Levina mengira bahwa dia sudah menyentuh titik lemahnya Aylin. Namun, tak disangka, Aylin malah tertawa dengan santai."Hehe.""Kenapa kamu ketawa?" seru Levina sambil memukul permukaan meja dengan kedua tangannya. Namun, Aylin seperti tidak mengerti. Aylin tersenyum lagi sambil bertanya, "Kenapa aku nggak bisa tertawa?""Jangan-jangan Kakak mengira kalau aku masih gadis remaja dari dulu, ya?""Siapa yang masih terus melekat pada masa lalu?""Sudah lama aku nggak memerlukan hal-hal yang kamu bilang ini lagi."Levina tidak bisa mempertahankan senyuman di wajahnya. Dia berkata, "Jangan pura-pura.""Kamu hanya cemburu padaku karena kamu nggak bisa mendapatkan kasih sayang mereka seumur hidupmu!"Di antara mereka berdua, Levina-lah yang amarahnya lebih mudah terpancing.Dia terus-menerus mengulangi bahwa Aylin tidak bisa mendapatkan kasih sayangnya Peter dan Melinda.Namun, Aylin sudah tidak memerlukan hal itu, jadi tentu saja dia tidak akan marah.Aylin berkata, "Ya sudah kalau nggak dapa
Seiring dengan berjalannya waktu, ingatan orang-orang di internet menjadi sangat buruk, tentu saja tidak akan ada orang yang mengingat kebohongan Levina lagi.Asalkan kejadian ini berlalu begitu saja, Levina bisa terus menerima iklan-iklan tersebut, bukankah dia bisa melampaui dua pulau dalam sekali dayung?Namun, tak disangka, begitu dia melihat sikapnya Aylin, dia langsung naik darah, sehingga dia melupakan rencana awalnya.Jika Levina berani, dia seharusnya langsung pergi, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa mempertaruhkan masa depannya di dunia hiburan.Oleh karena itu, dengan tatapan Aylin yang dingin, akhirnya Levina tetap duduk."Sudahlah! Aku nggak akan bertengkar lagi denganmu! Ada hal yang mau kudiskusikan denganmu," kata Levina.Aylin tertawa dan bertanya, "Ini sikapmu mau berdiskusi denganku?"Hari ini, sepertinya Levina menginginkan sesuatu dari Aylin. Kalau tidak, dengan sifatnya Levina, dia seharusnya sudah pergi.Aylin hanya menganggap seakan-akan dia baru menonton atr
Ini pertama kalinya Levina berbicara dengan Aylin dengan suara serendah ini, dia bahkan menundukkan kepalanya yang selalu terangkat dengan tinggi. Kemudian, dia berkata dengan suara rendah, "Adikku yang baik, kali ini, anggap saja aku yang salah. Bisakah kamu nggak perhitungan dengan kakakmu ini?""Seharusnya kamu tahu, kesempatan kerja ini sangat berharga bagiku. Kita memang berbeda, kamu memiliki penyokong, tapi kakakmu ini harus berjuang sendirian di dunia hiburan!""Jangan-jangan kamu benar-benar ingin melihatku tenggelam dalam hinaan semua orang?"Aylin hanya merasa bahwa ucapan Levina sangat lucu. "Kapan kamu melihat ada orang yang menyokongku? Siapa yang bilang?"Levina langsung berkata dengan kesal, "Bukan itu intinya, 'kan?""Di dunia ini, siapa yang nggak tahu kalau ada pria kaya yang mendukungmu dari belakang?""Kalau nggak, mana mungkin kamu bisa mendirikan studiomu sendiri secepat ini?""Berdasarkan statusmu sekarang, seharusnya nggak ada perusahaan yang bersedia menerimam
Sambil berteriak dengan penuh amarah, Levina menerjang ke arah Aylin. Meskipun Aylin selalu mempertahankan kewaspadaannya, dia tetap saja terkejut.Saat Levina hendak menyerang dirinya, seorang pria tiba-tiba berlari dari belakangnya dan merangkul pinggangnya sambil menghindar ke satu sisi.Teguh memejamkan matanya dengan kesal. Mengapa saat Jason datang ke tempat ini, wanita itu malah mau menyerang Aylin?Sebelumnya, tetap ada pekerja yang mengawasi situasi di tempat ini. Meskipun kedua wanita itu berbincang-bincang dengan tidak menyenangkan, setidaknya, mereka tidak menunjukkan potensi untuk saling menyerang.Siapa sangka, saat Aylin hendak pergi melanjutkan perekaman, wanita bernama Levina itu malah mau menyerang dirinya."Jason?!"Setelah Aylin bisa berdiri dengan baik, dia baru mengangkat kepalanya dan melihat Jason. Senyuman di wajahnya langsung menjadi cerah. Dia merasa sangat terkejut."Kenapa kamu bisa datang ke sini? Bukankah pekerjaanmu di perusahaan hari ini sangat banyak,
