Dia pasti berlari begitu cepat untuk menyusulnya ....Sophia sedikit tersanjung karena Kevin keluar untuk mengejarnya. Ternyata anak ini tahu harus meminta maaf padanya? Ini tidak mudah!Di hadapan Alex, Sophia juga harus bersikap toleran dan murah hati. "Kevin, sebenarnya Ibu nggak menyalahkanmu, tapi sebaiknya kelak kamu jangan bicara seperti itu pada Ibu. Ibu akan sedih."Kevin tidak mengerti lagi apa yang dibicarakan Sophia, tetapi sekarang dia telah merasakan perasaan memiliki bibi cantik itu sebagai ibunya, dia lebih tidak menyukai Sophia yang munafik ini ....Mengabaikan Sophia, Kevin memalingkan muka darinya dan diam-diam bersandar di samping ayahnya.Sophia tidak mendapat jawaban dan raut wajahnya menjadi kaku lagi, tetapi kali ini dia hanya mengira Kevin-lah yang baru saja jatuh dan terluka, juga sedang dalam suasana hati yang buruk. Maka dari itu, dia pun akan mengabaikan masalah ini....Di sisi lain.Lelang belum resmi dimulai, Pamela dan Jason sedang mengobrol tentang per
Kevin tinggal bersama ayahnya untuk beberapa saat, kemudian dia merasa sudah hampir waktunya untuk kembali mencari bibi cantik ....Kevin belum menghabiskan cukup waktu dengan bibi cantik sebelum akan kembali ke ayahnya dalam beberapa hari.Jadi, Kevin mengulangi trik yang sama dan menengadahkan kepalanya untuk menatap ayahnya sambil berkata, "Ayah, aku mau buang air kecil!"Alex bergumam, kemudian meletakkan tangannya di kursi roda dan berkata, "Ayo pergi, Ayah akan mengantarmu ke sana."Kevin menggelengkan kepalanya. "Ayah nggak perlu menemaniku. Kevin sudah besar dan tahu sendiri di mana kamar mandinya!"Alex mengangkat tangannya dan menyentuh kepala putranya. "Hm, kamu sudah dewasa. Ayah bukannya mau menemanimu, ayah juga mau pergi ke toilet."Kevin terdiam. "Eh ... oke ...."Melihat ayah dan anak itu hendak keluar, Sophia langsung berdiri dan berkata, "Alex, kalau kamu kesulitan, aku akan pergi bersamamu!"Pria itu mengangkat tangannya dan menghentikan Sophia dengan tenang, "Nggak
"Heri! Kamu di mana? Kalau nggak segera keluar, jangan salahkan Ibu karena jahat sama kamu!"Heri merasakan hawa dingin di punggungnya dan bulu kuduknya berdiri.Dia tahu suara dan nada suara Ibu jelas-jelas sedang marah ....Bertindak berdasarkan naluri seorang anak, Heri langsung mundur ke dalam bilik toilet tanpa banyak berpikir dan langsung menutup sebelum mengunci pintu.Menakutkan sekali!Dari suaranya, Ibu pasti sangat marah. Kalau saat ini Ibu menemukannya, dia pasti akan dihajar habis-habisan ....Melihat putranya mundur ke dalam bilik toilet seolah baru melihat hantu, alis Alex berkerut dan dia menyipitkan matanya karena bingung. Apa yang terjadi dengan anak itu?Pada saat ini suara seorang wanita di luar masuk melalui pintu kamar mandi ...."Maaf, apakah ada orang di dalam?"Alex menoleh dan melihat ke arah pintu kamar mandi, tetapi tidak melihat wanita itu.Mungkin karena tidak ingin melihat hal tidak sepantasnya, wanita itu hanya berdiri di depan pintu sambil berbicara tan
Melihat putranya dibawa pergi oleh orang lain, pria itu tersadar dan berteriak dengan tajam, "Berhenti!"Sepertinya wanita yang membawa Kevin pergi tidak mendengarnya dan berjalan keluar tanpa menoleh ke belakang ....Alex yang memiliki keterbatasan tungkai dan kaki bergegas memutar kursi rodanya untuk mengejar putranya, tetapi saat itu terdengar suara pintu toilet dibuka kembali dan terdengar suara. "Ayah ...."Pria itu bergerak sejenak dan tiba-tiba menoleh ke belakang, pupil matanya membesar.Apa yang terjadi?Heri menjulurkan kepalanya keluar dari toilet karena terkejut dan menghela napas lega. Melihat Ibu telah pergi dan bahaya sudah lewat, dia memanggil ayah tampan itu ....Akan tetapi, siapa yang baru saja dibawa Ibu?Alex menatap anak yang terlihat sama persis seperti putranya, lalu menoleh ke tempat wanita itu baru saja mengambil anak lain yang tampak persis seperti putranya. Sepasang mata tampannya menyipit menjadi garis yang dalam .......Pamela membawa Heri keluar dari kam
