Bisa-bisanya orang-orang itu tidak berpikir, kalau dia benar-benar memiliki motif lain, bagaimana mungkin dia memilih mendekati Jason?Terlebih lagi, apakah mereka sedang menganggap remeh pria itu?Seorang pria yang sudah berkecimpung di dunia bisnis selama bertahun-tahun, apa mungkin benar-benar tidak bisa menyadari apakah seorang wanita memiliki motif lain terhadap dirinya atau tidak?Mungkin mereka tidak benar-benar memedulikan kebenaran. Mereka hanya ingin mendengar kata-kata Aylin mendekati dirinya keluar dari mulut Jason.Bagaimana mungkin mereka memedulikan harga diri Aylin?Kalau mereka benar-benar bisa menangkap beberapa patah kata keluar dari mulut Jason, mereka sudah bisa merangkai kata-kata sendiri dan menyiarkan berita hangat.Siapa yang memperoleh lebih banyak informasi, orang-orang itu tentu saja akan mendapatkan keuntungan yang lebih besar.Di zaman sekarang ini, perusahaan media mana yang lebih lihai dalam menarik perhatian publik, mereka yang akan berjaya.Hingga sete
Jason menarik Aylin untuk kembali bersandar di bahunya, lalu berkata, "Apa kamu masih ingat apa yang pernah kukatakan padaku? Aku nggak akan membiarkanmu melakukan apa pun yang nggak ingin kamu lakukan selamanya.""Karena kamu nggak menyukai pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh orang-orang itu padamu, maka kelak mereka nggak akan pernah muncul di hadapanmu lagi."Jason adalah tipe orang yang selalu menepati janjinya.Begitu mendengar ucapan Jason, jantung Aylin langsung berdegup kencang. Dia merasa penyelesaian masalah seperti itu tidaklah baik. Namun, saat sekelompok orang itu mengajukan pertanyaan-pertanyaan tajam padanya, dia juga pernah berpikir untuk melenyapkan sekelompok orang itu.Jason pasti memiliki kemampuan untuk melakukan hal tersebut."Lupakan saja, mereka juga pasti punya keluarga yang harus mereka nafkahi."Setelah mendengar ucapan Aylin, Jason hanya bisa menghela napas. Aylin masih begitu polos seperti dulu.Sekarang Aylin mempertimbangkan mereka, tetapi saat sekel
Namun, seperti sejak dia menjalin hubungan dengan Jason, pria itu selalu memujinya dan mengungkapkan rasa suka terhadap dirinya, para penggemarnya juga melakukan hal yang sama. Mereka selalu memujinya, memberinya dukungnya, membuatnya makin percaya diri dan meyakini dirinya layak untuk dicintai.Sejak dia debut di dunia hiburan, biarpun dia baru menyelesaikan syuting sebuah film, tetapi sepanjang proses ini tidak berjalan dengan mulus. Dia mengalami banyak kejadian tak terduga dan diterpa banyak isu miring.Biarpun demikian, tetap saja ada banyak orang yang selalu diam-diam mendukungnya. Aylin benar-benar tidak tahu bagaimana caranya berterima kasih atas cinta yang tulus dari sekelompok orang itu lagi.Tanpa keberadaan mereka, mungkin dia tidak akan begitu yakin untuk melanjutkan kariernya di dunia hiburan.Cinta mereka juga merupakan sebagian dari dorongan untuknya. Mereka berharap bisa melihatnya di layar lebar, maka dia akan melanjutkan syuting dan menghasilkan lebih banyak hasil ka
Berita kebersamaan Jason Aylin sudah menyebar luas di internet dan menggemparkan dunia maya. Mereka benar-benar tidak menyangka pertama kali melihat foto depan Jason malah dari berita dunia hiburan.Bukankah seharusnya Jason hanya masuk dalam berita dunia bisnis? Semua orang benar-benar tercengang melihat berita tersebut."Maaf sebelumnya, apakah saham Perusahaan Yanuar sudah jatuh? Kalau punya seorang nyonya bos seperti itu, aku bahkan sudah nggak bersemangat bekerja!""Hahaha! Eh, omong kosong apa yang sedang kamu bicarakan? Maaf saja, ya. Tapi, aku harus memberitahumu satu hal, alih-alih turun, nilai saham Perusahaan Yanuar malah naik.""Orang-orang nggak buta. Film yang dibintangi oleh Aylin adalah film yang paling dinantikan sekarang. Siapa yang nggak ingin menonton film ini?""Terlebih lagi, masih ada proyek-proyek besar yang dalam proses diskusi. Istilahnya kalau kalian berinvestasi pada sang aktris, malah nggak akan rugi!"Para penggemar Aylin malah memanfaatkan kesempatan ini
Seorang guru wanita yang membantu Aylin menyusun tarian benar-benar tercengang ketika melihat Aylin begitu cepat menghafal setiap gerakan, bahkan sudah bisa ikut menarikannya."Aylin, kamu benar-benar genius! Bukankah kamu memberitahuku terakhir kali kamu menari sudah tiga tahun yang lalu?"Aylin mengikat rambutnya dengan sedikit malu. Tadi, karena rambutnya terurai, tariannya sedikit terganggu. Dia berkata, "Ya, memang sudah tiga tahun yang lalu. Aku nggak membohongimu, Guru.""Membandingkan diriku denganmu hanya membuatku kesal saja. Aku sudah berlatih selama bertahun-tahun, tapi ada beberapa bagian tarianku yang bahkan nggak bisa dibandingkan dengan tarianmu."Walaupun menari tidak dilatih selama satu tahun saja sudah kaku, tetapi ada orang yang memang benar-benar berbakat. Meskipun orang itu sudah tiga tahun tidak menari, dia hanya sedikit kurang terampil. Selama banyak berlatih, dia tetap bisa menari dengan sedemikian indahnya.Aylin adalah orang seperti itu.Saat dia masih sangat
"Oke, hari ini sampai di sini saja. Beberapa hari lagi acara jumpa penggemarmu sudah akan diselenggarakan, kamu hanya perlu mengingat-ingat gerakan tarianmu saja, jangan latihan terlalu ekstrem lagi.""Baik, Guru, aku sudah mengingatnya. Ini tiket untuk Guru, ingat datang, ya."Sambil tersenyum, Aylin berpamitan dengan guru menarinya. Setelah menerima tiket dari Aylin, tentu saja gurunya sangat senang. Perlu diketahui bahwa tiket acara jumpa penggemar Aylin sangat sulit didapatkan!Bisa-bisanya Aylin secara khusus memberinya satu tiket! Benar-benar seorang murid yang pengertian!Melihat punggung Jason dan Aylin yang kian menjauh, sebelum Aylin sempat berjalan keluar dari ruangan, Jason sudah menyerahkan mantel padanya dengan penuh perhatian."Pakai mantel dulu, ya. Kamu baru saja berkeringat, kalau langsung keluar dan tertiup angin, kamu akan mudah masuk angin."Aylin langsung menerima mantel tersebut dan memakainya. Sambil mendekati Jason, Aylin bertanya pada pria itu dengan volume su
"Eh, apa maksudmu? Sebagai tuan rumah, bukankah kamu harus menunjukkan sikap yang baik dalam menyambut tamu? Terlebih lagi, Veren dan Jason sudah saling mengenal satu sama lain selama bertahun-tahun dan tumbuh bersama.""Kenapa kamu malah menunjukkan sikap yang nggak berbesar hati seperti itu?"Bibir Aylin sedikit tersungging ke atas. 'Aku ingin bersikap seperti apa, ya terserah aku. Siapa yang membuat peraturan menyambut tamu itu harus selalu tersenyum? Hah! Semua tergantung pada siapa yang datang bertamu, layak atau nggak aku sambut dengan senyuman.'"Oh, maaf, ya. Aku memang nggak terbiasa tersenyum. Ada urusan apa kalian datang kemari?"Aylin mengangkat dagunya, seolah-olah mengisyaratkan agar Veren memperkenalkan wanita yang berada di sampingnya itu padanya."Oh, ini adalah sahabatku yang kukenal di Negara Muriana. Kami sudah menjalin hubungan persahabatan selama bertahun-tahun. Kali ini, dia kembali ke dalam negeri untuk menemaniku.""Sebelumnya aku sudah memberi tahu Kak Jason,
Bagaimanapun juga, dulu Veren sangat tergila-gila pada Jason. Tentu saja wanita itu tidak mungkin mengizinkan sahabatnya sendiri untuk menaruh perasaan pada Jason.Jason hanya menganggukkan kepalanya. Karena baru pertama kali bertemu, dia juga tidak bisa bersikap terlalu tidak sopan. Jadi, dia mengulurkan tangannya dan menjabat tangan wanita itu sejenak. Hanya sejenak saja, dia langsung melepaskan tangan wanita itu.Hanya saja, Selina berseru kaget dengan volume suara kecil, seakan-akan sangat senang.Melihat pemandangan itu, Veren sedikit tidak senang, keningnya juga sedikit berkerut. Setelah bertatapan dengan Veren, Selina pun mendecakkan lidahnya.Jason membawa Aylin pergi untuk menyiapkan makanan. Karena dua wanita itu sudah datang bertamu, sebagai tuan rumah, mereka tidak mungkin sama sekali tidak menyajikan makanan kepada dua wanita itu.Setelah sosok bayangan Jason dan Aylin tidak terlihat lagi, Veren menarik Selina ke satu sudut ruangan dan berkata, "Apa maksudmu?""Hmm? Apa ma
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen