Derry juga bertanya, "Pamela, apa berita-berita ini benar? Kalau benar, Perusahaan DirgantaraAndra juga menatap Pamela dengan penuh perhatian seraya bertanya, "Lala, apa kamu baik-baik saja?"Pamela tidak menjawab, melainkan menatap lurus pada Agam karena ingin melihat apa reaksinya. Akan tetapi, Agam tidak mendongakkan kepala dan tidak merespons apa pun.Menurut dugaan Pamela, mungkin ibu dan anak yang pergi ke rumah Keluarga Dirgantara untuk membuat onar hari ini tidak mendapat keuntungan sehingga "mengekspos" hal itu pada media.Mereka yang hanyalah rakyat jelata tidak mungkin bisa menimbulkan kehebohan di internet dan media dalam negeri tidak berani sembarangan merilis berita tentang Perusahaan Dirgantara. Pasti ada campur tangan dari pihak lain."Eh? Topik hangat sudah hilang!"Seorang gadis di ruang tamu tiba-tiba berseru.Gadis-gadis lain segera mengecek ponsel."Benaran hilang!""Aneh sekali! Topik hangat yang terkait tiba-tiba hilang semua!""Ya, aku nggak bisa menemukannya d
Agam memegang dagu Pamela dengan kasar dan bertanya, "Aku siapamu?"Pamela tidak bisa berkata-kata.Melihat Pamela terdiam, Agam bertanya lagi dengan suara tegas, "Jawab! Aku siapamu?"Pamela menjawab dengan ragu, "Kamu ... pacarku."Agam merapatkan bibir dan tersenyum sinis. "Kita pun sudah punya anak, tapi aku hanya pacar bagimu?"Pamela mengernyit karena hubungan mereka sulit dinilai.Agam memegang dagu Pamela, lalu tiba-tiba mendekat dan menggigit telinga Pamela. "Pamela, bukan begitu kamu panggil aku saat di ranjang!"Gigitan itu tidak sakit, tetapi wajah Pamela memerah karena malu. Pamela ingin mendorong Agam. "Agam, apa yang kamu lakukan?"Agam langsung memegang tangan Pamela di dadanya sehingga Pamela tidak dapat mendorongnya. Kemudian, Agam menatap mata Pamela seraya berkata, "Kamu pikir aku akan menyalahkanmu karena masalah kecil begini dan minta kamu ganti rugi? Pamela, kamu tetap menganggapku sebagai orang luar, tapi aku nggak!"Pamela tercengang. "Aku hanya nggak suka mere
Agam tertegun, lalu menoleh pada Pamela dengan tatapan aneh. Kemudian, Agam mengulurkan ponsel dan memberikannya pada Pamela. "Lihat saja aku berikan nomor pada siapa."Melihat Agam memberikan ponselnya, Pamela tidak ingin melewatkan kesempatan itu.Pamela langsung membuka layar ponsel Agam dan mengecek.Memang ada satu teman baru di aplikasi media sosial Agam. Orang itu mengirimkan banyak foto dan satu alamat situs, tetapi Agam tidak menjawab.Pamela menjadi canggung setelah melihat foto-foto dan situs iklan itu.Agam berkata dengan suara dingin, "Sudah lihat? Itu teman sekolah Sila, katanya sedang bekerja di pusat pelayanan paska bersalin eksklusif. Belakangan ini, dia dengar Sila bilang bibinya sedang hamil. Dia tanya apa kita mau pesan pelayanan mereka dan dia bisa kirimkan foto lingkungan di tempat mereka dulu. Aku pikir kamu mungkin butuh saat bersalin nanti, jadi aku setuju."Pamela terdiam.Agam meneruskan dengan kesal, "Waktu bersalinmu masih lama, tapi aku nggak tahu banyak t
Agam mengemudikan mobil ke Kediaman Dirgantara, tetapi berhenti di depan gerbang.Pamela sangat mengantuk sehingga ingin segera masuk, mandi dan tidur. Melihat Agam berhenti di depan gerbang, Pamela bertanya, "Kenapa nggak masuk?"Agam mengarahkan dagu ke mobil di depan. "Itu mobil Jason, sepertinya cari kamu."Pamela menoleh ke sana dan melihat sebuah mobil terparkir di pinggir jalan dekat Kediaman Dirgantara.Sang pengemudi melihat mobil mereka, lalu membuka pintu dan keluar. Jason berdiri di sana sembari menatap ke arah mereka.Begitu melihat Jason, Agam menoleh pada Pamela dan bertanya, "Mau ketemu dia? Kalau nggak, aku langsung masuk."Jika Jason bukan kakak kandung Pamela, Agam tidak akan bersikap baik.Pamela memicingkan mata saat menatap Jason. "Dia sudah datang, aku coba lihat apa masalahnya.""Ya, aku tunggu di sini," jawab Agam sambil mengelus kepala Pamela.Kemudian, Pamela ke luar mobil dan berjalan menuju Jason.Mata Jason berbinar ketika melihat Pamela keluar. Jason meng
