Share

Bab 1253

Author: Hargai
last update Last Updated: 2024-03-28 22:00:30
Mungkin Adsila kembali lagi karena melupakan sesuatu!

Pamela tidak terlalu memikirkan hal itu. Dia meletakkan gelas susu dan pergi membuka pintu.

Begitu pintu dibuka, Pamela bertemu dengan Andra.

Pamela terkejut, tetapi tidak menunjukkannya. "Kenapa kamu datang ke sini?"

Andra menjinjing bekal makan. "Tengok kamu! Sudah sarapan belum? Aku khusus suruh orang buatkan bubur daging untukmu."

"Terima kasih."

Pamela berkata acuh tak acuh, lalu mempersilakan Andra ke dalam.

Baru kali ini Andra datang ke rumah Pamela. Begitu masuk, dia memandang sekeliling dan menyukai gaya interior rumah ini.

"Di mana dapur? Aku ambilkan mangkuk untukmu."

"Duduk saja, aku bisa ambil sendiri." Alih-alih memberitahukan letak dapur, Pamela pergi sendiri.

Andra tidak duduk, melainkan mengikuti ke dapur sambil membawa bekal makan.

Rak piring berada di bawah wastafel sehingga sulit diakses bagi Pamela yang sedang hamil.

Andra segera mencegat Pamela. "Jangan gerak, biar aku saja!"

Pamela pun mundur ke samping.

Andra
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Just Rara
ya elah gak tau si andra yg nongol
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1254

    Gerakan itu membuat Pamela yang sedang hamil terhuyung. Andra buru-buru memegang Pamela untuk membantunya menstabilkan diri.Pada saat yang sama, jarak di antara mereka sangat dekat ....Mereka bertatapan dalam jarak sejengkal.Pamela ingin pergi karena merasa enggan, tetapi ditahan oleh Andra. "Lala, nggak bisa begini! Kamu nggak bisa menolak semua pria hanya karena dikecewakan oleh satu pria saja! Aku bukan Agam, aku nggak akan ...."Sambil berkata, Andra mendekat sehingga napasnya berembus ke bibir Pamela .......Sampai di rumah, Adsila berdandan, lalu meminta sopir mengantarnya ke luar.Di depan gedung Perusahaan Vasant, Adsila melihat jam. Masih jauh dari jam makan siang!Adsila ingin tunggu di dalam, tetapi langkahnya terhenti saat menaiki tangga ....Jika menunggu Albert di dalam, kemungkinan akan bertemu dengan Marlon di lobi. Pada akhirnya, Adsila menunggu di kedai kopi seberang perusahaan!Setelah memesan latte, Adsila mengirim pesan pada Albert untuk mengabari dia sedang me

    Last Updated : 2024-03-28
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1255

    Adsila tertegun sejenak. Begitu menoleh ke atas, Adsila mendapati Marlon duduk di seberangnya sambil tersenyum!Ini ....Inikah yang dimaksud tidak akan datang sia-sia oleh Marlon?Marlon memanggil pelayan untuk memesan segelas kopi. Kemudian, dia tersenyum seraya menatap Adsila. "Kenapa? Nggak bisa bicara saking senangnya melihatku?"Adsila tersadarkan dan meletakkan ponsel. Ekspresinya masam saat memelototi Marlon. "Kok kamu tahu aku ada di sini?"Marlon memegang pipi dengan satu tangan. "Mungkin karena telepati?"Adsila lebih marah lagi. "Marlon! Mau apa sebenarnya kamu?"Marlon berterus terang, "Kejar kamu."Ekspresi Adsila membeku dan wajahnya memerah, lalu berdeham dengan canggung. "Jangan bercanda!"Marlon menatap Adsila dengan penuh rasa cinta. "Aku nggak bercanda. Aku sudah mengungkapkan perasaanku sejak kemarin, tapi kamu nggak menanggapi omonganku dengan serius."Adsila mengernyit. "Serius? Bisa-bisanya kamu membicarakan soal serius di depanku? Pak Marlon sepertinya bahkan n

