Beranda / Romansa / Hasrat Janda Pemikat / Bab 2. Derita Janda Montok

Share

Bab 2. Derita Janda Montok

Penulis: Almeira. S
last update Terakhir Diperbarui: 2024-02-07 01:48:56

Jakarta, Indonesia. 22 Januari 2018, 09:23 AM.

Di balik pintu gudang yang tertutup rapat, cahaya remang menghiasi dinding dan suasana yang tak nyaman merayap di setiap sudut ruangan. Mey masuk ke dalam bersama Theo.

"Tubuhmu sungguh sangat menarik!" bisik lembut Theo.

Mey memilih untuk diam, tak menanggapi bisikan mesum yang diungkapkan oleh atasannya itu. Dalam keheningan yang terasa berat, Mey memutuskan untuk menyerahkan proposal yang telah ia susun dengan teliti. Namun, sikap lancang Theo merajalela ketika ia tanpa permisi meremas sesuatu yang tak seharusnya, Mey merasakan kelembutan yang menyakitkan.

"PAK! Anda sangat tidak sopan!" tegur Mey dengan tatapan tajam.

Seolah-olah tak terpengaruh oleh reaksi bawahannya, Theo melanjutkan perilakunya yang tidak bermoral dengan menyosor bibir Mey. Bagaimanapun juga, Mey tidak tinggal diam. Dengan cepat, ia memberikan respons yang tegas dengan mendorong Theo hingga sang manajer tergelincir dan jatuh ke lantai.

"Berani sekali kau, jalang!" dengus Theo dengan marah, sambil mencoba untuk bangkit dari posisi terjatuhnya.

"Jika kau ingin proposalmu diterima, jangan sekali-kali membantah kemauanku!" tambahnya, membawa suasana semakin tegang.

Merasa terhimpit dalam keadaan yang semakin menjebak, dengan berat hati, Mey mengangguk pelan kepalanya. Melihat respons itu, Theo tersenyum licik. Tanpa memberikan aba-aba, Theo merangkul tubuh Mey dengan gairah yang menggelora dan mencium lehernya.

Pandangan matanya yang penuh nafsu, Theo menuntun tangan Mey untuk memegang suatu yang telah menonjol di balik celana. Namun, keberanian Mey mulai muncul, “P-pak! Stop!” Sambil menarik tangannya.

"Apa kau bisa diam, janda? Bukankah ini yang kau inginkan?" balas Theo, tanpa memedulikan penolakan Mey.

"Jangan, lakukan itu, Pak. Kita sedang berada di kantor!" teriak Mey, mencoba memanggil bantuan.

“Kau jangan berteriak, sialan!” bentak Theo, mencuatkan kemarahannya.

Mey yang telah mencapai batas kesabarannya, berbicara dengan tegas, "Mau sampai kapan bapak melecehkan saya? Saya di sini bekerja, bukan untuk melacur! Tolong hargai saya!"

Sejenak, Theo terdiam tak bergeming. "Kalau kau ingin pekerjaan tetap di kantor ini, diam saja dan turuti semua kemauanku," ucap pria cabul tanpa hati itu, menunjukkan kekuasaannya di tengah ketidakberdayaan yang membebani Mey.

Mey memilih keluar dari gudang dengan tergesa-gesa, membiarkan kata-kata atasannya bergema di antara dinding-dinding yang dingin.

'Dasar mesum! Aku merasa muak setiap kali melihat wajahnya!' benak Mey, dengan ekspresinya mencerminkan kekesalan yang tak terbendung. Sudah dua bulan lamanya ia terjebak sebagai karyawan magang, dan tekanan yang dialaminya terasa semakin berat.

Status janda dan kemolekkan tubuhnya yang menarik, seolah menjadi bumerang yang dilemparkan padanya. Rekan-rekan kerjanya, bahkan atasan yang seharusnya memberikan contoh yang baik, justru lebih memilih untuk melecehkan, merendahkan dan menghinanya. Ia merasa seperti terperangkap dalam labirin ketidakadilan.

