Pamela mengeluarkan ponselnya sambil berkata, "Pak Agam seharusnya masih belum pergi jauh. Aku akan menghubungi sekretarisnya Pak Agam dan meminta Pak Agam untuk kembali."Jovita tercengang sesaat. Dia seketika tampak waspada. "Apa? Kenapa kamu bisa punya nomor telepon sekretarisnya Pak Agam?" tanya Jovita.Dengan ekspresi tenang, Pamela menjawab dengan santai, "Oh, tadi, saat aku keluar dari kamar mandi, aku kebetulan bertemu dengan sekretarisnya Pak Agam. Aku mengobrol sebentar dengannya dan sekalian mendapatkan nomor teleponnya.""Untuk apa kamu meminta nomor telepon sekretaris orang lain? Jangan berpikir untuk menggoda orang lain!" kata Jovita dengan sinis.Pamela menggelengkan kepalanya dengan sungguh-sungguh dan berkata, "Aku nggak berniat untuk menggoda siapa pun .... Tapi, karena aku sekarang menjadi asisten Kakak dan mendapatkan gaji besar dari Kakak, aku harus lebih bertanggung jawab. Aku ingin kenal lebih banyak orang, jadi aku mendapatkan nomor telepon sekretarisnya Pak Aga
Di sisi lain ....Setelah Pamela dan Ervin menyepakati waktu dan lokasinya, panggilan itu dimatikan. Pamela menarik sebuah kursi dan duduk. Dia sudah mulai lapar, jadi dia ingin makan ....Tadi, sebenarnya Jovita-lah yang menyuruh Pamela untuk mengatakan nama hotel itu pada Ervin.Tadi, Jovita mendekati Pamela untuk mendengar ucapan dari ujung telepon lainnya. Mendengar Agam menyetujui undangan makan malam itu, Jovita mulai membisikkan nama hotel itu di telinga Pamela. Pamela tidak keberatan, dia pun langsung menyampaikan pesan itu pada Ervin.Baru saja Pamela mengangkat sendoknya untuk mulai makan, Jovita tiba-tiba langsung merampas sendok di tangannya!"Berdiri! Siapa yang membiarkanmu duduk? Siapa yang membiarkanmu makan?" seru Jovita.Pamela mengernyit dan berkata, "Kak Jovita, aku sudah menyelesaikan masalah ini, jadi aku seharusnya sudah boleh makan, 'kan?"Jovita memelototinya dengan sinis dan berkata, "Masalahnya sudah terselesaikan? Bukankah akhirnya Pak Agam tetap saja nggak
Jovita malah merasa agak gelisah. Dia berkata, "Ibu, aku sangat tertarik pada Pak Agam. Tapi, bagaimanapun, Pak Agam sudah menikah, jadi aku merasa agak ragu. Kalau ...."Sebelum Jovita bisa menyelesaikan ucapannya, Wulan berkata, "Terus kenapa kalau dia sudah menikah? Dulu, Ibu menyingkirkan istri pertama ayahmu yang menyebalkan untuk mendapatkan posisi Ibu hari ini! Kalau istri pertama nggak bisa mengendalikan suaminya sendiri, itu kesalahan mereka sendiri. Semua orang bisa menduduki posisi mereka sendiri berdasarkan kemampuan mereka! Jovita, biar Ibu beri tahu kamu, bisa menjadi kekasih seorang pria dengan kedudukan seperti Tuan Agam jauh lebih terhormat daripada menjadi istri pria biasa! Terlebih lagi, hidup masih panjang. Ke depannya, kamu pasti punya kesempatan untuk menjadi istri sahnya!"Jovita merasa bahwa ucapan ibunya sangat masuk akal. Namun, dia masih takut-takut. "Tapi, Agam sangat dingin, aku bahkan nggak berani mendekatinya ....""Dia adalah tuan muda dari keluarga kela
Pada pukul delapan malam.Di Hotel Purnama.Saat Agam tiba di hotel ini, gadis resepsionis langsung memberikannya kartu akses untuk kamar 808 dan mengatakan bahwa ini adalah pesan dari tamu wanita di kamar 808.Setibanya di kamar 808, pria ini langsung memasuki ruangan.Tidak ada orang di dalam kamar yang luas dan mewah ini, hanya terdengar suara air mengalir dari kamar mandi.Agam berjalan melewati kamar mandi. Matanya yang gelap melirik sekilas ke arah kamar mandi. Dari kaca kamar mandi yang berpola bunga, samar-samar terlihat bayangan seorang wanita dengan lekuk tubuh bagus yang sedang mandi.Agam sedikit memicingkan matanya dan mengerutkan bibirnya. Tanpa disadari, dia mengalihkan tatapannya.Di meja makan di dalam ruangan, tersusun enam lauk dan satu kuah yang baru selesai dimasak dan masih mengepulkan asap panas.Apakah ini makanan yang gadis itu masakkan sendiri untuknya?Sebelumnya, Agam pernah mendengar dari pengurus rumahnya bahwa gadis ini terkadang-kadang suka membuat sedik
