Setelah berpikir sejenak, Calvin berkata, "Nona Kalana, tunggu sebentar, aku masuk ke dalam untuk beri tahu Tuan Jason terlebih dahulu."Diam-diam, Kalana menyunggingkan seulas senyum penuh kemenangan. Dia mengira dirinya sudah berhasil. Selama Calvin masuk ke dalam dan memberi tahu kakaknya dia sudah mulai menyesali perbuatan dan memperbaiki kesalahannya, kakaknya pasti tidak tega bersikap dingin padanya lagi.Seperti yang diharapkan oleh Kalana, tak lama kemudian, Jason keluar untuk menemuinya secara pribadi."Kak! Aku datang membawakan makanan kesukaan Kakak!" Seperti dulu, Kalana langsung melemparkan dirinya dalam pelukan Jason dan bermanja-manja dalam pelukan kakaknya.Namun, Jason malah meliriknya dengan tatapan dingin dan mendorongnya. Dia mengamati sekeliling dengan serius dan berkata, "Di mana Pamela? Bukankah dia datang bersamamu?"Kalana tertegun sejenak, kenapa fokus kakaknya juga Pamela?!"Hmm .... Kak Pamela sedang menungguku di dalam mobil di lantai bawah. Kak, aku sudah
Kalana mengerutkan keningnya, memasang ekspresi lemah lembut dan polos. "Kak, aku sudah menyadari kesalahanku. Aku bersalah pada Kak Pamela. Tapi, aku merasa kita juga nggak perlu mementingkannya hingga ke tahap ini .... Sekarang Kak Pamela sudah menjadi menantu Keluarga Dirgantara, boleh dibilang dia sudah merupakan anggota Keluarga Dirgantara. Sementara itu, Keluarga Yanuar dan Keluarga Dirgantara sudah lama nggak cocok. Kalau Kakak terlalu sungkan pada Nyonya Keluarga Dirgantara, orang luar akan mengira Keluarga Yanuar mengalah pada Keluarga Dirgantara ...."Jason berkata dengan sorot mata tajam, "Keluarga Dirgantara adalah Keluarga Dirgantara, dia adalah dia! Kamu merasa kita nggak perlu mementingkannya? Orang yang paling wajib bersikap sungkan padanya di antara semua anggota Keluarga Yanuar adalah kamu!"Kalana sangat terkejut, dia buru-buru berkata, "Kak, aku sangat menghormati Kak Pamela. Hari ini, aku secara khusus menawarkan tumpangan untuknya. Walau nggak searah, aku tetap ng
Calvin melihat loket es krim di seberang sana dan berkata, "Nona Pamela, Nona naik ke atas dulu, aku akan membantu Nona mengantre dan membeli es krim. Nona beri tahu aku saja rasa apa yang Nona inginkan!""Aku mau yang original saja." Sambil berbicara, Pamela mengeluarkan selembar uang seratus ribu dan menyerahkan uang itu pada Calvin. "Nah, ini uangnya!"Calvin hendak melambaikan tangannya. Namun, Pamela sudah mengerutkan keningnya seolah-olah sedang memberinya peringatan keras.Dilihat dari ekspresi Pamela, kalau dia berani tidak menerima uang ini, maka Pamela tidak akan naik ke atas lagi.Calvin sangat tidak berdaya, dia terpaksa menerima selembar uang itu, baru pergi mengantre.Karena sudah ada orang yang menggantikannya mengantre dan membeli es krim untuknya, Pamela pun naik ke atas terlebih dahulu.Siapa sangka, begitu memasuki lift, dia langsung bertemu kenalannya.Melihat Pamela berjalan memasuki lift, seorang wanita yang merias wajahnya dengan riasan tebal tertegun sejenak, la
"Dia memiliki latar belakang pendidikan yang tinggi, kemampuan bekerjanya juga bagus, dia jauh lebih hebat daripada kamu! Kamu nggak mungkin bisa kembali bekerja di sini lagi!"Pamela tetap tidak menanggapinya, bahkan tidak meliriknya sama sekali. Pamela hanya mengangkat lengannya dan mengorek-ngorek telinganya dengan jari kelingkingnya, seolah-olah mendengar suara-suara ribut yang mengganggu indra pendengarannya.Pergerakan sederhananya membuat karyawan wanita itu marah besar saking malunya. Dengan api amarah yang membara, dia menarik lengan Pamela dan berkata, "Eh! Aku sudah berbicara panjang lebar denganmu, apa kamu sudah tuli? Kenapa kamu sama sekali nggak menjawab pertanyaanku?! Dasar wanita nggak tahu sopan santun dan nggak terdidik!""Ting!"Pintu lift terbuka ....Begitu melihat situasi di dalam lift, ekspresi pria yang hendak memasuki lift langsung berubah menjadi muram.Setelah mengetahui adiknya berada di lantai bawah, Jason sudah mulai gelisah. Setelah menunggu cukup lama,
Melihat Kalana, karyawan itu seperti melihat penyelamatnya, dia pun berjalan maju dan menarik lengan Kalana sambil berkata, "Nona Kalana, Anda datang tepat waktu! Tadi, entah kenapa, Pak Jason memecat saya. Anda harus membantu saya!"Kalana mengayunkan tangannya dengan rasa jijik, seakan-akan dia menyentuh sesuatu yang sangat kotor. "Pergi sana! Memangnya kamu siapa?! Kamu kira kamu layak meminta bantuanku?!" seru Kalana.Karyawan ini tercengang sesaat, lalu dia berkata dengan ekspresi tidak percaya, "Nona Kalana? Sebelumnya, bukankah kamu bilang kamu sangat menyukaiku? Kamu meminta bantuanku untuk mengawasi Pamela di perusahaan. Kamu juga bilang ...."Kalana merasa kesal karena karyawan ini menghalangi jalannya, jadi dia langsung mendorong karyawan ini dan berkata, "Jadi kamu percaya saja? Kamu kira kamu siapa?! Dasar nggak tahu diri!"Karyawan ini langsung terjatuh, dia merasa kebingungan, dia sudah dipecat oleh Jason dan bahkan disingkirkan oleh Kalana!Mengapa hal ini bisa terjadi?
