Share

Bab 1429

Penulis: Hargai
last update Terakhir Diperbarui: 2024-04-09 22:00:31
"Aku sudah dengar kabar kalian ingin memanfaatkan ketidakberadaan suamiku untuk menduduki posisinya, tapi, aku sarankan kalian untuk mengurungkan niat itu! Selama ada aku, Perusahaan Dirgantara nggak akan ganti nama!" kata Pamela.

Ucapan Pamela membuat semua orang tidak bisa berkata-kata. Bahkan mereka yang masih tidak puas tidak lagi berbicara untuk mempersulit keadaan.

Karena mereka juga merasa logis.

Ucapan Pamela benar, Agam sudah tiada, tentu pewaris utama yang akan menggantikannya, tidak mungkin pemegang saham seperti mereka yang mengambil alih.

Pertemuan tersebut berlangsung selama satu setengah jam, Pamela tampil dengan normal.

Sekalipun sekelompok pemegang saham yang licik itu tidak mau menerima kepemimpinan dari seorang wanita muda, mereka harus mengakui bahwa wanita ini memiliki kekuatan, berbicara dengan fasih dan sangat pandai mengelola perusahaan ....

"Rapat dibubarkan."

Setelah rapat, Pamela bangkit dan keluar dari ruangan, lalu pergi ke kantor Direktur untuk mengatur la
Bab Terkunci
Lanjutkan Membaca di GoodNovel
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
semoga agam segera ditemukan lah ya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1430

    Pamela tersadar, kemudian menggeleng, "Nggak apa-apa, sepulang kerja nanti aku akan menjemput Revan dan si kembar di sekolah, kamu mau ikut atau pulang duluan?" tanyanya.Olivia menjawab secara spontan, "Aku ikut. Aku sudah janji pada Revan dan si kembar, hari ini akan mentraktir mereka makan pizza."Pamela mengiakan, meletakkan botol mineralnya, lalu melambai sambil berkata, "Kamu keluar dulu, masih ada yang harus kukerjakan.""Oh ...."Setelah mengangguk, dia keluar dari kantor Direktur dan menutup pintu.Olivia tampak sedih setelah keluar dari kantor Direktur.Tidak mudah menjadi Pamela, dia membantu Agam mengelola perusahaan, juga mengasuh tiga anak, bahkan salah satunya diadopsi oleh Agam dengan alasan khusus, tapi Pamela memperlakukannya seperti anak sendiri, tidak pernah pilih kasih.Sementara Agam seakan menguap, tidak pernah ada kabarnya.Yang paling penting, selama tiga tahun ini, Pamela tidak pernah berpikir untuk meninggalkan Keluarga Dirgantara, dia juga mengasuh tiga anak

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1431

    Olivia mengerutkan kening tidak senang, "Kenapa Keluarga Dirgantara egois?"Andra berkata dengan serius, "Kakakmu menghilang bertahun-tahun lamanya tanpa kabar, juga nggak punya akta pernikahan dengan Lala, sekarang kalian mengikatnya di rumahmu, dia harus mengasuh anak, mengelola perusahaan, kalian juga nggak mengizinkan dia punya kehidupan yang baru. Apa menurutmu kalian nggak egois?"Olivia menyadari sikap mereka yang tidak masuk diakal, dia menggertakkan gigi, "Kak Agam hanya belum ada kabar, dia belum meninggal! Suatu hari dia pasti kembali."Andra tersenyum dingin, "Kalau bisa kembali, sudah dari dulu dia kembali! Dia nggak akan meninggalkan Lala sendirian di sini jadi janda dan membiarkan anaknya jadi yatim, 'kan?" balasnya.Olivia tidak bisa menang melawan Andra, jadi dia berhenti berdebat dan mengadang di depannya, tidak membiarkannya masuk."Nggak ada gunanya kamu banyak bicara! Ini Perusahaan Dirgantara, kamu nggak boleh masuk tanpa izin dariku!" kata Olivia.Andra mendekati

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1432

    Andra menatapnya dalam-dalam, kemudian berkata, "Kamu dan Agam belum mengurus akta pernikahan, upacara pernikahan kalian hanya formalitas untuk meyakinkan Kakek Tomi, bahkan para tetua penting nggak diundang untuk menyaksikan pernikahan tersebut.""Tapi sekarang, bisa dikatakan kamu membantu mereka tanpa nama dan status. Suatu hari, setelah merasa kamu nggak bermanfaat lagi, mereka akan mengusirmu kapan saja. Saat itu, kamu bukan siapa-siapa," sambungnya.Pamela menekan tombol enter terakhir kalinya untuk menyimpan dokumen.Kemudian dia menguap lelah, menatap Andra sambil berkata, "Jadi menurutmu, aku membantu Keluarga Dirgantara untuk mendapat imbalan di masa depan?"Andra menggeleng sambil berkata, "Tentu kamu nggak berpikiran seperti itu, tapi kamu pasti akan sedih menyadari kamu ditendang setelah dimanfaatkan."Pamela tidak setuju dan membantah, "Terserah mau dimanfaatkan, nggak punya nama dan status di Keluarga Dirgantara juga nggak masalah. Bagiku semua itu nggak penting. Sebelum