Tetapi, Mey memiliki beban yang lebih besar daripada penghinaan itu. Anaknya yang baru duduk di kelas satu SD, dan kedua adiknya yang sedang berkuliah. Mey memahami bahwa ia tak boleh menyerah pada cobaan yang berusaha mencekiknya, sebab, ia memiliki tanggung jawab pada keluarga yang bergantung padanya. Selain itu, Mey harus menanggung beban hutang ratusan juta yang ditinggalkan oleh suaminya.

Setelah Mey beranjak keluar dari gudang, ia melangkah dengan tegas melewati koridor kantor yang diiringi oleh bisikan-bisikan sinis di antara para karyawan. Tatapan tajam mengarah padanya, mewakili ejekan dan sindiran yang memenuhi suasana setiap sudut kantor.

"Hey, lihatlah! Di bawah bokongnya basah!" bisik salah satu karyawan.

"Tadi dia masuk ke gudang sama pak Theo!" jelas karyawan lain.

"Wah.. Jangan bilang, dia jual diri biar bisa jadi karyawan tetap," ejek karyawan lain dengan ekspresi merendahkan.

Tiba-tiba, Bella, sahabat akrab Mey, muncul dari sudut ruangan. Kehangatan dan keceriaan yang melekat pada Bella, mengubah suasana koridor yang tegang. “Mey, kenapa rokmu basah? Kamu habis pipis lupa pakai tisu?” sapa Bella dengan senyuman yang manis.

Spontan, Mey merespon dengan menutupi rok yang basah memakai kedua tangannya, senyuman yang sedikit malu tergambar di wajahnya. “Oh astaga, iya, aku tadi kelupaan pakai tisu."

Bella hanya mengangguk ringan sambil memberikan senyum penuh pengertian, "Ya sudah, lain kali jangan lupa ya. Semangat ya kerjanya," seraya melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.

"Oke, terima kasih, Bell,” jawab Mey seraya tersenyum dan melanjutkan langkahnya menuju meja kerjanya.

Setelah tiba di mejanya, Mey kembali merasakan tatapan tajam dan bisikan-bisikan di belakangnya. Jenny Winarta, sesama karyawan magang, mencoba memanfaatkan kesempatan untuk menyebarkan gosip tak bermoral. "Hey, kau habis ngapain sama pak Theo? Abis jual tubuh biar dapet kerjaan tetap?" ejeknya dengan nada merendahkan.

Wajah Mey terasa memanas, tak terima dengan tuduhan tak berdasar. "Apa maksudmu?" Mey menanggapi dengan mata yang menyiratkan ketegasan.

"Jangan kau pikir aku ini bodoh, dasar janda kesepian dan miskin! Demi menjadi karyawan tetap, kau rela menjual dirimu!" sergah Jenny dengan nada sinis.

Namun, kehadiran Regina Rinjani, perempuan berkaca mata yang berusia dua puluh tiga tahun, mencoba membela Mey. Dengan sikap tegas, Regina menyela, "Hey, jaga ucapanmu! Mulutmu itu tidak pernah sekolah ya?"

"Sudah Gina, tidak usah ditanggapi," Mey berujar dengan tenang, berusaha menghindari pertikaian yang tak perlu. Namun, di balik ketenangan itu, Mey merenung dalam hati, bertekad untuk tetap menjaga martabatnya di tengah badai fitnah dan celaan yang terus berhembus di kantor.

Waktu bergulir dengan cepat, dan suasana kantor mulai terasa sepi seiring dengan tibanya jam istirahat makan siang. Dalam momen itu, Gina dengan ramah mengajak Mey untuk makan bersama di kantin. "Kak Mey, ayo makan di kantin," ajak Gina dengan senyum ramah di wajahnya.

Meskipun tawaran Gina penuh kebaikan, Mey menolak dengan lembut, "Aku sudah membawa bekal, Gina." Dengan tangannya yang gemulai, Mey membuka kotak bekalnya, memperlihatkan isi di dalamnya kepada Gina.

Setelah melirik isi bekal yang dibawa oleh Mey, Gina kembali merayu lagi. "Astaga kak Mey, lauk tahu dan tempe lagi? Ayo, Gina traktir makan di kantin!" goda Gina sembari mencoba meyakinkan Mey.

