Winny menyesali perbuatannya.Semuanya terjadi karena Winny terlalu serakah. Jika dia hanya menyebarkan rumor di internet sesuai permintaan Veren, masalah ini tidak akan menjadi separah ini.Setelah Veren mengakhiri panggilan tersebut, dia melemparkan ponselnya ke satu sisi dengan perasaan sinis."Keinginan manusia itu memang nggak pernah habis! Dia sendiri yang mau jadi terkenal di internet, apa hubungannya denganku?"Untungnya, Veren sudah dari awal menyusun rencana dengan baik, sehingga dia bisa terlepas dari masalah ini sepenuhnya.Kejadian sebelumnya sudah membuat Jason marah. Jadi, akhir-akhir ini, Veren tidak boleh membuat masalah.Jika Jason benar-benar tidak ingin mengembangkan hubungan mereka, Veren bisa memainkan perannya sebagai seorang adik dengan baik.Namun, dia yakin, dia masih berada dalam hatinya Jason dan situasi sekarang terjadi karena Aylin mengganggu di samping.Entah cara apa yang digunakan Aylin untuk merebut hatinya Jason! Begitu Veren memikirkan tentang wanita
Aylin merasa sangat tersakiti, dia tidak ingin dekat lagi dengan orang-orang yang menyakitinya.Terlebih lagi, dia bukanlah orang yang suka merasa sedih, jadi untuk apa dia mendekati orang-orang yang tidak menyukainya?Lagi pula, ada begitu banyak orang yang menyukainya.Dengan cinta kasih dan perasaan sejatinya Jason yang tidak tergoyahkan, Aylin baru mengerti bahwa cara terbaik yang bisa dia lakukan untuk menghadapi orang-orang ini adalah dengan menjauhi mereka.Jika Aylin bisa hidup dengan baik, hal ini sudah menjadi bentuk pembalasan dendam yang terbaik pada orang-orang itu.Dia harus memberi tahu orang-orang itu bahwa dengan meninggalkan mereka, hidupnya hanya akan menjadi lebih baik.Melihat Aylin menjadi makin bersemangat, Jason pun merasa senang.Dia sebenarnya merasa khawatir karena dokter masih belum datang dan dia tidak bisa mengendalikan suasana hatinya Aylin.Namun, tak disangka, Aylin ternyata begitu teguh, dia bisa meredakan kesedihan ini sedikit demi sedikit.Mungkin sa
"Kejahatan pasti ada hukumannya!""Semua perbuatan kita ada catatannya! Akun-akun yang suka mengarang kebohongan di sini, awas saja kalian! Satu hari nanti, kalian juga akan menjadi seperti orang itu!"Ada juga banyak orang yang tidak mengetahui hal ini. Namun, setelah membaca pengumuman itu, mereka langsung merasa senang."Pengumuman ini sangat menyenangkan hati!""Siapa suruh dia mengatai orang lain sesukanya di internet? Dia malah bilang dia orang dalam ....""Tapi, kalian benar-benar nggak ada kerjaan, ya, hingga bisa ditipu oleh orang seperti ini?""Hal-hal yang dia sebarkan bisa dipastikan kebenarannya di internet, kenapa kalian bisa percaya kalau dia benar-benar adalah orang dalam?""Terlebih lagi, terus kenapa kalau dia memang orang dalam? Kalau aku hanya kerja sampingan di kru perfilman, bisakah aku menyebut diriku sebagai orang dalam?"Kesimpulan dari berita ini adalah bahwa semua orang terlalu senggang.Karena tidak ada kesibukan, mereka memercayai berita yang sama sekali ti
Dengan sangat tidak sabaran, direktur itu menyuruh Levina untuk melihat ponselnya sendiri.Sebelumnya, mereka memilih Levina karena mereka mengira bahwa Levina lumayan terkenal.Namun, sekarang, Aylin ternyata benar-benar difitnah!Levina yang memanfaatkan kesempatan ini untuk menghancurkan adik kandungnya pun seketika tidak bisa dipercaya lagi.Hal yang dia sebar sudah dibanjiri oleh banyak orang, bahkan jumlah orangnya melampaui orang-orang yang sebelumnya menyerang Aylin.Mereka mencurigai kebenaran ucapan Levina."Sudah kubilang, orang ini nggak bisa dipercaya.""Dia bilang dia nggak mau jadi terkenal, tapi saat berita tentang Aylin tersebar dengan parahnya, bukankah dia mengunggah hal ini untuk mendapatkan popularitas?""Kalau nggak, siapa yang akan mengenali artis kelas bawah seperti dia?"Orang-orang lainnya juga bergegas menyetujui komentar ini. "Benar, dia bahkan nggak bisa dibilang artis kelas bawah, nggak ada yang kenal dengannya!""Coba kalian cari tahu berapa iklan yang di
