"Tapi aku ... nggak bisa melahirkan bayi, jadi aku ingin mengadopsi anak. Aku sangat ingin menjadi seorang ibu ...."Melihat ekspresi patah hati adiknya karena tidak bisa punya anak, Jason merasa sedih. Bagaimana dia tega menyalahkan Kalana?Jason hanya menghela napas sambil mengangkat tangannya untuk memeluk bahu adiknya. Kemudian, dia menghibur Kalana dengan suara lembut, "Baiklah, aku tahu. Besok, bawa anak itu pulang! Nggak baik membiarkannya di luar sepanjang waktu. Setiap hari keluar juga akan membuatmu kelelahan."Kalana mengangkat kepalanya dengan terkejut. Kemudian, dia bertanya, "Kak? Apakah nggak apa-apa? Apakah Ayah dan Ibu akan marah padaku kalau mereka mengetahuinya? Aku takut ...."Jason mengulurkan tangan dan mengambil tisu untuk menyeka air mata adiknya sambil berkata, "Jangan takut, Ayah dan Ibu juga mengetahui kondisi fisikmu. Mereka dapat memahami kesulitanmu. Tapi, mereka tetap membutuhkan proses untuk menerima masalah ini.""Kalana, kali ini kamu mengambil inisiat
Jason menandatangani kontrak dengan penanggung jawab perusahaan Lomana di ruang konferensi dengan senang hati. Kedua pihak berdiri dan berjabat tangan dengan ramah untuk mengucapkan selamat tinggal.Sebelum pergi, penanggung jawab perusahaan Lomana berbicara panjang lebar dengan Jason.Jason tidak memahami bahasa Lomana. Dia sedikit memiringkan kepalanya dan bertanya pada Pamela yang terus menerjemahkan, "Apa yang dia bicarakan?"Pamela menerjemahkan sambil tersenyum profesional, "Pak Jason, mereka memberitahumu bahwa kerja sama ini adalah yang paling menyenangkan baginya. Mereka berharap dapat terus bekerja dengan perusahaan Yanuar dalam sepuluh tahun ke depan. Negara mereka menyukai kerja sama dengan perusahaan Yanuar yang tulus dan bertanggung jawab, nggak seperti perusahaan lain yang kaku."Jason merasa agak terkejut. Jarang sekali perusahaan Negara Lomana yang selama ini sombong dan sulit dilayani memiliki sikap yang begitu hangat dan ramah.Sepertinya ini semua karena kemampuan p
Setelah mendapatkan jawaban yang memuaskan, Pamela menjawab sambil menunjukkan senyuman santai, "Nggak apa-apa, selama pria itu nggak sering datang, aku merasa lega."Calvin merasa sikap Pamela sangat aneh. Dia tidak tahu apa yang Pamela pikirkan, jadi dia pun berjalan pergi tanpa memperhatikannya lagi ...."Tunggu! Calvin, ada hal lain yang ingin aku tanyakan padamu."Pamela memanggilnya lagi.Calvin berkata dengan tidak sabar, "Kalau ada yang ingin kamu katakan, sebaiknya katakan semuanya sekaligus!"Pamela berkata, "Masalahnya adalah ... aku nggak ingin anggota Keluarga Dirgantara mengetahui aku bekerja di sini. Jadi, tolong sembunyikan informasi pekerjaanku dan jangan biarkan siapa pun mengetahui bahwa aku bekerja di Perusahaan Yanuar, ya?"Untuk beberapa saat, Calvin menatap Pamela dengan bingung. Kemudian, dia berkata, "Oke, ini bukan masalah besar."Pamela membungkuk dengan sungguh-sungguh sambil berkata, "Kalau begitu tolong, ya. Terima kasih!"Calvin tercengang dengan Pamela y
Pamela duduk dengan malas di meja kerjanya sambil memandang Stevi. Dia tidak berniat untuk menyangkal ucapan Stevi. "Yah, benar. Nona Stevi, sekarang kamu seharusnya berada di penjara!"Kemarin, Stevi baru dibebaskan dengan pengurangan hukuman.Kalana yang memohon kepada Jason agar menggunakan beberapa koneksi untuk membebaskan Stevi.Oleh karena itu, saat ini rambut Stevi yang dulu panjang dan bergelombang telah menghilang. Dia menggunting rambut pendek sebahu seperti narapidana wanita lain di penjara.Hanya saja, semalam Stevi telah mewarnai rambutnya, mengubah penampilan dan merawat tubuhnya dengan cermat. Saat ini, penampilan Stevi terlihat sangat modis dan indah.Memikirkan pengalamannya dipenjara secara tidak adil selama lebih dari dua bulan, Stevi menatap Pamela dengan kesal sambil menggertakkan gigi dan mencibir dengan nada menghina."Apakah kamu benar-benar berpikir aku akan dipenjara selamanya? Pamela, kamu harus tahu Kalana dan aku adalah sahabat dekat. Bagaimana mungkin dia
Sebelumnya, Stevi telah menunjukkan hal ini dengan jelas. Stevi selalu secara terang-terangan menunjukkan perilaku ambigu dan secara sepihak menyatakan bahwa Jason adalah miliknya.Stevi berkata sambil tersenyum dengan percaya diri, "Sekarang memang belum, tapi cepat atau lambat itu akan terwujud! Kalana berjanji padaku bahwa dia pasti akan menjadikanku sebagai saudara iparnya! Kak Jason selalu mendengarkan pendapat Kalana. Apakah hasilnya masih perlu diragukan?""Siapa yang mau jadi adik ipar siapa?"Tiba-tiba, terdengar suara Jason yang anggun dan dingin.Pada saat bersamaan, Stevi dan Pamela terkejut hingga menoleh ke arah asal suara itu ....Jason tampak seperti baru saja kembali dari luar. Mantel yang telah dilepasnya dipegang di lengannya dengan santai. Setiap gerakannya itu terlihat anggun dan bermartabat.Dia berjalan dengan perlahan sambil menatap Stevi. Kemudian, dia bertanya sambil mengernyitkan keningnya, "Kenapa kamu ke sini? Apakah kamu ingin bertemu denganku?"Saat ini,
"Pak Jason, ini kopimu."Pamela mengetuk pintu kantor, lalu membuka pintu dan berjalan masuk. Dia mengantarkan secangkir kopi panas yang baru saja diseduh kepada Jason dan meletakkannya di atas meja dengan stabil."Ya."Jason sedang membaca dokumen dengan serius, jadi dia hanya berdeham pelan. Jason mengulurkan tangan untuk mengambil kopi tanpa mengangkat kelopak matanya dan menyesapnya. Setelah menyesap sedikit, Jason masih fokus pada dokumen di tangannya.Pada saat ini, Stevi yang sedang duduk di sofa ruang tunggu kantor sambil memandang Jason dengan senyum penuh harap. Selama Jason menyesap kopi dengan gula kental dan susu, dia pasti akan memarahi Pamela.Namun, setelah Jason menyesap kopinya, dia tidak bereaksi. Ekspresinya terlihat seperti biasa.Ada apa ini?Stevi mengerutkan keningnya. Ekspresi penuh harap di wajahnya berangsur-angsur berubah menjadi kekecewaan. Mengapa Kak Jason tidak bereaksi? Mungkinkah dia telah mengubah seleranya? Mustahil!Sementara Pamela berdiri di sampi
Namun, melihat Jason tidak memiliki sikap yang baik terhadap Pamela, Stevi pun merasa lega.Untungnya, Jason memiliki selera yang bagus. Dia tidak tertarik pada gadis desa seperti Pamela.Tidak seperti Agam, Stevi tidak tahu apa yang membuat Agam jatuh cinta pada Pamela si gadis desa itu!Setelah Pamela pergi, hanya Stevi dan Jason yang tersisa di kantor.Saat seorang pria dan wanita berada di ruangan yang sama, ini adalah saat yang tepat untuk memupuk perasaan.Namun, setelah menunggu lama, Jason masih tidak berbicara dengan Stevi.Bahkan Jason sepertinya sudah melupakan keberadaan Stevi ....Jason sedang membaca dokumen. Setelah itu, dia melihat komputer dan mengetik di keyboard. Dia terlihat sangat sibuk.Stevi melihat pria yang dicintainya bekerja dengan serius. Makin Stevi memperhatikan, hatinya merasa makin menyukai Jason. Dia ingin lebih dekat, tetapi dia tidak berani mengganggu Jason.Hingga istirahat makan siang, Jason masih belum berniat untuk beristirahat.Stevi mau tidak ma
Apakah ini adalah anak Kalana dan Agam?Setelah menatap anak laki-laki itu beberapa saat, Pamela mengangkat kelopak matanya dan menatap Kalana yang tersenyum bahagia.Kalana berkata sambil memandang Pamela dengan wajah tersenyum, "Kak Pamela, ketika kita bertemu kemarin, aku bahkan nggak punya waktu untuk menyapamu. Lama nggak bertemu."Pamela berkata sambil tersenyum pelan, "Ya, lama nggak bertemu. Nona Kalana juga terlihat baik."Kalana menggendong anak laki-laki di kereta dorong, lalu mengeluarkan dot dari mulut anak laki-laki itu, "Revan, panggil Bibi Pamela."Seorang anak berusia di atas satu tahun yang baru belajar berjalan itu berteriak dengan pengucapan yang sangat tidak jelas, "Bi ... Bi ... Bibi Pamela ...."Mungkin karena Pamela sedang hamil, ketika melihat bayi sekecil itu, Pamela merasa lucu. Pamela mengangguk sambil menjawab, "Halo, teman kecil."Anak laki-laki kecil itu sepertinya sedikit takut dengan orang asing. Dia memandang Pamela dengan takut, lalu melingkarkan leng