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1433

    Pamela tidak menganggap serius ucapan Andra, berpikir dia mungkin hanya asal bicara, jadi dia kembali menundukkan kepala dan melanjutkan pekerjaannya.Siapa sangka, sepulang kerja, Andra benar-benar datang!Lantai bawah Perusahaan Dirgantara.Pamela dan Olivia baru saja keluar dari gedung, saat hendak menaiki mobil yang dikemudikan sopir, bunyi klakson yang datang dari belakang mengganggu mereka.Keduanya menoleh ke arah datangnya suara ....Terlihat mobil Andra berhenti di belakang, dia menurunkan kaca jendela, menjulurkan kepalanya keluar, tersenyum cerah pada kedua wanita itu dengan wajah jahatnya sambil melambai.Olivia tidak senang melihat Andra, dia mengerutkan dahi. "Kak, kenapa dia datang lagi?" tanyanya.Pamela juga mengerutkan alis dan menjawab, "Siapa sangka dia begitu rusuh?"Olivia mendengus kesal, "Ayo, abaikan saja dia, kita naik mobil sendiri."Sambil bicara, Olivia segera menarik Pamela ke dalam mobil dan mendesak sopir, "Cepat jalan! Jangan biarkan mobil bobrok di bel

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1434

    Untungnya Pamela hanya malas meladeni Andra, bukan karena punya kesan baik padanya ....Agam tidak ada, Olivia khawatir Pamela akan direbut pria lain....Sekolah Harmoni, Kota Marila.Mobil berhenti tak jauh dari pintu gerbang sekolah.Di jam pulang sekolah, banyak orang tua dan wali yang menjemput anaknya, mereka mengantre di depan gerbang.Sekolah paling mewah di Kota Marila ini mempunyai peraturan yang ketat. Untuk menjamin keselamatan anak-anak, hanya satu orang tua yang boleh masuk, agar suasana tidak terlalu ramai dan menimbulkan kekacauan sehingga mengganggu konsentrasi guru.Olivia berinisiatif turun untuk mengantre. "Kak, aku yang jemput mereka, kamu tunggu saja di mobil," pesannya.Pamela mengiakan.Namun, dia tidak menunggu di dalam mobil, melainkan ikut turun dan berdiri di samping mobil, memandangi gerbang sekolah.Seorang pria tua berjualan balon di gerbang sekolah. Pamela pikir anak-anak pasti menyukainya, jadi dia mendekat, menanyakan harga, bermaksud membeli tiga balo

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1435

    Sophia memandang anak bertopeng Manusia Robot di pelukannya dengan bahagia, "Ya, ini anakku! Aku sudah menikah, kamu pasti belum tahu. Ini anakku dengan suamiku. Namanya Kevin. Kevin, sayang, panggil Bibi Pamela," katanya.Anak bertopeng Manusia Robot itu tidak menuruti ucapan Sophia untuk menyapa Pamela, dia fokus pada balon di tangan pria tua itu ....Pamela mengerutkan kening, memandang Sophia dengan kritis. "Kamu sudah menikah? Dengan siapa?" tanyanya.Sophia tersenyum lebar sambil menjawab, "Kamu nggak mengenalnya. Dia orang biasa, tumbuh besar di luar negeri, sejak kami menikah, dia belum pernah pulang. Pamela, seharusnya kamu nggak pernah bertemu dengannya.""Oh, ya?" Pamela menyipitkan mata, ekspresinya tenang, tapi berpikir dalam-dalam.Sophia tertawa melihat ekspresi Pamela. "Pamela, kamu nggak mengira suamiku Agam, 'kan?" tanyanya.Mendengar Sophia menyebut nama Agam, hati Pamela menegang, matanya menatap Sophia dengan rasa ingin tahu.Tidak ada kejanggalan di wajah Sophia,

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1436

    Pamela mengabaikan penyelidikan Sophia, matanya kembali terfokus pada anak dalam pelukan Sophia. Karena anak itu memakai topeng, dia tidak bisa melihat wajahnya."Berapa umur anakmu?" tanya Pamela.Sophia menjawab, "Tahun ini Kevin berusia dua tahun."Dua tahun ....Mata Pamela tidak pernah lepas dari wajah kecil anak bertopeng Manusia Robot itu.Meskipun topeng menutupi seluruh wajahnya, bagian mata tetap terlihat, mata yang hitam dan berbinar ....Setelah menyadari dirinya sedang ditatap, anak itu membalas tatapan Pamela sambil memiringkan kepalanya, seolah sedang memikirkan sesuatu, terlihat sangat lucu.Melihat Pamela dan Kevin saling memandang, kewaspadaan yang tak terlihat melintas di wajah Sophia.Dia sengaja mengulurkan tangan untuk menutup jarak antar keduanya sambil berkata, "Kevin, mau balon yang mana? Cepat pilih, Ayah masih menunggu kita di hotel! Jangan biarkan Ayah menunggu terlalu lama."Anak itu tersadar, dia mendongak menatap balon-balon itu dan akhirnya memilih balon

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1437

    Sebagai ibu, sebenarnya dia khawatir si kembar akan diam-diam menangis karena belum terbiasa bersekolah.Saat menjemput beberapa hari yang lalu, si kembar keluar sambil menangis.Untungnya hari ini mereka tidak menangis lagi, keduanya terlihat ceria."Bagus! Ibu belikan kalian balon, pilih satu yang kalian suka," kata Pamela."Asik!""Aku suka gambar kelinci!"Si kembar berlari gembira menuju pria tua penjual balon itu ....Pria tua itu juga dengan baik hati membungkuk, membiarkan mereka memilih.Melihat anak-anak berhasil beradaptasi di sekolah, Pamela merasa lega.Saat ini, dia memperhatikan Revan yang tidak pergi memilih balon, tapi berdiri menunduk sendirian."Kenapa? Kenapa nggak ke sana memilih balon?" tanya Pamela dengan hangat.Revan tercengang, lalu bertanya, "Apa aku juga dapat?"Pamela mengerutkan kening, lalu membalas bertanya, "Kenapa nggak? Apa mungkin Ibu nggak membelikannya untukmu?"Mata Revan berbinar, lalu tersenyum, "Terima kasih, Ibu."Setelah itu, barulah Revan be

    Terakhir Diperbarui : 2024-04-09

Bab terbaru

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status