*Happy Reading*Memang sudah jadi hukum alam, setiap apa pun yang tercipta pasti ada plus minus yang menyertainya. Begitu pula kasus Video syur Tristan dan gadis yang di gadang-gadang adalah Arletta. Poin plusnya, hal itu bisa membuat dirinya di kenal publik tanpa harus banyak promosi, beserta kisah-kisah hidupnya yang perlahan muncul dari temuan netizen yang mendadak jadi detectiv atau pun yang sempat mengenalnya di masa lalu. Namun, ada juga poin minus di sini. Itu adalah, Arletta jadi semakin tidak leluasa bergerak di tempat umum. Karena selalu ada saja orang yang meliriknya jijik, bahkan terang-terangan mengatainya pecun. Miris, ya?Arletta yang memang sejak tujuh tahun lalu lebih suka di rumah pun, semakin betah lagi dengan adanya gosip ini. Apalagi, dengan kemudahan yang di tawarkan teknologi. Makan ya tinggal pesen, beli apa pun juga tinggal transfer. Gak perlu ribet dan gak harus keluar tenaga ekstra. Apa-apa sekarang bisa nyamperin sendiri sampai depan pintu. Arletta sepert
*Happy Reading*Arkana memperhatikan Arletta dalam diam. Istrinya itu terlihat sedang fokus melihat televisi, tapi sebenarnya tidak fokus. Ngerti, gak? Maksudnya itu, iya sih, matanya terlihat fokus dan menyimak serius acara televisi. Namun masalahnya yang ditontonnya saat ini adalah acara komedi. Sementara Arletta selama menonton tak terlihat tertawa ataupun tersenyum dengan lawakan yang di suguhkan. Padahal, acara komedi tersebut lumayan menghibur. Kan, aneh, ya?Penasaran, Arkana pun menghampiri Arletta dan sengaja menepuk pelan bahu istrinya itu demi meminta atensi. Arletta menoleh kemudian mengerjap pelan. "Eh, Mas. Kamu ... udah selesai? Langsung makan aja, gih. Nanti keburu kemaleman."Nah, dengar sendiri jawabannya. Padahal Arkana sudah selesai kerja dari tadi. Dan tadi saat ijin makan, dia nyaut, loh. Meski cuma 'hm' doang. Tetapi itu berarti Arletta dengar suaranya, kan? Lalu apa ini, coba?"Sayang, are u okeh?" Arkana pun semakin penasaran. "Hah? Okeh, kok. Kenapa nanyany
*Happy Reading*Arkana terus memacu tubuh dalam kungkungannya. Keringatnya sudah mengucur deras dengan nafas yang sudah tidak beraturan. Ia hampir sampai! Rasanya sensasi nikmat itu menjalar hingga ke seluruh syaraf tubuh dan ubun-ubunnya. Ini luar biasa! Sungguh kenikmatan yang tidak bisa dilukiskan dengan sebuah kata-kata. Meski ini sebenarnya bukan yang pertama untuk Arkana. Entah kenapa, kali ini rasanya sangat luar biasa! Istimewanya Arkana juga sudah cukup lama menahan diri untuk tak melewati batas yang diberikan oleh gadisnya. Sampai akhirnya gadis itu sendiri yang menyerah, Arkana pun tak akan membuang kesempatan sedikit pun."Mas ...." lenguh gadisnya di sela tubuh berguncang-guncang akibat hentakan kuat pinggulnya. Mata gadisnya turut menggelap oleh hasrat yang juga membuainya."Just a moment honey," balas Arkana. Sebelum kembali melumat bibir berwarna cerry yang terasa manis sekali di mulutnya. Arkana pun memacu tubuhnya lebih kuat lagi demi mendapatkan apa yang inginkan
*Happy Reading*Arletta menatap layar televisi dengan tatapan dingin sekali. Khususnya saat layar menyoroti Joshua yang mencoba menghindari awak media yang menjambangi kantornya."Joshua ini beneran gila, ya? Ngapain coba dia posting video mereka? Kan, itu sama saja mempermalukan diri sendiri. Iya gak, sih?" komentar Arkana kemudian. "Menurut lo gimana, Let?" Elkava yang saat ini ada di sana pun melirik Arletta, ingin tahu bagaimana reaksi gadis itu perihal masalah baru yang muncul hari ini. "Dia itu udah kehilangan akal menghadapi media yang mencoba mencari tahu soal si kembar. Makanya, dia sengaja memposting aibnya sendiri, demi berpura-pura menyatakan jika di sini dia juga korban. Dengan begitu semua orang akan menganggap kalau di sini memang gue yang salah. Gue yang nakal. Suka menggoda dan berhubungan dengan banyak pria. Kemarin Tristan, sekarang Joshua. Mungkin besok, Joshua akan memposting video lainnya di mana Arnetta sedang berhubungan dengan anak buahnya," terang Arletta,