Pamela menatap Calvin dengan penuh simpati dan membelanya, "Oke, Kak Calvin, silakan keluar dulu."Calvin membungkuk dengan rasa terima kasih. "Baik, Nona Pamela."Mendengar adiknya memanggilnya Kak Calvin, Jason semakin merasa kesal dan bisa juga dikatakan dia cemburu. Dia sendiri tidak bisa mendengar adiknya memanggilnya kakak, tetapi mengapa Calvin bisa?Heh!Lupakan saja. Karena tidak ingin menunjukkan sifat buruknya di depan adiknya, Jason pun tidak menyulitkan Calvin dan hanya melambaikan tangan ke arah Heri yang baru saja ditemukan. "Kemarilah, datanglah ke Paman!"Kevin dimarahi oleh bibi cantik itu dan merasa agak sedih. Awalnya dia agak ragu saat melihat pria yang dipanggil paman oleh saudaranya, tetapi dia merasakan perasaan akrab yang tak terlukiskan di dalam hatinya dan tidak merasa takut dan berjalan dengan patuh ....Jason menggendong keponakannya yang terlihat kesal dan bertanya dengan ramah, "Ada apa? Ibu memarahimu?"Kevin mengerutkan bibirnya dengan sedih dan mengang
Sebenarnya Pamela merasa agak tidak berdaya karena Jason begitu memanjakan anak-anaknya."Pak Jason, tolong berhenti membujuk anak kecil. Bukankah pelelangan tanah Perouse sudah dimulai?"Jason menatap Pamela dan berkata, "Ya."Mendengar apa yang diinginkannya telah didapatkan, Pamela merasa lega dan bertanya, "Berapa harga pembeliannya?"Jason mengangkat dua jari rampingnya ke arah PamelaPamela menyipitkan matanya. "Dua ratus?"Jason mengangguk. "Seseorang di ruangan seberang telah menawar dan akhirnya menaikkan harga ke jumlah ini. Jangan khawatir, nggak masalah kalau melebihi anggaranmu. Aku akan memberikannya untukmu."Jumlah ini memang jauh melebihi anggaran Pamela.Bukan karena Perusahaan Dirgantara tidak bisa mengeluarkan jumlah tersebut, melainkan karena betapapun bagusnya lokasi tanah di Perouse, luasnya tidak terlalu besar dan tidak ada gunanya membeli sebidang tanah tersebut dengan harga semahal itu.Dari sudut pandang nilai yang komprehensif, harga ini sangat tidak masuk a
Benar saja, wanita inilah yang dengan jahat menaikkan harga di sini.Sebidang tanah itu milik ayah Sophia. Dia berpura-pura menjadi klien dan datang menawar, hanya dengan sengaja menaikkan harga agar keluarganya mendapat keuntungan lebih.Ini jelas tidak sesuai dengan peraturan di dunia lelang.Sophia mengira itu adalah pelayan yang masuk, jadi dia tidak menengadahkan kepala untuk melihatnya. Dia meminum kopinya sambil berpikir dan hanya berkata, "Taruh saja barangnya dan keluar!"Setelah memberi perintah, dia tidak mendapat jawaban sopan dan hormat dari pelayan. Baru kemudian Sophia menyadari ada yang tidak beres. Dia mengangkat kelopak matanya dan matanya membelalak lebar."Pamela?! Kok kamu?"Saat Sophia melihat Pamela berdiri di depan pintu, reaksi pertamanya adalah terkejut dan jijik, kemudian matanya menunjukkan rasa bersalah. Dia melirik ke belakang Pamela, takut pria dan anak itu akan bertemu dengannya begitu kembali ....Ada sentuhan sinis di bibir Pamela. "Nona Sophia, bukank
Hingga Pamela masuk kembali ke dalam ruang pribadinya dan sosok bayangan wanita itu sudah tidak terlihat lagi, Alex baru mengalihkan pandangannya dari wanita itu.Kini, pandangannya tertuju pada bocah lelaki di sampingnya yang mirip sekali dengan putranya. Ekspresi ketakutan terpampang jelas di wajah bocah lelaki itu, seolah-olah takut dilihat oleh wanita barusan?Alex menepuk kepala Heri dengan pelan, lalu berkata pada bocah lelaki itu, "Ayo kita masuk ke dalam."Heri tersadar kembali dari lamunannya dan mengikuti pria itu masuk ke dalam ruang pribadi.Pamela baru saja keluar dari ruang pribadinya, pria itu sudah membawa bocah lelaki tersebut masuk kembali ke dalam ruangan. Bagaimana mungkin Sophia tidak cemas ....'Apa mungkin dia sudah melihat Pamela?'"Alex, kenapa kamu dan Kevin keluar begitu lama?"Seulas senyum tipis mengembang di wajah Sophia. Namun, senyumannya terkesan sedikit kikuk.Alex berkata dengan ekspresi datar seolah-olah tidak ada yang terjadi, "Oh, tadi Kevin sakit