Pamela mengedipkan matanya dan berseru, "Aku nggak menyesal!"Agam tersenyum dengan santai sambil berkata, "Nggak menyesal, ya? Kalau tadi aku nggak di sana, apakah kamu akan menyetujui tawaran itu dan bertemu dengan pria muda itu?"Pamela minum air sambil berpikir keras, lalu menganggukkan kepalanya dengan wajahnya yang memerah dan menjawab, "Seharusnya iya!"Tatapan Agam seketika menggelap. "Huh, berani sekali kamu mengakuinya?!"Pamela menatap Agam dengan sepasang matanya yang jernih, tatapannya sangat tulus."Benar, aku ingin bertemu dengan Ferdi Salim, tapi bukan mau kencan buta dengannya. Aku hanya ingin bertemu dengan idola dari masa mudaku, sekaligus meminta tanda tangannya!" kata Pamela.Dengan ekspresi masam, Agam tidak lagi menanggapi ucapan Pamela. Dia mengangkat kepalanya dan meneguk setengah botol air.Melihat ekspresi dingin pria ini dari samping, Pamela berpikir, 'Paman cemburu, ya?'Setelah berpikir sejenak, Pamela mengernyit dan bertanya, "Paman nggak punya idola di m
Gadis ini sengaja menggodanya!Agam memelototi wajah kecil yang usil ini untuk sesaat, lalu memicingkan matanya dan mendekati gadis ini sambil berkata, "Bukankah karya Paman ada padamu?"Sambil berbicara, tangan kasar pria ini mengelus perut Pamela dan menggelitik perutnya melalui lapisan kemeja yang dia pakai. Kehangatan dari telapak tangan pria ini pun menembus ke dalam ....Wajah Pamela seketika memerah. Dia mendorong Agam sambil berkata, "Paman, kamu mau ngapain? Kamu ... kamu .... nggak malu, ya?!"Melihat gadis ini malu-malu seperti ini, akhirnya pria ini tersenyum dan mencium gadis ini dengan lembut. Dengan tatapan mendalam, Agam berkata, "Pamela, kelak, kamu nggak boleh mengeluh kalau aku tua. Kamu nggak boleh meninggalkanku demi seorang pria muda!"Pamela tercengang sesaat, lalu tersenyum dan berkata, "Kalau begitu, kamu harus mencari cara untuk membuatku senang. Kalau nggak, saat kamu sudah tua dan nggak bisa berjalan lagi, aku akan melepaskan selang oksigenmu dan pergi menca
Ada dua kamar khusus di lantai atas Kediaman Yanuar, salah satunya kamar yang dulu ditempati oleh ibu dan ayah kandungnya Jason, sedangkan kamar lainnya adalah kamar milik Rembulan, adik kandung Jason dari ayah dan ibu yang sama dengannya.Kedua kamar ini masih sama seperti 15 tahun yang lalu, sama sekali tidak ada yang berubah dan juga merupakan tempat terlarang bagi Keluarga Yanuar.Sebelum para pembantu di Kediaman Yanuar membersihkan kedua kamar ini, mereka juga harus meminta izin dari Jason untuk memasuki kedua kamar ini.Jason menutup pintu kamar, lalu menarik kursi di depan meja rias dan duduk di kursi tersebut.Bagi seorang pria dewasa dengan tinggi badan 180-an cm, kursi kecil ini jelas-jelas kekecilan. Namun, bagi Jason, kursi ini penuh akan kenangan dari masa kecilnya.Jason dan adiknya memiliki perbedaan usia 10 tahun. Saat mereka masih kecil, dia bahkan lebih sering menjaga adiknya daripada orang tuanya.Tiap malam, Jason, sebagai seorang kakak, akan duduk di kursi ini sam
Tok, tok!Tiba-tiba, terdengar suara ketukan pintu, diikuti dengan suara Calvin."Tuan, ini saya," kata Calvin."Masuklah," jawab Jason.Setelah mendapatkan izin dari Jason, Calvin baru berani mendorong pintu dan berjalan memasuki kamarnya Rembulan yang sudah menghilang selama bertahun-tahun ....Jason mengurut keningnya dengan lelah dan bertanya, "Bagaimana kondisi anak itu?"Calvin melaporkan keadaannya apa adanya. "Kata dokter, luka di kepala Revan lumayan parah, ada juga gejala gegar otak. Sekarang, dokter sudah menjahit luka di belakang kepala anak itu, juga sudah memberikan obat padanya. Tapi, karena suasana hati Revan nggak bagus, dokter menganjurkan agar dia dirawat di rumah. Yang penting, suasana hatinya harus ditenangkan. Kemudian, dia harus dibawa ke rumah sakit setiap hari untuk ganti obat. Selain itu, lukanya nggak boleh kena air."Jason memicingkan matanya. Harus dikatakan bahwa anak itu benar-benar tidak beruntung. Sejak diadopsi, dia sering sekali terluka dan lukanya ju
