Levina menyilangkan lengannya. Dia bersikap seperti seseorang yang tidak bisa didekati. Dengan gayanya yang berlebihan, dia seperti takut orang lain tidak mengetahui bahwa dia adalah seorang artis.Namun, saat Aylin duduk dengan anggun di hadapannya, Levina harus mengakui bahwa dia sudah kalah.Riasan di wajah Aylin jelas-jelas sangat tipis, bahkan warna lipstiknya juga sangat lembut. Dia mengenakan kostum seperti seorang murid SMP, tetapi dia sama sekali tidak terlihat canggung."Sepertinya akhir-akhir ini hidupmu lumayan baik, ya," kata Aylin.Tangan Aylin terlipat di atas meja, membuatnya terlihat sangat santai.Dia sudah sangat akrab dengan lokasi perfilman ini, sedangkan Levina barulah orang yang datang memasuki wilayahnya.Levina memutar jam tangan mahal yang baru dia beli di pergelangan tangannya dengan bangga dan berkata, "Kenapa kamu nggak tanya kenapa aku datang hari ini?"Dengan alis terangkat, Aylin menjawab, "Kalau kamu mau bilang, tentu saja kamu akan bilang. Kenapa? Kamu
Levina mengira bahwa dia sudah menyentuh titik lemahnya Aylin. Namun, tak disangka, Aylin malah tertawa dengan santai."Hehe.""Kenapa kamu ketawa?" seru Levina sambil memukul permukaan meja dengan kedua tangannya. Namun, Aylin seperti tidak mengerti. Aylin tersenyum lagi sambil bertanya, "Kenapa aku nggak bisa tertawa?""Jangan-jangan Kakak mengira kalau aku masih gadis remaja dari dulu, ya?""Siapa yang masih terus melekat pada masa lalu?""Sudah lama aku nggak memerlukan hal-hal yang kamu bilang ini lagi."Levina tidak bisa mempertahankan senyuman di wajahnya. Dia berkata, "Jangan pura-pura.""Kamu hanya cemburu padaku karena kamu nggak bisa mendapatkan kasih sayang mereka seumur hidupmu!"Di antara mereka berdua, Levina-lah yang amarahnya lebih mudah terpancing.Dia terus-menerus mengulangi bahwa Aylin tidak bisa mendapatkan kasih sayangnya Peter dan Melinda.Namun, Aylin sudah tidak memerlukan hal itu, jadi tentu saja dia tidak akan marah.Aylin berkata, "Ya sudah kalau nggak dapa
Seiring dengan berjalannya waktu, ingatan orang-orang di internet menjadi sangat buruk, tentu saja tidak akan ada orang yang mengingat kebohongan Levina lagi.Asalkan kejadian ini berlalu begitu saja, Levina bisa terus menerima iklan-iklan tersebut, bukankah dia bisa melampaui dua pulau dalam sekali dayung?Namun, tak disangka, begitu dia melihat sikapnya Aylin, dia langsung naik darah, sehingga dia melupakan rencana awalnya.Jika Levina berani, dia seharusnya langsung pergi, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa mempertaruhkan masa depannya di dunia hiburan.Oleh karena itu, dengan tatapan Aylin yang dingin, akhirnya Levina tetap duduk."Sudahlah! Aku nggak akan bertengkar lagi denganmu! Ada hal yang mau kudiskusikan denganmu," kata Levina.Aylin tertawa dan bertanya, "Ini sikapmu mau berdiskusi denganku?"Hari ini, sepertinya Levina menginginkan sesuatu dari Aylin. Kalau tidak, dengan sifatnya Levina, dia seharusnya sudah pergi.Aylin hanya menganggap seakan-akan dia baru menonton atr
Ini pertama kalinya Levina berbicara dengan Aylin dengan suara serendah ini, dia bahkan menundukkan kepalanya yang selalu terangkat dengan tinggi. Kemudian, dia berkata dengan suara rendah, "Adikku yang baik, kali ini, anggap saja aku yang salah. Bisakah kamu nggak perhitungan dengan kakakmu ini?""Seharusnya kamu tahu, kesempatan kerja ini sangat berharga bagiku. Kita memang berbeda, kamu memiliki penyokong, tapi kakakmu ini harus berjuang sendirian di dunia hiburan!""Jangan-jangan kamu benar-benar ingin melihatku tenggelam dalam hinaan semua orang?"Aylin hanya merasa bahwa ucapan Levina sangat lucu. "Kapan kamu melihat ada orang yang menyokongku? Siapa yang bilang?"Levina langsung berkata dengan kesal, "Bukan itu intinya, 'kan?""Di dunia ini, siapa yang nggak tahu kalau ada pria kaya yang mendukungmu dari belakang?""Kalau nggak, mana mungkin kamu bisa mendirikan studiomu sendiri secepat ini?""Berdasarkan statusmu sekarang, seharusnya nggak ada perusahaan yang bersedia menerimam
