Mendengar pertanyaan Pamela, Kalana tertegun sejenak.Selama bertahun-tahun ini, tidak ada seorang pun yang mengajukan pertanyaan sedetail ini padanya, jadi dia juga belum mengarang cerita sedetail mungkin.Kalau dia mengarang cerita sekarang, dia takut Pamela akan menemukan sesuatu yang janggal ...."Kak Pamela, sepertinya kamu nggak terlalu memercayai ucapanku? Dari awal, aku sudah mengatakan padamu karena kejadian itu sudah berlalu terlalu lama, ada banyak detail yang aku nggak terlalu ingat lagi. Bukankah Agam juga nggak terlalu ingat lagi ...."Pamela tersenyum dan berkata, "Ah, tentu saja aku bukan nggak memercayaimu. Lihatlah kamu ini! Kenapa kamu sampai marah? Nona Kalana, setelah mendengar ceritamu, aku ingat saat itu kamu masih sangat kecil, tapi sudah bermain di luar sendirian. Bukankah sangat berbahaya? Untung saja, kamu nggak bertemu orang jahat. Membayangkannya saja aku sudah merasa ketakutan, aku benar-benar nggak bisa membayangkan kalau kamu sampai diculik oleh penjahat
Kalana tersadar kembali, lalu menyunggingkan seulas senyum malu dan berkata, "Nggak apa-apa, aku hanya sedang berusaha mengingat-ingat kejadian saat itu ...."Pamela menyunggingkan seulas senyum dan berkata, "Oh, begitu, ya. Kalau begitu, apa kamu sudah mengingatnya? Saat itu, apa warna pakaian yang dikenakan oleh Pak Agam-ku?"Kalana benar-benar kesulitan untuk menjawab pertanyaan ini. Namun, pertanyaan ini adalah pertanyaan yang sangat sederhana. Kalau dia mengatakan sudah tidak ingat lagi, pasti tidak bisa diterima ....Agam jarang mengenakan pakaian berwarna, seharusnya jawabannya antara warna hitam atau warna putih ....Kalau begitu, dia pilih salah satu dari kedua warna ini saja."Hmm ... sepertinya pakaian warna hitam ...."Begitu mendengar jawaban Kalana, Agam sedikit menyipitkan matanya, sorot matanya tidak bisa ditebak.Pamela bertanya pada Kalana lagi, "Kalau begitu, apa Nona Kalana masih ingat bagian tubuh Pak Agam-ku yang digigit ular?"Ekspresi Kalana kembali membeku. Dia
Dengan kata lain, Kalana sudah menggantikan penyelamatnya yang sesungguhnya dan mempermainkannya dengan berpura-pura menjadi penyelamatnya selama sepuluh tahun!Aura amarah terpancar dari tubuh pria itu dan menyelimuti seluruh bangsal, semua orang merasakan aura dingin menjalar di seluruh tubuh mereka ....Dalam sekejap, suasana menjadi sangat tegang.Kalana juga bisa merasakan dengan jelas ada yang tidak beres. Tanpa sadar, dia mengalihkan pandangannya ke arah Agam. Dalam sekejap, sorot matanya langsung bertemu sorot mata tajam dan sedingin es pria itu."Agam, ada ... apa denganmu? Kenapa kamu menatapku seperti itu ...."Agam bertanya dengan datar dan dingin, "Nona Kalana, kalau begitu, setiap hari kamu mengantarkan makanan untukku pada pagi, siang, sore atau malam hari dan berapa kali sehari?"Sorot mata Kalana tampak menghindar, tetapi dia terpaksa tetap harus menjawab pertanyaan Agam. "Ah? Aku ... aku nggak terlalu ingat lagi .... Seharusnya sehari dua kali, yaitu pagi dan malam ha
Agam melirik Kelly dengan sorot mata sedingin es, lalu mendengus dan berkata dengan nada menyindir, "Bagaimana kamu bisa membuktikan dia yang sudah menyelamatkanku?"Kelly mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa perlu dibuktikan lagi? Kalana punya barang kepercayaan yang Tuan Agam berikan saat itu! Apa mungkin barang kepercayaan itu palsu? Kalana, cepat, cepat keluarkan gelang yang Tuan Agam berikan padamu saat itu dan perlihatkan padanya!"Tadi, Kalana benar-benar sudah panik. Kalau bukan karena ibunya membantunya bicara, dia bahkan sudah melupakan tentang barang kepercayaan ini!Dia buru-buru mengeluarkan gelang yang selalu dia bawa ke mana saja dari saku pakaiannya, lalu menyerahkannya kepada Agam dan berkata dengan ekspresi kasihan, "Agam, kamu lihat, bukankah gelang ini adalah barang kepercayaan yang kamu tinggalkan untukku? Kamu boleh memeriksanya dan lihat sendiri apakah gelang ini asli atau palsu ...."Agam mengalihkan pandangannya ke arah gelang dalam genggaman Kalana, mengeru
"Paman, apa yang kukatakan benar, 'kan?"Pamela berbalik menghadap Agam dan mengangkat alisnya.Agam mengalihkan pandangannya ke bawah dan menatap gadis-nya dengan lekat. "Bagaimana kamu bisa mengetahui semua ini?"Pamela menyunggingkan seulas senyum, lalu mengangkat lengannya dan mencolek-colek dagu pria tampan yang jauh lebih tinggi darinya itu. "Karena ... orang yang menyelamatkanmu saat itu adalah aku!"Agam sangat terkejut, dia langsung menggenggam tangan gadis-nya yang sedang mencolek-colek dagunya dan berkata, "Kamu adalah orang yang telah menyelamatkanku?"Pamela menganggukkan kepalanya dan berkata, "Ya! Hari terakhir saat aku membawakan roti kukus untukmu lagi, aku mendapati kamu sudah nggak berada di sana. Kupikir kamu sudah digigit oleh serigala. Aku bahkan menguburkan beberapa buah roti kukus sebagai bentuk penghormatan terakhir untukmu!"Agam tidak bisa berkata-kata.Kerutan di keningnya terlihat agak rileks, kilatan tidak percaya melintas di matanya.'Ternyata dia orangny
Pamela beranjak dari dalam pelukan Agam dengan perlahan. Setelah berdiri dengan tegak, dia menghadap Kalana, lalu memeluk lengannya dengan santai dan berkata, "Aku nggak punya bukti konkret. Tapi, dalam benakku dan Pak Agam-ku ada ingatan yang sama. Ini sudah bisa menjadi alasan yang kuat dia memercayaiku."Kalana yang masih enggan menyerah bertanya, "Kejadian itu sudah berlalu selama bertahun-tahun, wajar saja kalau ada salah ingat! Saat itu, orang yang menyelamatkan Agam jelas-jelas adalah aku!""Aku hanya nggak mengingat detail kejadian itu, sedangkan kamu hanya kebetulan menebak jawaban yang benar!""Sekarang aku sudah ingat. Saat itu, setiap hari aku hanya membawakan satu roti kukus untuk Agam karena aku takut kalau aku membawa terlalu banyak makanan keluar, keluargaku akan mendapati aku keluar secara diam-diam!""Lagi pula, Kak Pamela, setahu aku saat kamu masih kecil, kamu nggak tinggal di desa di mana Agam berada dan terluka. Bagaimana mungkin kamu yang masih kecil muncul di se
Karena berpura-pura kasihan tidak ada gunanya lagi, Kalana memelototi Pamela dan berkata, "Bukan, bukan begitu! Kamu ... kamu! Pamela, kamu sengaja mengarang cerita untuk menjebakku! Kamu! Semuanya adalah rencana licikmu! Kamu ingin mencelakaiku! Aku nggak akan membiarkanmu mencelakaiku begitu saja ...."Kalana yang tidak bisa membalikkan situasi lagi sudah tidak bisa menahan diri dan berpura-pura lagi. Dia langsung mengulurkan lengannya dan menerjang ke arah Pamela, seolah-olah ingin mencekik wanita yang selalu merusak rencananya itu sekarang juga ....Namun, sebelum dia berhasil menyentuh Pamela sedikit pun, pergelangan tangannya sudah ditahan oleh Agam dengan kuat. "Apa yang ingin kamu lakukan?"Kalana tidak berani menggila di hadapan Agam, dia berkata dengan air mata tampak membasahi wajahnya, "Agam, kamu jangan memercayai ucapan wanita ini! Jangan percaya padanya!""Pamela hanya putri dari keluarga miskin, dia ingin menikmati hidup orang kaya. Semua yang dilakukannya hanya untuk m
'Ibu ingin mencelakai Pamela dengan menambahkan sesuatu yang bisa membuat orang keguguran dalam jumlah besar dalam jus delima. Karena salah minum jus delima yang Ibu persiapkan untuk Pamela, aku baru berakhir berada di rumah sakit seperti ini!'Justin baru menyadari ternyata selama ini ibu kandungnya dan kakak kandungnya hanya sedang berpura-pura, mereka bukanlah orang yang baik hati dan pengertian seperti yang dia kenal!Melihat mental Justin yang masih rapuh itu hancur, Pamela menggelengkan kepalanya dengan tidak berdaya, lalu berkata pada pria itu, "Tuan Muda Justin, beristirahatlah dengan baik! Usahakan lebih cepat dewasa, ya!"Justin tersadar kembali dan mengalihkan pandangannya ke arah Pamela. Pemuda itu tampak mengerutkan keningnya tidak senang. Dia memang hendak mengucapkan sesuatu, tetapi dia merasa bersalah atas tindakan ibunya dan kakaknya. Pada akhirnya, dia mengatupkan bibirnya dengan rapat dan memilih untuk tutup mulut."Paman, ayo kita pergi."Pamela menggandeng tangan A