*Happy Reading*Arletta menatap nanar semua postingan Milla atas titahnya tadi siang. Apalagi membaca kolom komentar. Hatinya berdenyut sakit sekali. Sejujurnya, dia tidak sampai hati melakukan ini. Karena itu sama saja membuka aib Almarhumah adiknya, Ane."Maafin gue, Ne," lirihnya seraya memejamkan mata menahan tangis.Arletta mencoba menenangkan hatinya, yang bergemuruh oleh rasa bersalah. Namun ternyata sulit sekali. Dia benar-benar merasa bersalah. Sebagai seorang kakak, bukannya menjaga nama baik adiknya. Arletta malah melakukan hal sebaliknya. Tak penat hal itu membuatnya turut merasa pedih.Arletta sudah berusaha sekuat tenaga untuk tetap tegar dan tak sampai menangis. Namun, itu benar-benar sulit sekali. Pada akhirnya tangis pun tak bisa Arletta bendung lagi. Dia menutup menyembunyikan wajahnya pada tangan yang dilipat di atas meja. Kadang, saat sendiri beginilah dia baru bisa menjadi dirinya sendiri dan memperlihatkan kerapuhannya. Meski begitu, Arletta tetap berusaha agar
*Happy Reading*Arletta memang akhirnya berhasil membuktikan jika wanita dalam video bersama Tristan bukanlah dirinya. Akan tetapi, gara-gara postingan seseorang yang memperlihatkan kuburan atas nama 'Arletta Regina Zavier'. Kini ia malah dituduh memalsukan identitas. Semua menyangka dia adalah Arnetta yang berpura-pura jadi Arletta. Alhasil, ya ... membela diri pun seakan tidak ada gunanya. Semua orang menyebutnya gadis licik, sekarang. Mencoba cuci tangan dari dosa yang diperbuat dengan berpura-pura jadi Arletta. Sungguh luar biasa ya netizen maha agung itu. "Haaahhh ... gila, ya? Masalah ini gak ada habisnya," keluh Elkava seraya menghempaskan tubuhnya pada sofa seberang Arletta. Kali ini Milla tak ikut serta. "Le, yakin gak mau bikimn conpres?" imbuhnya lagi. Gadis yang di tegur Elkava hanya menanggapi dengan gelengan kepala saja dengan pelan. Matanya tetap fokus pada berkas yang baru saja Elkava serahkan. "Kenapa?" Elkava masih penasaran. "Buat apa? Percuma juga," jawabnya s
*Happy Reading*"Sudah, sudah. Jangan menakutinya lagi. Dia gak gangguin aku, kok." Arletta pun akhirnya mencoba menenangkan. "Gak usah bohong kamu. Mas tadi lihat dia bisikin kamu sesuatu. Hayo, ngomongin apa aja kalian?" cecar Arkana."Kenapa? Kamu takut rahasianya kebongkar, yaaa?" Arletta malah menggoda suaminya dengan usil."Ck, rahasia apa, sih?" Arkana mengibaskan tangan. "Mas gak punya rahasia apa pun lagi. Semua rahasia Mas kan sudah kamu ketahui dengan jelas, Sayang.""Sa-sayang?" beo pria tadi, terkejut dengan panggilan Arkana pada gadis yang baru saja di kenalnya barusan. "Kenapa? Kamu keberatan saya panggil dia 'Sayang'?" tukas Arkana kemudian."E-eh, e-enggak kok, Bos. Gak sama sekali," sahut pria itu terbata. "Silahkan lanjutkan, Bos. Lanjutkan. Saya gak akan ganggu anda lagi." Selanjutnya pria tadi tersenyum penuh arti. Mungkin dia mengira Arletta ini adalah salah satu gundik Arkana."Lagian kamu keberatan pun, saya gak perduli. Orang saya panggil 'Sayang' sama istri
*Happy Reading*"Apa ini?" Arletta bertanya dengan bingung saat Arkana menaruh beberapa goody bag di hadapannya sore itu. Perasaan, ini bukan hari ulang tahunnya. Kenapa Arkana sudah memberikan kado?"Hadiah dari fans." Dan jawaban Arkana pun semakin membuat Arletta bingung di tempatnya. "Hadiah dari fans? Maksudnya?" beo Arletta. Arkana mengangguk mengaminkan, lalu melabuhkan pinggulnya di sebelah Arletta. "Tepatnya karyawan aku yang auto jadi fans kamu sejak melihat kejadian kemarin. Mereka jadi mengidolakan kamu karena aku tuh savage banget, katanya," terang Arkana kemudian. Mendengar hal itu, Arletta malah mendengkus pelan dan menggeleng tak habis pikir. Ada-ada saja ya kelakuan manusia. "Karena aku savage atau karena bonus dari kamu?" tanya Arletta lagi tak percaya. Kemarin, setelah akhirnya Tristan pergi dengan menanggung rasa malu dan kecewa karena permintaannya, untuk menarik kembali gugatan tak diluluskan Arletta. Arkana tiba-tiba menghampiri para karyawan yang menyaksi