Tanpa melirik wanita itu sama sekali, sambil menjepit rokoknya, Agam berkata dengan datar, "Hmm, masuklah."Kilatan bangga melintas di mata Sophia. Kemudian, dia berjalan ke sisi lain mobil dan duduk di samping pria itu.Setelah Sophia masuk ke dalam mobil, Agam mengembuskan asap rokoknya dengan perlahan, lalu mengangkat dagunya kepada sopir yang berada di barisan depan, mengisyaratkan sopir untuk melajukan mobil.Mobil melaju dengan kecepatan normal, tidak cepat juga tidak lambat ....Sophia melihat-lihat pemandangan di luar kaca mobil sejenak, lalu mengalihkan pandangannya ke Agam. Dia mengedipkan mata indahnya dan berkata, "Agam, kulihat sepertinya suasana hatimu nggak baik. Apa pembicaraanmu dengan Pamela nggak berjalan dengan baik?"Agam tidak menanggapi pertanyaan wanita itu, melainkan bertanya padanya dengan dingin, "Kamu mau ke mana? Pulang ke hotel atau kembali ke lokasi perjamuan?"Seolah-olah memikirkan pertanyaan Agam dengan serius sejenak, Sophia berkata, "Kalau begitu, mi
Justin mengerutkan keningnya dan berkata, "Apa maksudmu? Pamela hilang?"Andra berkata, "Aku juga nggak tahu pasti. Aku akan melakukan pencarian di sekitar sini lagi. Kalau dia sudah pulang, tolong hubungi aku!"Selesai berbicara, Andra berbalik dengan tergesa-gesa, lalu kembali masuk ke dalam lift ....Justin benar-benar kebingungan.Ariel baru saja selesai mandi, dia berjalan keluar dari kamar dengan mengenakan mantel mandi dan berkata, "Siapa yang datang?"Justin menoleh dan berkata, "Baru saja Kak Andra datang mencari Pamela. Dia mengatakan Pamela meninggalkan lokasi perjamuan ulang tahun Sophia lebih awal. Kalau dilihat dari gerak-geriknya, sepertinya dia nggak bisa menemukan Pamela."Mendengar ucapan Justin, Ariel langsung mengerutkan keningnya. Dia segera kembali ke kamar dan mengambil ponselnya, lalu menghubungi Pamela.Alhasil, ponsel Pamela tidak aktif.Merasa ada yang tidak beres, dia segera mengeluarkan beberapa pakaiannya dan berganti pakaian ....Melihat Ariel yang terlih
Justin mulai penasaran wanita seperti apa yang bisa membuat kakaknya membawa wanita itu ke rumah. "Kalau begitu, aku akan pergi ke lantai atas untuk melihatnya!"Sebelum dia sempat melangkahkan kakinya ke arah tangga, Karlo langsung menariknya dan berkata, "Tuan Muda, kulihat sebaiknya kamu segera kembali ke kamarmu, jangan berlalu-lalang di hadapan Tuan Muda Jason!"Justin langsung menepis tangan Karlo dan berkata, "Nggak apa-apa! Aku hanya ingin menguping pembicaraan mereka. Siapa tahu saja wanita itu adalah orang yang kukenal, nggak akan sampai ketahuan Kak Jason!"Karlo ingin menghentikannya, tetapi apa daya Justin berlari terlalu cepat. Dia benar-benar tidak bisa mengimbangi kecepatan pergerakan pemuda itu.Di lantai atas, di dalam kamar Jason.Jason mengupas jeruk dan menyodorkannya kepada seorang wanita yang sedang duduk di dalam kamarnya, lalu berkata dengan lembut, "Pamela, apa kamu mau makan jeruk?"Pamela melambaikan tangannya dan berkata, "Nggak mau, terima kasih."Jason me
Pamela menyunggingkan seulas senyum sopan sekaligus mengejek. "Oh? Benarkah?"Jason menganggukkan kepalanya dan berkata, "Tentu saja! Kejadian-kejadian yang melibatkan Ibu dan Keluarga Yanuar kala itu nggak ada hubungannya denganmu. Walau karena rumor yang beredar di luar sana, mereka pernah mencurigai kamu adalah darah daging siapa. Tapi, setelah kami semua memenangkan diri, sebenarnya kami percaya kamu adalah darah daging Ibu dan Ayah!"Pamela mendengus dingin dan berkata, "Kalau begitu, aku harus berterima kasih pada kalian sekeluarga!"Melihat ekspresi adiknya yang seolah-olah masih tidak memercayai ucapannya, selain hanya bisa menghela napas, Jason tidak tahu harus berbuat apa lagi.Melihat perut adiknya yang sudah sangat besar itu, Jason benar-benar tidak tenang membiarkan adiknya pergi begitu saja. Setelah berpikir sejenak, dia berusaha membujuk adiknya, "Oke, kita nggak perlu membicarakan hal yang lain. Bukankah kamu nggak ingin bertemu Agam? Selama kamu berada di sini, Agam ng
Begitu mendengar nama Berenice disebut, Jason tertegun sejenak. Kemudian, dia menghela napas dengan perlahan dan berkata, "Hmm, lalu bagaimana? Apa kamu sudah melihatnya?"Pamela menggelengkan kepalanya dan berkata, "Aku nggak melihatnya! Lukisan itu sudah terlebih dahulu dibeli oleh Agam! Dia sengaja nggak membiarkanku melihat lukisan itu!"Jason mengangkat alisnya dan berkata, "Jadi, maksudmu, kamu ingin ...."Pamela langsung berkata dengan terus-terang, "Aku ingin meminta bantuanmu untuk membeli lukisan itu dari Agam. Berapa pun harganya, aku bersedia untuk membelinya!"Jason menyipitkan matanya dan berkata, "Uang bukan masalah. Masalahnya adalah bukan hal mudah untuk mendapatkan sesuatu dari tangan Agam. Selain itu, dia sengaja membeli lukisan itu pada saat ini, sangat jelas bahwa dia tahu kamu menginginkan lukisan itu. Jadi, dia sengaja membeli lukisan itu untuk mengendalikanmu. Dia pasti nggak akan menjualnya kepada orang lain dengan mudah."Pamela mengangkat alisnya dan berkata,
Pamela menganggukkan kepalanya. Tanpa memedulikan dua saudara Keluarga Yanuar itu lagi, dia berjalan pergi mengikuti pelayan Keluarga Yanuar ....Melihat Pamela berjalan menuju ke kamar yang dianggap oleh kakaknya sebagai area terlarang sekaligus merupakan kamar yang pernah ditempati oleh Rembulan dulu, Justin menjadi makin bersemangat!"Kak, apa benar dia? Apa benar dia orangnya?"Melihat Pamela sudah memasuki kamar itu, Jason baru mengalihkan pandangannya ke arah adiknya yang tidak tahu membaca situasi ini. Dia tidak menjawab pertanyaan adiknya, melainkan berkata dengan nada seolah sedang memberi peringatan. "Hal ini nggak boleh sampai tersebar luas. Jangan beri tahu siapa pun, terutama Kakek, Nenek dan Ayah!"Menyadari betapa seriusnya hal ini dari sorot mata Jason, Justin menganggukkan kepalanya dan berkata dengan sungguh-sungguh, "Aku mengerti! Kak Jason, aku nggak akan memberi tahu siapa pun!"Jason melepaskan Justin dan berkata, "Kembalilah ke kamarmu dan tidur sana! Kalau nggak
Ada banyak notifikasi panggilan tidak terjawab. Selain dari Marlon dan Ariel, paling banyak dari Andra.Dia mempertimbangkan sejenak apakah dia perlu membalas pesan Andra bahwa dia baik-baik saja ....Berbagai akun sosial media pribadinya dibanjiri dengan pesan yang dikirimkan oleh Andra. Semua pesan itu berisi menanyakan dirinya di mana, bagaimana kondisinya saat ini dan semacamnya ....Hatinya sedikit tersentuh. Akhirnya, dia mengirimkan satu pesan balasan untuk pria itu. "Aku baik-baik saja, tadi ponselku sudah kehabisan baterai."Dalam hitungan detik, Andra mengirimkan pesan balasan. "Lala, sekarang kamu berada di mana?"Pamela membalasnya. "Aku nggak ingin memberitahumu."Kalau dia memberi tahu Andra keberadaannya, pria itu pasti akan datang menemuinya.Hubungan Andra dan Jason sangat baik, jadi Jason tidak mungkin tidak membiarkannya masuk.Andra kembali mengirimkan pesan untuknya lagi. "Mengapa kamu nggak mau memberitahuku?"Pamela membalasnya. "Nanti kamu juga akan tahu sendiri
Agam yang berada di layar ponsel tampak sedikit menyipitkan matanya dan berkata, "Melihat kamu."Pria itu hanya mengucapkan dua kata lagi.Pamela memasang ekspresi kesal dan berkata, "Pak Agam, kalau ada urusan, cepat katakan. Kalau nggak ada, aku sudah mau tidur sekarang!"Pria itu menjawab, "Tidurlah."Pamela yang memang tidak ingin berlama-lama melihat pria itu, langsung berkata, "Oke, kalau begitu aku akhiri panggilan video ini!"Melalui nada bicaranya, tidak dapat diketahui bagaimana perasaan Agam saat ini. Namun, nada bicaranya terdengar sangat mengintimidasi. "Kamu boleh tidur, tapi nggak boleh mengakhiri panggilan video ini."'Apa? Dasar pria gila!' Pamela memasang ekspresi seakan-akan dia baru mendengar sesuatu di luar nalarnya dan berkata, "Aku mau tidur, kalau aku nggak mengakhiri panggilan video ini, bagaimana aku bisa tidur? Apa kamu menginginkanku melakukan siaran langsung saat tidur?"Agam menopang dagunya dengan satu tangannya, seolah-olah meminta Pamela tidur tanpa men