Di sisi lain, selesai makan, Jason mengantar Aylin pulang.Setelah mobil berhenti di depan kediaman Keluarga Yanuar, Aylin pun turun dari mobil. Melihat Jason tidak bermaksud untuk turun dari mobil, dia menoleh dan bertanya pada pria itu, "Apa kamu ... nggak turun?""Aku masih ada sedikit urusan."Ekspresi kecewa terlukis jelas di wajah Aylin. Tidak tahu mengapa, ada rasa sedih menyelimuti hatinya.'Apa dia akan pergi menemui Layla?'Melihat ekspresi wanita itu, Jason menyunggingkan seulas senyum tidak berdaya dan berkata, "Hari ini aku nggak pergi ke perusahaan seharian, masih ada banyak urusan yang menungguku. Aku harus segera pergi ke perusahaan untuk menyelesaikan urusanku.""Apa? Kamu mau pergi ke perusahaan, ya?" Suasana hati Aylin langsung berubah menjadi baik. Dengan seulas senyum mengembang di wajahnya, dia berkata, "Kalau begitu, kamu jangan bekerja sampai kemalaman, ya. Keluarga Yanuar sudah sangat kaya. Kamu nggak perlu terlalu giat bekerja, kesehatanmu lebih penting."Sele
Gagal menghubungi Aylin, setelah berpikir keras, Melinda teringat akan seorang teman lama Aylin ....Aylin adalah seorang anak yang sangat introvert. Selama bertahun-tahun ini, dia juga tidak memiliki banyak teman.Melinda hanya pernah mendengar Aylin menyebut nama seorang teman sekelasnya beberapa kali. Mungkin teman sekelas itu memiliki hubungan yang baik dengan Aylin.Dia bergegas pergi ke kamar Aylin. Karena saat meninggalkan kediaman Keluarga Respati, Aylin sangat terburu-buru, masih ada banyak barang yang belum sempat dibawa pergi. Setelah melakukan pencarian di dalam kamar Aylin, Melinda menemukan sebuah daftar kontak teman sekelas yang disembunyikan oleh Aylin di bawah tempat tidurnya.Saat sudah tamat kuliah, Aylin baru membeli ponsel. Kontak-kontak teman sekelasnya sebelumnya pasti dia catat di daftar kontak teman sekelas.Setelah melakukan pencarian cukup lama, Melinda baru menemukan kontak teman sekelas Aylin itu di dalam daftar kontak. Dia langsung menghubungi nomor terseb
Saat resepsionis melihatnya, dia segera menghentikannya. "Nyonya, kamu nggak boleh masuk begitu saja."Melinda sangat marah sehingga dia mendorong resepsionis dan hendak menerobos masuk. Namun, dia tidak bisa membuka gerbangnya.Melihat dia tidak bisa menghentikan Melinda, resepsionis segera memanggil satpam dengan suara lantang.Dua satpam memegang tangan kiri dan tangan kanan Melinda. Mereka bermaksud untuk menyeret Melinda keluar dari perusahaan.Melinda tidak berhasil melepaskan dirinya. Melihat dia akan diusir dari perusahaan, dia segera berteriak, "Aku adalah ibunya Aylin. Putriku, Aylin memiliki hubungan dengan direktur kalian! Kalau kalian mengusirku seperti ini. Direktur kalian pasti nggak akan melepaskan kalian!"Secara kebetulan, saat ini Phillip kebetulan kembali ke perusahaan.Awalnya, Phillip tidak berniat memperhatikan apa yang terjadi di aula. Namun, ketika dia mendengar wanita ini mengatakan bahwa dia adalah ibunya Aylin, Phillip tanpa sadar menghentikan langkahnya."L
Phillip sedikit mengernyit. Dia merasa bahwa sikap Aylin terhadap ibunya sepertinya tidak terlalu baik. "Dia bilang dia nggak bisa menemukanmu. Dia tahu bahwa kita saling mengenal, jadi dia datang ke sini. Apakah kamu ingin datang sekarang?"Saat ini, Melinda pergi ke Perusahaan Sanders. Sejujurnya, Aylin tidak percaya bahwa Melinda tidak punya niat lain.Hanya saja, jika Aylin tidak pergi mengusir Melinda, Melinda pasti tidak akan rela pergi begitu saja. Hal ini akan menimbulkan masalah yang tidak perlu bagi Phillip.Aylin tidak berdaya. Akhirnya, dia memutuskan untuk pergi ke sana. "Kak, tunggu aku. Aku akan segera ke sana."Aylin menutup telepon, lalu bergegas pergi ke Perusahaan Sanders.Saat dia melihat Melinda duduk dan minum teh di kantor direktur, Aylin menariknya dengan ekspresi masam. "Bangun dan ikut denganku.""Aylin!" Melinda melepaskan tangan Aylin. Dia tidak ingin pergi. "Apa yang kamu lakukan? Aku jarang-jarang datang ke sini, kenapa aku harus pergi terburu-buru?"Apaka