    Last Updated : 2024-03-29
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1256

    Marlon menggeleng. "Nggak ada apa-apa. Kalau nggak tahu mau makan apa, ikut aku saja! Habis makan, kita baru pikir mau belikan apa untuk Bos."Adsila tidak membantah, hanya mengangguk dengan lesu. "Ya, terserah!"Marlon melirik Adsila sembari bertanya, "Kenapa? Kecewa karena nggak bisa makan siang bersama pacarmu?"Adsila memutar mata. "Kalau aku bilang ya, apakah kamu akan membatalkan rapat dan membiarkan Albert makan siang bersamaku?"Marlon tersenyum. "Nggak akan."Adsila memelototinya. "Buat apa kamu tanya kalau begitu?"Marlon menjawab, "Aku hanya ingin mendapatkan satu kesempatan!"Adsila terdiam.Menyebalkan sekali. Adsila akhirnya membulatkan tekad untuk tidak dibutakan oleh cinta, tetapi pikirannya dikacaukan lagi oleh Marlon!"Uhuk! Aku telepon Bibi dulu dan tanyakan mau makan apa!"Adsila merasa canggung dan tidak tahu harus berkata apa sehingga dia mengeluarkan ponsel untuk menelepon Pamela. Namun, tidak ada yang menjawab setelah waktu lama."Aneh! Kenapa Bibi nggak jawab t

    Last Updated : 2024-03-29
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1257

    Begitu keluar dari kamar, Pamela melihat Andra pergi membuka pintu ....Pintu dibuka, tetapi tidak ada yang berjalan masuk atau berbicara. Andra termangu sejenak saat melihat orang yang berdiri di luar pintu.Pamela menghampiri Andra karena ingin melihat siapa orang itu. Alhasil, Pamela terkejut. Mengapa Agam bisa datang?Agam berdiri di depan pintu sembari melihat mereka dengan tatapan dingin dan suram. "Kelihatannya aku datang di waktu yang nggak tepat?"Menerima tatapan agresif itu, Pamela baru ingat rambutnya masih basah karena baru selesai mandi dan hanya mengenakan piama longgar. Secara refleks, Pamela merapikan piama agar lebih menutupi dirinya.Gawatnya, Andra juga baru selesai mandi dan belum berpakaian rapi. Mungkin karena buru-buru pergi membuka pintu, Andra sudah memakai celana, tetapi kemejanya tidak dikancing. Dada dan otot perutnya terlihat jelas ....Oleh karena itu, mereka berdua tampak seperti ... baru saja bercinta!Pamela merasa panik karena pikiran itu dan ingin me

    Last Updated : 2024-03-29
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1258

    Agam menyeletuk, "Ada hubungan atau nggak, kita semua tahu."Pamela merapikan piama dan sengaja memasang senyum provokatif. "Pak Agam terlalu percaya diri! Kamu benaran pikir kamu tahu? Bagaimana kamu tahu kamu adalah satu-satunya priaku?"Agam memicingkan mata dan tatapannya menjadi gelap. "Demi mencampakkan dan menjauh dariku, kamu bahkan mau menjelekkan kesucianmu?"Pamela terdiam.Tatapan Agam perlahan menjadi ironis. "Jangan khawatir, aku bukan orang nggak tahu malu seperti yang kamu pikirkan dan aku nggak akan ganggu kamu. Tapi, jangan kamu berhubungan dengan pria lain sebelum melahirkan anakku!"Pamela mengernyit karena jengkel diperintahkan. "Mau terima pria lain atau nggak, itu kebebasanku, bukan urusanmu!"Agam mengernyit dan memelototi Pamela. "Oke, itu kebebasanmu! Biar aku lihat bagaimana kebebasanmu!"Pamela bertanya dengan waspada, "Apa maksudmu? Mau apa kamu?"Agam mendengus. "Rapikan dirimu dulu! Bisa-bisanya keluar dengan pakaian begini!""Kamu .... Bukan urusanmu!" P

    Last Updated : 2024-03-29
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1259

    Pintu lift ditutup dan angkanya turun sampai angka 1.Pamela tersadarkan dan menghela napas lega. Ketika ingin menutup pintu rumah ....Seseorang tiba-tiba muncul di depan Pamela dan menghalanginya untuk menutup pintu!"Nyonya, ini sup yang Tuan bawakan untuk Anda!"Itu Ervin.Ervin menjinjing sebuah kotak bekal, mungkin sudah menunggu di depan pintu sejak tadi.Agam membawakan sup untuknya?Pamela terharu, tetapi segera tersadarkan!Bukan, bukan sup untuknya, tapi untuk anak dalam kandungannya!Cih!Pamela mendorong Ervin dengan ekspresi dingin. "Terima kasih, aku nggak butuh."Ervin dengan putus asa segera menahan pintu agar tidak bisa ditutup oleh Pamela. "Nyonya, Tuan bangun pagi-pagi untuk bikin sup ini! Setidaknya coba dulu!"Pamela sangat kesal karena tidak bisa menutup pintu. "Memangnya sup buatan Agam harus aku minum?"Ervin berucap, "Nyonya, Tuan khawatir Nyonya Frida tambah terlalu banyak bahan herbal saat masak sup, gampang panas dalam. Jadi, Tuan cari menu makanan sehat un

    Last Updated : 2024-03-29
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1260

    Menghabiskan waktu bersama Marlon sudah sangat menderita bagi Adsila, tak disangka Marlon akan melakukan hal-hal seperti ini!Adsila merasa sangat terbebani. "Kamu mau apa? Makan siang doang, 'kan?"Marlon duduk di hadapan Adsila. Di bawah cahaya lilin, wajah Marlon tampak makin tampan. Marlon menyandarkan pipi ke tangan dan tersenyum saat berkata, "Ya! Memangnya makan siang nggak boleh romantis?"Sudut mulut Adsila berkedut-kedut. "Kalau kamu begini sebelumnya, aku mungkin akan merasa sangat romantis! Tapi sekarang, aku hanya merasa canggung!"Marlon tertawa. "Kenapa? Karena sudah punya pacar?"Adsila mengernyit dan memasang ekspresi serius. "Ya! Karena aku sudah punya pacar, aku merasa sangat nggak enak dan canggung kalau makan malam di tengah cahaya lilin bersama pria lain selain pacarku!"Marlon malah merasa bangga, "Kamu nggak akan merasa canggung kalau nggak ada perasaan apa-apa dalam hatimu. Artinya, kamu punya perasaan yang kuat terhadapku. Bagus, bagus!"Ekspresi Adsila menjad

    Last Updated : 2024-03-29
  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 1261

    Bagaimana? Apa yang harus dia katakan? Setelah datang dan melihat makan siang di tengah cahaya lilin seperti ini, Albert pasti akan salah paham! Bagaimana dia harus menjelaskannya?Albert heran karena Adsila terdiam. "Kenapa, Adsila? Kenapa diam saja?"Setelah dipikir-pikir, Adsila tidak ingin Albert datang sehingga menolaknya, "Ehm ... Albert, restoran ini agak jauh dan aku sudah hampir selesai makan! Lain kali saja, ya?"Albert merasa agak sedih. "Tapi aku sudah minta izin! Nggak apa-apa kalau jauh, aku naik taksi ke sana. Anggap saja aku jemput dan antar kamu ke rumah setelah kamu selesai makan."Adsila terdiam.Albert sangat baik, tidak pemarah, lembut, dan sabar.Namun, bagaimana bisa Adsila membiarkan Albert datang dan melihat adegan seperti ini?Albert pasti akan sangat sedih!Ruangan privat itu sangat hening. Mendengar ucapan Albert di telepon, Marlon tersenyum pada Adsila dan berujar, "Dia sudah minta izin demi kamu, suruh dia datang dan makan bareng saja!"Adsila terdiam.Cih

    Last Updated : 2024-03-29

Latest chapter

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2938

    Ketakutan masih melanda Phillip ketika dia membayangkan situasi saat itu, Dian meratakan alis pria itu, "Aku tahu kamu pasti akan datang untuk menyelamatkanku, sama seperti sebelumnya.""Aku mencintaimu, Phillip."Sebelumnya Dian sudah menyatakan cintanya, tapi dia mengatakannya dalam keadaan tidak sadar. Sekarang dia sudah sadar, pikirannya jernih, bahkan sambil tersenyum tipis. Ucapannya membuat Phillip tersipu sejenak."Aku juga mencintaimu," balas Phillip.Dian hanya dirawat sebentar di rumah sakit, tak lama kemudian dia kembali ke Kediaman Sanders.Seperti yang mereka katakan, kondisi Dian tidak serius, dirawat di rumah sakit hanya akan memperlambat pemulihannya.Lebih baik dia dirawat di rumah.Phillip tidak pernah menyinggung pekerjaan Dian. Sebaliknya, Dian langsung pergi ke Surat Kabar Sino untuk mengundurkan diri.Kondisinya saat ini tidak sesuai untuk menyelidiki kasus terkait, lagi pula Phillip langsung menyerahkan barang bukti ke kantor polisi, pihak kepolisian yang akan m

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2937

    "Phillip, aku menyukaimu, aku mencintaimu."Phillip memeluk Dian dengan perasaan sakit yang tiada tara, "Ini salahku, seharusnya aku lebih cepat.""Aku nggak pernah menyalahkanmu. Aku hanya ingin melihatmu tersenyum. Selama kamu bersedia membiarkanku tetap di sisimu, aku nggak meminta pengakuanmu.""Aku tahu keluargamu menyulitkanmu, aku bisa melihatnya ...."Para pengawal yang ikut menerobos masuk merasa canggung ketika melihat CEO mereka menangis.Namun, yang terpenting saat ini adalah membawa Dian ke rumah sakit untuk pemeriksaan fisik. Setelah lama terikat, aliran darahnya surut, menyebabkan mati rasa yang akan menjadi masalah serius jika tidak bisa pulih.Akhirnya, para pengawal mendorong bos mereka yang sangat pemberani untuk menasihati Phillip. Phillip menundukkan kepala, menyeka air matanya, dia menggendong Dian dengan mudah, tidak membiarkan orang lain turun tangan. Gerakannya sangat lembut, seolah-olah sedang menggendong tuan putri.Untungnya, hasil pemeriksaan menyatakan kon

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2936

    Setelah itu, Lesti pergi tanpa menoleh, sama sekali tidak menunjukkan keraguan.Masa depan dirinya dan Fabian ada dalam kandungannya, tidak mungkin dia menyerahkan semua hartanya pada Ririn.Karena putrinya tidak menurut, maka dia akan mengandalkan putra dalam kandungannya.Bukankah Ririn senang menemui Juko? Kalau begitu, biarkan saja mereka hidup bersama.Lagi pula dia sudah menghabiskan banyak usaha untuk membesarkan putrinya itu.Ririn menghabiskan paruh pertama hidupnya bersama Lesti, paruh kedua hidupnya sudah seharusnya menjadi giliran Juko.Satu-satunya hal yang membuat Phillip bersyukur adalah Juko tidak mempermainkannya, tampaknya dia masih peduli pada putrinya.Phillip bersama para pengawalnya berhasil menemukan rumah bobrok itu.Pelaku cukup waspada, mereka memilih rumah bobrok di pinggiran desa.Setelah pintu didobrak, Phillip menemukan Dian terbaring sendirian di lantai, tanpa ada yang menghiraukannya.Penjahat yang berjaga menunggu instruksi Juko, tanpa perintah darinya,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2935

    Lesti meneteskan air mata, duduk bersila dan terdiam, tidak ingin membela diri.Ririn satu-satunya orang yang masih berusaha memberikan penjelasan, tapi apa pun yang dia katakan, Fabian tidak lagi memercayainya.Hal seperti ini sudah terjadi berkali-kali dan setiap kali Fabian selalu memilih memercayai Lesti dan putrinya.Namun kini dia menyadari bahwa dia sepenuhnya salah.Dian dulunya sangat perhatian dan berperilaku baik, tetapi setelah Lesti dan Ririn memasuki hidup mereka, dia merasa putrinya mulai bermulut tajam dan selalu bertingkah di hadapannya.Sekarang dia baru menyadari, semua itu Dian lakukan untuk mendapatkan lebih banyak perhatian darinya atau setidaknya hanya ingin dia memperlakukan dirinya dan Ririn secara adil.Hanya saja dia tidak pernah menyadarinya. Sebaliknya, dia merasa Dian harus mengalah pada Ririn karena lebih tua."Karena kamu begitu menyukai ayah kandungmu, mulai sekarang kamu bisa hidup bersamanya.""Jangan pernah datang lagi ke rumah ini. Sedangkan ibumu,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2934

    Ririn buru-buru bertanya, "Ibu tertipu?""Kenapa Ibu menghubungi Juko?""Sekarang mereka tahu keberadaan Dian, Ibu mengacaukan rencanaku, apa yang ada di kepala Ibu?"Namun Lesti tidak menggubris, dia menangis dan menampar Ririn, "Kamu membuat Ibu takut setengah mati. Kalau terjadi sesuatu padamu, Ibu harus bagaimana? Susah payah Ibu membesarkanmu, apa Ibu harus melihatmu mati?""Ibu 'kan sudah bilang, jangan menemui Juko Sanders, kenapa kamu masih diam-diam menemuinya, bahkan menyuruhnya melakukan hal seperti ini, apa kamu sudah gila?""Ibu hanya ingin menjalani sisa hidup dengan damai bersamamu, kenapa kamu nggak mau mendengarkan Ibu?"Ririn sangat kecewa pada ibunya. Sejak hamil, Lesti tidak pernah lagi memberi pelajaran pada Dian.Namun, Ririn tidak terima, Dian bagaikan duri yang menancap di matanya, duri itu harus disingkirkan agar dia merasa lega."Apa Ibu nggak tahu aku menyukai Phillip?""Aku yang duluan menyukai Phillip, tapi Dian merampasnya. Mana mungkin aku melepaskannya.

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2933

    Ingin sekali Lesti menamparnya, untuk apa dia bicara seperti itu?Jika dulu pria itu tidak melakukan tindak kekerasan padanya, hubungan mereka tidak mungkin jadi seburuk ini.Sekarang beraninya dia mengatakan berbuat seperti ini demi putrinya, dia kira nyawa Dian bisa diambil semudah itu?Dian adalah Nona Besar Keluarga Sandiga, belum lagi dia sudah menikah dengan Phillip Sanders, sekarang dia adalah istri dari pemilik Perusahaan Sanders. Juko kira siapa dirinya? Beraninya dia menculik Dian!Napas Lesti tidak teratur, dia tersentak, "Kalau kamu nggak percaya, dengarkan saja teriakan putrimu.""Aku nggak bisa menyelamatkannya, nyawanya ada di tanganmu. Lagi pula aku sedang mengandung anak Fabian. Tanpa Ririn sekalipun, aku masih punya anak yang lain, tapi nggak denganmu!"Phillip sangat mengagumi Lesti. Di saat seperti ini, dia tidak lupa mengungkapkan kesetiaannya pada Fabian, secara tidak langsung memberi tahu Fabian bahwa dia selalu berpihak padanya, sungguh hebat.Di ujung telepon,

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2932

    Phillip menaikkan alisnya sambil berkata, "Jangan khawatir, paling-paling hanya jari tangannya yang disentuh, nggak akan jadi masalah besar. Cedera otot dan tulang akan pulih dalam beberapa bulan. Kalian bisa merawatnya dengan baik di rumah, dijamin dia akan segera pulih."Lesti tidak tega mendengarnya, dia bergegas ke arah Phillip untuk memukulnya, tetapi sebelum berhasil mendekat, pengawal sudah menghentikannya.Fabian juga khawatir, dia segera memeluk Lesti erat-erat ke sisinya, "Kalau benar nggak ada hubungannya dengan Ririn, dia pasti akan keluar dengan selamat, tetapi kalau sebaliknya, kamu harusnya tahu ...."Suara Fabian tiba-tiba berubah dingin. Dia tidak pernah menyangka penculikan putri kandungnya ternyata berhubungan dengan putri tirinya ini.Namun, dia juga tidak terlalu bodoh dan langsung bertanya, "Bagaimana seorang gadis seperti Ririn bisa membawa Dian?""Bahkan kaca mobilnya pecah, pasti ada yang membantunya.""Mungkinkah ada hubungannya dengan ayah kandung Ririn?"Phi

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2931

    "Benar aku menemui ayah kandungku, tapi hanya satu kali, aku nggak berniat kembali ke sisinya!""Kalau nggak, aku pasti sudah dari dulu meninggalkan Keluarga Sandiga, tapi aku peduli padamu, Ayah. Ayah sudah menjagaku selama bertahun-tahun, aku sudah menganggapmu sebagai ayah kandungku. Kenapa Ayah memperlakukan kami seperti ini?""Sekarang Phillip berbicara nggak bermoral dan melimpahkan semua kesalahan padaku. Ayah harus melihat kebenarannya!"Lesti mengangguk berulang kali, tapi di saat bersamaan, dia penasaran, kapan Ririn menemui Juko?Gadis itu tidak mengatakan apa pun padanya, tapi malah tertangkap oleh Phillip.Sepertinya kejadian yang menimpa Dian memang berhubungan dengannya. Lesti hanya ingin menyelesaikan masalah ini secepatnya agar Phillip tidak berlama-lama di sana.Dia sama sekali tidak punya pemikiran seperti itu, apalagi untuk rujuk dengan Juko.Dia hanya ingin melahirkan putranya dengan selamat di Keluarga Sandiga. Kelak Keluarga Sandiga akan menjadi milik putranya, d

  • Hari-hari Dimanjakan Paman   Bab 2930

    Phillip paling benci ditunjuk orang saat berbicara dengannya. Dia bangkit dari duduknya, seketika tubuhnya lebih tinggi dari Fabian."Kamu masih berani mengaku sebagai ayah kandungnya Dian, kalau aku jadi kamu, aku akan memilih diam dan menyingkir.""Demi putri orang lain, kamu menuduhku mengancam Ririn. Dari ekspresi bersalahnya saja sudah cukup membuktikan kalau masalah ini berhubungan dengannya.""Sekalipun nggak percaya padaku, minimal gunakan otakmu. Pantas saja Perusahaan Sandiga semakin terpuruk, cepat atau lambat akan tamat di tanganmu."Phillip tidak lagi memberi muka. Saat mengucapkan kata-kata ini, dia mundur berulang kali, memegangi dadanya dan hampir kehabisan napas.Lesti melupakan tubuh lemahnya dan maju beberapa langkah, "Begini caramu berbicara dengan ayah mertuamu? Apa Ririn pernah menyinggungmu? Sebelumnya dia bahkan menyukaimu, Ririn masih kecil, kenapa kamu memperlakukannya seperti ini?"Dia mengatakannya berulang kali, tetapi sikap Phillip sudah jelas dan para pen

DMCA.com Protection Status