Share

Merintih Sakit

Penulis: CitraAurora
last update Terakhir Diperbarui: 2024-09-28 23:29:27
Melihat ekspresi Arga membuat Lalita malah geli sendiri, sungguh suami dinginnya kini bermetamorfosis menjadi maniak mesum kelas kakap.

"Sabar Mas."

Niatnya ingin menenangkan sang suami tapi ternyata Arga semakin frustasi mendengar kalimat Lalita barusan.

"Sabarku setipis tisu." Cicitnya pelan.

Lalita yang sudah lapar mengajak Arga untuk turun, sudah waktunya untuk makan.

Pulang bulan madu seharusnya menjadi hari bahagia tapi Arga malah kelihatan murung, di ruang makan dia juga terlihat hanya makan sedikit, tentu hal ini mencuri perhatian sang Kakek.

"Kenapa makan sedikit sekali Arga?" Pria tua itu menatap sang cucu yang sudah selesai makan.

"Tidak nafsu makan Kek," jawab Arga.

Kini pandangan Kakek mengarah ke Lalita, "Suami kamu kenapa tidak nafsu makan? apa ada masalah?"

Kalimat tanya Kakek membuat Lalita bingung harus menjawab apa.

Belum sempat Lalita bersuara, Arga sudah menjawab pernyataan sang Kakek.

"Tidak apa-apa Kek, Arga kurang enak badan saja. Maklum h
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (8)
goodnovel comment avatar
Elena
kasian Lalita
goodnovel comment avatar
Libra Girl
Lanjut author yang cantik
goodnovel comment avatar
Lano
belum up Kak Author
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Kekhawatiran Dua CEO

    Para Dokter segera mengecek kembali keadaan Lalita, namun masih belum ada tanda-tanda sadar. Cukup lama menunggu tapi Lalita masih belum sadar sehingga Arga kembali mengamuk. "Kenapa istriku belum sadar juga! kalian bisa bekerja atau tidak!" Rasa khawatir Arga sudah memuncak. Dokter yang saat ini menangani Lalita tak tau harus bagaimana lagi, hal yang bisa dilakukan adalah memantau keadaan pasien. Di depan ruangan UGD, Arga mondar-mandir. Dia berharap istrinya segera sadar agar bisa mendapatkan penanganan selanjutnya. Rangga yang kebetulan berkunjung di rumah sakit miliknya tak sengaja melihat Arga, dia bergegas mendekat. "Arga apa yang kamu lakukan disini?" Raut wajah yang semula baik-baik saja kini entah mengapa turut khawatir. "Lalita di dalam, dia pingsan," jawab Arga. Jawaban sahabatnya membuat Rangga terkejut, sehingga banyak kalimat tanya yang dia lontarkan. "Jangan banyak bertanya Rangga! kamu membuat aku semakin pusing saja!" Dia berucap kesal. Rangga mengang

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Apa Sudah Boleh Berkunjung?

    "Pak Arga." Di ambang pintu terlihat direktur pemasaran datang ingin menghadap sang CEO. "Masuk." Titah Arga dingin. Ketika perintah masuk diterima, pria paruh baya itu berjalan mendekat. "Ini laporan detail pemasarannya Pak Arga." Setumpuk berkas Pak Hutama letakkan di atas meja. Tanpa ekspresi pria itu mengambil berkas-berkas yang baru diletakkan, dia segera mengecek. Usai membaca sekilas, Arga kembali menutup berkasnya dan meletakan kembali di atas meja. "Baiklah berkasnya akan saya pelajari." Masih dengan ekspresi datarnya. Arga kembali mengerjakan pekerjaannya, tapi melihat bayangan Pak Hutama yang tak kunjung pergi pria itu kembali menoleh. "Apa ada yang ingin dibicarakan lagi?" Pak Hutama nampak ragu, tapi.... Sesaat kemudian dia membuka suara. "Pak Arga saya mohon maafkan Kania, dia sekarang sakit dan ingin bertemu dengan anda." Terlihat pria tua itu sangat sedih. Kekesalannya terhadap Kania sampai sekarang masih teringat, andai saja malam itu dia tidak

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-29
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Akan Aku Ambil Paksa Jatahku!