Saat Melinda mendengar bahwa Aylin benar-benar ingin melepaskan pria sebaik itu, dia langsung menjadi cemas. "Aylin, kenapa kamu begitu bodoh? Apakah kamu ingin bersama orang tua itu dan melepaskan pria muda yang baik?"Haha, Melinda masih mengira Aylin menikah dengan lelaki tua!"Terserah kamu." Aylin tidak ingin mengatakan apa-apa lagi padanya. Setelah itu, Aylin mengeluarkan ponselnya dan memesan taksi.Melinda tiba-tiba menjadi cemas dan berjalan bolak-balik beberapa kali. "Aylin, Ibu menasihatimu agar nggak melepaskan pria sebaik itu."Tidak peduli apa yang Melinda katakan, Aylin tetap mengabaikannya. Aylin hanya melihat ponselnya untuk mengetahui lokasi taksi yang dia pesan.Saat taksi tiba, Aylin langsung mendorong Melinda ke dalam mobil, menutup pintu dan memintanya pergi.Melihat Melinda pergi, Aylin menghela napas lega.Selama Keluarga Respati muncul dalam hidupnya, hidup Aylin akan menjadi kacau dan berantakan.Setelah menangani masalah Melinda, Aylin ragu-ragu sejenak, lalu
Aylin menatap Jason dengan ekspresi curiga ....Jason yang duduk tidak jauh dari situ melihat tatapan Aylin, kemudian dia mengangguk dengan ekspresi acuh tak acuh.Tidak disangka, hal ini ternyata benar.Jason benar-benar ingin mengajaknya ke bioskop."Oke, ayo cepat makan. Filmnya akan segera dimulai." Anisa berdiri dan mengajak Aylin ke meja makan.Di meja makan, para pelayan sudah menyiapkan makan malam hari ini. Anisa menarik Aylin untuk duduk dan mengambilkan makanan.Aylin makan malam dengan ekspresi ragu. Setelah selesai makan malam, Jason mengambil kunci mobil dan memberi isyarat agar Aylin keluar.Meskipun Aylin masih merasa sangat aneh, dia tetap mengikuti Jason ke dalam mobil di bawah tatapan Jogan dan Anisa yang sangat bahagia."Jason, apakah kamu benar-benar akan mengajakku menonton film?" tanya Aylin dengan penasaran setelah masuk ke dalam mobil.Jason mengemudikan mobil dan menjawab tanpa menoleh, "Kenapa? Kamu nggak mau pergi?""Bukan," gumam Aylin sambil menunduk. Ayli
"Ayo, kita sudah boleh masuk." Jason melihat waktu dan berdiri.Keduanya memeriksa tiket, lalu menemukan kursi yang sesuai untuk diduduki.Agar Jason dan Aylin bisa merasakan kehidupan pasangan biasa, Anisa sengaja memilih tempat biasa. Saat ini, bioskop telah dipenuhi penonton.Jason mengenakan setelan hitam. Di antara sekelompok orang yang mengenakan pakaian kasual, penampilan Jason terlihat agak aneh.Melihat ekspresinya yang agak tidak wajar, Aylin tidak bisa menahan senyum dan mendekatinya. "Apakah kamu menyesal nggak mengganti pakaianmu sebelum keluar? Orang biasa jarang keluar memakai jas.""Tonton filmnya," kata Jason dengan ekspresi datar sambil mengulurkan tangan untuk mendorong kepala Aylin.Aylin menyentuh kepalanya, lalu duduk diam dan menonton film.Film itu adalah film cinta yang romantis.Tampaknya Anisa telah lama memilih film untuk mendekatkan hubungan antara Jason dan Aylin."Halo." Tidak lama setelah film dimulai, telepon Jason berdering. Dia merendahkan suaranya da
"Aku nggak akan pergi." Mata Aylin sedikit menyipit dengan ekspresi sedikit malu. "Aku nggak nyaman untuk masuk. Bagaimana kalau kamu masuk sendiri, aku akan menunggumu di sini."Ekspresi Jason menjadi masam. Dia tetap bersikeras meminta Aylin keluar dari mobil dan masuk bersamanya.Barusan, Layla menelepon dan mengatakan bahwa ada masalah dengan perlengkapan kru. Selama syuting, perlengkapan itu melukainya. Dia berharap Jason bisa datang dan menjenguknya.Memikirkan persahabatan mereka, Jason menyetujui untuk datang menjenguknya.Jika Aylin tidak masuk saat ini, Jason khawatir dia akan berpikir macam-macam. Akan lebih baik jika Aylin langsung masuk bersama. Jika Aylin melihatnya sendiri, Jason tidak perlu untuk menjelaskan apa pun lagi."Jason ...." Aylin terpaksa mengikutinya. Hatinya perlahan-lahan merasa gugup.Membayangkan adegan intim antara Layla dan Jason, hati Aylin merasa sangat tidak nyaman.Pada akhirnya, Jason menyeretnya ke lokasi syuting ....Saat Jason memasuki lokasi s
Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m
"Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon
Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,
Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,
Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.
Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,
Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi
"Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d
Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen