berk

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 13. Ketidakadilan di Kantor

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 8:56 AM.Mey mengangguk setuju dengan permintaan Zion, kemudian, mereka berdua berjalan menuju ke arah parkiran mobil di lantai dua. Koenigsegg Agera RS berwarna hitam, secara tiba-tiba, terbuka dengan otomatis saat langkah Zion dan Mey semakin mendekat.Tersentak oleh mobil tersebut, Mey terkejut dan bertanya, "Astaga! Apakah mobil ini milikmu, Zion? Mobil ini sangat canggih!""Iya, mobil ini adalah milikku. Aku membelinya langsung saat perilisan pertama, karena edisi terbatas," ungkap Zion sambil masuk me dalam mobil seharga rumah mewah itu."Silakan masuk, Mey. Kita bisa berbicara lebih nyaman di dalam," pinta Zion.Mey masuk ke dalam dan duduk di sebelah Zion," Pertama-tama, aku ingin meminta maaf padamu, Mey. Aku tahu, aku sudah terlalu lancang dengan mengaku-ngaku sebagai pacarmu di depan kakakku.""Lalu, kedua, keluargaku sedang menjodohkanku dengan seorang perempuan. Dan sayangnya, aku tidak tertarik pada calon yang mereka pilih. Justru, ak

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 12. Kekasih Adikku yang Familiar

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 7:32 AM.Mey dan Denny melaju di tengah hiruk-pikuk Ibukota Jakarta yang terkenal dengan kesibukan dan kepadatan jalannya. Suara klakson, deru mesin, dan kebisingan kota menjadi pemandangan sehari-hari.Mey merasa gelisah, menyadari betapa padatnya lalu lintas di Jakarta, terutama di pagi hari yang penuh dengan kesibukan. Jam tangannya menunjukkan pukul tujuh lebih, membuatnya terasa semakin gusar, mengingat perjalanan dari rumah ke kantor bisa memakan waktu hingga dua jam.Denny melirik ke kiri dan ke kanan sambil mendengus, "Rasanya, jadi dingin udaranya. Yah, meskipun tersisa sedikit asap dari angkot dan bajai.""Iya, Den. Memang lumayan dingin nih udaranya, tapi seger sih menurutku. Udah sarapan apa belum kamu, Den?" tanya Mey dengan ramah."Sudah, Ci. Tadi makan nasi uduk. Cici sendiri gimana? Udah sarapan apa belum?" Denny menjawab sambil menyelipkan pertanyaan."Karena aku bangun kesiangan, jadi gak sempet sarapan deh," ungkap Mey dengan nada

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 11. Apakah Kita Pernah Bertemu?

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 6:46 AM.Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela kamar Mey, mencerahkan ruangan sempit nan sederhana, yang sejatinya dipenuhi oleh ketenangan tidurnya.Dengan matanya yang masih lelap, Mey merasakan hangatnya bedcover tebal yang melingkup tubuhnya di atas ranjang. Bahkan, ketika Lily telah selesai mandi dan tengah sibuk memakai seragam sekolah, Mey tetap terombang-ambing dalam mimpinya.Sementara itu, di sudut dapur yang diselimuti oleh aroma lezat dari ikan tongkol yang dipanggang. Jessi, dengan semangatnya menambahkan bumbu-bumbu pada masakan yang akan menjadi sajian pagi.Suara gemericing dari panci yang bergemuruh, seolah menjadi simfoni pagi yang merdu. Lily yang telah bersiap dengan seragam merah putihnya, tersenyum pahit saat duduk di kursi makan sambil menatap jendela, merenung sejenak di antara sinar mentari dan embun pagi yang memeluk bumi."Apakah Ci Mey, masih belum bangun dari tidurnya?" tanya Jessi dengan nada serius,

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 10. Nafsu Gila Kekasih Sahabatku

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 8:29 PM.Makan malam perusahaan berlangsung dalam privasi yang penuh kemewahan, tergelar di ruang pribadi sebuah restoran elit. Ruangan dilengkapi dengan sofa dengan panjang empat meter yang melingkari tembok, di tengahnya terdapat meja dan perangkat karaoke untuk hiburan. Para kepala departemen, didampingi oleh sejumlah pemandu lagu yang memikat dengan paras cantik dan seksi, menciptakan suasana yang semakin tak terkendali.Sementara itu, Mey duduk dengan perasaan tak nyaman di pangkuan Gio, pacar sahabatnya. Dalam kegaduhan ruangan yang dihiasi oleh gemerlap cahaya dan musik, Mey memberanikan diri untuk bertanya pada Gio, "Apa maumu, Gio?"Gio tersenyum dan menjawab, "Aku akan menjagamu selama makan malam ini, jadi tenanglah. Hanya, duduk saja di pangkuanku. Mereka tidak akan berani mengusikmu!" Bisikan Gio yang menawarkan untuk memberikan perlindungan pada Mey, dan wanita itu pun patuh menuruti keinginan kekasih sahabatnya sambil terus duduk deng

