Pada akhirnya, Jason sudah menjadi suami wanita lain. Semua ini karena wanita di hadapannya itu.Dia benar-benar kesal setengah mati, bahkan tangannya sudah terkepal.Tepat pada saat ini, Selina juga masuk ke dapur dan berkata, "Aku benar-benar nggak menyangka seorang presdir Perusahaan Yanuar turun tangan memasak sendiri, bukankah ini adalah hal yang sangat menarik?""Ya 'kan, Veren?"Selina menggenggam bahu Veren, seakan-akan sedang mengingatkan sahabatnya untuk tidak menunjukkan kejanggalan. Kalau tidak, mungkin lain kali mereka bahkan tidak punya kesempatan untuk datang berkunjung lagi.Veren menarik napas dalam-dalam, lalu menyunggingkan seulas senyum terpaksa."Ya, aku hanya sedikit terkejut. Kenapa kalian nggak mempekerjakan pelayan saja? Kalau ada mereka yang membantu kalian mengerjakan pekerjaan rumah, kalian juga bisa lebih santai. Biasanya, Nona Aylin harus menjalani syuting, sedangkan Kak Jason harus pergi bekerja.""Kalau kalian mempekerjakan pelayan, kalian bisa lebih beb
"Hmm, jagalah kesehatanmu dengan baik."Jason hanya melontarkan satu kalimat itu dengan santai, tetapi Veren langsung berlinang air mata saking terharunya.'Sudah kubilang, selama ini hanya aku dalam hati Kak Jason. Hanya saja, karena identitas Aylin, dia nggak bisa menunjukkan perhatiannya padaku di hadapan orang lain.''Selama bertahun-tahun ini, Kak Jason selalu menempatkanku di posisi yang paling penting. Aku yakin Aylin nggak akan bisa mengubah kenyataan ini.'"Aku akan menjaga diriku dengan baik. Jangan khawatir, Kak Jason. Biarpun kamu nggak berada di sisiku, aku tetap akan menjaga diriku dengan baik."Aylin menundukkan kepalanya, fokus memakan makanan yang diambilkan oleh Jason ke piringnya. Dia seolah-olah sama sekali tidak mendengar ucapan Veren.Veren sudah selesai makan, jadi dia tidak bisa terus duduk di meja makan, Jason pun memintanya untuk duduk di ruang tamu.Sebelum meninggalkan meja makan, Veren mengedipkan matanya kepada Selina.Sebelumnya, mereka sudah sepakat untu
Aylin meletakkan alat makannya, dia ingin menjawab pertanyaan itu dengan sungguh-sungguh."Sebenarnya nggak ada seorang pun yang bisa memastikan akan menjalani sisa hidup dengan siapa."Sementara itu, Jason menyimak jawaban Aylin dalam diam.Mendengar Aylin berbicara seperti itu, dia juga tidak merasa heran. Bagaimanapun juga, bagi Aylin, cinta dan kasih sayang tidak bisa diandalkan selamanya.Dia tidak pernah merasakan keamanan dan kenyaman dari orang tua kandungnya. Jangankan Jason yang merupakan orang asing baginya, lalu perlahan-lahan saling mengenal dan jatuh cinta satu sama lain, orang tua kandungnya saja tidak bisa diandalkan.Jason tidak merasa sedih. Dia hanya merasa Aylin membutuhkan curahan kasih sayang yang lebih besar lagi, agar perlahan-lahan dia bisa merasa aman dan nyaman."Tuan Jason, apa kamu juga berpikir demikian?"Selina benar-benar terkejut. Dia mengira pasangan yang sedang dimabuk cinta seperti Jason dan Aylin tidak akan mengucapkan kata-kata menyedihkan seperti
"Dasar wanita jalang! Kamu nggak lebih dari seorang pengganti! Hehe."Walaupun dia sangat tidak ingin mengungkit wanita itu, tetapi demi memberikan pukulan mental untuk Aylin, Veren bersedia mengeluarkan foto tersebut."Kakakku oh kakakku, tolong bantu aku sekali lagi."Setelah mengantar kepergian Veren dan Selina, Aylin baru merasa rileks. Dia langsung berjalan kembali ke kamar dan bersandar di kepala tempat tidur. Sementara itu, Jason mengikutinya dari belakang dengan membawa segelas susu."Akhirnya aku sudah bisa beristirahat dengan baik. Sungguh melelahkan ...."Jason langsung duduk di sampingnya dan berkata, "Maaf, ya. Lain kali aku nggak akan membiarkan orang lain mendatangi rumah kita sesuka hati mereka lagi. Aku sama sekali nggak tahu bagaimana mereka bisa tahu alamat rumah kita ini.""Lupakan saja! Lagi pula, aku nggak marah padamu!"Aylin tidak ingin membicarakan tentang Veren. Dia merilekskan pikirannya, memikirkan pekerjaannya. Situasi sekarang sudah berbeda dengan dulu. Sa
