Andra tiba-tiba membungkuk dan berkata langsung di telinga Pamela, "Tapi, kalau kamu suka, aku bisa memberikannya padamu sebagai mahar."Pamela mengernyit. Dia menatap Andra dengan tatapan kesal, tetapi tidak menghiraukan gurauan itu.Saat dia sedang memikirkan cara membujuk Andra untuk menjualkan tiga lukisan ini padanya, dia tiba-tiba merasakan rasa sakit yang datang dari perutnya!Pamela mengernyit, ekspresinya juga menjadi sangat masam ....Menyadari keanehan Pamela, Andra langsung bertanya dengan suara kecil, "Ada apa?"Kening Pamela sudah bercucuran keringat dingin. Wajahnya juga agak memucat. "Aku ... tiba-tiba nggak enak badan ...."Dengan ekspresi khawatir, Andra berkata, "Galeri ini memang agak dingin. Kamu masuk angin, ya?""Mungkin ... ya!" Pamela menggertakkan giginya, tubuhnya juga mulai gemetaran.Andra melepaskan jaketnya dan menyelimuti tubuh Pamela sambil berkata dengan lembut, "Sini, kamu bisa istirahat di ruang istirahat. Di sana nggak ada pendingin ruangan, jadi ka
Pamela menengadahkan kepalanya dan melihat Nyonya Frida. Pamela terkejut dulu, baru berkata dengan lemas, "Nenek? Kok Anda datang kemari ...."Nyonya Frida belum sempat berbicara, sudah melihat Olivia berkacak pinggang memarahinya sambil berjalan ke depan, "Pamela, bisa-bisanya kamu masih ada muka panggil Nenek? Keluarga Dirgantara nggak mau menantu yang berselingkuh sepertimu!"Justin terlihat sangat bangga, bahkan ikut berkata, "Pamela, kami sudah menangkap basah kamu berselingkuh, jadi kamu nggak usah pura-pura polos!"Pamela mengerutkan alisnya.Saat ini, Pamela benar-benar tidak punya tenaga untuk berdalih dengan mereka.Andra hanya melihat beberapa orang yang menerobos itu dengan tenang, lalu melihat Pamela yang pucat. Terhadap hubungan mereka, Andra agak kaget, juga ada kesimpulan di dalam hatinya.Setelah dia memapah Pamela, dia berdiri dengan senyum sambil berkata, "Ternyata Nyonya Frida yang datang kemari, kok nggak ada yang duluan memberitahuku, ya? Kalau aku tahu Anda datan
Melihat neneknya sudah mau percaya dengan alasan Pamela, Olivia segera menyela, "Nenek, jangan percaya dengan alasannya, jangan dibohongi dia lagi. Kalau dia benaran nggak enak badan, kenapa dia nggak ke rumah sakit, malah bersembunyi di tempat ini untuk beristirahat dengan seorang pria? Nenek, Keluarga Dirgantara nggak boleh membiarkan wanita licik sepertinya! Sifat Pamela nggak beres, dia nggak hanya selingkuh, semalam dia juga mencuri jam tangan Kak Stevi. Kalau nggak percaya, Nenek tanya saja pada Kak Stevi!"Stevi menunjukkan ekspresi murah hati sambil menggelengkan kepala. "Nenek Frida, sebenarnya nggak apa-apa, kok. Aku hanya kehilangan satu jam tangan, bukan barang yang sangat berharga. Tapi, perbuatan Pamela hari ini benar-benar bersalah pada Agam ...."Wajah Pamela sudah pucat bagai kertas putih, lalu dia tersenyum dan mengabaikan Stevi dan yang lain.Pamela membuka selimut, lalu berdiri dengan menahan rasa sakit sambil berkata pada Nyonya Frida, "Nenek, nggak peduli Anda per
Melihat adegan saat ini, Stevi merasa akan ada tontonan menarik, jadi tatapannya terlihat sangat senang.Pamela menghancurkan satu jam tangannya, hari ini balasannya sudah datang! Perlukah di saat ini bilang "mampus"!Stevi berpura-pura sedih sampai menghela napas, lalu dia berjalan ke arah Agam dan berniat baik membujuk pria itu, "Agam, kamu jangan terlalu marah! Nggak ada yang menyangka kalau Pamela bisa melakukan hal semacam ini ...."Agam melirik Stevi sejenak, lalu menatap ke arah Pamela dengan tatapan tajam, baru berkata dengan dingin, "Kemarilah!"Pamela sangat tenang. Setelah dia berterima kasih pada Andra yang memapahnya, dia selangkah demi selangkah berjalan ke arah Agam dengan patuh. "Paman ...."Hanya saja, sebelum dia berjalan sampai depan Agam, tiba-tiba dia merasa pusing, bahkan hampir jatuh ke lantai.Untung saja Agam mengulurkan lengan panjangnya untuk memapahnya dan berkata dengan alis dikerut, "Mana kemampuanmu? Kenapa lemas seperti ini?"Pamela merasa sangat sakit,
Saat mengetahui kondisi tubuh cucu menantunya baik-baik saja, Nyonya Frida pun menghela napas lega.Di sisi lain, hal ini membuktikan kalau Pamela belum hamil, jadi Nyonya Frida menghela napas menyesal.Tampaknya paling cepat cicitnya akan datang di bulan depan!Karena hal ini tidak terjadi seperti harapan Justin, jadi Justin yang tak mau menyerah mengingatkan, "Kak Agam, sebelum kamu datang, Pamela sedang berbaring di ruang istirahat bersama pria bernama Andra. Wanita dan pria berada di satu ruang tanpa alasan jelas, bisa dibilang wanita ini nggak beres, kamu seharusnya menceraikannya!"Agam melihat ke arah Justin. "Kamu nggak usah belajar, ya? Kenapa begitu memedulikan urusan istriku?"Punggung Justin merinding, bahkan menelan air ludah. "Ha ... hari ini aku sudah minta izin!"Agam mengerutkan alisnya. "Hanya untuk mengawasi istriku?"Justin berkata dengan gagap, "A ... aku nggak sengaja menemukan dia asal pergi, jadi aku mengikutinya, lalu menemukan dia berkencan dengan pria lain ..
Agam hanya mengiakan, lalu bertanya, "Kapan kamu pulang?"Andra berjalan maju sambil tersenyum ceria. "Sekitar seminggu lalu, kepulanganku kali ini agak mendadak, jadi belum sempat mencarimu dan Derry untuk berkumpul!"Tatapan Agam terlihat tenang. "Nggak usah buru-buru, tunggu kamu ada waktu saja."Andra tertawa lagi. "Agam, sebenarnya waktu itu kita sudah bertemu di Uirel Bar, hanya saja saat itu kamu ada urusan, jadi aku juga nggak berani menyapamu.""Benarkah?" Ekspresi Agam masih tidak berubah, tapi matanya yang tajam ada aura dingin.Waktu itu di Uirel Bar, mereka memang sudah saling melihat dari kejauhan.Waktu itu Pamela kalah main game di ruang Snow, jadi dia dihukum untuk mencari seorang pria dan berciuman dengan pria itu. Sementara Andra adalah pilihannya waktu itu.Andra berkata lagi, "Agam, kudengar kamu sudah menikah, tampaknya aku sudah melewatkan acara pernikahanmu!"Agam tersenyum dengan acuh tak acuh. "Kalau kamu mau memberi kami selamat, lain hari kami bisa mengundan
Andra membawa seorang pria paruh baya yang mengangkat kotak obat berjalan kemari. "Agam, kebetulan dokter pribadiku sudah tiba, bagaimana kalau biarkan dokterku memeriksa kondisi Lala?"Lala?Sebagai suami, dia saja tak pernah memanggil Pamela seperti ini."Nggak usah repot-repot." Agam menggendong Pamela sambil berjalan melewati Andra.Dalam hati Andra tahu kalau Pamela tidak bersedia ke rumah sakit, jadi dia maju untuk membujuk lagi ....Ervin malah berbalik badan dan mengadangnya. "Tuan Muda Andra nggak perlu repot soal urusan Nyonya Muda. Tuan Muda sudah menyuruhku memanggil ambulans, ambulans juga sudah di depan."Am ... ambulans? Andra menyipitkan sepasang matanya yang menawan, lalu menatap Agam yang menggendong Pamela pergi. Kemudian, dia merenung sesuatu tanpa mengatakan apa-apa....Di ambulans, Pamela berbaring di tandu dengan wajah yang makin pucat.Wajahnya pucat bukan karena sakit di tubuhnya makin parah, melainkan karena suasana hatinya yang makin kacau ...."Paman, aku s
Di IGD rumah sakit.Dokter IGD menekan perut Pamela, setelah menanyai kondisi sakitnya di bagian mana, dokter pun menyuruh suster mengundang seorang ketua pengobatan tradisional untuk memeriksa nadinya.Dokter pengobatan tradisional itu mengerutkan alisnya, lalu menoleh untuk bertanya pada keluarga pasien, "Apa dia beberapa saat ini mengonsumsi banyak suplemen?""..."Waktu Agam di rumah tidak banyak, jadi dia tidak tahu tentang makanan yang dikonsumsi Pamela.Ervin berjalan ke depan untuk berkata, "Tuan Muda, aku dengar pengurus rumah bilang beberapa hari ini Nyonya Frida terus memasak berbagai sup untuk Nona Pamela, bahkan menggunakan ginseng ribuan tahun yang disimpan tuan besar untuk memasak sup, lalu diberi kepada Nona Pamela. Apa karena sup itu?"Dokter pengobatan tradisional menggelengkan kepalanya. "Masih muda, juga sehat, untuk apa memakan begitu banyak suplemen? Makan banyak suplemen mudah panas dalam, bahkan bisa menyebabkan gangguan endokrin, waktu datang bulan menjadi cepa