Setelah serangkaian rayuan dan godaan, Mey akhirnya setuju untuk bergabung makan di kantin. Saat tiba di sana, berbagai aroma sedap menguar, memenuhi udara dan menyentuh indera perasa, membuat perut mereka semakin bersuara.

"Kak Mey mau makan apa?" tanya Gina dengan semangat.

"Terserah kamu, Gina," jawab Mey dengan senyuman hangat.

Gina memutuskan untuk mengecap lezatnya hidangan di warung nasi padang, tempat di mana Theo dan kawan-kawannya kerap berkumpul. Seiring dengan langkah mereka menuju meja yang tersedia, terdapat beberapa rekan kerja Mey, yang menatapnya dengan sorotan tajam dan sindiran-sindiran berbau ejekan.

"Ehh, ada si bahenol," ucap Yudhi, seorang rekan kerja semeja dengan Mey.

Suasana semakin tegang ketika Theo menyentil dagu Mey sambil berkata, "Sayang, makasih ya buat tadi!"

Yudhi yang tak mau ketinggalan, memberikan tanggapan sinis, “Oh, jadi tadi rokmu basah karena itu?”

"Ti-tdak! Aku tidak melakukan apapun!" sanggah Mey dengan nada membela diri.

Situasi semakin memanas ketika Ardhi, manajer divisi pemasaran luring, ikut campur dengan komentarnya yang cenderung merendahkan. “Wah, pak Theo udah nyobain ya? Lain kali, tidur bersamaku, oke?” rayunya dengan penuh nada menggoda.

Mey yang merasa jengkel dan tak tahan lagi dengan ejekan yang tak beretika itu, dengan hati berat memutuskan untuk beranjak pergi dari kantin.

'Dasar si tua brengsek! Dia pikir aku semudah itu?'

Langkahnya yang begitu cepat, tak terasa tiba di lobi gedung R&W. Di hadapannya, terlihat seorang pria memakai kaca mata hitam dengan jas mahal keluar dari mobil sport bermerek Pagani Huayra hitam.

Kala langkah pria itu memasuki lobi gedung, terlihat sangat jelas sepatu dan jam tangannya yang sama persis dengan milik pria yang meniduri Mey.

'T-tunggu ... Jam tangan ini? Sepatunya juga ... Sepertinya sangat familiar. Dimana aku melihatnya ya?'

Mey mengerutkan dahinya sembari mengingat-ingat dimana ia melihat jam tangan itu. Namun, ketika ingatan itu kembali, ia malah berkeringat dingin. 'Oh, shit! D-dia kan.. Pria semalam yang tidur denganku!'

'Tidak salah lagi! Jam tangan dan juga sepatunya, aku ingat!'

'Tidak, tidak! Kupikir, setiap orang kaya pasti memilikinya! Mungkin saja, pria semalam dan juga lelaki di depanku ini, adalah orang yang berbeda!'

'Iya, betul! Pasti mereka adalah orang yang berbeda!'

Isi kepala Mey berkecamuk tak karuan memikirkan berbagai hal yang akan menjadi konsekuensi dari malam terlarang yang telah ia lakukan tadi malam.

***

Bab terkait

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 3. Apakah Dia Terpesona?

    Jakarta, Indonesia. 22 Januari 2018, 8:14 PM.Setelah seharian menjalani rutinitas pekerjaan yang melelahkan, langkah Mey akhirnya membawa dirinya pulang, di mana kehangatan rumah menunggunya. "Mama..." seru Lily dengan sorak-sorai kegembiraan saat melihat pintu rumah terbuka oleh sosok ibu yang dicintainya."Sayangku, maafkan mama ya. Tadi ada begitu banyak pekerjaan," bisik Mey dengan lembut, menyampaikan penjelasan atas keterlambatannya."Tidak apa-apa, ma. Lily dari tadi sibuk ngerjain PR dan dibantu oleh ii," jawab Lily dengan senyum ceria, meredakan kekhawatiran ibunya.Mata Mey bersinar penuh kebanggaan saat melihat putrinya yang begitu cerdas. Ia mengelus lembut kepala Lily, seraya berkata, “Anakku pintar.”Namun, kesunyian sejenak terputus oleh teriakan Mey yang menggema di seluruh rumah, “Jessi… Lusi… Cici, belikan ayam goreng kaefci, nih!” Suara lantang itu membawa kedua adiknya, Jessi dan Lusi, keluar dari kamar masing-masing dengan rasa penasaran."Lho, tumben cici beli ka