    "Nggak papa lah Mas daripada nggak sama sekali," bujuk Lalita sambil mengelus lengan suaminya. Suaminya memaksakan senyum kemudian dia mengangguk. Di tempat tidur kini mereka sekarang, ciuman bertubi-tubi yang Lalita dapatkan membuat dirinya naik ke awan, hasrat yang tidur selama tiga Minggu sekarang menggelora, bahkan dia sudah tidak sabar merasakan milik suaminya yang perkasa. "Mas jangan lama-lama." Wanita itu memohon dengan tubuh yang terus menggeliat. Paham akan keinginan istrinya, Arga segera melakukan penyatuan. Kamar yang sunyi menjadi berisik karena ulah pasangan itu, tubuh yang bekerja keras membuat keringat keluar cukup banyak meski ruangan itu bersuhu rendah. Kenikmatan yang pria itu berikan membuat sang wanita mendesah hebat hingga tubuhnya menegang yang tandanya dia mendapatkan puncak kenikmatan. Sementara dirinya melemas, Arga masih bekerja keras untuk mengejar pelepasannya dan sampailah dia di puncak klimaks. Dengan nafas memburu pria itu terkapar di sam

    Terakhir Diperbarui : 2024-09-30
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Malam Anniversary Perusahaan

    Pagi itu Lalita turun dengan pakaian formalnya, dia yang benar-benar bosan memutuskan pergi ke kantor lebih awal dari kesepakatannya bersama Arga kemarin. "Kenapa berpakaian seperti ini?" Arga menatap Lalita tajam. "Saya masuk hari ini saja ya Mas, udah nggak papa kok." Wanita meyakinkan suaminya apabila dirinya sudah siap kerja. Awalnya Arga tidak setuju tapi Lalita terus memaksa sehingga dia pun menurut. "Baiklah." Saking senangnya diijinkan kerja lebih awal, Lalita menjatuhkan sebuah kecupan di bibir suaminya. Niatnya hanya ingin mengecup sekilas tapi Arga malah memegangi tubuhnya. Lalita melongo, dia berusaha melepas bibirnya tapi tangan Arga seolah mengunci dan tidak membiarkan tubuhnya bergerak. Alhasil, keduanya tetap dalam posisinya dalam waktu yang lama. Yang tanpa mereka sadari ada langkah kaki datang mendekat. "Aish kalian ini, kenapa mesra-mesraan diluar." Pria tua itu menarik kursi. Panik ada Kakek Lalita menggigit bibir Arga hingga suaminya memekik kesakit

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Rasa Khawatir Lalita

    "Lalita menuduhku Arga!" Kania tak terima. "Tadi jelas-jelas ada yang menjegal kakiku Mas," sambil melihat Kania. Kania dan Lalita terus berdebat hingga Arga melerai mereka dengan ucapannya. "Sudah! sudah! kita lihat CCTV saja untuk lebih jelasnya!" Arga meminta Damar untuk menunjukkan CCTV dan setelah CCTV dilihat dapat terlihat apa yang sebenarnya terjadi. "Lihat, kan... bukan aku yang menjegal dan membuat istrimu jatuh." Kania tersenyum puas, sebab CCTV yang baru saja disaksikan oleh Arga, Lalita dan juga dirinya memang tidak memperlihatkan perannya dalam membuat Lalita terjungkal. Melihat hal itu, Lalita diam-diam mengepalkan tangannya. Sebab, dia yakin jika benar Kania lah orang yang telah membuatnya celaka. CCTV mungkin tidak menangkap, karena kaki Kania tertutup oleh bagian gaunnya yang menjuntai hingga lantai. "Tapi Mas, aku merasa ada kaki yang menjegal kakiku." Lalita tetap bersikeras. Kania menatap Lalita dengan kesal, dengan mata yang berkaca dia berbicara lirih.

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-01
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Banyak Kesalahpahaman

    "Mas." Lalita memanggil Arga yang melamun. Panggilan Lalita sontak membuat pria itu menoleh, "Iya Sayang." Senyuman manis dia lempar ke istrinya. "Kamu memikirkan apa?" tanya Lalita lalu duduk di hadapan suaminya. Arga menggeleng, dia mengelak bahwa dirinya tengah melamun. "Aku tidak memikirkan apa-apa." Meski tau bila suaminya berbohong tapi wanita itu tidak bertanya kembali. "Ya sudah ayo makan siang, aku sudah lapar." Dia berusaha mencairkan suasana dengan mengatakan lapar karena dia tahu Arga pasti akan segera bertindak ketika dia lapar. Tapi.... Respon kali ini berbeda. "Kita makan roti ini saja, pekerjaanku masih banyak." Sambil menyodorkan roti gulung abon pemberian Kania tadi. Dengan tersenyum ketir, Lalita menatap sang suami yang kini malah membuka laptopnya. "Ya sudah aku keluar sendiri, kamu saja yang makan roti ini." Arga yang biasanya selalu perhatian kali ini sedikit berbeda, dia mempersilahkan Lalita keluar makan siang sendiri tanpa ada niatan untuk

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Makan Siang Yang Jauh

    Lalita membalikkan badan hendak pergi, tapi tiba-tiba dia berubah pikiran, dia masuk ke dalam dan melihat suaminya bercanda gurau dengan Kania. Mereka yang asik makan tidak memperhatikan Lalita yang masuk, wanita itu berjalan terus dan langsung duduk di samping Damar. "Kenapa saya tidak diberitahu? jika ada acara makan-makan seperti ini?" Damar yang tengah makan jadi tersedak, pria itu tak menduga bila Lalita menyusul sendiri. "Nona Lalita." Damar menjadi pucat pasi. Sementara Damar pucat pasi, Lalita justru tersenyum wanita itu kemudian menatap nanar suaminya yang malah disuapi oleh Kania. Damar menjelaskan apabila ini adalah rencana para petinggi kantor yang ingin merayakan ulang tahun Arga. "Memang kamu sengaja tidak diberitahu agar tidak menimbulkan kecurigaan dan inilah alasan tadi aku mengajak kamu ikut kami." Wanita itu kembali tersenyum. Arga kini gantian menyuapi Kania dan saat itulah dia menengok ke belakang. "Sayang!" Dia segera meletakkan makanan yang

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-02
  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Meeting Lagi

    Keesokan harinya di jam makan siang, Rangga dan Gilang datang ke Winata Group. Kedua pria tampan ini kehadirannya di kantor Arga cukup membuat heboh, apalagi sikap Rangga yang hangat pada staf sahabatnya. Berbeda dengan Arga, Rangga selalu membalas sapaan para staf meskipun sapaan mereka hanya sekedar iseng saja.Di depan ruangan CEO kini mereka berada, begitu masuk kedua bola mata Rangga memutar mencari keberadaan Lalita.Melihat Rangga, Arga tersenyum puas. "Syukurlah aku sudah menyuruh Lalita pergi makan siang terlebih dahulu." Batin Arga.Pria itu senyum sendiri merasa bangga akan kecerdasannya yang memilki ide brilian sehingga Rangga tidak melihat istrinya.Sekian menit dari kehadiran Rangga dan Gilang, Damar turut bergabung."Mohon maaf Pak Arga, Pak Hutama keluar makan siang. Apa tidak sebaiknya kita juga makan siang." Damar menyarankan makan siang.Arga nampak kecewa padahal rencananya dia meeting di jam makan siang sehingga Rangga dan Lalita tidak bertemu."Benar kata Pak Dam

    Terakhir Diperbarui : 2024-10-03

Bab terbaru

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Pekerja Magang

    Rangga dillanda kebingungan hingga dia menemukan sebuah catatan kecil yang terjatuh di lantai. Senyum pria itu merekah, "Ternyata." kini dia tahu siapa wanita yang telah dia paksa untuk melayani hasrat biologisnya semalam. Amira Ningrum, seorang gadis muda yang kini magang di kantor Rangga, semalam dia berada di club karena diminta menghadiri pesta teman sekelasnya dulu. Alhasil dia yang ingin pulang terlebih dahulu malah nyasar.. Namun siapa sangka, gadis polos itu justru berakhir di tempat tidur bersama CEOnya sendiri. Semalaman Amira memikirkan hal tragis yang terjadi padanya namun dia juga tidak berani berkomentar atau menceritakan nasib tragisnya kepada sang teman. "Aku perhatikan dari semalam kamu terlihat sedih, ada apa?" tanya Vina yang merupakan teman seperjuangannya. "Apa terjadi sesuatu ketika di club semalam?" Kembali Vina melanjutkan ucapannya. "Tidak apa-apa Vina, aku hanya teringat akan almarhum adik," sahut Amira berbohong. Tak ingin membuat Vina terus bertanya

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Bertanggung Jawab

    Pikiran Arga sangat liar sehingga dia mengajak sang istri bercinta diluar ruangan, Lalita yang awalnya menolak kini justru merasa senang. Sungguh ide suaminya kini sangat brilian, bercinta di bawah sinar rembulan yang diiringi suara ombak benar-benar pengalaman bercinta yang amazing. "Ini akan menjadi kenangan yang sangat indah" Arga nampak ngos-ngosan setelah mendapatkan pelepasannya. "Iya Mas ternyata seru ya." Ujar Lalita. Sementara Arga dan Lalita menikmati malam panas mereka diluar ruangan, Rangga duduk sendiri di teras villanya yang mengadap kelaut. Dia meminta Gilang untuk membawakan sebotol minuman beralkohol, dia ingin menikmati malam di pulau dewata sembari menghangatkan tubuh. "Anda yakin ingin minum pak?" Gilang nampak mengerutkan alisnya. "Sedikit minum aku rasa tidak apa-apa, malam sangat dingin." Sahut Rangga sambil tersenyum. Tiba-tiba ingin minum bukan tanpa alasan, pria itu sangat stres dengan perasaannya. Awalnya dia dang Gilang nampak baik-saja

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Gak Jadi Sedih

    Hari yang ditentukan untuk pergi berlibur telah tiba, Satu jet pribadi khusus untuk CEO dan asistennya satu lagi pesawat pribadi untuk para petinggi kantor. "Mari kita berangkat." Gilang terlihat sangat senang. Dia melangkahkan kaki terlebih dahulu menaiki tangga jet tersebut. Para CEO yang biasanya berpakaian formal kini menjelma pria casual dengan tampilan santainya. Sungguh pemandangan yang sangat meremajakan mata. "Astaga Mas Rangga ganteng banget." Mata Lalita terus menatap Rangga yang berpakaian kasual ala-ala anak muda. Mendengar puja-puji yang keluar dari mulut istrinya tentu membuat Arga cemburu. "Kamu pikir dia saja yang ganteng!" Ujarnya kesal. "Iya lah Mas.... " Tanpa sadar Lalita berkata demikian, namun beberapa detik kemudian wanita itu menutup mulutnya. Dia terkekeh menatap Arga. "Maksud aku setelah kamu Mas." Rangga tersenyum senang, meski tidak bisa memiliki Lalita paling tidak wanita itu ngefans pada dirinya. "Pindah ke pesawat satunya Rangga." Tak senang A

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Liburan Bersama

    Pria itu segera bangkit, dia mencoba membangunkan Kania tapi agaknya wanita itu tidak mau membuka matanya. Segera Damar menggendong tubuh Kania untuk dibawa ke rumah sakit. "Sayang kamu kenapa!" Damar terlihat begitu panik. Memiliki skil mengemudi yang cukup baik membuat dia dengan cepat tiba di rumah sakit. Segera Damar memanggil suster, dan setelah dilakukan pemeriksaan Dokter mengatakan jika Kania kekurangan nutrisi. "Bagaimana bisa dia kekurangan nutrisi?" Damar begitu syok. "Apa istri anda diet?" tanya Sang dokter. "Sepertinya tidak." Jawab Damar ragu-ragu. Tapi jika diingat lagi, beberapa hari ini dia tidak melihat istrinya makan berbeda dengan sebelumnya. Mengingat hal yang memicu pingsan adalah kekurangan nutrisi Dokter segera mengalihkan pemeriksaan Kania ke dokter kandungan, bagaimanapun juga kondisi calon bayi di dalam harus diperiksa. Ketika dokter melakukan USG, kerutan-kerutan terlihat di dahinya, pemeriksaan awalnya menunjukan satu janin saja tapi mengapa tiba

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Selalu Lapar!

    Seiring berjalannya kehidupan Arga dan Lalita normal kembali, siang itu Lalita datang ke kantor untuk mengantar makan siang suaminya. "Mas." Lalita berjalan menuju meja kerja sang suami. Sementara Arga yang sangat fokus dengan pekerjaannya tidak menyadari kedatangan sang istri. Dia mengira suara langkah kaki yang mendekat adalah langkah sekertarisnya Mawar. Tanpa meliaht dia mengusir sekertarisnya itu yang sebenarnya adalah sang istri. "Letakkan berkasnya lalu pergilah!" Ujar Arga. Lalita hanya tersenyum melihat sang suami. "Aku baru datang tapi kamu sudah menyuruh pergi saja Mas." Sahut Lalita. Sangat mengenal suara itu dengan jelas, Arga pun mengalihkan pandangannya. Dia terkejut jika yang berada di hadapannya adalah sang istri. "Sayang." Dia pun menjeda pekerjaannya. Senyumam manis Arga tunjukkan. "Aku ngantar makan siang tapi malah diusir." Goda Lalita sambil tertawa. "Maaf Sayang, aku kira sekretaris aku." Arga menjelaskan. CEO itu mengajak Lalita dudu

