"Apakah Ibu nggak sadar kalau hubungan mereka masih sangat canggung?""Aku hanya melihat bahwa mereka saling menyukai," kata Lesti dengan tidak berdaya."Jangan bohong. Aku tahu hubungan mereka sama sekali nggak melibatkan perasaan. Kalau Dian bisa menikah dengannya, kenapa aku nggak bisa?" kata Ririn.Lesti membuang napas dan berkata, "Kamu putriku, tentu saja aku merasa kalau kamu layak untuk pria mana pun.""Tapi, kamu harus melihat situasi sekarang. Ucapanmu di meja makan tadi sama sekali nggak cocok di situasi itu.""Bahkan ayahmu pun nggak bilang apa-apa, tapi kamu malah menyuruh Phillip untuk sering-sering datang ke rumah. Kalau hal ini tersebar ke luar, sungguh, kamu nggak akan bisa menikah lagi dengan pria lain seumur hidupmu!"Ririn langsung berseru, "Kenapa aku mau menikah dengan pria lain? Aku hanya perlu menikah dengan Phillip!""Ibu sudah hidup dengan terlalu baik, makanya Ibu melupakan penderitaan kita dulu, ya.""Hanya dengan menikah dengan Phillip, aku baru bisa mengal
"Kamu ini ....""Meskipun aku sangat nggak senang dengan perbuatan ayahmu, aku harus berterima kasih padanya."Mendengar ucapan Phillip, Dian pun bertanya, "Berterima kasih untuk apa? Bukankah kalian nggak cocok, ya?"Dia benar-benar tidak memahami maksud Phillip. Jika itu dia sendiri, dia pasti akan sangat kesal jika ada orang yang terus-menerus meminta uang darinya dan menyusun rencana untuk anaknya yang belum dilahirkan.Namun, Phillip malah tertawa. Apakah ini sikap seorang presiden direktur?"Aku berterima kasih padanya karena dia bersikeras untuk menikahkanmu pada keluargaku," jawab Phillip.Dian seketika terdiam, wajahnya juga langsung memerah. Jantungnya berdetak dengan kencang. Dia tidak berani memercayai ucapan Phillip. Begitu dia bertemu tatap dengan Phillip, dia langsung melihat ke luar jendela.Dian berkata, "Kamu ... jangan ucapkan kata-kata yang ambigu seperti ini. Aku akan membayar kembali uang yang sudah dipinjam ayahku. Kamu nggak perlu menggunakan trik seperti ini ..
"Ada apa? Kamu nggak suka dengan desain ini, ya? Kalau kamu nggak suka, aku bisa menyuruh desainernya merancang ulang tempat ini," kata Phillip.Dian bergegas menggeleng dan berkata, "Bukan nggak suka, tapi tempat ini terlalu bagus.""Aku sangat menyukai rancangan setiap detailnya, tapi ....""Tapi?" tanya Phillip dengan agak cemas. Dia berusaha untuk menanyakan banyak hal pada Dian agar saat Dian berjalan memasuki tempat ini, Dian bisa merasa terkejut dan bisa hidup dengan sangat nyaman di tempat ini."Aku suka, tapi Malebo bukan tempat untukku," kata Dian.Phillip bisa melihat kesedihan di matanya Dian.Phillip tidak mengerti mengapa Dian masih saja mengucapkan kata-kata seperti ini, padahal dia jelas-jelas sedang berusaha untuk tegar."Kita pasangan suami istri, ini rumah kita bersama, kenapa kamu malah bilang tempat ini bukan untukmu?" tanya Phillip.Dian menjawab, "Tempat ini bukan untukku, tapi tempat untukmu. Phillip, aku tahu kamu terpaksa menikahiku. Setelah masalah ini berakh
"Menurutku, wanita seperti ini sangat cocok untukmu ....""Tapi, aku nggak suka orang seperti itu," kata Phillip."Apa?" tanya Dian. "Nggak apa-apa kalau kamu nggak suka. Perasaan itu akan muncul secara perlahan, seperti awalnya, saat aku pertama bertemu denganmu ....""Terus kenapa? Jangan-jangan awalnya, kamu nggak menyukaiku, ya?" tanya Phillip.Saat Dian mengingat kembali kenangan mereka yang membuat mereka bertemu secara kebetulan, dia tidak bisa menahan diri dari tertawa. "Awalnya, kamu sangat dingin, mana mungkin aku menyukaimu. Kamu terlalu sombong, deh!""Kalau sekarang? Sekarang, apakah kamu menyukaiku?" tanya Phillip lagi.Phillip tidak memberikan Dian kesempatan untuk menghindar. Dia langsung memegang bahu wanita di hadapannya dan menariknya, supaya wanita ini mendekatinya.Kedua orang ini hanya saling bertatapan, tetapi Dian langsung tidak bisa mengalihkan tatapannya untuk sesaat. Setelah mereka berpisah, dia tidak memiliki kesempatan untuk berdekatan dengan pria ini seper
Kalau tidak, bagaimana mungkin dia terus-menerus membawa Dian pulang dan bertemu dengan keluarganya?Bagi Phillip, keluarganya paling penting. Orang luar juga tidak mengetahui bahwa dia berhubungan dengan Keluarga Sanders.Setiap kali, dia selalu membawa Dian ke acara makan dengan keluarganya, hal ini sudah cukup untuk menunjukkan bahwa dia menghargai Dian.Sayangnya, Dian memiliki terlalu banyak pikiran, sehingga hanya dia yang selalu kebingungan dan masih mengira bahwa Phillip benar-benar hanya berpura-pura menyukainya di hadapan keluarganya.Dia berkata, "Aku ... mungkin kamu hanya terbawa perasaan untuk sesaat, makanya kamu kira kamu menyukaiku, perasaan ini nggak nyata.""Kalau kamu sudah lebih tenang, kamu nggak akan merasa kalau kamu menyukaiku lagi. Apa yang bisa kamu sukai dari orang sepertiku? Aku hanya akan merepotkanmu.""Phillip, jangan tanyakan hal seperti ini lagi padaku. Aku juga nggak bisa memberimu jawaban."Dian tahu bahwa ucapannya sangat menyakiti perasaan Phillip,
Ririn mengernyit sambil menatap Juko yang tampak kasar dan rendahan dengan sangat kesal. "Kamu ayahku, ya?""Kamulah orang yang memukul dan memarahi ibuku setelah melahirkanku!"Ririn mengucapkan kata-kata ini sambil tersenyum dengan sangat sinis, sedangkan Juko tidak membantah ucapannya."Dulu, temperamenku memang kurang baik. Aku masih muda, belum punya karierku sendiri, jadi aku melampiaskan amarahku pada ibumu. Aku memang sudah bersalah.""Tapi, setelah itu, aku sudah benar-benar mengubah sikap itu. Ririn, sini, biar Ayah lihat kamu. Sejak kamu berusia delapan tahun, aku nggak pernah melihatmu lagi.""Ibumu selalu menyembunyikanmu dengan baik. Selama ini, dia juga sama sekali nggak pernah menghubungiku, dia kejam sekali!"Ririn sangat berterima kasih pada ibunya karena ibunya tidak menghubungi orang ini. Kalau tidak, selama ini, mereka tidak akan bisa hidup dengan tenang lagi di Keluarga Sandiga. Namun, hari ini, dia datang mencari Juko untuk meminta bantuan Juko.Ririn berkata, "K
"Selain itu, Phillip juga keterlaluan. Dia malah menemani wartawan itu membuat keributan di sini. Menurutmu, presiden direktur Perusahaan Sanders yang bermartabat nggak punya kerjaan, ya?"Melihat Juko begitu tidak menyukai Dian dan Phillip, Ririn menganggukkan kepalanya dengan sangat puas."Kenapa? Jangan-jangan wanita ini mengganggu kamu dan ibumu, ya?""Sebelumnya, ibumu menghubungiku dan memintaku untuk menyingkirkan Dian. Tapi, aku nggak bisa melakukannya karena Phillip."Ririn menatap Juko dengan tatapan kecewa dan berkata, "Dia bahkan sudah datang ke kamu, kenapa kamu membiarkannya pergi begitu saja?""Aku benar-benar nggak memahamimu. Bukankah kamu sudah lama bergaul di dunia preman? Seharusnya kamu punya banyak anak buah, 'kan?"Juko menggaruk kepalanya dan berkata, "Dia memang datang ke tempatku, tapi aku juga harus memikirkan Phillip. Kamu nggak tahu betapa hebatnya Phillip sekarang?""Dia memegang garis hidup finansial kami. Kalau aku menentangnya, semua saudaraku akan bang
'Di hadapan pria, dia berpura-pura polos dan nggak tahu apa-apa. Tapi, di belakang, dia malah diam-diam memainkan trik.'Ririn paling membenci ekspresi Dian yang menyedihkan. Hal yang paling menyebalkan adalah, para pria selalu tertipu oleh trik itu.'Bukankah kamu menyebut dirimu sebagai wartawan yang adil? Kalau kamu suka sekali menarik perhatian pria lain, aku akan membiarkanmu meninggalkan dunia ini dalam tumpukan pria.'Benak Ririn penuh akan pikiran kejam. Begitu dia memikirkan penampilan Dian yang menyedihkan, dia langsung tersenyum."Sudahlah, dalam jangka waktu ini, jangan hubungi aku dulu. Saat kamu sudah mempersiapkan segalanya, hubungi aku melalui telepon umum, mengerti?" kata Ririn.Setelah Ririn memberi perintah, dia sudah mau pergi?Juko mengikuti di belakangnya sambil berkata, "Ririn, kalau begitu, kapan Ayah bisa mencarimu lagi?"Ririn langsung mendecakkan lidahnya dan berkata dengan kesal, "Sudah kubilang, kalau nggak ada apa-apa, jangan hubungi aku lagi, kecuali kala