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 4. Terpikat Janda

    Jakarta, Indonesia. 23 Januari 2018, 12:34 PM.Setelah sampai di meja Ardhi, Mey disapa oleh manajer tersebut dengan tawaran yang tidak sesuai dengan dugaan."Cantik.. Mau makan bareng ke kantin?" sapa Ardhi dengan senyuman yang sedikit merayu."Tidak, pak. Ini berkas dari pak Theo," tolak Mey dengan tegas, menunjukkan keseriusannya dalam menjalankan tugasnya.Namun, Ardhi, tanpa rasa hormat, mengeluarkan ponselnya dan menunjukkan video yang merekam kejadian pagi tadi saat kedua tonjolan besar di bawah pinggulnya diremas oleh Theo. "Kenapa Theo sangat beruntung mendapat karyawan sepertimu? Aku juga ingin menikmati tubuhmu!" goda Ardhi dengan nada merendahkan.Mey begitu terkejut ketika tahu ada karyawan lain yang diam-diam merekam adegan tidak pantas tersebut. Ia merasa dipermalukan dan harga dirinya terluka. "Pak, ini sudah sangat keterlaluan!" ucap Mey dengan nada kecewa.Kondisi ruangan kantor divisi pemasaran luring yang luas itu sedang sepi karena para karyawan sedang istirahat ma

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 5. Pria yang Merenggut Suamiku

    Jakarta, Indonesia. 27 Januari 2018, 9:11 AM.Beberapa hari kemudian, saat cahaya mentari pagi menerangi rumah Mey, di mana Lusi tengah sibuk memasak sarapan, sedangkan Jessi dan Lily bersemangat membersihkan rumah. Sabtu yang tenang ini memberikan kelonggaran bagi Mey untuk menikmati tidurnya yang pulas. Namun, ketenangan itu terganggu oleh suara dering ponsel yang mengusik tidurnya. Dengan mata yang masih terpejam, Mey menjawab panggilan dari Denny Septian, seorang junior detektif kepolisian yang dibimbing oleh mendiang suaminya."Halo, Ci. Apa kita bisa bertemu hari ini?" tanya Denny melalui telepon.Mey yang masih setengah sadar menjawab dengan suara lirih, "Yaaa..""Oke, aku sudah berada di depan rumahmu lho, Ci," ucap Denny.Mata Mey yang tadinya masih terpejam pun terbelalak, kini terbuka dengan lebar secara tiba-tiba. "APAA??" teriaknya sambil beranjak dari tempat tidur.Mey segera mematikan panggilan telepon, menyadari bahwa pagi ini tidak akan seperti Sabtu biasanya. Dengan c

    Terakhir Diperbarui : 2024-02-07
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 6. Demi sang Pujaan Hati

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 8:11 AM.Mey beranjak menuju kantor dengan langkah yang terasa begitu berat, tatapannya kosong, hilang di tengah keruwetan pikiran. Setelah menghabiskan akhir pekan yang seharusnya memberikan ketenangan, justru, ia habiskan dengan begadang dua malam. Dirinya terguncang oleh fakta yang diungkapkan oleh Denny.Ketika langkah Mey mencapai meja kerjanya, suasana kantor yang hening tiba-tiba terpecah oleh suara riuh yang tak terduga. “Selamat pagi, Mey!” seru Zion, muncul seperti angin segar dengan setelan kemeja putih dan celana kantor hitam yang memberikan sentuhan elegan.Mey yang terperangkap dalam lamunan, seketika terkejut, matanya mencari sumber suara yang tiba-tiba menggema di sekitarnya. "Zion? Apa yang kamu lakukan di sini?" tanya Mey, rasa penasaran mencuat di ekspresinya."Aku baru saja melamar untuk bekerja di sini, Mey. Satu divisi yang sama denganmu!” jawab Zion penuh semangat, senyumnya memperlihatkan antusiasnya yang besar.Mey hanya mam

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-04
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 7. Canggung

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 9:46 AM.Dengan langkah yang beriringan seirama, Mey dan Zion melanjutkan menuju ke ruangan yang menampung kekuasaan tertinggi di perusahaan. Begitu tiba di depan pintu yang terbuat dari kayu mahoni dengan ukiran yang begitu indah dan megah, terdepat meja sekretaris dan perempuan nan cantik jelita yang duduk, ia memberikan informasi."Dengan permohonan maaf yang mendalam, tuan Jean sedang tidak dapat ditemui di ruangan ini. Saat ini, beliau tengah dalam meeting penting dengan klien dari perusahaan teknologi asal Tiongkok," jelas sekretaris tersebut dengan senyuman."Entah kapan beliau akan kembali,” tambah sekretaris, menyoroti ketidakpastian di udara.Mey menanggapi dengan senyuman yang tipis, "Terima kasih atas informasinya,” ucapnya dengan penuh sopan.Namun, Zion menyuarakan sebuah tindakan yang akan diambil olehnya. "Tunggu dulu, Mey. Mungkin aku bisa menghubungi kakakku. Dia bisa membatalkan meetingnya hari ini," sahut Zion sambil meraih ponse

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-05
  • Hasrat Janda Pemikat   8. Kegaduhan yang Terjadi di Kantor

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 9:46 AM.Di lantai dua puluh satu, Mey dan Zion melangkah bersama melalui koridor yang penuh dengan kaca-kaca bening, memperlihatkan indahnya siluet Ibukota Jakarta. Mey tak bisa menahan tawanya, "Kamu tadi, terlalu berlebihan Zion. Tetapi, aku tidak bisa menahan untuk tidak tertawa saat melihat reaksi yang mereka berikan."Zion membalas dengan senyuman penuh kelegaan, “Mulai sekarang, Mey, aku akan menjagamu. Tidak akan pernah ada yang berani meremehkanmu atau menggosipkanmu lagi.”Mey mengungkapkan rasa syukurnya, "Terima kasih banyak, Zion."Lalu, Mey melanjutkan dengan sebuah pertanyaan, "By the way, apakah tidak masalah kalau aku tidak bertemu langsung dengan CEO perusahaan? Pak Theo bilang, CEO sendiri yang ingin bertemu denganku."Zion menjawab dengan santai, "Ya ampun, Mey. Kamu tidak perlu khawatir, itu akan menjadi urusanku."Langkah mereka berdua akhirnya sampai di ruangan divisi pemasaran daring. Pandangan sinis dari rekan-rekan kantor d

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-06
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 9. Atasan Cabul

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 12:21 PM.Setelah beberapa menit berjalan kaki, akhirnya, Bella dan Mey tiba di depan restoran elit Cibo Delizioso. Saat beranjak masuk, Mey kagum melihat interiornya yang begitu klasik dan mewah. Baru kali ini ia masuk ke dalam restoran elegan bernuansa klasik Eropa. Saat mereka melangkah ke lantai dua, Mey yang penasaran mencoba bertanya, "Loh, ini kita mau kemana, Bell? Lantai dua keliatannya gak ada kursi lagi?"Bella menjelaskan, "Aku sudah pesan ruang VIP, Mey. Jadi, kita makan di ruang tertutup yang eksklusif.""Ohh, begitu ya. Maaf, kalau aku tidak terlalu paham," balas Mey seraya menundukkan kepalanya.Bella membuka sebuah pintu yang megah, saat masuk, sudah ada Gio yang duduk menunggu di kursi kulit yang behiaskan meja marmer panjang dengan pahatan khas Eropa. "Sayang, kok kamu lama sekali? Dan, kamu mengajak Mey juga?" sapa Gio sambil tersenyum ramah."Maaf ya, Sayang. Aku mengajak Mey, karena ingin bernostalgia dengannya," papar Bella sa

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-07
  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 10. Nafsu Gila Kekasih Sahabatku

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 8:29 PM.Makan malam perusahaan berlangsung dalam privasi yang penuh kemewahan, tergelar di ruang pribadi sebuah restoran elit. Ruangan dilengkapi dengan sofa dengan panjang empat meter yang melingkari tembok, di tengahnya terdapat meja dan perangkat karaoke untuk hiburan. Para kepala departemen, didampingi oleh sejumlah pemandu lagu yang memikat dengan paras cantik dan seksi, menciptakan suasana yang semakin tak terkendali.Sementara itu, Mey duduk dengan perasaan tak nyaman di pangkuan Gio, pacar sahabatnya. Dalam kegaduhan ruangan yang dihiasi oleh gemerlap cahaya dan musik, Mey memberanikan diri untuk bertanya pada Gio, "Apa maumu, Gio?"Gio tersenyum dan menjawab, "Aku akan menjagamu selama makan malam ini, jadi tenanglah. Hanya, duduk saja di pangkuanku. Mereka tidak akan berani mengusikmu!" Bisikan Gio yang menawarkan untuk memberikan perlindungan pada Mey, dan wanita itu pun patuh menuruti keinginan kekasih sahabatnya sambil terus duduk deng

    Terakhir Diperbarui : 2024-03-08

Bab terbaru

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 15. Excited (Proses tinjau - baca ulang 14&15 hari senin/selasa)

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 12:31 PM.Golden Dragon merupakan restoran Chinese di kawasan Jakarta Barat, bangunan eksteriornya yang mirip dengan siheyuan, akan tetapi interiornya menunjukkan kemewahan yang modern. Di dalam ruang VIP, Mey bersama Regina dan Zion tengah duduk. Hamparan meja bulat dengan berbagai hidangan khas Tiongkok, juga terdapat beberapa jenis dimsum di antaranya xiao long bao (soup dimsum) yang panas dan juga wonton udang.Zion tersenyum menatap Mey, "Gimana rasa dumplingnya? Enak, bukan?""Aku lebih menyukai wonton, akan tetapi, kaldu dumplingnya memiliki rasa yang unik," balas Mey seraya melahap sepotong soup dimsum yang langsung pecah di dalam mulut."Oh iya, apakah kalian mau hotpot?" tawar Zion.Spontan, Regina menjawab tanpa sedikit keraguan, "Aku mau!""Kalau kita memakan hotpot, bisa-bisa telat masuk kantor! Sebaiknya jangan," nasehat Mey."Baiklah, aku akan menuruti permintaan kamu, Mey," ucap Zion.Regina hanya mengangguk halus, kemudian ia meraih

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 14. Rencana Licik

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 12:18 PM.Mey, Zion dan Regina melangkah ke tempat parkir. Akan tetapi, Mey menghentikan langkahnya, "Tunggu dulu, Zion. Bukankah kamu naik mobil sport?""Oh astaga, aku lupa, Mey. Bagaimana kalau kalian berdua memesan taksi online? Aku yang bayar billnya," tawar Zion.Regina hanya tersenyum-senyum sambil memperhatikan wajah Zion, msepertinya, gadis itu terpesona oleh ketampanan mantan selebriti. Sementara itu, Mey memberikan jawaban, "Baiklah, aku setuju."Mey dan Regina, memutuskan untuk berbelok ke lorong kanan sebab akan melangkah ke lobi. Mey meraih ponselnya di dalam tas, kemudian, memesan taksi online. Sedangkan Zion, berjalan lurus menuju tempat parkir.Regina bertanya kepada Mey, "Kak Mey, apa Zion menyukaimu?"Spontan, Mey memberikan jawaban yang jujur, "Katanya sih, dia tertarik padaku.""APAAA?? Ini sungguh tidak adil, Kak Mey!" rengek Regina."Kamu kenapa, Gina?" Mey merasa bingung dengan sikap Regina.Regina mengendus, kemudian berk

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 13. Ketidakadilan di Kantor

