Aylin tanpa sadar mengulurkan tangannya untuk mengusap alis Jason, "Karena masalah Nenek, akhir-akhir ini alismu terus berkerut, membuatku sedih melihatnya.""Tapi aku juga nggak bisa membantumu menanggung apa pun."Jason menggunakan sedikit kekuatan untuk memeluk Aylin. Keduanya berpelukan berhadap-hadapan. Dia membenamkan dirinya dalam pelukan Aylin dan menarik napas dalam-dalam."Kamu sudah membantuku hanya dengan berada di sisiku.""Aylin, kamu harus baik-baik saja, jangan cedera dan jangan sakit."Aylin masih ingin mengucapkan beberapa kata untuk menenangkan Jason, sayangnya semua tertahan di hatinya."Baik."Cinta adalah perasaan berutang yang berkelanjutan. Tidak peduli betapa bahagianya Aylin di sisinya saat ini, Jason tidak akan pernah melupakan betapa menyedihkannya Aylin saat pertama kali dia bawa pulang.Semua penderitaan yang dia derita di masa lalu berasal dari orang tua kandungnya. Jason sering merasa bersalah. Kalau saja dia jatuh cinta padanya lebih awal, mungkinkah di
"Sialan! Bukan sutradara, untuk apa meneleponku?""Siapa yang mengizinkanmu meneleponku? Mau jualan lagi?""Aku nggak mau beli mobil ataupun rumah, juga nggak punya anak, enyahlah!"Setelah memaki, dia mengakhiri panggilan dengan marah, meninggalkan Leo yang menatap layar ponselnya dengan kebingungan."Ah?"Dia dan asistennya saling memandang, tidak menyangka temperamen Levina begitu meledak-ledak.Namun, mereka harus melakukan panggilan untuk mengonfirmasi tindak lanjut dengannya, jadi Leo tetap harus meneleponnya.Akan tetapi, saat ini dia juga mulai kesal. Sudah lama sekali dia tidak merasakan dimarahi seperti ini.Leo berkata lagi, "Dengan Nona Levina, 'kan?""Mohon panggilan jangan diputus, ada yang harus kami konfirmasi denganmu."Levina menjawab, "Sialan! Bisa nggak selesaikan dalam satu kalimat? Sebenarnya ada urusan apa?""Waktuku sangat berharga, tahu nggak?"Leo menarik napas dalam-dalam, kemudian melanjutkan, "Kami akan menuntut Nona Levina karena secara sengaja menjelek-je
Ucapan Levina tidak menyenangkan, seolah mengkritik Veren tidak berguna. Sementara Veren sudah memasang wajah muram di ujung telepon."Enteng sekali bicaramu, hanya menjauhkannya dari wanita jalang itu selama satu atau dua menit? Kamu tahu nggak, ada berapa banyak pengawal yang mengawasi?""Terakhir kali saat wanita tua itu kecelakaan di rumahnya, mereka semua sudah mengawasiku.""Sulit bagiku melakukan hal semacam ini di situasi sekarang.""Apalagi kalau kamu gagal, aku akan menjadi tersangka utama, aku sudah banyak berkorban, oke?"Levina menjawab, "Kalau bukan kamu yang berinisiatif mengajakku kerja sama, aku sama sekali nggak akan mempertimbangkan kamu.""Karena kamu begitu ragu-ragu, semuanya serba nggak bisa, bukankah lebih baik aku lakukan sendiri saja?"Levina benar-benar tidak sabar, dia sudah mengambil keputusan, besok atau lusa dia akan menghancurkan reputasi Aylin.Namun, sekarang Veren malah memberitahunya bahwa ini bukan saat yang tepat untuk mengambil tindakan?Bukankah
Dia tidak peduli kalaupun akan digugat.Setidaknya para netizen akan meragukan semua ini.Meski gugatan mereka berhasil, para netizen tidak akan pernah memercayai Aylin lagi.Karena begitu benih keraguan ditanam, benih itu tidak akan pernah hilang lagi."Huh, setelah semua ini, bukankah akhirnya kamu tetap dalam genggaman tanganku?"Veren sangat gelisah, dia berputar-putar di dalam kamar.Kata-kata Levina barusan seperti pukulan keras yang menghantam bagian atas kepalanya, membuatnya terbangun.Benar, apa lagi yang dia ragukan?Sekarang, wanita tua itu belum bangun, inilah waktu yang paling tepat untuk bertindak.Terutama setelah roadshow filmnya, Aylin akan mendapatkan ketenaran dan kekayaan, bahkan merasuki Jason, mana mungkin dia bisa menerimanya!"Aylin, sudah saatnya kamu menerima akibatnya.""Anggap saja kenangan indahmu dengan Jason selama ini sebagai kompensasi untuk gadis malang sepertimu."Keesokan harinya, Anisa masih belum bangun, Aylin menjaganya sendirian di bangsal.Sesu