"Bu ... bukan ...."Sudut bibirnya Levina berkedut. "Itu salah paham. Anda pasti sudah salah paham!""Aylin mungkin asal bicara karena dia kesal, jangan anggap serius!""Tapi, saya tetap kakaknya, wajar saja kalau kakak adik kadang-kadang bertengkar seperti ini."Aylin sudah dari awal memahami maksud Levina. Sayangnya, meskipun Levina tertarik pada Jason, Jason tidak tertarik pada Levina.Mereka kadang-kadang bertengkar? Dulu, jika mereka berdua bertengkar karena merebutkan mainan di rumah, Melinda pasti akan langsung menyuruh Aylin untuk mengalah pada Levina.Setelah bertahun-tahun, Aylin sudah terbiasa. Sayangnya, Jason adalah manusia, bukan mainan, jadi Aylin sama sekali tidak akan merelakan pria yang dia cintai pada Levina hanya karena Levina menginginkannya."Kamu benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh?" tanya Jason dengan dingin. Dengan tubuhnya yang tinggi, dia menatap Levina dengan tatapan mendominasi, sehingga Levina berjalan mundur beberapa langkah."Tuan Jason, apa maksud An
Sekarang, Aylin sudah tidak lagi menuntut keadilan dari Keluarga Respati. Namun, jika Aylin teringat akan kejadian dari dulu, dia tetap merasakan rasa dendam dalam hatinya.Levina sangat mahir berpura-pura patuh dan tampil menyedihkan di hadapan orang tua mereka, jelas-jelas dialah yang menindas Aylin, dia malah menuduh Aylin dan berpura-pura menjadi korban.Hari ini, meskipun sudah terlambat, Aylin berhasil untuk melepas topeng Levina yang berpura-pura polos dan mendapatkan sedikit keadilan bagi masa kecilnya sendiri."Dasar bodoh, mana mungkin aku berpikir seperti itu?!" kata Jason.Jason menopang dagunya di atas kepala Aylin. Dia membuang napas dengan sedih dan berkata, "Aku hanya berharap agar kamu nggak menyembunyikan hal-hal ini dariku. Aku mau kamu memberitahuku apa pun yang mau kamu lakukan.""Aku tahu kamu bisa melakukan semuanya sendirian, tapi kamu sudah nggak sendirian lagi. Kadang-kadang, kamu juga bisa bergantung padaku, oke?""Aku ingin diperlukan olehmu."Ucapan Jason m
Mereka sesekali perlu menambah riasan Aylin atau mengambil baju untuk dicoba oleh Aylin.Jason sudah terbiasa dengan hal-hal ini, jadi dia tidak memedulikan gerakan itu...."Pakaian ini kurang bagus, lebih bagus yang sebelumnya," gumam Maria. Sekarang, mereka sedang merekam adegan terakhirnya Aylin.Sebenarnya, pakaian Aylin sudah ditentukan dari awal. Hanya saja, Teguh sedang berdiskusi dengan beberapa pemimpin, jadi Maria pun mengutarakan pendapatnya.Aylin bercermin sejenak, dia juga merasa bahwa pakaian yang dia coba sebelumnya lebih bagus."Tapi, pakaian itu masih di ruang istirahatku ..." kata Aylin.Maria berinisiatif untuk mengambilkan pakaian itu untuk Aylin. "Kamu tunggu saja di sini. Lagi pula, perekamanku sudah selesai, biar aku ambilkan untukmu," kata Maria.Kemudian, sebelum Aylin bisa menjawab, Maria menepuk lengan Aylin dan langsung berlari ke ruang istirahatnya Aylin.Di dalam ruang istirahat, melihat Jason yang sedang beristirahat, jantung Levina pun berdebar kencang
Levina sangat percaya diri dengan tubuhnya yang menggoda. Dia selalu menganggap bahwa hanya ada pria yang tidak bisa dia taklukkan, tetapi tidak ada yang tidak menyukainya.Hal terpenting adalah setelah melihat banyak pria kaya di dunia hiburan, dia merasa bahwa Jason jauh lebih unggul dengan status dan penampilan seperti ini!Kalau dibandingkan dengan Jason, para anak keluarga kaya di dunia hiburan bukanlah apa-apa.Jika Jason bergabung dalam dunia hiburan, dia pasti akan merebut pekerjaan banyak bintang pria.Makin dibandingkan seperti ini, Levina makin merasa bersemangat.Jika dia benar-benar bisa berhubungan baik dengan Jason, dia tidak perlu mengkhawatirkan pekerjaannya lagi!Hal ini bisa dilihat dari Aylin. Dia hanya perlu mendekati Jason dan dia bisa langsung mendirikan studio pribadinya secepat ini.Meskipun dia dikritik oleh semua orang di internet, dia tetap bisa berdiri dengan kokoh di dunia hiburan.Segalanya bisa terjadi berkat Jason.Levina juga tidak meminta banyak hal,
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen