"Kak Pamela, aku benar-benar ingin berteman denganmu, juga membawakanmu sup buatan ibuku, kenapa kamu mau mencelakaiku? Adakah perbuatanku yang salah sehingga menyinggungmu?"Pamela sangat tenang, hanya mencibir dengan acuh tak acuh. "Kamu nggak menyinggungku, kamu baru pulang dua hari ini, bagaimana kamu bisa menyinggungku?"Kata Pamela ada maksud lain.Ini baru hari kedua Kalana pulang. Sejak kemarin pagi, Pamela sudah masuk rumah sakit karena alergi parah, bahkan dijaga oleh Adsila dan Agam di rumah sakit.Kalau Kalana benar-benar mau mencelakainya, dia juga tidak ada waktu untuk menghubungi si pembunuh.Namun, tidak ada yang tahu kapan Kalana pulang.Kalau dia tidak pulang duluan, dia harus punya keterampilan meramal, baru bisa merencanakan semua ini duluan, 'kan?Selain itu, semalam dia dan Kalana baru saling kenal, sebelumnya juga tidak ada hubungan apa pun, jadi tak bisa dibilang Kalana menyinggungnya.Dari apa yang dikatakan polisi, kenapa Pamela merasa dirinya benar-benar sepe
Pamela yang bersedia bekerja sama dengan polisi. Meskipun Agam merasa tidak senang, dia tidak mengatakan apa-apa, hanya menghormati maksudnya.Jadi, tangan Pamela diborgol oleh polisi.Selain itu, polisi juga mengutus orang untuk menjaga di depan bangsal Pamela, dengan begitu bisa membatasi kebebasannya dalam waktu singkat.Karena kondisi fisik Pamela perlu infus, jadi polisi tidak langsung menginterogasinya.Karen adanya rasa kemanusiaan, polisi mendengarkan nasihat dokter untuk membiarkan Pamela infus dan istirahat dulu, baru mulai menginterogasinya.Pamela memakan sarapan yang dibeli oleh Agam. Setelah infus, Pamela tertidur lagi seperti biasanya.Sore harinya, polisi baru mulai menginterogasinya.Sesuai peraturan, ketika polisi melakukan interogasi, tidak boleh ada orang di ruangan, jadi Agam juga dipersilakan keluar.Hanya saja Agam tak mau keluar, jadi polisi merasa serbasalah.Pamela menyuruh Agam keluar, Agam baru mengambil jaket di sofa dan keluar....Pria itu berdiri di depa
"Dia nggak akan mencelakaimu," kata Agam.Dengan sikap acuh tak acuh, Agam memotong ucapan Kalana yang penuh akan spekulasi.Kalana pun merasa sedih. Dia berkata, "Agam, kamu begitu memercayai Kak Pamela? Padahal kalian baru kenal lebih dari sebulan ...."Pikiran Agam tidak tertuju pada menjawab pertanyaan Kalana, melainkan pada keadaan di dalam ruang rawat. Dia pun menjawab dengan cuek, "Pasangan suami istri harus saling percaya tanpa alasan apa pun."Pasangan suami istri ....Kata-kata ini membuat ekspresi Kalana menjadi kaku. Namun, dia langsung tersenyum lagi dan berkata, "Ya, mungkin saja benar-benar ada kesalahpahaman, aku juga merasa bahwa Kak Pamela bukan orang jahat ...."...Pada saat ini, Stevi dan Justin menerjang keluar dari dalam lift dan berlari menghampiri yang lainnya dengan terburu-buru ....Dengan ekspresi penuh amarah, Stevi berseru, "Agam, kami sudah mengetahui keadaannya!""Pamela benar-benar keterlaluan!""Kalana baru saja pulang dan bahkan sama sekali nggak meny
Mendengar ketidakberdayaan pihak kepolisian terhadap Pamela, Stevi sendiri yang juga pernah mengalami kehebatan Pamela merasa makin marah. Dia pun berkomentar dengan kesal, "Dasar Pamela sialan! Dia benar-benar kejam dan licik!"Justin mengernyit karena dia tidak terbiasa dengan sifat Stevi seperti ini."Kak Stevi, jangan terlalu cepat mengambil kesimpulan. Bagaimana kalau bukan dia pelakunya?" kata Justin.Stevi tercengang dan menatap Justin dengan tatapan tidak masuk akal sambil berkata, "Justin?"Stevi memang tidak berani melawan Agam, tetapi dia berani berdebat dengan Justin!"Justin! Pamela melukai kakak kandungmu. Kamu nggak membela kakak kandungmu, tapi malah membela orang lain?" kata Stevi.Justin mengernyit dengan kesal dan berkata, "Kak Stevi, jangan memfitnahku seperti itu. Apa pun yang terjadi, aku pasti akan memihak pada kakakku! Aku hanya merasa bahwa Pamela bukanlah gadis kejam yang akan melakukan hal seperti itu. Selain itu, dalam beberapa kejadian sebelumnya, kamulah y