Jason bersikeras berkata, "Di sini, jangan takut buang-buang makanan." Dia benar-benar tidak tega melihat adiknya seperti ini."Pak Jason, menurutmu, sangat menyedihkan, ya, aku makan seperti ini?" tanya Pamela sambil menatap Jason dengan heran.Jason tercengang sesaat, lalu bergegas berkata, "Tentu saja nggak!"Tatapan Pamela menggelap. "Kalau nggak, tolong jangan ganggu cara aku makan," kata Pamela.Jason terdiam, dia hanya bisa duduk kembali di tempatnya sambil menatap adiknya dengan tidak berdaya dan mengikuti kemauan adiknya. Asalkan adiknya bahagia, Jason tidak berani berkomentar lagi.Pamela memakan sepotong daging dengan santai, lalu berkata, "Pak Jason, aku harap orang lain nggak mengetahui hubungan darah antara kita. Kamu seharusnya belum bilang ke siapa-siapa, 'kan?"Jason mengangguk dengan tegas dan berkata, "Iya, tenang saja, aku nggak memberi tahu hal ini pada siapa pun. Pamela, sebelum aku yakin kamu akan bersedia pulang ke rumah, aku nggak akan memberi tahu siapa pun."
Jason mengambil sendok itu, tetapi dia tidak mengambil makanan. Dia hanya menatap lekat-lekat pada Pamela dengan tatapan lembut.Melihat hal ini, Kalana merasa sangat tidak senang. Namun, dia tetap harus mempertahankan senyuman yang sopan. Dia mendorong salah satu kotak makanan ke hadapan Pamela sambil berkata dengan pura-pura baik, "Kak Pamela, cobalah makanan ini!"Pamela hanya berterima kasih dengan cuek, tetapi dia tidak memakan makanan yang dibawa Kalana.Kalana yang tidak mendapatkan tanggapan apa pun hanya bisa berdiri di satu sisi dengan canggung. Dia merasa seakan-akan dia menjadi pelayan yang sedang melayani orang lain, tetapi dia tidak bisa menunjukkan ketidaksenangannya. Dia pun menarik sebuah kursi dan duduk di sisi kakaknya.Sejak dia datang, kakaknya dan Pamela tidak lagi berbicara. Dalam hatinya, Kalana makin mencurigai hubungan antara Jason dan Pamela!Kalana mengeluarkan ponselnya dan melihat foto yang dia kirimkan pada Agam. Foto itu sudah terkirim, tetapi dia tidak
Jason sendiri juga mengetahui sifat adiknya yang keras kepala, jadi dia membuang napas dengan lelah dan bertanya dengan muram, "Tadi, dia panggil kamu dengan panggilan apa?"Calvin yang terus dipelototi oleh bosnya pun mulai merasa pusing. "Emm ... Nona Pamela sangat sopan, dia memanggil saya Kak Calvin," jawab Calvin.Jason langsung mendengus. "Huh!"Calvin hanya bisa terdiam....Di dalam lift, ada kamera pemantau, jadi Kalana tetap berhati-hati karena dia takut dia akan meninggalkan kelemahannya di tempat kakaknya. Oleh karena itu, dia tidak mengucapkan apa pun pada Pamela di dalam lift, hingga saat mereka keluar dari Perusahaan Yanuar dan naik ke mobil.Pada saat ini, Kalana baru berkata dengan sinis, "Kak Pamela, kamu benar-benar hebat, ya, bisa membuat orang seperti kakakku bersikap sebaik itu padamu!""Kamu terlalu memujiku," kata Pamela, lalu dia menguap dengan bosan. Tanpa melihat Kalana sama sekali, dia berkata pada sopir yang sedang mengemudi di depan, "Pak, tolong antarkan