Pamela hanya melihat ke bawah sambil menghela napas dengan kesal. "Mungkin kamu nggak akan percaya dengan perkataanku ini. Aku nggak tertarik pada Agam, juga nggak sudi dengan status istrinya Agam! Nona Stevi, nggak ada gunanya kamu mencari masalahku, karena sama saja membuang waktu dan tenaga!"Stevi menatapnya dengan tak percaya. "Apa? Kamu nggak sudi? Jadi, beranikah kamu bersumpah kalau kamu dan Agam nggak ada apa-apa, bahkan nggak suka pada Agam?"Pamela, "..."Pamela benar-benar tidak bisa melakukan sumpah seperti itu.Karena dia dan paman sudah melakukan hal yang tak bisa dideskripsikan ....Tentu saja, mereka melakukan hal itu karena terpaksa!Namun, orang lain tidak akan memahami ketidakberdayaannya. Meskipun dia mengatakannya, pasti tidak ada yang percaya kalau saat itu dia hanya berniat menolong paman ....Jadi, sebaiknya hal ini dijadikan rahasia saja.Ketika kerja sama tiga bulan berakhir, dia akan meninggalkan kediaman Keluarga Dirgantara, bahkan akan musnah dari sisi pam
Adsila mengerutkan alisnya. "Tapi ...."Pamela sudah membawa keluar kuda itu. "Ayo, aku akan coba menungganginya."Adsila masih sangat khawatir. "Bibi, apa kamu mau pertimbangkan dulu? Kuda ini sangat sulit dijinakkan!"Pamela tersenyum. "Nggak usah, aku merasa kuda ini ada jodoh denganku.""Baiklah, nanti saat kamu menungganginya, kamu harus hati-hati!""Baik, aku sudah tahu."Stevi menarik kudanya sambil mengikuti mereka dari belakang, lalu menatap Pamela dengan menghina ....Stevi merasa sebentar lagi dia akan melihat wanita kampung yang tak tahu diri akan jatuh dari kuda, saat itu dia mau lihat Pamela masih bisa bilang kuda ini ada jodoh dengannya atau tidak!Sebenarnya kaki Stevi tidak lagi sakit, tetapi demi menyatakan lukanya sangat parah, jadi dia harus pura-pura berjalan dengan pincang....Justin menunggang kuda merah marun untuk datang mencari mereka. Ketika dia melihat Pamela membawa kuda berwarna putih itu, dia kaget dulu, baru mengerutkan keningnya."Pamela, beraninya kam
Adegan itu sangat mendebarkan!Di kejauhan, Derry, Agam dan yang lainnya bersiap lomba menunggang kuda pun menoleh karena mendengar suara itu. Lalu, mereka langsung melihat adegan mendebarkan itu!Pupil mata Agam menyusut, dia langsung menunggang kuda hitamnya untuk pergi ke arah Pamela ....Di sini, setelah Jojo memekik senang, ia langsung berdiri dengan stabil, lalu membawa Pamela yang duduk di punggungnya berlari di padang rumput. Jojo tidak menolak orang yang menungganginya, juga tidak berencana melemparnya ....Justin yang bersiap mengulurkan tangan untuk menolong pun berhenti, bahkan sangat kaget. Dirinya tak salah lihat, 'kan? Bisa-bisanya Pamela menunggangi Jojo berlari di padang rumput dengan tenang?Ba ... bagaimana mungkin? Stevi tidak percaya, juga sangat marah dan kecewa karena tidak melihat Pamela jatuh dari kuda!Kenapa Pamela bisa mengendalikan kuda ganas itu?! Harus diketahui, kalau kuda itu tidak membiarkan Kalana menungganginya!Adsila masih terkejut, tetapi ekspresi
Justin sangat suka dengan lomba, jadi dia pun ingin ikut dengan antusias."Kalau begitu, ayo kita berempat lomba! Dari sini sampai ujung hutan, siapa yang duluan sampai, siapa yang menang! Bagaimana?"Adsila mengangkat tangannya. "Baik, aku mau ikut!"Semua orang sudah setuju, mereka berempat pun berjaga jarak, lalu memasuki trek masing-masing untuk berada di titik awal yang sama dan bersiap untuk mulai lomba ...."Pamela."Terdengar suara dingin seorang pria dari belakang mereka.Pamela dan Jojo sudah bersiap untuk lari, tetapi ada orang yang memanggilnya sehingga dia harus menolehkan kepala. Lalu, melihat Agam menunggang kuda hitam berhenti di kejauhan sambil menatapnya dengan serius.Agam mengenakan pakaian berkuda yang elegan dan profesional, bahkan terlihat sangat ganteng dan wibawa.Pria tampan yang menunggang kuda tidak seperti pangeran, melainkan seperti raja muda yang wibawa dan berkuasa.Pamela tercengang, baru bertanya, "Paman, apa ada masalah?""Kemari."Nada pria itu terde
"..." Eric ingin muntah.Agam melambaikan cambuk di tangannya dengan kuat dan tenang, juga tidak menunjukkan ekspresi apa pun.Cambuk itu mendarat ke pantat kuda Derry, seketika Derry dan kudanya langsung hilang ....Kuda Derry yang kaget pun berlari kencang, sedangkan Derry dari kejauhan berteriak, "Agam! Aku hanya bercanda saja, kamu sungguh keterlaluan! Berhenti ... berhenti ...."Agam menyimpan cambuknya, lalu menunjukkan ekspresi tidak terjadi apa-apa.Andra hanya tertawa. "Agam, Eric, ayo kita ke sana untuk lomba lagi."Eric menganggukkan kepalanya. "Ayo."Agam menjawab "ya", tetapi matanya melirik ke arah Pamela tanpa sadar. Lomba Pamela sudah dimulai.Kuda Pamela sudah berlari cepat di hutan sana, bahkan lebih cepat dari mereka bertiga .......Agam, Eric dan Andra pergi ke arena kuda untuk lomba, juga dengan cara ini menghabiskan waktu.Tak lama kemudian, Derry menunggang kudanya kembali sambil mengatai mereka bertiga, tetapi dia juga ikut bergabung dalam lomba.Dengan begitu,
Di tepi tebing.Jojo si kuda putih masih berkeliaran di tepi tebing sambil mengerang ....Lalu, ada kain merah robek yang tergantung di tepi tebing. Dari kain itu, bisa diketahui kalau itu adalah seragam berkuda Pamela.Agam menghentikan kudanya, lalu melompat turun untuk segera berjalan cepat ke tepi tebing. Kemudian, dia melihat ke dasar tebing dengan tatapan tajam, tetapi tidak bisa melihat apa-apa ....Terdengar suara cepat tapak kuda berlari ke arahnya, kemudian berhenti.Derry, Eric dan Andra sudah tiba.Setelah mereka bertiga turun dari kuda, mereka melihat tebing yang berbahaya itu, lalu saling melihat dan seketika tidak tahu harus berkata apa.Derry pun bersikap serius, tidak lagi bercanda seperti biasanya. Dia berjalan menghampiri Agam dengan sedih sambil menepuk bahu Agam. "Agam, turut berduka cita."Ekspresi Agam sangat serius, juga tidak berkata apa-apa.Turut ... berduka cita?Turut berduka cita apaan?!Agam menoleh untuk menatap Derry dengan serius dan tenang sembari ber
Agam menginjak batu itu dengan kuat agar tubuhnya bisa berayun untuk mendarat dengan bantuan tali.Setelah Agam mendarat, sekelompok kelelawar pun terkejut ....Agam berdiri sembari menepuk rumput liar yang ada di tubuhnya, lalu mulai mengamati sekitar dengan tatapan tajam ....Lingkungan di dasar tebing sangat buruk, bahkan tak optimis.Namun, dia tidak menemukan ada jejak Pamela!Kalau hidup, dia harus menemukan orangnya. Kalau mati, dia harus menemukan mayatnya!Agam mengerutkan kening, lalu pelan-pelan menyingkirkan rumput liar untuk mencari Pamela dengan cermat ....Tiba-tiba, bayangan hitam menerkam dari belakangnya!Agam merasa ada gerakan, jadi dia berbalik sambil menendang. Lalu, dia melihat seekor beruang cokelat jatuh ke tanah sambil menyeringai ....Sepertinya beruang cokelat itu kelaparan, jadi matanya berbinar ketika melihat mangsa. Tak lama kemudian, ia menyerang Agam!Agam memiliki keterampilan seni bela diri yang baik, jadi dia mengalahkan beruang itu dengan mudah ....
Pamela hanya tersenyum dan mengabaikan Agam.Pamela melewati pria itu untuk melihat beruang cokelat yang sudah babak belur, lalu mengamatinya dengan cermat ....Beruang cokelat itu sudah dipukul hingga babak belur, juga terluka, jadi tak ada tenaga untuk kabur. Ketika melihat ada manusia mendekat, ia pun merasa bahaya, jadi ia menggertakkan giginya untuk menakuti lawan supaya tidak mendekat!Pamela memegang dagunya sambil berpikir. Melihat tampak ia yang kasihan, Pamela menggelengkan kepalanya dengan kasihan. "Ckckck! Jangan lihat ia begitu besar, tapi ia belum dewasa, jadi kegalakannya sangat lucu!"Agam menghampirinya, lalu menatap beruang cokelat perkasa itu dengan dingin. Agam juga mencurigai kalau penglihatan Pamela tidak tepat, karena dia tidak merasa beruang ini lucu."Paman, beruang cokelat sejenis ini biasanya nggak akan memilih hidup di lingkungan buruk. Kurasa ia seharusnya jatuh dari atas, karena kita sama-sama kasihan, kita lepaskan ia saja!""Kamu saja yang putuskan!"Aga