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Sadar

    Lalita terus larut dalam kesedihan, membuat Arga tak tahu lagi harus bagaimana. Dia sudah membujuk Lalita tapi istrinya terus saja bilang dia harus mengerti. "Terserah kamu lah Sayang." Pagi itu Arga pergi ke kantor dengan marah. Dia sudah tidak bisa mentolerir sikap Lalita lagi, bukan tidak boleh bersedih tapi suami juga ada batasannya. Kekecewaan serta kekesalannya kepada sang istri Arga alihkan ke pekerjaan sehingga pria itu perlahan gila kerja kembali. Pagi buta dia berangkat larut baru pulang, tak terasa sudah sebulan dia seperti itu. Malam itu, Arcello demam tinggi. Baby Sitter sangat panik dan bingung. "Bagaimana ini." Seraut wajah bingung terlihat. Dengan langkah cepat dia memberanikan diri mengetuk pintu kamar majikannya. Tak berselang lama, Lalita keluar. "Maaf Bu, Tuan Arcello demam." Lalita sangat panik lalu dia berlari ke kamar sang anak. Segera wanita itu membawa Arcello ke rumah sakit, seusai diperiksa Dokter meminta Arcello agar di rawat mengingat bayi setahu

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Sedih Yang Mendalam

    Pria itu terus menatap istri sahabatnya, meski dokter bilang keadaan Lalita baik-baik saja dia tetap saja khawatir bahkan jika Lalita tak kunjung siuman maka dia akan meminta dokter untuk melakukan pemeriksaan menyeluruh. Tak selang lama Lalita siuman, dia menangis lagi mencari ibunya. "Lalita! terimalah kenyataan jika ibu sudah tiada! kamu pastinya paham jika kita tidak boleh meratapi!" Selama kenal dengan Lalita, inilah kali pertama Rangga membentaknya. "Sabar lah, relakan kepergian ibu." Ujar pria itu kemudian. Wanita itu mengangguk, dan untuk kesekian kalinya Rangga membawa wanita rapuh itu ke dalam pelukannya. "Ada aku Lalita, ada suami kamu, biarkan ibu pulang dengan tenang." Rangga semakin mengerutkan pelukannya. Lalita yang terbawa suasana juga memeluk Rangga dengan erat, dia kini bak seorang adik yang tengah memeluk kakaknya. Sementara itu disisi lain, Arga barus selesai rapat. Dia yang lupa tidak membawa ponsel tentu tidak bisa dihubungi. Kedua netra

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Meninggal

    "Ibu kenapa meminta maaf." Lalita menggenggam tangan ibundanya. Wanita paruh baya itu tersenyum sambil memercing kesakitan. Melihat keadaan wanita tak berdaya itu, Rangga segera memanggil Dokter. Dia tentu tidak ingin terjadi apa-apa dengan ibunda Lalita. Tak berselang lama, dokter datang. Mereka segera diminta untuk memeriksa ibunda Lalita kembali. Dokter menunduk, Rangga yang tau ekspresi ini mengajak sang dokter bicara diluar. "Apa yang terjadi dengan pasien Dok?" Pria hangat itu bertanya dengan tatapan tajam. Ekspresi ketakutan tersirat di wajah sang dokter sehingga membuat Dokter penyakit dalam itu hanya diam. "Apa yang terjadi?" Suara Rangga mencuat. Segera Dokter menatap orang yang paling berkuasa di rumah sakit itu, "Dari hasil tes pencitraan rontgen, sel berbahaya sudah menyebar ke seluruh tubuh pasien itulah yang menyebabkan kami bingung harus bagaimana Pak Rangga." Ujar dokter. "Kenapa sebagai dokter kamu bingung! cepat bertindak!" Rangga yang tidak ingi

  • Hasrat Big Boss: Dari Upik Abu, Jadi Milikmu    Ibu Pingsan

    Hari itu Arga datang ke kantor dengan wajah sumringah, dia juga tidak marah-marah seperti beberapa hari sebelumnya. Yang lebih mengejutkannya lagi sikapnya terhadap Damar. "Kalau kamu masih mual pelan-pelan saja Damar kalau tidak selesai bisa kamu kerjakan besok." Ucapan Pria itu membuat kerutan-kerutan di dahi Damar terlihat jelas, dari tatapan matanya juga nampak apabila dia bingung. "Tapi kemarin anda bilang.... " Belum sempat melanjutkan kata-katanya, Arga menyilangkan jari telunjuk di bibirnya. "Ucapan kemarin jangan diambil hati." Lalu pria itu berjalan keluar ruangan asistennya. Siang itu Lalita datang ke kantor untuk mengantar makan siang untuk Arga. Dia yang masih merasa bersalah ingin menunjukkan perhatiannya kepada sang suami. "Mas." Dengan langkah cepat dia menuju meja kerja suaminya. Melihat istrinya datang, Arga nampak senang. "Sayang." Ujar Arga. Lalita segera memeluk suaminya seraya berkata kangen. "Aku juga sayang," sahut Arga. Beginilah jika

DMCA.com Protection Status