Jason sudah memperingatkan mereka, jika Aylin terluka lagi di kru perfilman, film ini akan berakhir di sini.Mereka tidak berani mengabaikan ucapan Jason karena Jason benar-benar bisa membuat film yang sudah mereka rekam hingga sekarang sia-sia."Kamu nggak punya kakak, 'kan?""Jangan-jangan maksudnya kakak yang menjelek-jelekkan dirimu di internet itu? Dia masih bisa disebut sebagai kakakmu?" kata Maria dengan kasar.Terlebih lagi, Maria sudah menganggap Aylin sebagai sahabatnya.Sebelumnya, saat masalah sebesar itu terjadi, Aylin sudah meminta mereka semua untuk tidak mengatakan apa pun di internet karena dia tidak ingin melibatkan mereka.Di situasi sesusah itu, Aylin masih mengkhawatirkan mereka.Dengan dasar ini saja Maria sudah menganggap Aylin sebagai sahabatnya.Sayangnya, dia memang merasa sangat marah karena kejadian di internet itu, tetapi dia tidak bisa membantu Aylin.Aylin sendiri masih belum bereaksi, tetapi dia menenangkan Maria terlebih dahulu. "Mungkin saja dia benar-
Levina menyilangkan lengannya. Dia bersikap seperti seseorang yang tidak bisa didekati. Dengan gayanya yang berlebihan, dia seperti takut orang lain tidak mengetahui bahwa dia adalah seorang artis.Namun, saat Aylin duduk dengan anggun di hadapannya, Levina harus mengakui bahwa dia sudah kalah.Riasan di wajah Aylin jelas-jelas sangat tipis, bahkan warna lipstiknya juga sangat lembut. Dia mengenakan kostum seperti seorang murid SMP, tetapi dia sama sekali tidak terlihat canggung."Sepertinya akhir-akhir ini hidupmu lumayan baik, ya," kata Aylin.Tangan Aylin terlipat di atas meja, membuatnya terlihat sangat santai.Dia sudah sangat akrab dengan lokasi perfilman ini, sedangkan Levina barulah orang yang datang memasuki wilayahnya.Levina memutar jam tangan mahal yang baru dia beli di pergelangan tangannya dengan bangga dan berkata, "Kenapa kamu nggak tanya kenapa aku datang hari ini?"Dengan alis terangkat, Aylin menjawab, "Kalau kamu mau bilang, tentu saja kamu akan bilang. Kenapa? Kamu
Levina mengira bahwa dia sudah menyentuh titik lemahnya Aylin. Namun, tak disangka, Aylin malah tertawa dengan santai."Hehe.""Kenapa kamu ketawa?" seru Levina sambil memukul permukaan meja dengan kedua tangannya. Namun, Aylin seperti tidak mengerti. Aylin tersenyum lagi sambil bertanya, "Kenapa aku nggak bisa tertawa?""Jangan-jangan Kakak mengira kalau aku masih gadis remaja dari dulu, ya?""Siapa yang masih terus melekat pada masa lalu?""Sudah lama aku nggak memerlukan hal-hal yang kamu bilang ini lagi."Levina tidak bisa mempertahankan senyuman di wajahnya. Dia berkata, "Jangan pura-pura.""Kamu hanya cemburu padaku karena kamu nggak bisa mendapatkan kasih sayang mereka seumur hidupmu!"Di antara mereka berdua, Levina-lah yang amarahnya lebih mudah terpancing.Dia terus-menerus mengulangi bahwa Aylin tidak bisa mendapatkan kasih sayangnya Peter dan Melinda.Namun, Aylin sudah tidak memerlukan hal itu, jadi tentu saja dia tidak akan marah.Aylin berkata, "Ya sudah kalau nggak dapa
Seiring dengan berjalannya waktu, ingatan orang-orang di internet menjadi sangat buruk, tentu saja tidak akan ada orang yang mengingat kebohongan Levina lagi.Asalkan kejadian ini berlalu begitu saja, Levina bisa terus menerima iklan-iklan tersebut, bukankah dia bisa melampaui dua pulau dalam sekali dayung?Namun, tak disangka, begitu dia melihat sikapnya Aylin, dia langsung naik darah, sehingga dia melupakan rencana awalnya.Jika Levina berani, dia seharusnya langsung pergi, tetapi dia tahu bahwa dia tidak bisa mempertaruhkan masa depannya di dunia hiburan.Oleh karena itu, dengan tatapan Aylin yang dingin, akhirnya Levina tetap duduk."Sudahlah! Aku nggak akan bertengkar lagi denganmu! Ada hal yang mau kudiskusikan denganmu," kata Levina.Aylin tertawa dan bertanya, "Ini sikapmu mau berdiskusi denganku?"Hari ini, sepertinya Levina menginginkan sesuatu dari Aylin. Kalau tidak, dengan sifatnya Levina, dia seharusnya sudah pergi.Aylin hanya menganggap seakan-akan dia baru menonton atr
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen