"Pamela, nanti siang akan ada pakar gizi yang datang membuatkan makanan untukmu. Kamu ingin makan malam apa? Sepulang kerja, aku akan membeli bahan-bahan makanan untukmu."Karena dia sudah memutuskan untuk tinggal di sini, Pamela tidak ingin merugikan dirinya sendiri hanya karena sungkan. Setelah berpikir sejenak, dia berkata, "Aku ingin makan hotpot!"Jason mengerutkan keningnya dan berkata dengan nada sedikit tidak senang, "Sebaiknya sekarang kamu jangan memakan makanan pedas dulu."Pamela juga tidak ingin berdebat dengan pria itu. "Oh, kalau begitu aku pesan makanan sendiri saja."Mendengar ucapan adiknya, Jason benar-benar tidak berdaya. Dia berkata dengan nada agak lembut, "Baiklah kalau begitu. Sepulang kerja aku akan pergi membeli sayuran, daging cincang dan bahan makanan hotpot lainnya. Setelah aku pulang, kita makan hotpot bersama."Setelah menjawab "hmm" singkat, Pamela menundukkan kepalanya untuk memakan sosisnya. Setelah menelan sosis tersebut, dia berkata dengan nada seriu
Justin berkata, "Cih! Kamu adalah Pamela! Biarpun kamu adalah kakakku, kamu juga nggak bisa ikut campur dalam hal seperti ini!"Pamela mengunyah rotinya dengan santai dan berkata, "Aku nggak peduli denganmu. Tapi, Ariel adalah keluargaku, dia selalu menuruti ucapanku. Selama aku nggak setuju, hubungan kalian nggak akan bisa bertahan lama!"Ekspresi Justin langsung berubah drastis, "Kak Pamela! Kakakku sayang, jangan seperti ini ...."Dia tahu Ariel memanggil Pamela dengan panggilan Bos, pacarnya itu pasti akan menuruti semua ucapan Pamela!Tidak hanya itu, sekarang Jason juga menuruti ucapan Pamela!Dia memang sangat khawatir Jason tidak mengizinkannya menjalin hubungan dengan Ariel. Kalau ada Pamela yang membantunya bicara, pasti tidak masalah!Pamela mengulurkan satu lengannya dengan malas. "Berikan aku selembar tisu."Justin segera melaksanakan perintah Pamela. Dia meletakkan selembar tisu ke telapak tangan Pamela dengan penuh hormat.Setelah memasukkan potongan roti terakhirnya ke
Ekspresi Pamela menjadi masam. "Siapa yang kamu panggil gendut?"Agam mengerutkan bibirnya sambil berkata, "Siapa yang sedang bermain ayunan?"Tidak ada wanita di dunia ini yang akan senang jika seseorang mengatainya gendut, tidak terkecuali Pamela!Meskipun saat ini berat badan Pamela bertambah karena kehamilannya!Wajah dan perut Pamela menjadi bulat, tapi anggota tubuhnya tidak gemuk. Tubuhnya masih tetap terlihat ramping."Pak Agam, kalau kamu nggak tahu cara mengobrol, diamlah. Kalau nggak, kamu akan mudah dimarahi!"Agam memandangi gadis kecil yang terlihat sangat marah sambil tersenyum dan berkata, "Memangnya kenapa dipanggil gendut? Gendut sangat imut."Pamela menggertakkan giginya dan berkata dengan ekspresi masam, "Haha! Terima kasih atas pujianmu. Kamu sudah melihat. Apakah masih ada hal lain? Kalau nggak ada hal lain. Aku akan menutup telepon!"Agam menyentuh dagunya dengan malas sambil berkata, "Sebaiknya jangan menurunkan berat badan setelah melahirkan."Pamela sangat mar
Pamela mengangkat wajahnya, lalu menatap langit biru yang tidak bisa ditutupi oleh payung. "Apakah kamu suka dia cantik, mandiri dan berbeda dari gadis-gadis menyebalkan di sekolahmu?"Justin merasa ucapan Pamela benar. Dia menjawab sambil mengangguk, "Tentu saja!"Pamela berkata sambil mengerutkan bibirnya, "Sekarang, kamu suka sifat dewasa seperti Ariel, tapi bagaimana dengan masa depan? Saat kamu kuliah dan bertemu dengan beberapa gadis yang luar biasa dan mandiri, kamu mungkin akan tergoda lagi!"Justin tidak setuju. Dia berkata sambil mengerutkan kening dengan tidak senang, "Kenapa kamu berkata seperti itu? Di matamu, Kak Ariel adalah gadis biasa. Apakah gadis lain bisa menandinginya?"Pamela berkata sambil memandang Justin, "Tentu saja di mataku nggak ada yang bisa menandinginya, tapi kamu mungkin hanya menyukainya sekarang dan menganggap ini adalah cinta."Justin berkata sambil mengangkat kepalanya dengan angkuh, "Nggak benar! Aku jelas bukan tipe pria yang sembarangan. Kalau ak
Lipstik di mulutnya sedikit luntur ....Sophia tampaknya merasakan seseorang sedang menatapnya. Sophia melihat ke kamera, lalu meletakkan cermin ke samping dan menyapa Pamela sambil tersenyum ...."Hai! Pamela! Aku baru saja melihat kamu mengobrol dengan tuan muda Keluarga Yanuar, jadi aku nggak mengganggumu! Bagaimana? Kamu kembali lebih awal kemarin. Apakah semalam tidurmu nyenyak?"Pamela mengerutkan kening dan berkata dengan tenang, "Terima kasih, aku tidur dengan nyenyak."Sophia berkata sambil tersenyum, "Baguslah! Aku khawatir suasana hatimu menjadi buruk karena sesuatu yang terjadi kemarin hingga kamu nggak bisa tidur nyenyak!"Pamela berkata sambil mengerutkan bibirnya, "Menurutmu, kenapa suasana hatiku buruk dan nggak bisa tidur nyenyak?"Sophia mengangkat bahunya. "Eh ... kamu melihat Agam datang untuk merayakan ulang tahunku akan memengaruhi suasana hatimu, 'kan? Pamela, sebenarnya aku bisa memahami perasaanmu dengan baik. Kalau aku melihat mantan pacarku datang untuk meray
Sophia sengaja mengusap lipstik dari sudut bibirnya dengan jari-jarinya. "Tentu saja, terima kasih telah memberikan kesempatan untukku! Kemarin, kalau kamu nggak membuat suasana hati Agam buruk, aku nggak akan punya kesempatan! Setelah Agam tidur bersamaku, sikapnya terhadapku berubah. Begitu aku masuk, dia berdiri, memeluk dan menciumku. Dia bahkan membuat lipstikku berantakan!"Apakah tadi Agam meninggalkan ponselnya untuk pergi mencium Sophia?Pamela merasa mual.Sikap Agam yang ambigu terhadap Pamela hanya untuk menstabilkan emosi Pamela dan mempertahankan anaknya.Mungkin Agam masih tertarik pada Pamela, tapi perasaan itu bukan hanya untuk Pamela.Hal ini terlihat dari Sophia yang bisa keluar dan masuk kantor Agam dengan sesuka hatinya.Pamela berkata sambil mengerutkan bibirnya dengan pelan, "Selamat, akhirnya kamu berhasil tidur bersamanya! Tapi, menunjukkan ekspresi malu sama sekali nggak cocok untuk penampilanmu yang liar. Akan lebih baik kalau kamu bersikap lugas, Nona Sophia
Agam mengetik dengan jarinya yang kurus, lalu mengomentari status Pamela, "Jangan takut, ada Paman yang menjagamu."Sophia diabaikan oleh Agam. Setelah dia memandang Agam sedang mengetik di ponselnya, Sophia tidak dapat menahan diri lagi hingga berkata, "Agam? Apakah kamu mendengarkanku?"Agam mengangkat kepalanya dan bertanya, "Apakah kamu sudah mendapatkan semua dokumenmu?"Mata Sophia berkilat rasa bersalah sejenak. "Uh ... karena agak sulit untuk mengajukan dokumen melintasi perbatasan, aku sepertinya perlu waktu lama untuk mendapatkannya."Sebelumnya, Sophia berbohong bahwa dia telah kehilangan dokumennya, sehingga dia tidak bisa mencabut surat nikah mereka. Jadi, mereka terus menunda pencabutan surat nikahnya.Sophia juga kehilangan paspor dan sebagainya. Dia tidak bisa terbang kembali untuk mengurusnya.Agam berkata, "Selesaikan secepat mungkin."Sophia mengangguk. Setelah dia berpikir sejenak, Sophia berkata, "Agam, sebenarnya aku nggak keberatan mempertahankan status sekarang.
Saat ini, Agam baru duduk di kursinya yang baru.Agam tidak mendapatkan balasan dari Pamela, hingga dia mencubit alisnya dengan lelah. Kemudian, dia mengeluarkan surat tanpa nama dari saku jasnya.Surat ini ditinggalkan di celah pintu bawah perusahaan oleh tamu tidak diundang yang baru saja muncul. Penjaga keamanan menemukan surat itu dan memberi tahu Agam. Amplop itu bertuliskan nama Agam dengan beberapa tetes darah di atasnya.Agam merobek amplop itu, lalu membacanya. Isi surat itu dalam huruf cetak."Aku sudah tahu apa yang paling kamu pedulikan! Aku tahu posisimu dan kamu nggak tahu keberadaanku. Berapa lama kamu bisa mewaspadaiku?""Aku akan memberimu waktu untuk memikirkannya. Sebaiknya kamu memberiku jawaban yang memuaskan.""Kalau nggak, jangan salahkan aku karena bertindak kejam. Tiba saatnya, kamu pasti akan menyesalinya!""Kami nggak ingin melakukan hal yang terlalu buruk. Kalau kami melakukannya, kamu yang memaksa kami melakukannya! Kakakku yang tersayang!"Setelah membacan