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 9. Atasan Cabul

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 12:21 PM.Setelah beberapa menit berjalan kaki, akhirnya, Bella dan Mey tiba di depan restoran elit Cibo Delizioso. Saat beranjak masuk, Mey kagum melihat interiornya yang begitu klasik dan mewah. Baru kali ini ia masuk ke dalam restoran elegan bernuansa klasik Eropa. Saat mereka melangkah ke lantai dua, Mey yang penasaran mencoba bertanya, "Loh, ini kita mau kemana, Bell? Lantai dua keliatannya gak ada kursi lagi?"Bella menjelaskan, "Aku sudah pesan ruang VIP, Mey. Jadi, kita makan di ruang tertutup yang eksklusif.""Ohh, begitu ya. Maaf, kalau aku tidak terlalu paham," balas Mey seraya menundukkan kepalanya.Bella membuka sebuah pintu yang megah, saat masuk, sudah ada Gio yang duduk menunggu di kursi kulit yang behiaskan meja marmer panjang dengan pahatan khas Eropa. "Sayang, kok kamu lama sekali? Dan, kamu mengajak Mey juga?" sapa Gio sambil tersenyum ramah."Maaf ya, Sayang. Aku mengajak Mey, karena ingin bernostalgia dengannya," papar Bella sa

  • Hasrat Janda Pemikat   8. Kegaduhan yang Terjadi di Kantor

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 9:46 AM.Di lantai dua puluh satu, Mey dan Zion melangkah bersama melalui koridor yang penuh dengan kaca-kaca bening, memperlihatkan indahnya siluet Ibukota Jakarta. Mey tak bisa menahan tawanya, "Kamu tadi, terlalu berlebihan Zion. Tetapi, aku tidak bisa menahan untuk tidak tertawa saat melihat reaksi yang mereka berikan."Zion membalas dengan senyuman penuh kelegaan, “Mulai sekarang, Mey, aku akan menjagamu. Tidak akan pernah ada yang berani meremehkanmu atau menggosipkanmu lagi.”Mey mengungkapkan rasa syukurnya, "Terima kasih banyak, Zion."Lalu, Mey melanjutkan dengan sebuah pertanyaan, "By the way, apakah tidak masalah kalau aku tidak bertemu langsung dengan CEO perusahaan? Pak Theo bilang, CEO sendiri yang ingin bertemu denganku."Zion menjawab dengan santai, "Ya ampun, Mey. Kamu tidak perlu khawatir, itu akan menjadi urusanku."Langkah mereka berdua akhirnya sampai di ruangan divisi pemasaran daring. Pandangan sinis dari rekan-rekan kantor d

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 7. Canggung

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 9:46 AM.Dengan langkah yang beriringan seirama, Mey dan Zion melanjutkan menuju ke ruangan yang menampung kekuasaan tertinggi di perusahaan. Begitu tiba di depan pintu yang terbuat dari kayu mahoni dengan ukiran yang begitu indah dan megah, terdepat meja sekretaris dan perempuan nan cantik jelita yang duduk, ia memberikan informasi."Dengan permohonan maaf yang mendalam, tuan Jean sedang tidak dapat ditemui di ruangan ini. Saat ini, beliau tengah dalam meeting penting dengan klien dari perusahaan teknologi asal Tiongkok," jelas sekretaris tersebut dengan senyuman."Entah kapan beliau akan kembali,” tambah sekretaris, menyoroti ketidakpastian di udara.Mey menanggapi dengan senyuman yang tipis, "Terima kasih atas informasinya,” ucapnya dengan penuh sopan.Namun, Zion menyuarakan sebuah tindakan yang akan diambil olehnya. "Tunggu dulu, Mey. Mungkin aku bisa menghubungi kakakku. Dia bisa membatalkan meetingnya hari ini," sahut Zion sambil meraih ponse

DMCA.com Protection Status