Mendengar suara langkah kaki pria itu yang mendekat, jantung Jovita mulai berdebar kencang. Akhirnya, pria yang dia inginkan, pria kaya yang akan menyokong sisa hidupnya akan segera datang dan menggendongnya!Dia sudah berekspektasi tinggi. Namun, pria itu malah hanya melangkah melewati dirinya tanpa meliriknya sama sekali dan langsung berjalan ke arah pintu kamar ....Ekspresi Jovita menjadi kaku. Dia mengulurkan tangannya dan berseru dengan manja, "Pak ... Pak Agam? Pak Agam, ke mana Anda pergi? Anda ke mana? Jangan pergi, Pak Agam. Saya kesakitan, tolong saya ...."Pria itu sama sekali tidak peduli dan langsung pergi begitu saja.Jovita berdiri dan ingin mengejar Agam, tetapi badannya tidak tertutup sehelai kain pun. Jika dia langsung pergi pakai baju pun dia sudah tidak sempat mengejar Agam ....Ada apa ini? Mengapa hal ini bisa terjadi?Ibunya sudah menambahkan bubuk dari dua bahan masakan yang meningkatkan gairah itu ke dalam tiap makanan. Asalkan pria ini memakannya sedikit saja
Mulut Pamela ditutup dengan pita perekat. Dia membelalakkan matanya dan mengeluarkan suara rintihan untuk menandakan bahwa dia ingin mengucapkan sesuatu.Penculik gemuk itu berpikir sesaat, lalu mengulurkan tangannya dan melepas pita perekat yang menutup mulut Pamela.Mulut Pamela ditutup untuk mencegahnya dari berteriak jika dia siuman di kota. Namun, sekarang, mereka berada di lahan kosong yang terpencil, jadi sekeras apa pun Pamela berteriak, tidak ada gunanya!Setelah Pamela mendapatkan kebebasan untuk berbicara, dia menarik napas dalam-dalam dan berkata, "Karena kalian sudah tahu aku nggak berguna bagi Agam, bisakah kalian melepaskanku?"Penculik gemuk itu mendengus dengan kesal dan berkata, "Melepaskanmu? Kalau aku melepaskanmu, hari ini, semua upayaku sia-sia! Adik manis, kamu cantik sekali. Nanti, kamu bisa menemaniku bersenang-senang!"Pamela tersenyum dan berkata, "Kakak, tentu saja kita bisa bersenang-senang! Tapi, kamu juga harus melepaskanku dulu. Aku nggak suka dipaksa ..
Pamela juga sudah lelah, jadi dia hanya menendang pria gemuk itu sekali lagi, lalu berbalik dan bersiap-siap untuk pergi.Namun, pada saat ini, pintu baja besar gudang ini tiba-tiba dibuka dari luar dan mengeluarkan suara besi berkarat berderit yang memekakkan telinga ....Ada yang berjalan masuk!Orang itu adalah seorang pria dengan rambut berwarna perak, tinggi badan sekitar 180 cm, kulit agak gelap dan anting-anting berlian biru di telinga kirinya.Pamela mundur beberapa langkah dengan waspada sambil mengamati pendatang itu ....Si gemuk dan yang lainnya mengalami patah tulang karena dipukul Pamela, jadi mereka tidak bisa bangkit berdiri. Melihat pria berambut perak itu, mereka seperti melihat penyelamat hidup mereka!"Bos!""Bos, kamu datang tepat waktu, jangan biarkan gadis ini melarikan diri!"Saat pria dengan rambut perak ini berjalan mendekat, wajahnya baru terlihat dengan jelas.Dia sangat tampan, dengan bekas luka yang sangat dalam di sebelah kiri wajahnya. Dia memancarkan au
Setelah melarikan diri dari gudang itu, Pamela berjalan sendirian tanpa arah di lahan kosong yang gelap gulita.Saat dia jatuh pingsan, ponselnya dibuang entah ke mana oleh penculik itu. Sekarang, langit juga mendung, awan gelap menutupi langit malam, bahkan tidak terlihat cahaya bulan sama sekali.Dalam kegelapan, Pamela tidak menemukan arah jalan, dia hanya bisa mencoba untuk bersembunyi di tempat yang tersembunyi dan mencari jalan pulang saat langit terang.Lahan kosong di pinggiran kota seperti ini lebih buruk daripada hutan belantara yang sesungguhnya.Di hutan, dia masih bisa bersembunyi di gua. Sedangkan di tempat ini, hanya ada lahan datar yang kosong. Di sekitarnya, selain duri dan rumput liar, tidak ada satu pun pohon besar di mana dia bisa menyembunyikan dirinya!Rintik-rintik hujan mulai jatuh dari langit ....Tanpa tempat berteduh, Pamela hanya bisa membiarkan dirinya terkena hujan.Tiba-tiba, dia mendengar suara langkah kaki menginjak rumput liar ke arahnya dan cahaya sen