Sambil berteriak dengan penuh amarah, Levina menerjang ke arah Aylin. Meskipun Aylin selalu mempertahankan kewaspadaannya, dia tetap saja terkejut.Saat Levina hendak menyerang dirinya, seorang pria tiba-tiba berlari dari belakangnya dan merangkul pinggangnya sambil menghindar ke satu sisi.Teguh memejamkan matanya dengan kesal. Mengapa saat Jason datang ke tempat ini, wanita itu malah mau menyerang Aylin?Sebelumnya, tetap ada pekerja yang mengawasi situasi di tempat ini. Meskipun kedua wanita itu berbincang-bincang dengan tidak menyenangkan, setidaknya, mereka tidak menunjukkan potensi untuk saling menyerang.Siapa sangka, saat Aylin hendak pergi melanjutkan perekaman, wanita bernama Levina itu malah mau menyerang dirinya."Jason?!"Setelah Aylin bisa berdiri dengan baik, dia baru mengangkat kepalanya dan melihat Jason. Senyuman di wajahnya langsung menjadi cerah. Dia merasa sangat terkejut."Kenapa kamu bisa datang ke sini? Bukankah pekerjaanmu di perusahaan hari ini sangat banyak,
"Bu ... bukan ...."Sudut bibirnya Levina berkedut. "Itu salah paham. Anda pasti sudah salah paham!""Aylin mungkin asal bicara karena dia kesal, jangan anggap serius!""Tapi, saya tetap kakaknya, wajar saja kalau kakak adik kadang-kadang bertengkar seperti ini."Aylin sudah dari awal memahami maksud Levina. Sayangnya, meskipun Levina tertarik pada Jason, Jason tidak tertarik pada Levina.Mereka kadang-kadang bertengkar? Dulu, jika mereka berdua bertengkar karena merebutkan mainan di rumah, Melinda pasti akan langsung menyuruh Aylin untuk mengalah pada Levina.Setelah bertahun-tahun, Aylin sudah terbiasa. Sayangnya, Jason adalah manusia, bukan mainan, jadi Aylin sama sekali tidak akan merelakan pria yang dia cintai pada Levina hanya karena Levina menginginkannya."Kamu benar-benar bodoh atau pura-pura bodoh?" tanya Jason dengan dingin. Dengan tubuhnya yang tinggi, dia menatap Levina dengan tatapan mendominasi, sehingga Levina berjalan mundur beberapa langkah."Tuan Jason, apa maksud An
Sekarang, Aylin sudah tidak lagi menuntut keadilan dari Keluarga Respati. Namun, jika Aylin teringat akan kejadian dari dulu, dia tetap merasakan rasa dendam dalam hatinya.Levina sangat mahir berpura-pura patuh dan tampil menyedihkan di hadapan orang tua mereka, jelas-jelas dialah yang menindas Aylin, dia malah menuduh Aylin dan berpura-pura menjadi korban.Hari ini, meskipun sudah terlambat, Aylin berhasil untuk melepas topeng Levina yang berpura-pura polos dan mendapatkan sedikit keadilan bagi masa kecilnya sendiri."Dasar bodoh, mana mungkin aku berpikir seperti itu?!" kata Jason.Jason menopang dagunya di atas kepala Aylin. Dia membuang napas dengan sedih dan berkata, "Aku hanya berharap agar kamu nggak menyembunyikan hal-hal ini dariku. Aku mau kamu memberitahuku apa pun yang mau kamu lakukan.""Aku tahu kamu bisa melakukan semuanya sendirian, tapi kamu sudah nggak sendirian lagi. Kadang-kadang, kamu juga bisa bergantung padaku, oke?""Aku ingin diperlukan olehmu."Ucapan Jason m
Mereka sesekali perlu menambah riasan Aylin atau mengambil baju untuk dicoba oleh Aylin.Jason sudah terbiasa dengan hal-hal ini, jadi dia tidak memedulikan gerakan itu...."Pakaian ini kurang bagus, lebih bagus yang sebelumnya," gumam Maria. Sekarang, mereka sedang merekam adegan terakhirnya Aylin.Sebenarnya, pakaian Aylin sudah ditentukan dari awal. Hanya saja, Teguh sedang berdiskusi dengan beberapa pemimpin, jadi Maria pun mengutarakan pendapatnya.Aylin bercermin sejenak, dia juga merasa bahwa pakaian yang dia coba sebelumnya lebih bagus."Tapi, pakaian itu masih di ruang istirahatku ..." kata Aylin.Maria berinisiatif untuk mengambilkan pakaian itu untuk Aylin. "Kamu tunggu saja di sini. Lagi pula, perekamanku sudah selesai, biar aku ambilkan untukmu," kata Maria.Kemudian, sebelum Aylin bisa menjawab, Maria menepuk lengan Aylin dan langsung berlari ke ruang istirahatnya Aylin.Di dalam ruang istirahat, melihat Jason yang sedang beristirahat, jantung Levina pun berdebar kencang