Mereka tidak bisa menyinggung Agam, tetapi kakaknya Kalana juga terus menekankan bahwa tersangka pelaku kejahatan ini tidak boleh dilepaskan dengan mudah.Dengan tekanan dari Agam dan juga dari Jason, sekarang pihak kepolisian merasa serbasalah ...."Kata siapa buktinya nggak cukup?"Pada saat ini, suara Jason yang jelas tiba-tiba terdengar dari arah lift ....Mendengar suara pria yang dia sukai, Stevi langsung menatap ke arah datangnya suara. Matanya seketika berkilau. "Kak Jason!"Jason melangkah menghampiri mereka dengan santai dan anggun. Dia memancarkan aura mewah yang sama sekali tidak kalah dari Agam.Melihat kedatangan kakaknya, tatapan Kalana langsung berubah. Dia menjadi percaya diri, tetapi dia tetap berdiri dengan patuh di sisi Agam dan tidak ingin pergi.Justin yang melihat kakaknya langsung bersikap hormat. Dia seketika merasa gugup dan ingin melarikan diri karena dia tidak ingin dimarahi oleh kakaknya.Dengan ekspresi lembut, Stevi menyambut kedatangan Jason. "Kak Jason,
Jason menundukkan kepalanya dengan elegan dan berkata, "Kalau begitu, mohon bantuan pihak kepolisian. Aku mau masuk untuk konfrontasi dengan Pamela si tersangka pelaku kejahatan ini."Setelah beberapa polisi ini berdiskusi, mereka membawa Jason, saksi mata baru ini, ke dalam ruang rawatnya Pamela.Dengan ekspresi tenang, Agam juga berbalik dan hendak ikut masuk.Namun, polisi yang bertugas untuk mengawal di depan pintu malah mengulurkan lengannya untuk menghalangi Agam."Maaf, Pak Agam. Kasus ini masih dalam proses penyelidikan. Karena Anda nggak berhubungan dengan kasus ini, silakan menanti di luar," kata polisi itu.Dengan alis terangkat, Agam bertanya dengan dingin, "Kalau begitu, kenapa orang itu boleh masuk?"Polisi itu tentu saja tahu bahwa "orang" yang dimaksud Agam adalah Jason yang baru memasuki ruangan. Jadi, dia pun menjelaskan keadaannya dengan baik."Karena Pak Jason berhubungan dengan kasus ini, dia bisa memasuki ruangan dengan status sebagai saksi mata, untuk konfrontasi
Polisi ini benar-benar merasa serbasalah!Masing-masing dari mereka memang memiliki alasan yang masuk akal untuk memasuki ruangan. Kalau tahu begitu, dia tidak seharusnya membiarkan orang lain masuk dari awal.Setelah membiarkan satu orang masuk, dia tidak mungkin tidak mengizinkan yang lainnya untuk masuk ....Akhirnya, polisi itu mengayunkan tangannya dengan kesal dan berkata, "Baiklah, masuklah semua! Jangan berisik di dalam, jangan sampai mengganggu pekerjaan kami!"Stevi bergegas menarik Justin untuk berterima kasih pada polisi itu, lalu memasuki ruangan.Polisi itu hanya bisa mengerut keningnya. Sungguh melelahkan!Untung saja proses interogasi yang resmi sudah berakhir. Jadi, sekarang, pengamanan mereka tidak perlu seketat sebelumnya, mereka pun bisa membiarkan semuanya masuk!Karena Jason adalah kakaknya korban, masih belum bisa dipastikan apakah dia bisa menjadi saksi mata yang terpercaya atau tidak. Pemimpin mereka ingin membiarkan Jason masuk terlebih dahulu untuk melihat ko
Pamela menatap Jason dan berkata, "Sepertinya cek seharga 100 miliar kemarin nggak berguna, ya. Bukankah sudah kubilang, uang itu kugunakan untuk menyewa Pak Jason, supaya Pak Jason nggak muncul lagi di hadapanku selama setahun? Sekarang, 24 jam juga belum berlalu, kenapa Pak Jason datang mencariku lagi?"Jason sudah tahu bahwa tindakan Pamela tidak pernah bisa diprediksi, jadi dia juga sudah tidak merasa heran. Dia tersenyum tipis dan berkata dengan serius, "Nona Pamela, sekarang bukan waktunya untuk bercanda. Kalau bukan demi kasus adikku, aku juga nggak punya waktu untuk mengganggumu."Pamela meminum airnya dengan santai, lalu berkata, "Kalau soal mencelakai adikmu, aku sudah mengatakan semua yang perlu kukatakan pada pihak kepolisian. Kalau Pak Jason masih ada pertanyaan, Pak Jason bisa langsung menanyakannya pada pihak kepolisian."Jason menatap Pamela dengan tatapan cuek dan berkata, "Sekarang, aku datang untuk konfrontasi dengan Nona Pamela atas persetujuan pihak kepolisian."De