Saat Pamela turun, Agam sibuk dengan ponsel dan tidak menghiraukan Pamela. Mungkinkah Agam turun tangan untuk mengatasi masalah pada saat itu?Jason berpesan, "Pamela, topik-topik hangat itu sudah hilang, tapi dampaknya nggak bisa hilang. Kamu harus hati-hati dalam beberapa hari ini, usahakan jangan keluar."Pamela mengangguk. "Terima kasih atas perhatian Pak Jason, aku tahu. Kalau nggak ada masalah lain, aku pamit dulu."Jason berseru, "Tunggu!"Pamela duduk lagi. "Ada apa lagi, Pak Jason?"Jason menatap Pamela dengan tatapan kompleks. "Pamela, topik-topik hangat itu muncul dengan sangat mendadak. Media dalam negeri nggak akan berani merilis berita tentang Keluarga Dirgantara tanpa mendapat konfirmasi. Setelah topik hangat hilang, Kakak suruh orang selidiki. Benar saja, ada campur tangan dari media luar negeri. Kamu bukan satu-satunya target mereka, tapi juga Keluarga Dirgantara. Apa pun yang terjadi, kamu harus hati-hati. Dengar nggak?"Pamela jengkel mendengarkan imbauan yang sama,
Tomi menepuk sandaran tangan kursi roda dengan keras dan mendengus. "Dia nggak setuju? Aku kakeknya! Selama aku masih hidup, dia nggak bisa menjadi diktator di keluarga ini!""Dasar kamu ...." Frida tampak galau. Ketika Frida ingin membujuk Tomi lagi, tiba-tiba ada suara yang datang dari belakang."Kakek Tomi, maafkan aku karena membawakan dampak buruk dan kerugian bagi Perusahaan Dirgantara beserta Keluarga Dirgantara. Jangan khawatir, aku akan memperbaiki reputasi Keluarga Dirgantara dan ganti rugi atas semua kerugian Keluarga Dirgantara."Tomi yang sedang marah tercengang karena mendengar suara Pamela. Kemudian, Tomi menoleh pada Pamela dan mengernyit.Frida dan Olivia menoleh ke belakang secara refleks.Pamela dan Agam sedang berdiri di belakang mereka.Frida berucap dengan canggung, "Pamela, Agam, kapan kalian pulang? Kenapa nggak bersuara?"Agam menjawab dengan tenang, "Baru masuk."Tomi menatap Pamela dengan ragu. "Kamu bilang kamu akan ganti rugi atas semua kerugian Keluarga Di
Namun, sekarang, dia sedikit khawatir dengan situasi Pamela selanjutnya .......Begitu kembali ke kamar, Pamela melepas jaketnya dan berbaring dengan lelah di tempat tidur sambil memeluk bantal.Pria itu juga melepas jasnya dan dengan santai meletakkannya di sofa di dekatnya. Pria itu mengaitkan jari-jarinya yang panjang untuk melonggarkan dasinya sambil berkata, "Jangan ambil hati apa yang Kakek katakan tadi, omongannya nggak serius."Setelah mendengar ini, Pamela dengan malas mengangkat kelopak matanya yang setengah tertutup untuk menatap Agam. "Omongan Kakek nggak serius? Kalau begitu, dulu bukankah kamu juga mendengarkan kata-kata kakekmu lalu segera menikah, 'kan?"Agam menunduk dan menatap gadis kecil di tempat tidur. "Saat itu situasinya berbeda Kakek sakit kritis. Kalau aku nggak menikah, Kakek nggak akan mau operasi."Pamela mengerutkan bibirnya sambil memegang bantal, mengangkat kakinya dan dengan ringan menginjak kaki pria itu. "Kalau begitu kali ini kakekmu masih bisa meng
Tidak ada berita lebih lanjut di Internet. Pencarian populer di Twitter hanyalah beberapa tentang hiburan. Paman pasti menggunakan beberapa cara untuk menekannya.Namun, ada banyak pesan yang belum dibaca yang terkumpul di perangkat lunak sosialnya. Pamela membuka satu per satu ....Adsila sudah membuka pesan yang paling banyak belum dibaca, menduduki peringkat pertama dalam daftar.Pamela membuka kotak dialog dengan Adsila ...."Bibi dan Paman sudah sampai rumah?""Bibi! Bibi! Kisahmu kembali heboh di Internet!""Seseorang memindahkan penelusuran populer hari ini ke Forum Alasa di Internet!""Bibi, ibu dan anak yang menuduhmu menggunakan aplikasi asing untuk siaran langsung menangis sedih di ruang siaran langsung! Cepat lihatlah!"Adsila mengirimkan tautan dikirim.Pamela membuka tautan tersebut dan melihat bahwa ibu dan putrinya yang datang ke rumah Keluarga Dirgantara untuk menimbulkan masalah hari ini sedang siaran langsung.Wanita paruh baya itu menggambarkan 'pengalaman' tidak ad