Sebenarnya Pamela merasa agak tidak berdaya karena Jason begitu memanjakan anak-anaknya."Pak Jason, tolong berhenti membujuk anak kecil. Bukankah pelelangan tanah Perouse sudah dimulai?"Jason menatap Pamela dan berkata, "Ya."Mendengar apa yang diinginkannya telah didapatkan, Pamela merasa lega dan bertanya, "Berapa harga pembeliannya?"Jason mengangkat dua jari rampingnya ke arah PamelaPamela menyipitkan matanya. "Dua ratus?"Jason mengangguk. "Seseorang di ruangan seberang telah menawar dan akhirnya menaikkan harga ke jumlah ini. Jangan khawatir, nggak masalah kalau melebihi anggaranmu. Aku akan memberikannya untukmu."Jumlah ini memang jauh melebihi anggaran Pamela.Bukan karena Perusahaan Dirgantara tidak bisa mengeluarkan jumlah tersebut, melainkan karena betapapun bagusnya lokasi tanah di Perouse, luasnya tidak terlalu besar dan tidak ada gunanya membeli sebidang tanah tersebut dengan harga semahal itu.Dari sudut pandang nilai yang komprehensif, harga ini sangat tidak masuk a
Benar saja, wanita inilah yang dengan jahat menaikkan harga di sini.Sebidang tanah itu milik ayah Sophia. Dia berpura-pura menjadi klien dan datang menawar, hanya dengan sengaja menaikkan harga agar keluarganya mendapat keuntungan lebih.Ini jelas tidak sesuai dengan peraturan di dunia lelang.Sophia mengira itu adalah pelayan yang masuk, jadi dia tidak menengadahkan kepala untuk melihatnya. Dia meminum kopinya sambil berpikir dan hanya berkata, "Taruh saja barangnya dan keluar!"Setelah memberi perintah, dia tidak mendapat jawaban sopan dan hormat dari pelayan. Baru kemudian Sophia menyadari ada yang tidak beres. Dia mengangkat kelopak matanya dan matanya membelalak lebar."Pamela?! Kok kamu?"Saat Sophia melihat Pamela berdiri di depan pintu, reaksi pertamanya adalah terkejut dan jijik, kemudian matanya menunjukkan rasa bersalah. Dia melirik ke belakang Pamela, takut pria dan anak itu akan bertemu dengannya begitu kembali ....Ada sentuhan sinis di bibir Pamela. "Nona Sophia, bukank
Hingga Pamela masuk kembali ke dalam ruang pribadinya dan sosok bayangan wanita itu sudah tidak terlihat lagi, Alex baru mengalihkan pandangannya dari wanita itu.Kini, pandangannya tertuju pada bocah lelaki di sampingnya yang mirip sekali dengan putranya. Ekspresi ketakutan terpampang jelas di wajah bocah lelaki itu, seolah-olah takut dilihat oleh wanita barusan?Alex menepuk kepala Heri dengan pelan, lalu berkata pada bocah lelaki itu, "Ayo kita masuk ke dalam."Heri tersadar kembali dari lamunannya dan mengikuti pria itu masuk ke dalam ruang pribadi.Pamela baru saja keluar dari ruang pribadinya, pria itu sudah membawa bocah lelaki tersebut masuk kembali ke dalam ruangan. Bagaimana mungkin Sophia tidak cemas ....'Apa mungkin dia sudah melihat Pamela?'"Alex, kenapa kamu dan Kevin keluar begitu lama?"Seulas senyum tipis mengembang di wajah Sophia. Namun, senyumannya terkesan sedikit kikuk.Alex berkata dengan ekspresi datar seolah-olah tidak ada yang terjadi, "Oh, tadi Kevin sakit
Kali ini, Sophia sama sekali tidak mendengar ucapan bocah lelaki itu....Pamela kembali ke dalam ruang pribadinya dan duduk. Dia terlihat mengerutkan keningnya seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Melihat ekspresi adiknya, Jason bertanya dengan lembut, "Pamela, ada apa? Apa kamu sudah tahu siapa yang berada di ruangan seberang?"Pamela menganggukkan kepalanya dan berkata dengan jujur pada kakaknya, "Hmm, Sophia orangnya."Begitu mendengar adiknya menyebut nama Sophia, ekspresi Jason membeku sejenak. Kemudian, dia menatap adiknya dengan tatapan cemas. Pada saat bersamaan, dia juga sudah mengerti mengapa harga tanah itu bisa begitu tinggi.Dia mendengus dingin dan berkata, "Tindakan keluarga Theo benar-benar licik!"Pamela tertawa mengejek dan berkata, "Kata licik bahkan sudah nggak cukup untuk mendeskripsikan mereka! Mereka benar-benar serakah! Bisa-bisanya mereka menaikkan harga hingga lebih dari sepuluh kali lipat!"Jason juga setuju dengan penilaian adiknya. Dia berkata dengan sor
Pamela berkata, "Saat aku masuk ke dalam ruangan itu, hanya ada dia seorang."Jason berkata, "Hmm, kalau ayahnya nggak datang, urusan ini bisa lebih mudah ditangani."Pamela menatap Jason dengan ekspresi curiga selama beberapa saat. Dia merasa seakan-akan ada yang janggal.Jason tahu adiknya sedang menatapnya dengan curiga, dia memang menyembunyikan sesuatu dari adiknya.Namun, untuk sementara waktu, dia tidak ingin adiknya mengetahui hal ini. Hanya saja, dia juga tidak bisa mengendalikan ekspresinya dengan sempurna. Jadi, dia terpaksa memalingkan wajahnya dan melihat ke luar kaca mobil, agar adiknya tidak bisa melihat ekspresinya ....Tadi, saat dia menemui penanggung jawab acara lelang untuk mendiskusikan tentang tanah, untuk melakukan penyelidikan, penanggung jawab acara lelang memeriksa rekaman video pengawasan.Dia yang berada di samping penanggung jawab acara lelang pun melihat kondisi dalam ruang pribadi itu dengan sangat jelas.Sophia tidak datang seorang diri. Wanita itu didam
"Apa?! Dasar Sophia sialan!" Begitu mendengar ucapan kakak iparnya, Olivia benar-benar kesal setengah mati. Dia memang sangat membenci Sophia. Setelah mendengar tindakan keji yang dilakukan wanita itu, dia benar-benar ingin menemui wanita itu dan menghajar wanita itu atas nama kakak iparnya!'Dasar Sophia sialan! Tiga tahun yang lalu, dia sudah membuat Kak Agam dan Kak Pamela terpisah! Sekarang dia malah kembali lagi dan membuat Kak Pamela kesal!''Sungguh mengesalkan! Awas saja kalau aku bertemu dengan Sophia sialan itu!''Kalau aku bertemu dengannya, aku pasti akan menghajarnya hingga babak belur untuk melampiaskan kekesalanku!'Saat ini, Pamela benar-benar sangat kelelahan. Dia sendiri juga tidak tahu mengapa hari ini dia lebih cepat merasa lelah dibandingkan biasanya ....Sebenarnya, biasanya staminanya cukup baik.Mungkin karena saat dalam perjalanan pulang di dalam mobil tadi, sikap Jason benar-benar sangat aneh, sampai-sampai membuatnya tidak bisa mengistirahatkan pikirannya sej
Melihat suasana hati anaknya kurang baik, Pamela berjongkok dan berusaha agar posisi tubuhnya sejajar dengan bocah lelaki itu. Kemudian, dia bertanya dengan sabar, "Hmm, ada apa denganmu?"Kevin berkata dengan cemas, "Bukankah sebelumnya Ibu mengatakan akan memberiku pelajaran sepulang ke rumah? Aku ... aku sangat takut ...."Pamela tertegun sejenak, lalu tertawa!Melihat sosok bibi cantik di hadapannya tiba-tiba tertawa, Kevin merasa sedikit kebingungan. Dia mengedipkan matanya dan menatap Pamela dengan tatapan linglung.Walaupun dia tidak mengerti apa yang sedang ditertawakan oleh sosok bibi cantik di hadapannya ini, tetapi jujur saja dia merasa bibi cantik di hadapannya ini makin cantik saat tertawa. Selain cantik, sosok bibi di hadapannya ini juga sangat manis!Pamela mengulurkan tangannya dan menggendong anaknya. Sambil memeluk bocah lelaki itu, dia mencoba untuk menghibur putranya, "Dasar anak bodoh! Ibu berbicara seperti itu hanya karena sedang kesal. Apa kamu benar-benar berpik
Sungguh konyol, bukan?Tiga tahun yang lalu, Agam masuk ke ruang bersalin Pamela dan menculik seorang anak Pamela. Ternyata pria itu melakukan hal seperti itu hanya demi membangun keluarga beranggotakan tiga orang bersama Sophia? Pria itu menjalani kehidupan selama tiga tahun ini tanpa rasa malu sama sekali?Dengan sorot mata dalam, Jason berkata pada bawahannya, "Calvin, kamu berjaga di depan pintu dan awasi situasi kamar seberang. Siapa pun yang keluar atau masuk, kamu harus segera melaporkannya padaku.""Baik, Tuan Muda Jason!" Setelah menerima perintah dari majikannya, Calvin segera berbalik dan berjaga di depan pintu kamar. Dia mengawasi kamar seberang dengan ketat.Melihat Calvin sudah keluar, Jason memijat-mijat pelipisnya.Dia sama sekali tidak memedulikan hidup mati Agam.Dari awal hingga sekarang, orang yang dia pedulikan adalah adiknya.Kalau kala itu Agam benar-benar sengaja menculik seorang anak Pamela, lalu meninggalkan anak istrinya untuk membina rumah tangga bersama Sop