Tatapan Jason menjadi tajam, ekspresinya juga seketika menjadi serius. "Mereka mengambil sampel darahku?" tanya Jason.Calvin mengangguk dan menjawab, "Iya, Tuan. Saya merasa bahwa hal ini bukan hal sepele, jadi saya sudah mengirimkan seseorang untuk menangkap kedua perawat itu ke Kota Marila."Jason berdiri dan merapikan jasnya sambil bertanya, "Di mana kedua orang itu sekarang?""Di ruang bawah tanah, saya menyuruh seseorang untuk mengawasi mereka," jawab Calvin."Bawa aku ke sana!" kata Jason."Baik!" seru Calvin....Di ruang bawah tanah Kediaman Yanuar.Meskipun katanya ini ruang bawah tanah, tempat ini sudah didekorasi dengan mewah, perabotannya juga lengkap.Hanya saja, karena ruang bawah tanah terlalu teduh, anggota Keluarga Yanuar biasanya tidak akan beraktivitas di ruang bawah tanah.Pada saat ini, dua perawat yang dibawa dari Kota Kesawan itu sedang dikurung di dalam satu kamar.Mereka tidak mengerti apa yang terjadi. Karena ketakutan, mereka hanya terus menangis sambil berp
Perawat yang berada di sebelah kanan mengangguk dan menimpali ucapan temannya. "Benar, benar! Jelas-jelas Tuan Jason orang baik!"Jason tersenyum dengan tenang dan berkata, "Aku orang baik atau bukan, semuanya tergantung pada apakah kalian akan menjelaskan dengan jujur atau nggak."Kedua perawat ini tidak memahami arti ucapan Jason, mereka saling bertatapan dengan kebingungan.Baik mengerti maupun tidak, supaya mereka bisa keluar dari tempat ini hidup-hidup, mereka berusaha keras untuk bersikap kooperatif ...."Tuan Jason, tanyakan saja apa pun itu pada kami! Kami pasti akan menjawab dengan jujur semuanya yang kami ketahui!""Benar, benar! Asalkan kami mengetahuinya, kami pasti akan menjawab dengan baik!"Jason menyesap seteguk kopi lagi dan bertanya, "Dengar-dengar kalian berdua mengambil sampel darahku, ya?"Mendengar pertanyaan Jason, ekspresi kedua perawat ini langsung menjadi kaku ....Mereka sama sekali tidak menyangka bahwa mereka diculik karena hal itu!Karena hal itu bukan han
"Kalian berdua, sebagai tenaga kesehatan, menggali privasi pendonor darah dengan pekerjaan kalian. Apakah ini etika profesi kalian? Kalian merasa kalian masih layak bekerja dalam bidang ini?" tanya Jason dengan sinis, membuat kedua perawat itu menundukkan kepala mereka dengan perasaan bersalah ...."Tuan Jason, kami sudah tahu salah! Sebenarnya, kami berdua hanya magang dan belum menjadi perawat yang sesungguhnya ....""Jadi, semoga Anda bisa berlapang dada dan nggak menyebarkan hal ini ke luar. Jangan karena perbuatan kedua pekerja magang seperti kami, pandangan semua orang terhadap pekerja rumah sakit kami dan bahkan seluruh industri medis terpengaruh. Rekan kerja kami di rumah sakit bekerja sangat keras dan sangat berdedikasi, jangan sampai perbuatan kami berdua memengaruhi mereka.""Saya tahu saya sudah nggak lagi berkualifikasi untuk menekuni pekerjaan suci ini. Nanti, saya akan mengundurkan diri dari rumah sakit!"Jason mendengarkan ucapan ini dengan ekspresi acuh tak acuh. Denga
Perawat itu menjelaskan dengan gemetaran. "Karena kami melanggar aturan, setelah kami melihatnya, kami langsung menghancurkannya .... Tuan Jason, ada ... ada apa dengan Anda?"Pada saat ini, wajah Jason yang tampan terlihat sangat tegang. "Biar kutanya sekali lagi! Kamu yakin kamu nggak salah ingat? Tes DNA itu membuktikan kalau aku berhubungan kakak adik dengan Pamela?""Iya, saya nggak salah ingat ... karena taruhannya berkaitan dengan apakah saya bisa menjadi pekerja penuh waktu atau nggak, jadi saya yakin saya nggak salah ingat. Hasil tes DNA membuktikan bahwa Anda adalah saudara kandungnya Nona Pamela!" jawab perawat itu.Mendengar perawat itu berbicara dengan sangat tegas, Jason pun tercengang untuk sekian lama, sebelum dia melepaskan perawat itu.Sedangkan perawat yang mendapatkan kebebasan itu langsung menangis ketakutan ....Tangan Jason gemetaran. Informasi yang baru saja dia dapatkan ini adalah serangan yang sangat besar baginya!Selama ini, dia tidak tega bertindak terlalu