"Eh? Bukankah ini adalah Veren? Kenapa fotonya ada di sini?"Jason juga mengerutkan keningnya.Aylin merasa sedikit keheranan. Hari ini, hanya ada orang-orang itu yang datang berkunjung. Selain Veren, siapa lagi yang akan meletakkan foto wanita itu di bawah bantalnya?Jason hendak menyingkirkan foto itu, tetapi tiba-tiba Aylin menghentikannya."Tunggu dulu, biarkan aku mengamati foto itu sejenak. Kenapa aku merasa wajah wanita dalam foto ini nggak mirip sama persis dengan Veren?"Sambil mengerutkan keningnya, dia mengamati foto itu dengan saksama. Foto itu sudah terlihat cukup lama, bahkan sudah sedikit robek."Coba kamu lihat, wanita di dalam foto ini ada sebuah tahi lalat di sisi wajahnya, tapi di wajah Veren nggak ada. Apa kamu yakin wanita ini adalah Veren?"Jason mendekati Aylin, mengamati foto itu dengan saksama. Dia menganggukkan kepalanya dengan sangat yakin. "Hmm, ini adalah kakaknya."Aylin tertegun sejenak. Saat itu juga, perasaannya terasa campur aduk. Kakak Veren adalah wa
Aylin sedang hanyut dalam pemikirannya sendiri, saat itu juga Jason menggenggam dagunya dan berkata, "Hmm? Ada apa denganmu?""Saat berada di sisiku, kamu nggak boleh memikirkan pria lain."Aylin terkekeh pelan dan berkata, "Sekarang Hendro sudah berusia lebih dari lima puluh tahun, apa kamu bahkan cemburu padanya?"Jason tidak berpikir sebanyak itu. Jelas-jelas dia sedang duduk di hadapan Aylin, tetapi wanitanya malah melamun memikirkan tentang pria lain."Sudah, sudah, kita berdua nggak perlu membahas tentang orang lain lagi. Cepat beristirahatlah, besok kamu masih harus pergi latihan menari."Jason adalah orang yang paling tahu jelas jadwal Aylin.Benar saja, begitu mendengar Jason mengatakan dia harus pergi latihan menari lagi besok, dia langsung berbaring di tempat tidur.Walaupun dia ingin menunjukkan penampilan paling sempurna untuk para penggemarnya, tetapi berlatih di ruang latihan selama berjam-jam setiap hari benar-benar melelahkan.Jason tidak menganggap remeh sesuatu yang
Jason menolaknya, "Nggak perlu. Aku hanya ingin memberitahumu, jangan membuat trik seperti itu lagi.""Sekarang, aku masih berbicara denganmu baik-baik, karena aku memikirkan persahabatan kita selama bertahun-tahun.""Kalau kamu benar-benar ingin kita memutuskan hubungan, terus lakukan ini."Setelah Jason selesai berbicara, dia bahkan tidak menoleh ke belakang. Jason menekan tombol lift tanpa memberi Veren kesempatan untuk menjelaskan."Kak Jason! Kak Jason, Jason ...."Tidak peduli seberapa keras Veren berteriak, Jason tidak menoleh ke belakang.Melihat Jason berjalan pergi begitu saja, Veren tidak bisa menahan diri untuk melemparkan sarapan yang dibawa Jason ke pintu."Jalang! Aylin si perempuan jalang itu harus mati!"Mata Veren penuh dengan kebencian.Jika bukan karena Aylin, kapan Jason akan begitu acuh padanya?Veren tidak tahu apa yang Aylin katakan hingga membuat Jason mendengarkannya dengan sepenuh hati.Mungkinkah Veren tidak sebaik Aylin? Betapa indahnya saat-saat mereka ber
Aylin mengikuti pengumuman dan pergi berlatih menari."Berhenti ....""Aylin, gerakanmu salah lagi. Ada apa denganmu hari ini?""Kamu selalu melamun. Kalau kamu terlalu lelah, istirahatlah sebentar.""Awalnya, kamu sudah hafal gerakan ini. Kamu datang ke sini untuk berlatih, karena kamu takut nggak bisa mengutarakan perasaanmu."Aylin meminta maaf kepada gurunya dengan ekspresi malu. "Maaf, aku mungkin benar-benar nggak sehat hari ini ....""Nggak masalah. Apakah kamu ingin pulang sekarang? Tapi, Pak Jason belum datang ...."Aylin langsung mengenakan mantelnya. Kemudian, dia mengucapkan selamat tinggal kepada gurunya dan bersiap untuk pergi. "Jangan khawatir, aku akan memberitahunya terlebih dahulu."Aylin perlu mengonfirmasi beberapa hal dengan Veren.Saat menerima telepon Aylin, Veren terkejut. Kemudian, dia menunjukkan senyum main-main di wajahnya."Oh? Kamu mau datang menemuiku?"Suara Aylin terdengar dingin."Yah, kamu sengaja meletakkan foto itu di bawah bantalku hari itu, bukan