Nada suara Aylin penuh dengan sindiran. Veren terus mengatakan dirinya dan Anisa sudah lama saling kenal, tetapi gerakan dan ekspresinya tidak menunjukkan dia menghormati Anisa.Dia menunjukkan kehangatan hanya ketika ada Jason, tentu orang akan meragukan niatnya.Veren berkata, "Ya, awalnya kita berbeda. Jason dan aku adalah kekasih masa kecil, sedangkan kamu?""Hanya wanita yang dia pungut entah dari mana.""Semua pria suka bermain saat muda, aku nggak akan perhitungan.""Semakin lama bersamamu, dia hanya akan semakin menyadari kebaikanku.""Aku yakin, nggak lama lagi dia akan kembali ke sisiku."Aylin benar-benar ingin tertawa, Veren percaya diri sekali."Kamu percaya diri sekali kalau posisimu di hatinya pasti lebih tinggi dari aku?" kata Aylin.Veren meletakkan tangan Anisa, lalu mengeluarkan tisu basah untuk menyeka tangannya, seolah merasa jijik.Kemudian dia berkata, "Aku bukan percaya diri, tapi itu kenyataan yang pasti.""Berapa banyak yang kamu lalui dengan Jason dan berapa
'Jangan-jangan dia mau menunggu kedatangan Jason di ruang rawat ini? Aneh sekali,' pikir Aylin.Saat Aylin sedang menunduk sambil mencuci tangannya, dia mendengar seseorang berjalan memasuki kamar mandi. Dia pun mengangkat kepalanya.Begitu dia melihat pendatang ini, dia langsung tercengang. "Kenapa kamu bisa ada di sini?" tanya Aylin.Levina tersenyum jahat dan berkata, "Memangnya rumah sakit ini milikmu?""Kalau kamu bisa berada di sini, kenapa aku nggak boleh berada di sini?"Aylin mengernyit. Setelah dia melihat "kakaknya" ini, suasana hatinya langsung memburuk.Dia langsung mematikan keran air dan hendak berjalan melewati Levina. Namun, tak disangka, Levina malah mengulurkan tangannya dan menghalangi Aylin."Ini sikapmu terhadap kakakmu?""Kamu bahkan nggak menyapaku?""Kalau aku menyebarkan hal ini di internet, hingga penggemarmu mengetahui sifatmu, sepertinya sifat aslimu akan terungkap, 'kan?" kata Levina.Aylin menatapnya untuk sesaat, lalu akhirnya tertawa dengan dingin dan b
"Kata Aylin, setelah aku datang, dia baru akan pulang. Kenapa sekarang hanya ada kamu sendiri? Dia ke mana?" tanya Jason.Veren pun mengernyit, lalu menjawab pertanyaan ini dengan menyalahkan Aylin."Aku juga nggak tahu. Begitu aku datang, aku menyadari bahwa dia agak gelisah. Saat dia memijit tangan Nenek, dia juga sangat ceroboh. Aku pikir, karena kamu nggak di sini, nggak ada juga yang bisa aku bicarakan dengannya. Jadi, setelah meletakkan keranjang buah itu, aku mau langsung pergi.""Tapi, nggak kusangka, dia malah menyuruhku untuk menunggu di sini. Katanya, dia mau pergi ke kamar mandi. Sampai sekarang, aku nggak melihat orangnya!""Kak Jason, bukannya aku mau mengadu domba hubungan kalian, tapi kalau dia benar-benar sibuk, sebaiknya jangan biarkan dia menjaga Nenek. Kalian sewa perawat saja.""Dia sama sekali nggak ingin berada di sini, untuk apa kamu merepotkannya?""Kalau sampai Nenek nggak dirawat dengan baik, hal ini akan membawa masalah."Jason memang tidak mengerti mengapa
Masalah kali ini terlalu mendadak. Jason langsung memanggil beberapa orang dari perusahaan.Calvin menunjuk ke layar tablet sambil menjelaskan arah perginya Aylin pada Jason.Melihat sosok Aylin yang tidak mengetahui apa yang akan terjadi padanya selanjutnya, Jason merasa sedih.Jason berkata, "Dia nggak mungkin menghilang tanpa jejak.""Perluas rentang waktunya jadi dua menit sebelumnya dan dua menit setelah itu. Aku mau lihat bagaimana orang itu membawanya pergi!"Sosok Aylin memang tidak pernah muncul lagi di rekaman kamera pemantau. Hal ini membuktikan bahwa Aylin bukan pergi sendiri."Berhenti. Perbesar area ini," kata Jason.Calvin melakukan sesuai perintah Jason. Di rekaman tersebut, terlihat seorang perawat yang sedang mendorong sebuah ranjang, jelas-jelas kelihatannya seperti pasien yang baru meninggal."Kamu nggak merasa kalau adegan ini aneh?" tanya Jason.Dia tiba-tiba teringat bahwa saat dia berjalan masuk ke rumah sakit, dia juga bertemu dengan orang seperti ini. Namun, a