Pamela sedang menyeruput segelas jus buah dengan sedotan. Dia menatap Isabella dengan heran dan bertanya, "Itu lagu buatanmu sendiri, kamu nggak bisa main sendiri sambil bernyanyi?"Isabella sangat menawan. Dia tersenyum dengan sangat lembut dan berkata, "Tentu saja bisa, tapi akan sangat monoton. Teman-teman berharap untuk melihatku menari sambil bernyanyi!"Seusai berbicara, dia menoleh dan bertanya pada teman-teman di sekitar, "Benar, 'kan, teman-teman?"Begitu mendengar ada wanita cantik yang mau bernyanyi sambil menari, beberapa pria di sekitar langsung mengangguk dengan senang hati ...."Benar, benar! Kami belum pernah melihat Isabella menari!""Dengar-dengar, dulu Isabella pernah belajar balet, jadi dia pasti pandai menari!""Hari ini, setelah pesta kelulusan ini berakhir, kita semua mungkin akan sangat susah untuk bertemu lagi. Betapa baiknya kalau kita bisa mengakhiri perjalanan kuliah kita selama empat tahun dengan lagu dan tarian Isabella!""Benar, benar! Aku juga ingin meli
Di daerah teras, terdapat dua pohon sakura palsu dan beberapa tanaman hijau. Di bawah pohon sakura itu, terdapat sebuah panggung kecil tempat para tamu bisa bernyanyi dengan tenang.Karena lantai bawah kurang kedap suara dan lingkungannya lebih berisik, meskipun musiknya sudah dimatikan, suara dari ruangan lainnya masih saja terdengar. Oleh karena itu, para murid mengusulkan agar Pamela dan Isabella membawakan penampilan mereka di teras di lantai atas.Setibanya di lantai atas, Isabella menyerahkan partitur lagunya pada Pamela. Sambil masih tersenyum dengan sangat cerah dan ramah, dia berkata, "Nih, Pamela! Ini partitur lagu buatanku sendiri, aku yakin kamu pasti bisa memainkannya!"Pamela mengambilnya dan melihat partitur yang ditulis Isabella. Komposisi musik ini lumayan bagus, tetapi lagu ini bukanlah lagu yang bisa dimainkan dengan mudah. Orang tanpa dasar pembelajaran musik akan kesusahan untuk memainkannya dengan lancar ....Melihat Pamela yang sepertinya pusing melihat partitur
"Pamela, kalau kamu nggak bisa main kecapi, cepat turun dari panggung! Biarkan Isabella main sambil bernyanyi sendiri saja!""Benar, turun saja! Kami sudah menunggu sangat lama, jangan menghabiskan waktu kami lagi!"Kali ini, akhirnya Isabella merasa bahwa dia sudah berhasil mengalahkan Pamela, jadi dia merasa sangat bangga.Namun, dia tetap tidak lupa untuk memperlihatkan sifatnya yang pengertian. Dengan lemah lembut dan penuh simpati, dia berkata pada Pamela, "Pamela, kalau begitu, aku nggak menyusahkanmu lagi. Bagaimana kalau kamu turun dulu? Sebaiknya aku main sambil bernyanyi sendiri saja!""Ya, baiklah," kata Pamela sambil menganggukkan kepalanya untuk menyetujui saran Isabella.Baguslah, lagi pula dia juga malas memainkan alat musik!Baru saja dia meletakkan kecapi itu dan berjalan turun dari panggung, dia mendengar beberapa teman baik Isabella mulai memancing teman-teman lainnya untuk bergunjing tentang Pamela. Suara mereka juga sangat keras ...."Cih! Dia bahkan nggak bisa mai
Sebelum Pamela bisa merespons, beberapa wanita di sekitarnya mulai memancingnya lagi ...."Kenapa? Nggak bisa, ya?""Dia nggak bisa main, tapi mau pura-pura jadi murid pintar!""Kamu bahkan nggak bisa main kecapi, bukankah reputasimu sebagai murid berprestasi yang serbabisa hasil bantuan Pak Rektor? Kamu malah bilang kamu nggak berhubungan khusus dengan Pak Rektor pula! Siapa yang percaya?!"Pamela sama sekali tidak pernah membanggakan bahwa dia adalah murid berprestasi yang serbabisa. Namun, karena rektor Universitas Padalamang terlalu menyukainya dan selalu memuji prestasinya, dia pun mendapatkan reputasi seperti ini.Sedangkan dia juga memang sering dipanggil ke kantor rektor selama satu jam.Rektor Universitas Padalamang sangat menyukai matematika dan Pamela adalah murid terbaik di jurusan matematika. Jadi, begitu rektornya menemukan soal matematika yang susah, dia akan memanggil Pamela untuk membahas tentang rumus matematika. Dia juga akan mengesampingkan senioritasnya sebagai seo