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 8:56 AM.Mey mengangguk setuju dengan permintaan Zion, kemudian, mereka berdua berjalan menuju ke arah parkiran mobil di lantai dua. Koenigsegg Agera RS berwarna hitam, secara tiba-tiba, terbuka dengan otomatis saat langkah Zion dan Mey semakin mendekat.Tersentak oleh mobil tersebut, Mey terkejut dan bertanya, "Astaga! Apakah mobil ini milikmu, Zion? Mobil ini sangat canggih!""Iya, mobil ini adalah milikku. Aku membelinya langsung saat perilisan pertama, karena edisi terbatas," ungkap Zion sambil masuk me dalam mobil seharga rumah mewah itu."Silakan masuk, Mey. Kita bisa berbicara lebih nyaman di dalam," pinta Zion.Mey masuk ke dalam dan duduk di sebelah Zion," Pertama-tama, aku ingin meminta maaf padamu, Mey. Aku tahu, aku sudah terlalu lancang dengan mengaku-ngaku sebagai pacarmu di depan kakakku.""Lalu, kedua, keluargaku sedang menjodohkanku dengan seorang perempuan. Dan sayangnya, aku tidak tertarik pada calon yang mereka pilih. Justru, ak

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 12. Kekasih Adikku yang Familiar

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 7:32 AM.Mey dan Denny melaju di tengah hiruk-pikuk Ibukota Jakarta yang terkenal dengan kesibukan dan kepadatan jalannya. Suara klakson, deru mesin, dan kebisingan kota menjadi pemandangan sehari-hari.Mey merasa gelisah, menyadari betapa padatnya lalu lintas di Jakarta, terutama di pagi hari yang penuh dengan kesibukan. Jam tangannya menunjukkan pukul tujuh lebih, membuatnya terasa semakin gusar, mengingat perjalanan dari rumah ke kantor bisa memakan waktu hingga dua jam.Denny melirik ke kiri dan ke kanan sambil mendengus, "Rasanya, jadi dingin udaranya. Yah, meskipun tersisa sedikit asap dari angkot dan bajai.""Iya, Den. Memang lumayan dingin nih udaranya, tapi seger sih menurutku. Udah sarapan apa belum kamu, Den?" tanya Mey dengan ramah."Sudah, Ci. Tadi makan nasi uduk. Cici sendiri gimana? Udah sarapan apa belum?" Denny menjawab sambil menyelipkan pertanyaan."Karena aku bangun kesiangan, jadi gak sempet sarapan deh," ungkap Mey dengan nada

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 11. Apakah Kita Pernah Bertemu?

    Jakarta, Indonesia. 30 Januari 2018, 6:46 AM.Pagi itu, sinar matahari menyelinap masuk melalui jendela kamar Mey, mencerahkan ruangan sempit nan sederhana, yang sejatinya dipenuhi oleh ketenangan tidurnya.Dengan matanya yang masih lelap, Mey merasakan hangatnya bedcover tebal yang melingkup tubuhnya di atas ranjang. Bahkan, ketika Lily telah selesai mandi dan tengah sibuk memakai seragam sekolah, Mey tetap terombang-ambing dalam mimpinya.Sementara itu, di sudut dapur yang diselimuti oleh aroma lezat dari ikan tongkol yang dipanggang. Jessi, dengan semangatnya menambahkan bumbu-bumbu pada masakan yang akan menjadi sajian pagi.Suara gemericing dari panci yang bergemuruh, seolah menjadi simfoni pagi yang merdu. Lily yang telah bersiap dengan seragam merah putihnya, tersenyum pahit saat duduk di kursi makan sambil menatap jendela, merenung sejenak di antara sinar mentari dan embun pagi yang memeluk bumi."Apakah Ci Mey, masih belum bangun dari tidurnya?" tanya Jessi dengan nada serius,

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 10. Nafsu Gila Kekasih Sahabatku

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 8:29 PM.Makan malam perusahaan berlangsung dalam privasi yang penuh kemewahan, tergelar di ruang pribadi sebuah restoran elit. Ruangan dilengkapi dengan sofa dengan panjang empat meter yang melingkari tembok, di tengahnya terdapat meja dan perangkat karaoke untuk hiburan. Para kepala departemen, didampingi oleh sejumlah pemandu lagu yang memikat dengan paras cantik dan seksi, menciptakan suasana yang semakin tak terkendali.Sementara itu, Mey duduk dengan perasaan tak nyaman di pangkuan Gio, pacar sahabatnya. Dalam kegaduhan ruangan yang dihiasi oleh gemerlap cahaya dan musik, Mey memberanikan diri untuk bertanya pada Gio, "Apa maumu, Gio?"Gio tersenyum dan menjawab, "Aku akan menjagamu selama makan malam ini, jadi tenanglah. Hanya, duduk saja di pangkuanku. Mereka tidak akan berani mengusikmu!" Bisikan Gio yang menawarkan untuk memberikan perlindungan pada Mey, dan wanita itu pun patuh menuruti keinginan kekasih sahabatnya sambil terus duduk deng