Beberapa teman baiknya Isabella masih terus menyerang Pamela ...."Baiklah! Hari ini, asalkan kamu bisa memainkan satu lagu dan bisa mendapatkan tepuk tangan semua orang di tempat, kami anggap kamu menang! Nanti, jangankan minta maaf, kami bisa melakukan apa pun yang kamu mau!"Pamela berkata dengan ekspresi tenang, "Oke."Wanita yang berlagak sebagai pemimpin mereka berkata lagi, "Tapi, kalau kamu mainnya nggak bagus dan nggak mendapatkan pengakuan dari teman-teman kita, kamu harus merangkak keluar dari sini. Selain itu, kami akan merekamnya dan mengunggahnya ke forum kampus! Masih berani, nggak?"Pamela mengernyit. Dia terdiam sesaat, seakan-akan mempertimbangkan ucapan wanita itu, lalu berkata, "Baiklah!"Wanita itu tersenyum sinis dan berkata, "Kalau begitu, pergilah. Kalau kalah, jangan ingkar janji!"Pamela berbalik dan naik ke atas panggung, lalu mengambil kecapi itu dari tangan Isabella.Isabella berpura-pura menasihati Pamela dengan niat baik, "Pamela, sebaiknya jangan terima
Jadi, tadi dia hanya mempermainkan semua orang?...Ekspresi Pamela tetap tenang. Kelima jarinya yang awalnya asal memetik berubah menjadi teratur. Lagu yang dia mainkan adalah partitur gitar yang awalnya diberikan Isabella padanya.Di bawah panggung, ekspresi teman-temannya berubah dari kesal menjadi ragu, lalu menjadi kagum dan terpukau ....Isabella dan teman-teman baiknya tercengang.Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa Pamela benar-benar bisa memainkan kecapi dengan baik!Dengan situasi yang tiba-tiba berbalik, beberapa teman-teman Isabella makin tidak mau kalah. Mereka mulai memperingatkan Isabella yang berdiri di atas panggung ...."Isabella, jangan diam saja! Ayo nyanyi!""Ya, Isabella! Kalahkan Pamela dengan suara nyanyianmu!""Isabella, jangan lupa, kamu harus menari juga!"Dengan peringatan teman-temannya, Isabella baru tersadar. Setelah dia menemukan irama yang tepat, dia mulai menyanyikan lagu yang dia tulis sambil menari ....Dia bernyanyi dengan sungguh-sungguh untuk
"Pamela memang adalah murid berprestasi yang serbabisa. Dia bahkan bisa memainkan kecapi dengan lebih baik dari beberapa orang dari jurusan musik!""Aku benar-benar kagum. Aku nggak akan lagi meragukan kemampuan murid terbaik ini!""Aku juga! Sekarang, akhirnya aku mengerti kenapa teman-temanku memanggil Pamela murid berprestasi yang serbabisa. Pantas saja Pak Rektor begitu menyukai Pamela!"Hasilnya sudah jelas, semua orang di tempat terus memuji dan bertepuk tangan.Sedangkan ekspresi Isabella dan beberapa teman baiknya sangat masam.Pamela meletakkan kecapi itu dengan pelan dan berjalan menghampiri beberapa orang itu. "Sekarang, kalian bisa naik ke atas panggung dan meminta maaf pada Pak Rektor."Wanita yang memimpin terjadinya masalah ini tampak tidak percaya. "Kamu ... kamu bukan jurusan musik, kenapa kamu bisa memainkan kecapi dengan sebagus ini?"Pamela menjawab dengan cuek, "Aku nggak mahir, hanya bisa sedikit!"Mendengar nada bicaranya yang santai, wanita itu menggertakkan gig
Pamela tertawa. "200 juta? Isabella, kamu kira aku gampang ditipu, ya, hingga kamu mau menipuku seperti ini?"Isabella mendengus dengan sinis dan berkata, "Pamela, bukankah keluargamu sangat kaya? Keluargamu bahkan bisa menyumbangkan gedung untuk universitas kita. Mana mungkin kamu bahkan nggak sanggup ganti rugi sebuah kecapi?"Pamela memicingkan matanya dan bertanya balik, "Kalau aku nggak mau ganti rugi?""Kamu nggak mau ganti rugi?" Mata Isabella terbelalak. Dia pun mengancam Pamela, "Hari ini, kalau kamu berani nggak ganti rugi, aku akan lapor polisi! Bagaimanapun, ada sidik jarimu di kecapi ini. Tadi, semua orang juga sudah melihatmu memainkan kecapi ini, jadi kamu nggak akan bisa mengelak!"Pamela mengangkat bahunya dengan acuh tak acuh. Isabella jelas-jelas merasa kesal karena dia tidak berhasil menjadi pusat perhatian, jadi dia datang mencari masalah lagi dengan Pamela!Dasar wanita rendahan!"Baiklah, kamu bisa lapor polisi! Saat polisi datang, mereka bisa menilai apakah keca