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 9. Atasan Cabul

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 12:21 PM.Setelah beberapa menit berjalan kaki, akhirnya, Bella dan Mey tiba di depan restoran elit Cibo Delizioso. Saat beranjak masuk, Mey kagum melihat interiornya yang begitu klasik dan mewah. Baru kali ini ia masuk ke dalam restoran elegan bernuansa klasik Eropa. Saat mereka melangkah ke lantai dua, Mey yang penasaran mencoba bertanya, "Loh, ini kita mau kemana, Bell? Lantai dua keliatannya gak ada kursi lagi?"Bella menjelaskan, "Aku sudah pesan ruang VIP, Mey. Jadi, kita makan di ruang tertutup yang eksklusif.""Ohh, begitu ya. Maaf, kalau aku tidak terlalu paham," balas Mey seraya menundukkan kepalanya.Bella membuka sebuah pintu yang megah, saat masuk, sudah ada Gio yang duduk menunggu di kursi kulit yang behiaskan meja marmer panjang dengan pahatan khas Eropa. "Sayang, kok kamu lama sekali? Dan, kamu mengajak Mey juga?" sapa Gio sambil tersenyum ramah."Maaf ya, Sayang. Aku mengajak Mey, karena ingin bernostalgia dengannya," papar Bella sa

  • Hasrat Janda Pemikat   8. Kegaduhan yang Terjadi di Kantor

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 9:46 AM.Di lantai dua puluh satu, Mey dan Zion melangkah bersama melalui koridor yang penuh dengan kaca-kaca bening, memperlihatkan indahnya siluet Ibukota Jakarta. Mey tak bisa menahan tawanya, "Kamu tadi, terlalu berlebihan Zion. Tetapi, aku tidak bisa menahan untuk tidak tertawa saat melihat reaksi yang mereka berikan."Zion membalas dengan senyuman penuh kelegaan, “Mulai sekarang, Mey, aku akan menjagamu. Tidak akan pernah ada yang berani meremehkanmu atau menggosipkanmu lagi.”Mey mengungkapkan rasa syukurnya, "Terima kasih banyak, Zion."Lalu, Mey melanjutkan dengan sebuah pertanyaan, "By the way, apakah tidak masalah kalau aku tidak bertemu langsung dengan CEO perusahaan? Pak Theo bilang, CEO sendiri yang ingin bertemu denganku."Zion menjawab dengan santai, "Ya ampun, Mey. Kamu tidak perlu khawatir, itu akan menjadi urusanku."Langkah mereka berdua akhirnya sampai di ruangan divisi pemasaran daring. Pandangan sinis dari rekan-rekan kantor d

  • Hasrat Janda Pemikat   Bab 7. Canggung

    Jakarta, Indonesia. 29 Januari 2018, 9:46 AM.Dengan langkah yang beriringan seirama, Mey dan Zion melanjutkan menuju ke ruangan yang menampung kekuasaan tertinggi di perusahaan. Begitu tiba di depan pintu yang terbuat dari kayu mahoni dengan ukiran yang begitu indah dan megah, terdepat meja sekretaris dan perempuan nan cantik jelita yang duduk, ia memberikan informasi."Dengan permohonan maaf yang mendalam, tuan Jean sedang tidak dapat ditemui di ruangan ini. Saat ini, beliau tengah dalam meeting penting dengan klien dari perusahaan teknologi asal Tiongkok," jelas sekretaris tersebut dengan senyuman."Entah kapan beliau akan kembali,” tambah sekretaris, menyoroti ketidakpastian di udara.Mey menanggapi dengan senyuman yang tipis, "Terima kasih atas informasinya,” ucapnya dengan penuh sopan.Namun, Zion menyuarakan sebuah tindakan yang akan diambil olehnya. "Tunggu dulu, Mey. Mungkin aku bisa menghubungi kakakku. Dia bisa membatalkan meetingnya hari ini," sahut Zion sambil meraih ponse

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status